Tag Archives: multimedia

[Review] Asus ZenPad 7.0 Z370CG

Hanya beberapa tahun lalu, semua orang mengira tablet akan ‘membunuh’ PC. Nyatanya, naiknya kepopularitasan phablet menyebabkan permintaan produk tersebut jadi menurun. Tapi sejumlah produsen berpengalaman seperti Asus menolak untuk menyerah. Di Computex tahun lalu mereka memperkenalkan deretan tablet 7- sampai 8-inci, dan ditawarkan di harga terjangkau.

Salah satu dari mereka adalah Asus ZenPad 7.0 Z370CG. Melihat spesifikasi dan bundel penyajiannya, perangkat ini didesain sebagai alternatif lebih ekonomis dari Samsung Galaxy Tab A 8.0. Menariknya, sejumlah aspek di ZenPad 7.0 malah terbilang lebih canggih dibanding rivalnya itu – misalnya pada resolusi layar dan output suara. Di bagian dalam, tablet memanfaatkan Intel SoFIA, chip low-cost berbasis CPU Atom, GPU ARM dan modem 3G.

Asus ZenPad 7.0 meluncur perdana di India bulan Agustus silam, dan akhirnya saya berkesempatan untuk menguji cobanya secara langsung. Dari perspektif penggunaan multimedia, tablet ini menyimpan banyak potensi. Tapi dengan segala fitur yang ada di sana, apakah ZenPad 7.0 memang merupakan produk yang Anda cari? Simak ulasan lengkapnya.

Packaging

Bungkus tablet cukup besar, dan saat dibuka, terdapat dua kotak lagi di dalam: satu berisi ZenPad 7.0 dan satu lagi menyimpan Audio Cover CA71 dari Asus Collection. Kelengkapan lainnya terbilang standar, meliputi adaptor dan kabel, charging dongle untuk Audio Cover, serta lembaran-lebaran panduan serta kartu garansi.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 29

Design & build quality

Asus mengklaim bahwa rancangan Asus ZenPad 7.0 Z370CG mengadopsi tema adibusana, dan mereka mencoba mengangkat kesan premium. Layar 7-inci dibingkai frame berwarna putih, lalu ada garis perak menyambung, membatasi sisi depan dan area belakang. Logo Asus ditempatkan di bawah, dan tombol navigasi utama (back, home dan menu) diintegrasikan ke display. Ini solusi Asus buat menjaga rasio display ke body tetap besar.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 20

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 17

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 28

Strukturnya tergolong unibody meskipun back cover bisa dilepas. Melalui cara ini, Anda dapat mengakses slot kartu SIM dan microSD, serta menukar cover standar dengan Audio Cover. Cover unit review ini berwarna perak, berteksur menyerupai kulit. Dipadu bingkai putih dan layarnya yang cerah saat menyala, ZenPad 7.0 tampil stylish. Tanpa aksesori tambahan, ZenPad 7.0 mempunyai dimensi 189×110,9x,7mm dan bobot 272-gram.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 22

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 14

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 33

Kesan tersebut juga tidak hilang ketika Audio Cover putih-nya terpasang. Aksesori ini terbuat dari kulit sintetis yang lentur. Sewaktu dipasangkan, Anda disarankan untuk menjaga kebersihannya karena ia mudah kotor dan kusam. Port microUSB, audio, tombol power dan volume di tempatkan di wilayah kanan supaya mudah diakses saat lagi dipakai dalam ‘tent mode‘.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 35

Saya menemui sedikit kendala sewaktu menukar tutup belakang. Karena berbahan plastik lentur, cover belakang memang mudah dibongkar. Namun hal itu berkebalikan dengan Audio Cover-nya. Pastikan Anda membukanya pelan-pelan walaupun prosesnya menyusahkan, jangan menggunakan benda-benda keras buat mendongkraknya, sebab bahan plastik tablet ini mudah rusak. Ingat: mencantumkan Audio Cover akan membuat ZenPad 7.0 jadi lebih berat.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 15

Aspek build-quality yang perlu Asus perbaiki bukan cuma itu. Seringkali, garis perak terlihat terangkat dari body dan saya harus menekannya untuk mengembalikan bagian ini pada posisi semula.

Display

Asus ZenPad 7.0 Z370CG menyuguhkan layar IPS 7-inci 1280×800-pixel berkepadatan 216ppi. Setting ini terasa biasa saja, namun rangkaian teknologi VisualMaster sangat mendongkrak kualitasnya. Berkat teknik TruVivid, kaca penutup dan panel sentuh digabungkan, sehingga kejernihan optiknya sangat tinggi. Dipadu Tru2Life, hasil gambarnya jelas serta cerah, dan panel juga sanggup melawan terjangan sinar matahari.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 18

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 23

Layar tersebut mempunyai rasio screen-to-body sebesar 72 persen, cukup tinggi untuk tablet 7-inci. Viewing-angle mencapai 178 derajat, memastikannya optimal buat menikmati video. Panel diproteksi layer Corning Gorilla Glass serta dilapisi coating anti-sidik jari, jadi Anda sebetulnya tidak perlu lagi membubuhkan tempered-glass.

Camera

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 16

Unit ZenPad 7.0 ini menyimpan spesifikasi kamera lebih kecil dari informasi di website. Hanya ada sensor 5-megapixel pada kamera utama dan 2-megapixel untuk keperluan video chatting. Tidak ada yang bisa dikeluhkan dari kualitas jepretan untuk dokumentasi dadakan. Asalkan cukup cahaya, kamera sanggup menghasilkan foto-foto tajam. Sampelnya bisa Anda lihat di bawah:

Jpeg

Jpeg

Jpeg

Yang cukup mengejutkan, mutunya terbilang memuaskan saat saya mengambil foto di kondisi mendung plus bantuan bohlam putih. Namun efek seperti cat air muncul di beberapa area:

Jpeg

Specs

  • System-on-chip Intel Atom x3-C3230 ‘SoFIA’, dengan CPU quad-core 416-900MHz dan GPU ARM Mali-450
  • RAM 2GB
  • Penyimpanan internal 16GB, bisa diekspansi sampai 128GB lewat microSD
  • Baterai non-removable Li-Ion 13Wh dengan talk-time sampai delapan jam
  • Konektivitas jaringan 3G, Wi-Fi, 802.11 b/g/n, BlueTooth 4.0
  • OS Android 5.0.2 Lollipop

Multimedia experience

Berdasarkan pengujian ekstensif, ZenPad 7.0 Z370CG merupakan tablet kelas hiburan ringan – cocok untuk menikmati video. Kehadiran fitur Splendid melengkapi kapabilitas layar VisualMaster. Melaluinya, Anda bisa memilih profile warna contohnya vivid, balance, mengaktifkan filter Bluelight, atau mengkustomisasi sendiri. Bluelight Filter membuat visual jadi lebih kuning, namun menjaga mata dari kelelahan ketika Anda menyaksikan film atau browsing dalam durasi lama.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 34

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 37

Aspek penyajian film juga sangat terbantu berkat Audio Cover. Dengannya, ZenPad 7.0 adalah salah satu tablet ber-output suara terbaik. Ketika dipasang dan didirikan, speaker DTS-HD 5.1 berada tepat di depan layar. Alhasil, audio terdengar optimal dan merata – walaupun memang tidak sebaik produk speaker dedicated. Problem yang terkadang saya temui adalah, speaker tidak mengeluarkan suara. Solusinya adalah mematikan tablet dan menyalakannya kembali.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 31

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 36

Buat pemakaian sehari-hari, sayangnya ZenPad 7.0 terasa lamban. Ada jeda signifikan ketika saya men-tap icon sampai app terbuka, terjadi pula sewaktu browsing via Chrome, dan kadang efeknya ialah keterlambatan respons keyboard.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 24

ZenPad 7.0 Z370CG juga kurang mahir untuk menangani game mobile bergrafis berat. Saya mengujinya dengan Real Racing 3 serta Marvel Future Fight, dan keduanya membebani tablet. RealRacing 3 tersendat-sendat, tapi efek ‘penting’ semisal pantulan cermin masih bisa disuguhkan.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 07

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 08

Pengalaman bermain Marvel Future Fight juga kurang memuaskan dan di bawah ekspektasi saya. Game Netmarble ini berjalan lancar, hingga sewaktu para karakter memenuhi layar dan saling berbaku hantam. Di momen itu, frame rate turun drastis. Padahal setting grafis saya set di ‘medium’.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 10

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 11

Baterai hanya sanggup menjaga tablet aktif selama tujuh sampai delapan jam melalui pemakaian semi-intensif – browsing, diselingi menyimak video YouTube, bermain game sejenak, lalu menonton film offline.

Performance

Untuk lebih rinci lagi, Anda bisa melihat skor benchmark berbekal software AnTuTu, 3DMark Ice Storm Extreme dan PCMark di bawah. Saya mengambil nilai terbaik dari beberapa kali tes. Hasilnya di bawah ini:

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 06

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 05

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 09

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 12

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 13

Verdict

Secara umum, Asus ZenPad 7.0 masuk dalam kategori tablet Android standar; tapi berkat teknologi pendukung layar plus aksesori unik yang meningkatkan output suara, ia bisa menjadi medium andalan para penikmat video mobile. Buat fungsi tersebut, tentu saja level performa hardware dan baterai harus Anda takar matang-matang. Tidak semua aplikasi hiburan bisa berjalan lancar di sana, dan daya tahan baterainya juga mungkin tidak sesuai dengan harapan Anda.

Terlepas dari itu, tak sulit untuk menjagokan Asus ZenPad 7.0 Z370CG ketimbang Galaxy Tab A 8.0. Buat semua fitur-fitur menarik di atas, Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 2,4 juta saja.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 25

[Review] Notebook HP Pavilion Star Wars Special Edition

Ada banyak sekali pernak-pernik Star Wars, dan mereka ini menjadi objek incaran para penggemar beratnya mendekati atau bertepatan dengan pelepasan film serta video game terbaru. Dan di tengah-tengah antisipasi The Force Awakens, HP memanfaatkan momen tersebut untuk menghidangkan sebuah produk tie-in unik: notebook Pavilion edisi spesial Star Wars.

Jutaan orang sudah menyaksikan Star Wars Episode VII, dan film ini sudah diturunkan dari sinema-sinema, namun euforia masih belum berakhir. Beberapa bulan setelah pengumuman perdananya, akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk menjajal laptop atraktif ini. Aspek unggulan dari HP Pavilion Star Wars adalah presentasi produknya yang apik tidak menuntut harga terlalu tinggi.

Nama Pavilion sendiri mengindikasikan bahwa unit ini merupakan bagian dari jajaran produk Home dan Home Office. Dengan begitu, ia bukanlah mesin gaming ataupun laptop workstation, terlepas dari wujudnya yang ‘buas’. Di artikel ini, saya akan membantu Anda menjawab satu pertanyaan: apakah The Force memang betul-betul menyertai HP Pavilion Star Wars, atau ia malah menjadi Jar Jar Binks-nya produk bertema Star Wars?

Design

Begitu dikeluarkan dari packaging, saya langsung tahu HP Pavilion Star Wars Special Edition AN010TX adalah persembahan manis bagi pecinta franchise sci-fi ciptaan George Lucas itu.

HP mengambil pendekatan sisi gelap dari Force. Notebook didominasi warna hitam, kelabu dan merah. Dengan ilustrasi mirip baretan-baretan, laptop seolah-olah ialah benda peninggalan bekas konflik luar angkasa. Logo HP glossy gelap yang tersemat di lid juga tampak serasi.

Review HP Star Wars 22

Review HP Star Wars 15

Saya sangat menyukai detail yang HP bubuhkan pada notebook: gambar Stormtrooper, Darth Vader, Death Star, potongan logo Galactic Empire, tulisan Aurebesh, serta touchpad bergambar HUD X-Wing ketika Luke Skywalker berusaha meledakkan Death Star. Primadona dari aspek penampilan HP Pavilion Star Wars ialah keyboard ber-backlight LED merah.

Review HP Star Wars 29

Namun sebagai perangkat tie-in The Force Awakens, Hewlett-Packard terlihat ‘bermain aman’ di sisi desain. Satu-satunya keterkaitan antara notebook dan film Star Wars paling baru itu hanyalah background desktop Kylo Ren, sisanya mengacu pada trilogi orisinil. Bahkan ilustrasi Stormtrooper di sana adalah versi lama, bukan First Order.

Review HP Star Wars 27

Review HP Star Wars 26

HP Pavilion Star Wars memiliki dimensi 2,51×38,45×26,11-sentimeter dengan bobot 2,3-kilogram, menyuguhkan layar seluas 15,6-inci. Terdapat ruang lapang bagi HP untuk menyematkan set keyboard lengkap. Saat LED merah dinyalakan, lampu naik ke sisi samping tuts. Sayangnya ada ketidakrataan penyebaran warna di sejumlah area, menyebabkan beberapa tombol terlihat lebih gelap.

Review HP Star Wars 18

Review HP Star Wars 17

Build quality & hardware accessibility

Notebook didominasi material plastik – layar, frame, area papan ketik serta chasis bawah. Dan ini alasannya mengapa HP Pavilion Star Wars tidak terlalu berat. Strukturnya cukup kokoh, tapi sejumlah zona terasa ’empuk’. Untung saja bagian lid sangup menjaga layar dari tekanan eksternal sehingga LCD tidak terdistorsi. Lalu sewaktu membuka layar dari posisi tertutup tanpa memegang bagian bawah, body kadang sedikit terangkat.

Review HP Star Wars 14

Unit baterai bisa dilepas melalui dua switch, dan saya berasumsi hardware juga bisa diakses dengan melepas baut-baut di bawah.

Review HP Star Wars 13

Display

Sebagai portal mengakses konten, Hewlett-Packard menyediakan panel BrightView IPS WLED 15,6-inci dengan resolusi native 1920×1080 – lebih tinggi dari standar laptop HP Pavilion biasa (1366×768). Di kelas produk multimedia, performanya cukup memuaskan. Lapisan matte membantu output mengurangi pantulan, namun akibatnya, warna jadi kurang tersaji sempurna.

Review HP Star Wars 21

Review HP Star Wars 19

Review HP Star Wars 20

Display HP Pavilion Star Wars tampak mati-matian melawan sinar matahari karena tingkat brightness yang rendah. Dan untuk sebuah laptop mid-range, viewing angle-nya tergolong luas.

Keyboard, touchpad & palm rest

Selama kurang lebih 10 hari menjajal unit review ini, secara garis besar notebook ini adalah ‘rekan’ kerja yang handal. Tuts keyboard chiclet 10x10mm-nya diposisikan dengan gap 3-milimeter. Bagi saya, jarak ini terbilang nyaman buat kegiatan mengetik sehari-hari. Terdapat gap lebih luas (4,5mm) untuk memisahkan zona numpad.

Review HP Star Wars 36

Saya menyayangkan tombol kursor arah. HP tampak sangat irit tempat, menyatukan tuts atas dan bawah di satu lubang. Jika sering menggunakan kursor buat menjelajahi laman website atau mengedit dokumen, persentase salah tekan jadi lebih besar. Padahal zona palm rest kanan masih luas dan tidak ada salahnya HP memundurkan posisi kursor.

Review HP Star Wars 31

Touchpad berilustrasi HUD X-wing ditempatkan sedikit ke bagian kiri palm rest, tapi tidak benar-benar sejajar dengan spasi. Ia mempunyai luas sekitar 6,5x11cm. Tidak ada tombol fisik, namun secara naluriah pengguna laptop paling awam pun pasti bisa menebak di mana fungsi klik kanan dan kiri bersembunyi. Saya sendiri beropini, navigasi sebenarnya akan lebih memuaskan andai touchpad diperlebar.

Review HP Star Wars 33

Palm rest memiliki material serupa area di sekitar keyboard. Ia semi-glossy dan mudah dibersihkan. Kemudian, meski laptop pasti akan jadi lebih hangat saat dinyalakan dalam waktu lama, temperatur palm rest tetap terjaga di batasan yang wajar.

Review HP Star Wars 34

Connectivity

Notebook menyajikan konektivitas fisik berupa sepasang port USB 3.0, satu USB 2.0, port HDMI, sebuah port LAN, jack audio combo 3,5mm, multi-format card reader, dan optical drive SuperMulti DVD burner. Kemudian tentu saja ada Wi-Fi 802.11ac dan Bluetooth.

Review HP Star Wars 16

Experience

Dengan memakainya di tempat publik, HP Pavilion Star Wars Special Edition adalah laptop sempurna jika Anda ingin mencuri perhatian orang – sekalipun mereka bukan fans Star Wars; sekali lagi berkat eksekusi apik pada desain. Bagi saya, berat 2,3 kilogram tergolong ringan untuk dibawa-bawa.

Dari perspektif hiburan multimedia, komponen optical drive sangat berguna seandainya Anda masih mempunyai koleksi DVD film. Kualitas layarnya cukup memuaskan buat menonton film (di kamar atau ruang tertutup lain), dan Anda tidak perlu menambahkan speaker eksternal karena HP sudah membekali laptop dengan speaker build-in Bang & Olufsen Play. Bass memang ‘standar notebook‘, namun setidaknya output audio terdengar lantang.

Review HP Star Wars 30

Edisi spesial Star Wars HP Pavilion ini dibundel bersama app Command Center. Di sana Anda bisa mengkustomisasi theme, memilih wallpaper, serta menjelajahi koleksi gambar di bagian galeri.

Hardware & performance

Susunan hardware bisa Anda lihat langsung lewat screenshot Speccy.

Review HP Star Wars 01

Ketiadaan SSD terbukti sangat memengaruhi waktu loading dan booting. Dalam sejumlah skenario, keterlambatan respons cukup terlihat saat Anda membuka aplikasi. Meski demikian, hard drive Hitachi S50GB 5.400rpm berkapasitas 1TB memberikan medium penyimpanan data yang lapang.

GPU Nvidia GeForce 940M membatasi pengguna dalam menikmati permainan-permainan baru di resolusi full-HD. GTX 960M ialah kartu grafis yang dianjurkan buat gamer mainstream. Dengan menggunakan software 3DMark Fire Strike 1.1, HP Pavilion Star Wars meraih skor 1402 – angkanya di bawah rata-rata notebook modern. Di PCMark, nilai casual gaming mencetak 18,88fps dengan hasil total 2318.

Review HP Star Wars 02

Review HP Star Wars 05

Saya juga memanfaatkan software Unigine Heaven 4.0 dan Valley untuk menguji performa grafis notebook ini. Setup-nya sendiri custom, saya memilih DirectX 11, tingkat quality high, menonaktifkan anti-aliasing, full-screen, dan mengunakan resolusi 1920×1080. Hasil terbaiknya ialah sebagai berikut:

Review HP Star Wars 06

Review HP Star Wars 07

Untuk tes gaming langsung, saya cuma menginstal satu permainan saja: The Witness, sebagai representasi judul casual, dibantu Fraps. Di level high, awalnya The Witness menampilkan 25fps. Seiring bertambahnya objek, frame rate turun perlahan-lahan. Berdasarkan pengamatan saya, frame rate terendah terdeteksi di 14, sedangkan paling tinggi terpantau di 37 – tidak pernah melewati 40. Tapi kendala tersebut tidak menghalangi saya memperoleh screenshot-screenshot cantik ini:

Review HP Star Wars 08

Review HP Star Wars 11

Review HP Star Wars 09

Review HP Star Wars 12

Review HP Star Wars 10

The Force juga sepertinya tidak terlalu kuat pada unit baterai HP Pavilion Star Wars. Untuk menyajikan video offline tanpa henti, bertahan hampir enam jam. Lalu untuk menjalankan streaming video, durasi baterai turun lagi sampai hanya empat jam 40 menitan. Daya tahan yang ideal adalah minimal enam jam.

Verdict

HP Pavilion Star Wars Special Edition AN010TX merupakan pemandangan mengesankan bagi mereka yang pertama kali berkenalan dengannya. Tetapi ketika menilik lebih jauh, konsumen yang kritis akan sadar bahwa Hewlett-Packard sebetulnya hanya mengadopsi laptop di keluarga Pavilion, kemudian memberinya kosmetik bertema Star Wars baik pada rancangan di luar serta konten digital di dalam.

Jika HP benar-benar ingin notebook Star Wars itu lebih terasa prestisius dan premium, mengapa tidak sekalian mengusung body logam, desain lebih tipis, serta komposisi harware yang lebih mutakhir? Ingin fans berteriak girang? Bundel saja produk bersama Star Wars Battlefront.

Terlepas dari itu semua, harga (mulai dari) US$ 700 bukanlah jumah uang yang terlalu besar untuk memiliki notebook multimedia unik tersebut. Berpatokan dari website-nya, HP Pavilion Star Wars versi review ini (dengan GPU GeForce 940) sendiri dibanderol US$ 1.000.

Review HP Star Wars 37

MSI Sediakan Mini PC Mungil Terpintar Bernama Cubi

Reputasi tinggi pada sebuah brand menyebabkan ekspektasi konsumen yang tinggi pula. Begitu nama MSI disebut, impresi tema gaming langsung terbayang. Tapi agar tetap unggul dari kompetitor, sudah tentu eksperimen harus selalu dilakukan untuk menghasilkan terobosan. Dan MSI belum lama mengungkap iterasi mereka terhadap konsep rancangan PC Intel NUC. Continue reading MSI Sediakan Mini PC Mungil Terpintar Bernama Cubi

Asus X550DP Adalah Notebook Gaming Budget Bertenaga Chip AMD APU A10

Jika membahas tentang produk gaming dari Asus, satu brand langsung terbersit di pikiran kita: Republic of Gamers, atau RoG. Brand ini menyajikan berbagai model notebook gaming high-end, dengan fungsi khusus yang ditujukan bagi para gamer hardcore ataupun atlet eSport. Sayang, harga notebook RoG membuat banyak konsumen berpikir dua kali untuk membelinya. Continue reading Asus X550DP Adalah Notebook Gaming Budget Bertenaga Chip AMD APU A10

Adora20 3M Adalah All-in-One Ultra Slim Bertenaga APU Kabini dari MSI

Sudah bukan lagi rahasia: bagi konsumen end-user, AMD biasanya menawarkan produk yang lebih murah dibandingkan dengan sang rival berlogo biru itu. Lalu bagi produsen hardware, memanfaatkan chip besutan AMD artinya mereka dapat menekan harga jual. Langkah ini kembali diambil MSI dalam merancang PC All-in-One terbaru mereka, Adora20 3M. Continue reading Adora20 3M Adalah All-in-One Ultra Slim Bertenaga APU Kabini dari MSI

Giada Luncurkan Mini PC i56 yang Gesit Tapi Ramah Lingkungan

Berpartisipasinya nama-nama besar seperti Intel (dengan NUC) dan Apple (Mac mini) dalam persaingan PC minimalis turut memercik semangat produsen hardware dunia untuk berkecimpung dalam lini tersebut. Kali ini produsen hardware asal China, Giada, mengumumkan Mini PC i56 sebagai penerus sang pendahulu i53. Continue reading Giada Luncurkan Mini PC i56 yang Gesit Tapi Ramah Lingkungan

GeekFest 2012 Pushes Collaboration Between Communities

GeekFest 2012 (GeekFestID 2012) have been held on Saturday and Sunday, March 31 – April 1, 2012. The event, organized by Fowab and KibarKreasi, was held at Sasana Ganesha (Sabuga) Bandung, inviting more than 20 participants from various communities.

GeekFest itself, inspired by SXSW, as mentioned in the press release some time ago, is intended to collaborate variety of existing communities such as music, video, multimedia, information technology and gaming communities. The event was devided to several programs, such as main program, mini stage and exhibition from several communities. Aside from the already mentioned above, there are also comic, art graffiti and other communities.

Although not every community gave the work of collaboration, the highlight of the main event is about collaboration. In addition to collaboration in the form of work, collaboration also comes with a gathering of several communities in one event.

Continue reading GeekFest 2012 Pushes Collaboration Between Communities

GeekFest 2012 Coba Wadahi Kolaborasi Antar Komunitas

Acara GeekFest 2012 (GeekFestID 2012) telah diselenggarakan hari Sabtu dan Minggu kemarin, 31 Maret – 1 April 2012. Acara yang diselenggarakan oleh Fowab dan KibarKreasi ini diadakan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, mengajak lebih dari 20 partisipan yang berasal dari berbagai komunitas.

GeekFest sendiri, yang terinspirasi oleh acara SXSW, seperti yang disebutkan dalam rilis pers beberapa waktu yang lalu memang ditujukan untuk mengkolaborasikan berbagai komunitas yang ada seperti musik, video, multimedia, teknologi informasi dan game. Ada beberapa bagian acara yang disediakan di event ini, seperti acara utama, mini stage serta eksibisi dari berbagai komunitas, selain dari komunitas yang telah disebutkan ada juga dari komik, graffiti art dan komunitas lain.

Continue reading GeekFest 2012 Coba Wadahi Kolaborasi Antar Komunitas

Biznet gets into the gaming and animation business with Biznet Capital Ventures

Biznet is a Jakarta-based company known for its business network, data center and multimedia. Biznet has recently started to go into business investment, especially in the gaming industry and animation via Biznet Capital Ventures.

According to the Biznet director Adi Kusma, The objective of Biznet Capital Ventures is a niche for gaming and animation companies started from seed round or late-stage.

Game and animation was deliberately chosen because it is in line with the future plan of Biznet itself. The size of the investment is from Rp. 500 million for each company. However Biznet is also able to lead the investment round for startup that require larger fund by inviting other partners.

A company (that is into the cloud computing business) indeed rapidly innovated the development of their own business line. In 2010, they developed an area in Cibubur called Biznet Technovillage as the “Silicon Valley” a la Indonesia.

Biznet masuk ke bisnis game dan animasi dengan Biznet Capital Ventures

Biznet adalah sebuah perusahaan yang terkenal dengan bisnis jaringan, data center dan multimedia berbasis di Jakarta. Baru-baru ini Biznet mulai masuk ke bisnis investasi khususnya di industri game dan animasi melalui Biznet Capital Ventures.

Menurut direktur Biznet Adi Kusma, objective dari Biznet Capital Ventures ini memang niche untuk perusahaan gaming dan animasi mulai dari seed round ataupun late-stage sekalipun.

Continue reading Biznet masuk ke bisnis game dan animasi dengan Biznet Capital Ventures