Tag Archives: mulyono xu

Startup pengembang full stack e-commerce solution untuk merchant Desty dikabarkan menggalang putaran dana terbaru yang dipimpin oleh East Ventures

Desty Dikabarkan Galang Pendanaan Baru

Startup pengembang full stack e-commerce solution untuk merchant Desty dikabarkan menggalang putaran dana baru. Menurut regulatory filings, sejumlah investor berpartisipasi di seri ini, termasuk pemodal sebelumnya seperti East Ventures, Jungle Ventures, Square Peg, turut berpartisipasi dalam putaran tersebut.

Ada pula nama-nama investor baru, seperti ZVC Investment (VC hasil merger dengan YJ Capital dengan Line Ventures), dan BAce Capital.

Manajemen Desty tidak bersedia berkomentar mengenai informasi ini ketika dihubungi DailySocial.id.

Desty mengumumkan pembukaan pendanaan pra-seri A senilai $3,2 juta pada Juli 2021 lalu dipimpin 5Y Capital. Putaran tersebut mendapatkan tambahan dana senilai $5 juta dengan East Ventures sebagai pemimpin berikutnya pada November 2021. Lalu di Juni 2022 lalu Square Peg masuk dalam pendanaan tambahan untuk putaran yang sama.

Perkembangan Desty

Desty Commerce

Desty merupakan platform yang fokus menyediakan solusi menyeluruh untuk bisnis dari berbagai sektor sejak Oktober 2020. Kini solusi yang ditawarkan terbagi menjadi empat layanan, yaitu layanan untuk tampilan depan (Desty Page), serta layanan untuk membantu operasional penjualan (Desty Store, Desty Omni, dan Desty Menu).

“Sebagai tech startup yang menawarkan solusi bagi merchant, Desty Commerce terus berupaya untuk menemukan solusi atas segala permasalahan yang terjadi di lapangan. Misi kami berfokus pada penyediaan solusi digital untuk menunjang bisnis di Indonesia. Kami harap, dengan Desty Commerce, para merchant dapat mengembangkan bisnisnya serta membawa pengaruh positif bagi ekonomi digital,” ujar Co-founder dan CEO Desty Mulyono Xu dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.

Desty Page memungkinkan merchant untuk menyatukan seluruh informasi yang berhubungan dengan bisnisnya ke dalam satu halaman bio-link, seperti konten sosial media (Youtube, TikTok, dan sebagainya), katalog toko, informasi mengenai promosi, kanal penjualan, kontak bisnis, dan lain-lain. Selain itu, Desty Page juga dilengkapi dengan fitur built-in analytics dan pixel tracking dari Google dan Facebook.

Fitur ini pun ditawarkan secara cuma-cuma bagi para pelaku e-commerce maupun content creator tanpa dikenakan biaya berlangganan. Bahkan beberapa selebriti atau content creator ternama juga sudah merasakan manfaat dari penggunaan Desty Page seperti Luna Maya, Farah Quinn, Choky Sitohang, Titan Tyra, dan Greysia Polii.

Kemudian, Desty Store memberikan akses bagi bisnis e-commerce untuk membuat web-store fungsional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tampilan brand. Laman ini telah terhubung dengan layanan logistik maupun ride-hail app nasional, seperti Wahana, SiCepat, Lion Parcel, GoSend, dan Grab Express. Opsi pembayarannya pun lengkap mulai dari Virtual Account, kartu kredit serta e-wallet seperti GoPay, OVO, dan ShopeePay. Desty Store juga dilengkapi dengan fungsi built-in analytics dan pixel tracking dari Google dan Facebook.

Untuk mendukung integrasi penjualan e-commerce di berbagai marketplace maupun web store, Desty Commerce menghadirkan layanan Desty Omni untuk mengelola produk, pesanan, serta stok barang. Belum lama ini, Desty meluncurkan fitur baru bertajuk Omni Chat, dashboard kolektif untuk mengakses seluruh chat pelanggan dari berbagai marketplace. Fitur ini diharapkan dapat mempermudah bisnis untuk melayani pelanggan secara efektif serta meningkatkan chat response time yang merupakan sebuah indikator penting bagi pelanggan e-commerce saat memilih toko untuk berbelanja.

Diklaim sejak diluncurkan hingga saat ini, Desty Omni telah berhasil mencapai ratusan miliar rupiah Gross Merchandise Value (GMV). Desty turut mengembangkan layanan Desty Menu yang dirancang khusus untuk pelaku bisnis dalam industri F&B untuk memangkas rantai operasional pemesanan, dapat digunakan di restoran, coffee shop, bioskop, karaoke, dan sebagainya.

Dengan Desty Menu, merchant dapat memanfaatkan berbagai layanan seperti pick-up, dine-in, delivery, dan scheduled order. Lebih dari itu, Desty Menu memberikan akses bagi pemilik bisnis untuk mengumpulkan dan memusatkan data pelanggan dalam sistem Customer Relationship Management (CRM). Fitur delivery dan CRM ini akan segera diluncurkan untuk dapat digunakan oleh merchant.

Disebutkan merchant yang telah menggunakan Desty Menu membuktikan kenaikan omset hingga 30%, efisiensi waktu pelayanan hingga 5 menit, serta mendapat testimoni positif lebih dari 90% pelanggannya.

Menurut Mulyono, setiap e-commerce dapat menggunakan berbagai layanan Desty Commerce sesuai kebutuhan maupun seluruh layanan yang tersedia karena seluruh layani dapat terintegrasi dan kedepannya akan disatukan ke dalam sebuah super app.

Hingga saat ini, Desty Commerce sudah menggandeng banyak brand ternama, seperti Electronic City, PVN, DAMN I Love Indonesia, NAMA Beauty, Kurumi, Duvaderm, SOVLO, Mirael Sugar Wax, Cinepolis, NAV Karaoke, Liberica, Omija, Pison Coffee, Vilo Gelato, dan masih banyak lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Desty Announces Additional Funding Led by Square Peg

Desty, a digital platform developer startup that supports social sellers, announced additional funding led by Square Peg. This investment follows the pre-series A round which was announced in mid-2021. It is then followed by additional rounds at the end of 2021 with the participation of East Ventures, Jungle Ventures, 5Y Capital, and several angel investors.

Desty plans to leverage its new funding for product optimization, team expansion, and user acquisition.

“We are welcoming the support from Square Peg with their extensive experience investing in comparable business models around the world. Indonesia has a very unique digital economy with striking fragmentation across merchant traffic, sales channels, payments and logistics. We firmly believe that our holistic approach to empowering merchants with our suite of enablement tools will solve their problems most effectively,” Desty’s Co-founder & CEO, Mulyono Xu said.

Square Peg is a global technology investment company that manages over $1 billion in funds and has actively deployed more than $200 million in Southeast Asia. Some of his portfolios include PropertyGuru, FinAccel, Pluang, and Doctor Anywhere.

“We are excited to partner with Desty, not only because it is attractive and we’ve seen the customer satisfaction, but also because of the technical talent and deep market knowledge brought together by Mulyono and Bill (Desty’s Founder). They have deep industry expertise and best practice experience that will help unlock economic opportunities for millions of small businesses in Indonesia and across Southeast Asia,” Square Peg’s Partner, Piruze Sabuncu said.

Desty’s business growth

Over the last few months, coupled with the launch of new features, Desty has increased its merchant capacity to handle transactions and has recorded an average monthly GMV growth of 250% over the last quarter. Desty solutions are used by various brands, such as fashion, electronic retail, and culinary.

Desty has reached nearly one million users with 33x annual growth. Over the past year, they have upgraded several merchant empowerment tools and technology infrastructures such as Link-in-Bio (desty.page), Online Store Maker (desty.store), Digital Order Menu System (desty.menu), and Omni Channel Dashboard (desty.omni).

It was previously said that around 50% of Desty’s users are online sellers, while 30% of users are creators or influencers.

Social commerce enabler service

Desty’s services target social commerce actors, either through social media or other channels. The size of the social commerce market in Indonesia itself is quite large. According to the Research and Markets report, in 2022, the market value is to reach $8.6 billion and will increase to $86.7 billion in 2028.

In general, enabler platforms provide services to facilitate the management of goods and transaction systems. Some also help on the marketing side up to payment. In addition to Desty, several platforms that are offering similar service to help social commerce players include AturToko, Avana, Minmin, Tokotalk, and several others.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pendanaan Desty Square Peg

Desty Umumkan Pendanaan Tambahan Dipimpin Square Peg

Desty selaku startup pengembang platform digital yang mendukung social seller, mengumumkan perolehan pendanaan tambahan yang dipimpin Square Peg. Investasi ini melanjutkan putaran pra-seri A yang diumumkan pertengahan tahun 2021 lalu. Kemudian dilanjutkan tambahan untuk putaran tersebut di akhir tahun 2021 dengan partisipasi East Ventures, Jungle Ventures, 5Y Capital, dan beberapa angel investor.

Desty berencana memanfaatkan pendanaan barunya untuk mengoptimalkan produk, ekspansi tim, dan akuisisi pengguna.

“Kami sangat senang Square Peg mendukung kami dengan pengalaman luas mereka berinvestasi dalam model bisnis yang sebanding di seluruh dunia. Indonesia memiliki ekonomi digital yang sangat unik dengan fragmentasi yang mencolok di seluruh lalu-lintas pedagang, kanal penjualan, pembayaran, dan logistik. Kami sangat yakin bahwa pendekatan menyeluruh kami untuk memberdayakan pedagang dengan serangkaian enablement tools kami akan menyelesaikan masalah mereka dengan paling efektif,” kata Co-founder & CEO Desty Mulyono Xu.

Square Peg adalah perusahaan investasi teknologi global yang mengelola dana lebih dari $1 miliar dan telah secara aktif menyebarkan lebih dari $200 juta di Asia Tenggara. Beberapa portofolionya termasuk PropertyGuru, FinAccel, Pluang, dan Doctor Anywhere.

“Kami ingin bermitra dengan Desty, bukan hanya karena daya tarik dan kepuasan pelanggan yang telah kami lihat sejauh ini, tetapi juga karena bakat teknis dan pengetahuan pasar mendalam yang disatukan oleh Mulyono dan Bill (founder Desty). Mereka memiliki keahlian industri mendalam dan pengalaman praktik terbaik yang akan membantu membuka peluang ekonomi bagi jutaan usaha kecil di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara,” ujar Partner Square Peg Piruze Sabuncu.

Pertumbuhan bisnis Desty

Selama beberapa bulan terakhir, diiringi peluncuran fitur-fitur baru, Desty telah meningkatkan kapasitas pedagang untuk menangani transaksi dan telah melihat pertumbuhan bulanan GMV rata-rata 250% selama kuartal terakhir. Solusi Desty digunakan oleh berbagai brand, seperti fesyen, ritel elektronik, dan kuliner.

Desty juga telah menjangkau hampir satu juta pengguna dengan pertumbuhan tahunan 33x lipat. Selama satu tahun terakhir, mereka telah meningkatkan beberapa alat pemberdayaan pedagang dan infrastruktur teknologi seperti Link-in-Bio (desty.page), Pembuat Toko Online (desty.store), Sistem Menu Pemesanan Digital (desty.menu), dan Dasbor Omni Channel (desty.omni).

Sebelumnya juga dikatakan, sekitar 50% pengguna Desty adalah penjual online, sementara 30% pengguna adalah kreator atau influencer.

Layanan social commerce enabler

Layanan seperti yang disediakan Desty menargetkan pelaku social commerce, baik melalui media sosial atau kanal lainnya. Ukuran pasar social commerce di Indonesia sendiri cukup besar. Menurut laporan Research and Markets, di tahun 2022 ini nilai pasarnya mencapai $8,6 miliar dan akan meningkat sampai $86,7 miliar di tahun 2028 nanti.

Pada umumnya, platform enabler memberikan layanan untuk memudahkan pengelolaan barang dan sistem transaksi. Sebagian juga membantu di sisi pemasaran sampai dengan pembayaran. Selain Desty, beberapa platform yang berusaha membantu pelaku social commerce adalah AturToko, Avana, Minin, Tokotalk, dan beberapa lainnya.

Desty Announces Additional 71.3 Billion Rupiah Funding in Pre Series A Round

The e-commerce enabler platform Desty announced additional $5 million or around 71.3 billion Rupiah in pre-series A funding. This round was led by East Ventures with the participation of Jungle Ventures and previous investors, Fosun RZ and January Capital.

He further explained, this is an additional fuding from investors after Desty’s latest fundraising worth of $3.2 million (about 46 billion rupiah) in a pre-series A round led by 5Y Capital in July 2021.

The company will then use these funds to accelerate product development and merchant acquisitions as well as launch innovative products in the next few months.

“Desty is one of the fastest growing startups in this field. What’s even more impressive is that most of that growth has come from organic, word-of-mouth acquisitions. With attractive products and business growth, we believe Desty will create more value for online sellers and Indonesian creators,” said Willson Cuaca, Co-Founder & Managing Partner of East Ventures.

Desty’s main feature

Was launched in October 2020, Desty started as a digital platform for sellers, influencers, and creators to build an online destination to market and sell their products. Currently, there are two main products, including Desty Page (landing page ) and Desty Store (online store), for users to develop their existence and business in the digital ecosystem.

“Desty was founded when Covid-19 arrived in Indonesia, when a massive digitalization was happening. Sellers, influencers, and creators have used digital platforms to affirm its existence in the digital world that is becoming very crucial for growth. Soon, we will have 1 million creators and sellers using our platform. Some of our main sellers set Desty as their main channel rather than other marketplaces,” Desty’s Co-Founder & CEO, Mulyono Xu said.

One of Desty’s main features allows sellers to create their own online shop pages / Desty

Today, around 50% of Desty users are online sellers, while 30% of users are creators or influencers. Some well-known sellers are using its services, including DAMN I Love Indonesia, Luna Habit & Nama Beauty by Luna Maya, Kurumi, Janji Jiwa, and Haus!. The creators within Desty’s ecosystem are Dagelan, Greysia Polii (Indonesian Olympic Gold Winner), Choky Sitohang, Tahi Lalats (Mindblowon Studio), Daisuke Botak, Marcella Eteng, Filda Salim, FootNoteStories, and many more.

Market size

In Indonesia, more online sellers are getting tech-savvy because of the demands of today’s customers, both for interactions and transactions. Various groups, from big brands to MSME players, continue to maximize the use of services such as marketplaces and social commerce. It is expected when the Indonesian e-commerce sector has experienced double-digit GMV (Gross Merchandise Value) growth over the past year reaching $52 billion.

Using this great opportunity, Desty aims to maximize the momentum. The company has experienced 60% and 50% growth (month to month) in traffic and GMV, respectively for the last 6 months.

“This funding marks our third fundraising in a year since the seed funding round in November 2020. With more than 60 people on the Desty team, we are constantly looking for new talent to make a more impactful solutiion for millions of Indonesians to strengthen their digital presence,” Mulyono added.

According to the survey summarized in the MSME Empowerment Report 2021 by DSInnovate, one of the main issues of MSME players is to market their products (32%). They expect digital solutions to help them manage online channels in the correct and proper manner. This pain point was captured by the innovators, resulting in the presence of e-commerce enabler services.

Currently, most of the enablers are still focused on medium and large businesses, helping well-known brands to manage their transactions on online platforms. However, with the MSMEs business potential – especially in terms of quantity  – these enabler service providers have started to provide services in line with the MSME pain points.

Apart from Desty, several other players offer similar solutions, including Sirclo, Lakuuu, Jubelio, iSeller and others. Some players in other sectors are even starting to target similar segment, for example Xendit (unicorn) which recently released an Online Store platform for MSMEs that is integrated with its payment system.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pendanaan Pra-Seri A Desty

Desty Umumkan Tambahan Pendanaan 71,3 Miliar Rupiah di Putaran Pra-Seri A

Startup pengembang platform e-commerce enabler Desty mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A lanjutan senilai $5 juta atau sekitar 71,3 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari Jungle Ventures dan investor terdahulu, yaitu Fosun RZ dan January Capital.

Dijelaskan lebih lanjut, dana segar ini merupakan tambahan yang diberikan investor setelah Desty meraih $3,2 juta (sekitar 46 miliar rupiah) dalam putaran pra-seri A yang dipimpin oleh 5Y Capital pada Juli 2021 lalu.

Selanjutnya perusahaan akan menggunakan dana ini untuk mempercepat pengembangan produk dan akuisisi merchant serta meluncurkan produk-produk inovatif dalam beberapa bulan ke depan.

“Desty adalah salah satu startup dengan pertumbuhan tercepat di bidang ini. Yang lebih mengesankan adalah sebagian besar pertumbuhan tersebut berasal dari akuisisi organik, dari mulut ke mulut. Dengan produk dan pertumbuhan bisnis yang menarik, kami percaya Desty akan menciptakan nilai lebih bagi penjual online dan kreator Indonesia,” sambut Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Produk utama Desty

Dihadirkan sejak Oktober 2020, Desty bermula sebagai platform digital bagi penjual, influencer, dan kreator untuk membangun sebuah destinasi online guna memasarkan dan menjual produk mereka. Saat ini terdapat dua produk utama, yaitu Desty Page (untuk pembuatan landing page) dan Desty Store (pembuatan toko online), bagi pengguna untuk mengembangkan eksistensi dan bisnis mereka di ekosistem digital.

“Desty lahir saat Covid-19 masuk ke Indonesia, ketika digitalisasi terjadi secara masif. Penjual, influencer, dan kreator telah menggunakan platform digital untuk menunjukkan eksistensi mereka di dunia digital yang menjadi sangat penting untuk berkembang. Dalam waktu dekat kami akan mempunyai 1 juta kreator dan penjual yang menggunakan platform kami. Beberapa penjual utama kami menjadikan Desty sebagai kanal penjualan utama mereka dibandingkan dengan marketplace lain,” kata Co-Founder & CEO Desty Mulyono Xu.

Salah satu layanan utama Desty memungkinkan penjual membuat laman toko onlinenya sendiri / Desty

Saat ini sekitar 50% pengguna Desty adalah penjual online, sementara 30% pengguna adalah kreator atau influencer. Beberapa penjual ternama yang memakai layanannya antara lain DAMN I Love Indonesia, Luna Habit & Nama Beauty by Luna Maya, Kurumi, Janji Jiwa, Haus. Kreator dalam ekosistem Desty adalah Dagelan, Greysia Polii (Peraih Emas Olimpiade Indonesia), Choky Sitohang, Tahi Lalats (Mindblowon Studio), Daisuke Botak, Marcella Eteng, Filda Salim, FootNoteStories, dan masih banyak lagi.

Ukuran pasar layanan

Di Indonesia, semakin banyak penjual online yang paham teknologi karena tuntutan pelanggan masa kini, baik untuk interaksi maupun transaksi. Berbagai kalangan, dari brand besar hingga pelaku UMKM, terus memaksimalkan penggunaan layanan seperti marketplace hingga social commerce. Tak heran jika sektor e-commerce Indonesia mengalami pertumbuhan GMV (Gross Merchandise Value) dua digit selama satu tahun terakhir mencapai $52 miliar.

Dengan peluang besar ini, Desty berambisi untuk memaksimalkan momentum. Perusahaan telah mengalami pertumbuhan trafik dan GMV masing-masing 60% dan 50% (bulan ke bulan) selama 6 bulan terakhir.

“Pendanaan ini menandai penggalangan dana ketiga kami dalam satu tahun sejak ronde pendanaan tahap awal di November 2020. Dengan lebih dari 60 orang dalam tim Desty, kami terus mencari talenta baru demi memberikan dampak yang lebih berarti untuk jutaan penduduk Indonesia dalam memperkuat eksistensi digital mereka,” tambah Mulyono.

Menurut hasil survei yang dirangkum dalam MSME Empowerment Report 2021 oleh DSInnovate, salah satu isu utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah memasarkan produknya (32%). Mereka mengharapkan solusi digital yang dapat membantu mereka melakukan pengelolaan kanal-kanal online secara baik dan benar. Pain point tersebut ditangkap baik oleh para inovator, hingga melahirkan layanan e-commerce enabler.

Sejauh ini para pemain enabler kebanyakan masih fokus ke usaha menengah dan besar, membantu brand ternama untuk mengelola transaksinya di platform online. Kendati demikian, dengan potensi bisnis dari kalangan UMKM –khususnya saat meninjau dari sisi kuantitas—para penyedia layanan enabler tersebut mulai menghadirkan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM.

Selain Desty, beberapa pemain lain yang membantu pedagang kecil untuk masuk ke ranah online antara lain Sirclo, Lakuuu, Jubelio, iSeller dan lain-lain. Bahkan beberapa pemain di sektor lain kini juga mulai masuk ke ranah yang sama, misalnya unicorn Xendit yang baru saja merilis platform Online Store untuk UMKM sekaligus terintegrasi dengan sistem pembayaran miliknya.

Desty Bags 46 Billion Rupiah Pre-Series A Led by 5Y Capital

Desty micro site provider startup announced a pre-series A funding round worth of $3.2 million or around 46 billion rupiah. The new funding was led by 5Y Capital. Some investors also participated, including Fosun RZ Capital, January Capital, IN Capital, and East Ventures.

For further information, 5Y Capital is a China-based VC (formerly Morningside Venture Capital) that focuses on early-stage funding. 5Y Capital has invested in Xiaomi and Kuaishou. Currently, Desty is 5Y Capital’s first investment portfolio in Indonesia.

Desty is a digital platform that helps content creators, influencers and sellers on social media to market and sell their products. Users can create a mini site placed on a social media bio link or online store for free in just a few minutes. The concept is similar to Linktree with broader features.

Desty was founded in October 2020 by Mulyono Xu (CEO) and Bill Wang (COO). Both have experience and expertise in building e-commerce for 17 years under the Alibaba Group. The startup has previously secured an undisclosed amount of seed funding from East Ventures.

Through this additional investment, the company is still focused on increasing the number of teams and its user base. Xu said, Desty team is currently backed by talents with working experience in giant technology companies, from Alibaba, Facebook, Google, and Bukalapak.

In addition, he said, Desty also continues to ensure that sellers who have joined its ecosystem can develop their business efficiently. The platform is said to have been used by hundreds of thousands of users. Especially in the Covid-19 pandemic situation, sellers or merchants should be able to adapt to manage their business digitally.

“We’ve seen Desty’s exponential growth at the right time due to the rapid growth of e-commerce in Indonesia during the pandemic. Therefore, we believe merchants need various options for where to shop for consumers, either through marketplaces, independent websites, or social media,” Xu said.

East Ventures’ Co-founder & Managing Partner, Willson Cuaca agreed on this. He said, the pandemic has had a positive impact in accelerating digital adoption to the wider community. Desty is considered to have paved the way for merchants, influencers, and creators to start digitizing product sales digitally.

Based on data compiled by Desty from several sources, the number of e-commerce transactions jumped 18.1% to 98.3 million with an additional 12 million new users throughout 2020. Indonesian people has three main destinations to shop, marketplaces (97%) ), independent business domain/website (91%), and social media (82%).

5Y Capital’s VP of Investment, Hanson Hu added that links are very important key in the internet ecosystem as they can bring people together, online with offline, and demand with supply.

“In terms of e-commerce, links open up great opportunities in connecting social and content with e-commerce transactions as we have seen this trend in China. We believe Desty can become the infrastructure for links in Southeast Asia’s e-commerce industry. Therefore, its presence can contribute to creating a closer content, social and e-commerce ecosystem,” he added.

Currently, Desty offers two main products, Desty Page and Desty Store. Desty Page is a landing page service to optimize the link feature on social media accounts, especially Instagram. Meanwhile, Desty Store is a complement to the marketplace channel that provides a platform to help users easily open online stores.

As a supporting product, Desty also developed Desty Academy as an information and training center for users who want to develop their business.

Pendanaan Pra-Seri A Desty

Desty Peroleh Pendanaan Pra-Seri A 46 Miliar Rupiah Dipimpin 5Y Capital

Startup penyedia situs mikro Desty kembali mengumumkan perolehan pendanaan putaran pra-seri A senilai $3,2 juta atau sekitar 46 miliar rupiah. Pendanaan baru ini dipimpin oleh 5Y Capital. Sejumlah investor juga turut berpartisipasi di antaranya Fosun RZ Capital, January Capital, IN Capital, dan East Ventures.

Sekadar informasi, 5Y Capital merupakan VC asal Tiongkok (sebelumnya bernama Morningside Venture Capital) yang fokus pada pendanaan tahap awal. 5Y Capital pernah berinvestasi di Xiaomi dan Kuaishou. Saat ini, Desty menjadi portofolio investasi pertama 5Y Capital di Indonesia.

Desty adalah platform digital yang membantu kreator konten, influencer, dan penjual di media sosial untuk memasarkan dan menjual produk mereka. Pengguna dapat membuat situs mini yang diletakkan pada tautan bio media sosial atau toko online secara gratis hanya dalam beberapa menit. Konsepnya mirip dengan Linktree dengan fitur yang lebih luas.

Desty didirikan pada Oktober 2020 oleh Mulyono Xu (CEO) dan Bill Wang (COO). Keduanya memiliki pengalaman dan keahlian membangun e-commece selama 17 tahun di bawah naungan Alibaba Group. Startup ini sebelumnya telah mengantongi pendanaan tahap awal dengan nilai yang tidak disebutkan dari East Ventures.

Melalui tambahan investasi ini, perusahaan masih fokus untuk menambah jumlah tim dan meningkatkan basis penggunanya. Menurut Mulyono, saat ini tim Desty diperkuat oleh talenta-talenta yang telah berpengalaman bekerja di perusahaan teknologi raksasa, mulai dari Alibaba, Facebook, Google, Bukalapak.

Di samping itu, ungkapnya, Desty juga terus berupaya memastikan penjual yang telah tergabung di ekosistem Desty dapat mengembangkan bisnisnya secara efisien. Platform Desty diklaim telah digunakan ratusan ribu pengguna. Terlebih di situasi pandemi Covid-19, penjual atau merchant harus bisa beradaptasi mengelola bisnis mereka secara digital.

“Kami melihat pertumbuhan eksponensial Desty tercapai di saat yang tepat dikarenakan pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia selama pandemi. Maka itu, kami percaya para merchant membutuhkan berbagai opsi tempat berbelanja kepada konsumen, baik lewat marketplace, website milik sendiri, atau media sosial,” papar Mulyono.

Hal ini juga diamini oleh Co-founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca. Menurutnya, pandemi telah memberikan dampak positif dalam mengakselerasi adopsi digital ke masyarakat luas. Desty dinilai telah membuka jalan bagi merchant, influencer, dan kreator untuk mulai mendigitalisasi penjualan produk secara digital.

Berdasarkan data yang dihimpun Desty dari sejumlah sumber, jumlah transaksi e-commerce melonjak 18,1% menjadi 98,3 juta dengan tambahan 12 juta pengguna baru di sepanjang 2020. Ada tiga destinasi utama yang dipilih masyarakat Indonesia untuk berbelanja, yaitu marketplace (97%), domain/situs web bisnis sendiri (91%), dan media sosial (82%).

VP of Investment 5Y Capital Hanson Hu menambahkan bahwa tautan menjadi kunci penting dalam ekosistem internet karena dapat mempertemukan orang dengan orang, online dengan offline, hingga permintaan dengan suplai.

“Dalam konteks e-commerce, tautan membuka peluang besar dalam menghubungkan sosial dan konten dengan transaksi e-commerce sebagaimana tren ini kami lihat di Tiongkok. Kami yakin Desty dapat menjadi infrastruktur bagi tautan di industri e-commerce Asia Tenggara. Dengan begitu, kehadirannya dapat berkontribusi menciptakan ekosistem konten, sosial, dan e-commerce yang lebih erat,” tambahnya.

Saat ini, Desty menawarkan dua produk utama, yakni Desty Page dan Desty Store. Desty Page adalah layanan landing page untuk mengoptimalkan fitur tautan pada akun media sosial, khususnya Instagram. Sementara, Desty Store merupakan pelengkap kanal marketplace yang menghadirkan platform untuk membantu pengguna membuka toko online dengan mudah.

Sebagai produk pendukung, Desty juga membuka Desty Academy sebagai pusat informasi dan pelatihan bagi pengguna yang ingin mengembangkan bisnis.

EV Growth, joint venture antara East Ventures, SMDV, dan Yahoo! Japan Capital, mengungkapkan sedang mempersiapkan fund kedua yang akan dirilis pada tahun ini

EV Growth Persiapkan “Fund” Kedua Tahun Ini

EV Growth, joint venture antara East Ventures, SMDV, dan Yahoo! Japan Capital, mengungkapkan sedang mempersiapkan fund kedua yang akan dirilis pada tahun ini. Saat ini sudah sedang dalam persiapan dan mendapat komitmen dari jajaran LP.

“Sedang dalam persiapan, sudah ada percakapan, komitmen sudah masuk, tapi belum di-launch, kemungkinan tahun ini,” ucap Managing Partner EV Growth dan Founding Partner East Ventures Willson Cuaca kepada DailySocial, Rabu (6/1).

Willson juga belum bersedia merinci target dana untuk putaran kedua ini. EV Growth mengumumkan fund pertama dengan nilai $250 juta (hard cap) yang diumumkan pada Desember 2019. Angka ini melebihi target awal $150 juta. Sejumlah LP yang bergabung adalah Temasek dan beberapa perusahaan keluarga di kawasan Asia.

Dana investasi tersebut sudah dikucurkan ke berbagai investasi baru dan follow on sepanjang tahun lalu. Misalnya, Waresix dalam pendanaan seri A dan B, KoinWorks untuk pendanaan lanjutan, Traveloka dengan total perolehan dana $250 juta, dan yang teranyar Bibit baru diumumkan kemarin, (5/1).

Rencana tahun ini

(Ki-ka) Mulyono Xu, David Fernando Audy, dan Pascal Christian-Sarana / EV Growth
(Ki-ka) Mulyono Xu, David Fernando Audy, dan Pascal Christian-Sarana / EV Growth

Willson melanjutkan, pada tahun ini EV Growth tetap akan memfokuskan diri sebagai VC yang bermain ke pendanaan tahap lanjut (late stage) seri B ke atas untuk startup Indonesia dan Asia Tenggara.

Sejalan dengan pandemi yang masih berlanjut, terlebih proses vaksinasi akan memakan waktu lebih dari setahun, EV Growth akan terus berinvestasi ke startup-startup yang bisa membawa dampak positif ke ekonomi negara. Terlebih lagi, ia menilai ekosistem startup di Indonesia kini sudah jauh lebih matang dari sebelumnya.

Oleh karena itu pula, kini EV Growth memperkuat tim dengan merekrut lebih banyak talenta dari multi industri yang memiliki skill set mumpuni agar mendapat lebih banyak perspektif. Bersamaan dengan itu, EV Growth mengumumkan tiga talenta profesional. Mereka adalah David Fernando Audy sebagai Operating Partner, Mulyono Xu dan Pascal Christian-Sarana, keduanya sebagai VP of Investment.

David memiliki 18 tahun pengalaman sebagai eksekutif di industri konten dan media. Sebelumnya ia adalah CEO PT Media Nusantara Citra (MNCN). Saat ini, ia merupakan Senior Advisor untuk ThreeBody Capital, dana investasi berbasis di Inggris.

Selanjutnya, Mulyono yang sebelumnya adalah Managing Director BAce Capital. Ia sempat memimpin tiga kesepakatan pendanaan seri A dan beberapa kesepakatan pendanaan tahap lebih awal di Asia Tenggara.

Mulyono pernah terlibat dalam sebagian besar aksi merger, akuisisi, dan kemitraan strategis Alibaba di Asia Tenggara, termasuk Lazada, Tokopedia, dan eWTP. Ia kemudian dipercaya menjadi Country Manager Taobao Malaysia dan mengisi posisi C-level di Lazada Indonesia.

Terakhir, Pascal memiliki tujuh tahun pengalaman mengelola kesepakatan bisnis-lintas negara, investment structuring, dan merger/akuisisi. Sebelum bergabung di EV Growth, dia menempati posisi Direktur Rocket Internet dengan fokus memimpin investasi proptech di Indonesia.

“Kami menyambut David, Mulyono, dan Pascal sebagai anggota baru di tim EV Growth. Mereka membawa pengalaman yang beragam untuk melengkapi tim kami. Ketiganya berbasis di Jakarta dan akan bekerja berdampingan dengan para founder yang berbasis di Indonesia,” ujar Willson dalam keterangan resmi.