Tag Archives: Muslim app

Singapore Based Startup WhatsHalal to Arrive in Indonesia with Halal Certification System

The halal business prospect in Indonesia is getting promising. It’s not only for the local business but also captures other global players.

WhatsHalal is one of the global players with interest in this sector. Based in Singapore, WhatsHalal is to enter the Indonesian market with services focus on halal certification system for food and beverages.

The government action to require halal-certified products in October 2019 under Law Number 33 of 2014 concerning Halal Product Guarantee is a great opportunity for WhatsHalal to focus on its services in Indonesia.

Blockchain technology

WhatsHalal has a platform that simplifies the end-to-end process of halal certification through blockchain technology. With this platform, WhatsHalal claims to be able to shorten the time needed for merchants to certify products and cut costs needed during the process.

Simply put, the blockchain technology on WhatsHalal platform allows a product to be tracked and recorded its halal level from farmers’ harvests, manufacturing processes, restaurants, and retailers, to consumers. In other words, the energy, cost, and time to test the halal content of a product can be saved because everything has been aggregated into the blockchain.

“The current halal certification process is very time consuming and requires a lot of paperwork. Starting from halal certification registration, testing, inspection and auditing of products and processes, to the approval and granting of halal certificates,” WhatsHalal’s Founder and CEO Azman Ivan Tan said.

The use of blockchain for halal certification is based on the amount of data collected, stored and processed in the certification process. In addition, the use of the blockchain aims to encourage aspects of transparency and security of their services.

“We believe the use and implementation of the blockchain technology still in its early stages. As there are many applications of this technology in other industries in the future, the use of the blockchain will become the main standard in terms of security and supply chain that requires trust,” Azman added.

Arrival in Indonesia

In fact, Indonesia is the largest halal food consuming country in the world. Stated as the largest Muslim population, the velocity of money for halal food in Indonesia annually reaches US$ 173 billion.

The obligation to hold halal certificates for all producers, including SMEs, is one of the ways the government boosts the growth of halal products in the country. No wonder WhatsHalal, which currently only operates in Singapore, immediately peddled its services in Indonesia after the second quarter of 2020.

“Our platform can also help merchants measure the halal content of their products for export, thereby helping business decision making and adding value in terms of production and sales of halal products,” Azman wrote to DailySocial.

Before officially launched in Indonesia, WhatsHalal made its first steps by joining the acceleration program of Plug and Play Indonesia. In addition, they also just announced their success in obtaining initial funding with an undisclosed value.

Furthermore, Azman said that his team is looking for collaboration to work with the authorities in Indonesia such as the Indonesian Ulema Council, the Halal Product Guarantee Agency (BPJH), and several stakeholders to pave their way.

“We have some good partners and contacts of companies and local organizations in the halal product network. This will help the implementation of our platform for big players and SMEs in Indonesia,” he added.

SMEs as significant target

It’s not surprising when Azman mentioned SMEs due to its large number in Indonesia. The JPH Law indeed obliges SMEs, as well as corporations, to comply with the implementation of this halal certification. This actually raises another problem for SMEs due to the time-consuming and high-costing process.

WhatsHalal took this as an opportunity. Due to a large number of SMEs in Indonesia at almost 60 million and only 8 percent go online. With the all-digital WhatsHalal platform and the government’s push to require halal certification, Azman is confident that he will succeed in Indonesia.

“Indonesia’s halal industry has great potential that local and domestic players are yet to realize. Therefore, we thought the rise of halal certification implementation and obligation is to drive the Indonesian market needed to become a global giant of halal products and support the development of the entire industry,” Azman said.

WhatsHalal’s arrival will enrich the digital ecosystem which focuses on the Islamic economy and halal products in Indonesia. In addition to Islamic financial products, halal food and beverages and the Umrah marketplace are the most potential sectors to be worked on in the country. With the increasing business based on sharia economics and halal products, WhatsHalal has at least succeeded to have the right momentum.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Platform digital WhatsHalal memungkinkan merchant mengurus sertifikat halal lebih cepat dan murah untuk produk mereka. Segera masuk ke Indonesia Q2 ini.

Andalkan Sistem Sertifikasi Halal, Startup Singapura WhatsHalal Siap Masuk Indonesia

Prospek bisnis produk halal di Indonesia kian bersinar. Bisnis ini tak hanya menjanjikan para pelaku dalam negeri, tapi juga mengundang minat pemain dari luar negeri.

WhatsHalal adalah salah satu peminat bisnis produk halal dari luar negeri. Berasal dari Singapura, WhatsHalal segera masuk ke Indonesia dengan layanan yang berfokus pada layanan sertifikasi halal untuk produk makanan dan minuman.

Keputusan pemerintah untuk mewajibkan semua produk bersertifikasi halal pada Oktober 2019 berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal merupakan peluang besar WhatsHalal untuk memfokuskan layanannya di Indonesia.

Mengandalkan blockchain

WhatsHalal memiliki platform yang mempermudah proses sertifikasi halal dari hulu ke hilir melalui teknologi blockchain. Dengan platform tersebut, WhatsHalal mengklaim dapat mempersingkat waktu yang diperlukan merchant untuk sertifikasi produk dan memotong biaya yang dibutuhkan selama proses terjadi.

Sederhananya, blockchain di platform WhatsHalal memungkinkan sebuah produk dilacak dan dicatat kadar kehalalannya mulai dari hasil panen petani, proses manufaktur, restoran dan peritel, hingga di tangan konsumen. Dengan kata lain, tenaga, biaya, dan waktu untuk menguji kadar halal suatu produk bisa dipangkas karena semua sudah diagregasi ke dalam blockchain.

“Proses sertifikasi halal yang ada saat ini sangat menyedot tenaga dan waktu juga membutuhkan banyak sekali dokumen. Dimulai dari mendaftar untuk sertifikasi halal, pengujian, inspeksi dan audit terhadap produk dan prosesnya, sampai persetujuan dan pemberian sertifikat halal tersebut,” ujar Founder dan CEO WhatsHalal Azman Ivan Tan.

Penggunaan blockchain untuk sertifikasi halal ini didasari banyaknya data yang dikumpulkan, disimpan, dan diolah dalam proses sertifikasi. Selain itu pemanfaatan blockchain ini bertujuan mendorong aspek transparansi dan kemanan layanan mereka.

“Kami percaya penggunaan dan penerapan blockchain masih di tahap awal. Seiring banyaknya penerapan teknologi ini di industri lain di masa depan, penggunaan blockchain akan jadi standar utama dalam hal keamanan dan rantai suplai yang mana kepercayaan sangat penting di dalamnya,” imbuh Azman.

Menuju Indonesia

Perlu diingat bahwa Indonesia merupakan negara pengonsumsi makanan halal terbesar di dunia. Dengan status populasi muslim terbanyak, perputaran uang untuk makanan halal di Indonesia per tahun mencapai US$173 miliar.

Kewajiban memegang sertifikat halal untuk semua produsen, termasuk UKM, menjadi salah satu cara pemerintah menggenjot pertumbuhan produk halal di dalam negeri. Tak heran WhatsHalal, yang saat ini hanya beroperasi di Singapura, segera menjajakan layanannya di Indonesia setelah kuartal kedua 2020.

“Platform kami juga dapat membantu merchant mengukur kadar halal produk mereka untuk kebutuhan ekspor, sehingga membantu pengambilan keputusan bisnis dan memberi nilai tambah dalam hal produksi serta penjualan produk halal,” tulis Azman kepada DailySocial.

Sebelum resmi mengudara di Indonesia, WhatsHalal menyusun langkah pertamanya dengan bergabung ke program akselerasi milik Plug and Play Indonesia. Selain itu mereka juga baru mengumumkan keberhasilan mereka meraih pendanaan awal dengan nominal yang dirahasiakan.

Lebih jauh, Azman mengaku pihaknya sedang berusaha membuka komunikasi untuk bekerja sama dengan otoritas berwenang di Indonesia seperti Majelis Ulama Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH), dan beberapa pemangku kepentingan lain untuk memuluskan jalan mereka.

“Kami punya sejumlah mitra baik dan kontak yang terdiri dari perusahaan maupun organisasi lokal dalam jejaring produk halal. Ini akan membantu implementasi platform kami ke pemain besar serta UKM di Indonesia,” imbuhnya.

Signifikansi UKM

Penyebutan UKM oleh Azman tak mengejutkan lantaran jumlahnya yang begitu besar di Indonesia. UU JPH memang turut mewajibkan pelaku UMKM, juga korporasi, patuh terhadap pelaksanaan sertifikasi halal ini. Hal ini sejatinya memunculkan masalah tersendiri bagi pelaku UMKM karena prosesnya yang memakan waktu dan biaya.

WhatsHalal melihat ini sebagai peluang. Pasalnya jumlah UMKM di Indonesia hampir mencapai 60 juta dan hanya 8 persen yang sudah go online. Dengan platform WhatsHalal yang serba digital dan dorongan pemerintah mewajibkan sertifikasi halal ini, Azman yakin dapat sukses di Indonesia.

“Industri halal Indonesia punya potensi besar yang belum tersentuh untuk pemain lokal dan domestik. dan kami rasa meningkatnya implementasi dan kewajiban sertifikasi halal akan jadi pendorong yang dibutuhkan INdonesia menjadi raksasa global produk halal dan mendukung pengembangan seluruh industri ini,” pungkas Azman.

Kedatangan WhatsHalal ini akan memperkaya ekosistem digital yang berfokus di ekonomi syariah dan produk halal di Indonesia. Selain produk keuangan syariah, makanan dan minuman halal dan marketplace umrah merupakan sektor yang paling potensial untuk digarap di Tanah Air. Dengan meningkatnya intensitas bisnis berbasis ekonomi syariah dan produk halal ini, maka kehadiran WhatsHalal setidaknya berhasil mengantongi momentum yang tepat.

Application Information Will Show Up Here
Travalal adalah nama baru pelaku bisnis marketplace umrah. Selain itu, mereka juga menyediakan direktori restoran halal dan hotel ramah Muslim.

Ambisi Travalal Menjadi Platform Perjalanan Ramah Muslim

Terungkapnya kasus penipuan First Travel dua tahun lalu membuka banyak cerita pahit terutama mereka yang tercatat sebagai calon jemaah umrah. Begitu halnya dengan Alki Adi Joyo Diharjo. Ia menjadikan kisah kegagalan berangkat umrah kerabatnya menjadi bekal bisnis berharga dan mendirikan platform marketplace umrah dan perjalanan ramah muslim, Travalal.

Dari kasus First Travel ia mempelajari bahwa informasi seperti tarif keberangkatan umrah dan edukasi untuk manajemen travel agent sangat minim.

“Selain sebagai marketplace umrah, Travalal juga mengkurasi restoran halal dan hotel ramah muslim di seluruh dunia,” ucap Joyo kepada DailySocial.

Travalal berdiri sejak 2018 namun mulai beroperasi secara komersial sejak tahun lalu melalui situsnya. Produk yang mereka jajakan merentang dari paket perjalanan umrah hingga direktori pemesanan restoran halal dan penginapan ramah muslim.

Untuk saat ini baru marketplace umrah yang sudah bisa diakses secara komersial, sementara direktori restoran dan penginapan segera meluncur dalam waktu dekat. “Akhir Februari ini sudah bisa diakses,” imbuh Joyo.

Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia jelas adalah pasar yang sangat menarik pelaku bisnis umrah dan perjalanan ramah muslim. Pada 2018 saja jumlah jemaah umrah asal Indonesia mencapai 1 juta dengan nilai pasar sekitar Rp20 triliun dan diprediksi akan terus bertambah setiap tahun.

Model bisnis

Sebagai marketplace umrah, Travalal bekerja sama dengan agen perjalanan umrah sebagai penyedia jasanya. Joyo menyebut saat ini sudah ada 85 agen perjalanan yang menawarkan paket umrah dengan kisaran Rp18,5 juta hingga Rp40 juta ke atas. Dari setiap transaksi yang terjadi, Travalal mengambil margin keuntungan.

Di samping itu, Travalal menyediakan platform Software as a Service (SaaS) kepada agen perjalanan untuk Sales Data Management, Data User Management, dan pengolahan data lainnya. Menurut Joyo, produk ini dibuat karena sistem yang dipakai agen perjalanan di Indonesia masih terlampau konvensional.

“SaaS ini untuk mengelevasi bisnis mereka agar sistematis dan lebih efisien.”

Melalui sistem manajemen tersebut, ungkap Joyo, agen perjalanan dapat menyuplai informasi yang dibutuhkan oleh pelancong muslim mulai dari paket umrah terbaik, hotel, restoran halal, wifi portabel, tiket transportasi publik. Travalal mewajibkan mitra agen perjalanan mereka berlangganan sistem tersebut.

Target

Dengan model bisnis yang mengedepankan profit, Travalal tetap mencari jalan untuk meraih pendanaan. Joyo menyebut saat ini pihaknya sudah terlibat pembicaraan dengan sejumlah calon investor untuk fase pendanaan awal mereka.

Di samping soal pendanaan, Joyo menargetkan tahun ini Travalal bermitra dengan total 200 agen perjalanan, 4.000 restoran halal, dan 2.000 hotel ramah muslim.

“Sejauh ini belum ada platform untuk Muslim traveler yang selengkap kita di Indonesia. Lagipula untuk marketplace umrah belum ada market leader dan pasarnya masih sangat besar,” pungkas Joyo.

Platform reseller di segmen Muslim Evermos telah memiliki 20 ribu reseller di seluruh Indonesia

Kantongi Pendanaan Seri A Rp 115 Miliar, Evermos Ingin Bangun Ekosistem Ekonomi Digital Muslim

Makin besarnya minat masyarakat Indonesia untuk membeli produk halal, menjadi salah satu alasan mengapa platform seperti Evermos hadir. Startup yang didirikan pada tahun 2018 di Bandung ini menghubungkan brand dengan konsumen melalui program reseller. Perusahaan mengklaim fokus ke semua produk muslim, halal dan sesuai dengan syariah.

“Evermos mencoba untuk menjembatani antara brand brand muslim lokal dan nasional dengan resellerreseller yang akan menjual produk produknya ke konsumennya. Reseller bisa menjual produk yang tersedia ke teman, tetangga atau keluarga secara langsung atau melalui WhatsApp atau media sosial,” kata CEO dan Co-Founder Evermos Iqbal Muslimin kepada DailySocial.

Berdasarkan data Thomson Reuters, pasar untuk produk halal dan syariah sedang bertumbuh sangat pesat mencapai $2 miliar pada tahun 2016 dan diprediksi akan naik hingga $3,8 miliar pada tahun 2022. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki peran besar dalam pertumbuhan ekonomi Islam di Indonesia dan Evermos mempunyai visi untuk menjadi penggerak utama ekonomi muslim di Indonesia.

“Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, pengembangan ekonomi Islam di Indonesia memiliki dampak positif bagi perekonomian negara secara umum dan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Evermos tidak hanya ingin menjadi platform kolaborasi antara pemilik merek dan reseller, tapi juga menjadi pendukung bagi keduanya dalam melakukan bisnis sesuai syariah,” kata Iqbal.

Reseller yang ingin bergabung akan dikenakan biaya pendaftaran Rp300 ribu. Untuk setiap penjualan Evermos akan mengambil komisi. Saat ini jaringan Evermos sudah tersedia di seluruh Indonesia dan aplikasinya tersedia di Google Play. Jumlah reseller sendiri disebut mencapai 20 ribu.

“Kami berharap nantinya semua reseller bisa fokus kepada penjualan. Evermos juga menghadirkan teknologi, stok produk hingga pengiriman. Untuk semua produk yang terjual, reseller bisa mendapatkan rata-rata komisi sebesar 20%,” kata Iqbal.

Rencana Evermos usai pendanaan

Setelah mendapatkan pendanaan Seri A sejumlah $8,25 juta (Rp 115 Miliar) dari Jungle Ventures, Shunwei Capital, dan Alpha JWC Ventures, ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, termasuk membangun ekosistem ekonomi digital Muslim dan menggandeng lebih banyak pelaku industri. Evermos juga memiliki target untuk mengakuisisi lebih banyak reseller.

Ke depannya perusahaan memiliki rencana untuk menggali potensi di segmen lain, termasuk dalam hal sosial, ZISWAF, halal travel, dan fintech syariah.

“Kami sangat antusias untuk berpartner dengan tim pendiri Evermos karena mereka sangat mengenal ekonomi syariah yang besar di Indonesia dengan visi yang jelas dan menyokongnya dengan teknologi. Mereka bersungguh-sungguh membangun ekosistem untuk membantu orang Indonesia agar dapat penghasilan tambahan, membantu keluarganya tanpa memandang status pekerjaan dan pendidikannya. Mereka juga merupakan para tim pendiri yang sudah pernah membuat beberapa startup digital bersama-sama dan punya banyak pengalaman untuk bisa membangun dan menumbuhkan startup nya dengan cepat,” kata Principal Jungle Ventures Yash Sankrityayan.

Application Information Will Show Up Here
Mashara memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan dan jawaban melalui aplikasi dan web

Aplikasi Mashara Sediakan Ruang Diskusi Masalah Islam

Mashara adalah salah satu dari banyak aplikasi bernuansa muslim dari Indonesia. Hanya saja konsep yang diusung sedikit berbeda. Berformat seperti forum diskusi — serupa dengan Quora — Mashara menyediakan ruang tanya-jawab seputar dunia Islam sebagai wadah penyebaran ilmu.

Co-founder Mashara Rizki Ramadhani Nasution kepada DailySocial menceritakan, alasan di balik pengembangan fitur diskusi keislaman adalah kurang tersedianya ruang diskusi keislaman yang sehat di Indonesia. Kebanyakan forum diskusi masih berada di media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan sejenisnya yang tidak dikhususkan untuk umat Islam.

“Ruang diskusi daring kebanyakan masih dikuasai oleh media sosial seperti Instagram, Facebook dan yang lainnya di mana platform tersebut tidak dikhususkan untuk umat islam. Bahkan sebagian tidak ramah muslim. Untuk itu dengan dikembangkannya fitur diskursus ini umat Islam di Indonesia dapat bertanya, menjawab, berdiskusi, dan membagikan konten keislaman dari sumber-sumber terpercaya. Mashara menerapkan prinsip inklusi, kolaborasi, namun tetap menarik,” jelas Rizki.

Semua konten yang ada di dalam fitur tanya jawab Mashara akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya yang menuliskannya. Hanya saja, sebagai pemilik platform, Mashara tetap menyediakan tim yang memiliki tugas untuk mengurasi pertanyaan dan jawaban apabila ditemukan pelanggaran ketentuan atau tidak sesuai dengan aturan yang diberikan.

Aplikasi yang dirilis pertama kali pada tahun 2017 ini juga rutin mengadakan pemberdayaan komunitas dengan melakukan kajian dan diskusi keislaman.

Selain diakses melalui situsnya, Mashara juga bisa diakses menggunakan aplikasi yang sudah bisa diunduh di Google Play. Ada beberapa fitur tambahan yang ada di aplikasi, seperti jadwal dan pengingat waktu salat, penunjuk arah kiblat, dan pesan-pesan motivasi islami. Sejauh ini aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari 70 ribu kali.

“Fokus Mashara tahun ini adalah mengembangkan fitur diskursus keislaman dan khusus untuk di bulan Ramadan tahun ini Mashara menyelenggarakan Cerdas Cermat daring Nasional Islam berhadian umrah untuk tiga orang pemenang, ” tutup Rizki.

Application Information Will Show Up Here
Berikut ini sejumlah aplikasi Muslim yang bisa membantu pengguna memperoleh jadwal sholat, Alquran digital, hingga mencari masjid terdekat

Ragam Aplikasi Muslim Pendamping Ibadah Saat Ramadan

Meningkatkan ibadah di bulan Ramadan menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Banyak ragam cara yang bisa dilakukan, mulai dari aktif mengikuti pengajian hingga mengikuti pesantren kilat. Di era teknologi beberapa pengembang aplikasi berusaha menghadirkan sebuah tools yang bisa digunakan sebagai pendamping beribadah.

Terdiri dari beragam fitur Islami, berikut ini daftar beberapa aplikasi yang bisa menjadi pendamping umat muslim beribadah di bulan Ramadan:

Muslim Pro

Aplikasi ini mungkin salah satu yang paling populer di Indonesia. Aplikasi besutan pengembang asal Singapura ini memiliki beberapa fitur “wajib” aplikasi Muslim, seperti pengingat waktu salat, Alquran digital, penentu arah kibat, hingga informasi lain terkait dengan ibadah umat muslim.

Untuk pengingat waktu Salat aplikasi Muslim Pro memungkinkan pengguna memungkinkan mengkustomisasi notifikasi. Disenyapkan, notifikasi pendek, hingga bunyi “beep” panjang (hanya tersedia di versi berbayar). Secara total ada 7 waktu yang bisa diatur pengingatnya, waktu imsak, waktu Subuh, waktu terbit matahari, waktu Dzuhur, waktu Azhar, waktu Maghrib, dan waktu Isya.

Alquran digital di aplikasi Muslim Pro ini cukup interaktif. Selain memiliki tampilan untuk membaca Alquran per ayat yang dilengkapi dengan terjemahan Muslim Pro juga memiliki fitur untuk memberikan catatan, menandai ayat favorit, dan membagikan ayat lengkap dengan latar belakang di media sosial. Muslim Pro juga menyediakan audio untuk setiap ayat-ayat Alquran.

Fitur lain di Muslim Pro yang bermanfaat antara lain fitur penentuan arah kiblat, berita islam, pencarian tempat halal (sayangnya masih terbatas), kalender Hijriyah, Pesan, Doa-doa hingga fitur inspirasi harian yang berisi kutipan-kutipan motivasi islami.

Application Information Will Show Up Here

Muslimnesia

Aplikasi ini dikembangkan oleh Dot Indonesia, pengembang perangkat lunak yang bermarkas di Jakarta. Aplikasi ini memiliki tampilan yang sederhana dengan fitur yang cukup lengkap sebagai aplikasi pendamping ibadah. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan Qibla Finder dari Google yang memudahkan pencarian arah kiblat.

Fitur pengingat waktu salat di Muslimnesia cukup sederhana. Dengan pilihan lima pengingat waktu salat pengguna bisa dengan mudah mengaktifkan atau menonaktifkan notifikasi. Sayangnya tidak ada pilihan untuk bentuk notifikasinya.

Untuk fitur Alquran digital pun juga demikian. Fiturnya cukup ringkas dengan tampilan yang enak untuk dibaca. Sayangnya tidak ada pilihan audio, fitur Favorit, atau fitur lainnya yang bisa membantu dalam membaca maupun mengingat bacaan Alquran.

Salah satu yang cukup berbeda dari Muslimnesia adalah fitur Toko Halal. Fitur yang menyediakan produk-produk islam seperti perlengkapan ibadah, makanan dan minuman halal, hingga paket berbagi atau donasi. Untuk fitur Toko Halal dan beberapa fitur tertentu lainnya Muslimnesia mewajibkan pengguna untuk mendaftarkan diri, sementara fitur “standar” lainnya bisa digunakan secara langsung.

Muslimnesia juga memiliki fitur yang memungkinkan pengguna untuk melihat jadwal kajian, mencari doa dan dzikir, artikel tentang Islam, dan jadwal puasa.

Application Information Will Show Up Here

umma

Dikembangkan PT Khazanah Prima Sukses, aplikasi umma sejatinya sudah diluncurkan pada akhir 2017. Dengan misi bersama-sama menjadi muslim yang lebih baik, umma dikemas dengan tampilan yang sederhana namun kaya dengan fitur.

Untuk urusan pengingat waktu salat, aplikasi umma memiliki 7 waktu pengingat, terdiri dari waktu salat, imsak, dan matahari terbit. Notifikasinya pun bisa disesuaikan. Untuk waktu salat misalnya, kita bisa memilih notifikasi biasa, mute, azan versi Mekah atau versi Madinah. Di tampilan yang sama juga terdapat kompas penuntun arah kiblat yang bisa diperbesar jika di-tap. Fitur pengingat waktu salat umma kabarnya bakal hadir di aplikasi Gojek.

Untuk aplikasi Alquran digital umma memiliki tampilan yang tampilan dan fitur yang sedikit berbeda. Dari segi tampilan awal Alquran digital pengguna akan dihadapkan pada tiga pilihan, membaca surah Alquran, mencari ayat yang sesuai dengan tema, dan kutipan-kutipan ayat Alquran.

Ketika membaca ayat Alquran kita bisa sekaligus memutar audio yang nantinya akan diputar berbarengan dengan kata-kata yang disoroti, menyesuaikan dengan audio. umma menyediakan terjemahan dari ayat-ayat Alquran seperti layaknya aplikasi muslim lainnya, tetapi jika kita sorot kata di ayat maka akan tampil makna per kata. Fitur yang tampaknya belum ada di aplikasi sejenis. Dan untuk mengingat atau menyimpan progress umma menyediakan fitur bookmark.

Selain itu umma juga dilengkapi dengan fitur kurasi informasi mengenai islam, kumpulan video islami, group, hingga fitur pengukur waktu dan progress membaca Alquran yang akan ditampilkan dalam halaman profil.

Application Information Will Show Up Here

Kesan

Kesan (Kedaulatan Santri) merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh PT Kesan Digital Nusantara. Aplikasi ini dikonsep sebagai pendamping bagi siapa pun yang ini nyantri secara virtual. Dilengkapi dengan notifikasi dan pengingat mengenai pentingnya beribadah.

Sama halnya dengan aplikasi muslim lainnya Kesan memiliki fitur kompas arah kiblat, jadwal salat, Alquran digital, dan berbagai macam fitur pendukung lainnya. Untuk fitur Alquran digital aplikasi yang didominasi warna hijau ini hanya punya ada beberapa fungsi di dalamnya, fitur daftar surah, fitur pencarian/lompat ayat ke ayat tertentu, dan fitur audio.

Untuk fitur jadwal dan pengingat salat notifikasinya cukup lengkap. Tak hanya untuk salat wajib lima waktu tetapi juga ada notifikasi untuk salat Tahajud, imsak, dan salat Dhuha. Satu hal yang menarik dari aplikasi ini adalah adanya fitur Kitab Kuning, fitur yang tidak ada di aplikasi sejenis lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Quranesia

Sesuai namanya, aplikasi Quranesia merupakan aplikasi Alquran digital yang dilengkapi dengan beberapa fitur tambahan seperti jadwal dan notifikasi pengingat salat, lengkap dengan arah menu pencari arah kiblat. Tampilan aplikasi ini terbilang sangat sederhana, tapi memiliki fitur yang cukup lengkap untuk aplikasi Alquran digital.

Untuk tampilan ketika sedang membaca Alquran digital tampilannya sederhana, juga terdapat pilihan untuk menjalankan audio. Beberapa menu yang ada di dalamnya adalah Berbagi Ayat, Salin Ayat, dan juga menambah dan menandai ayat. Sangat berguna sebagai pengingat.

Application Information Will Show Up Here

 

Qara’a

Qara’a merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh PT Kreasi Putra Hotama. Aplikasi ini dikembangkan dengan tujuan untuk membantu generasi muda lebih dekat dengan Alquran.

Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur notifikasi pengingat salat. Di dalamnya juga terdapat fitur petunjuk arah yang terintegrasi dengan GPS untuk menujukkan masjid terdekat dan juga arah kiblat.

Untuk fitur Alquran digital Qara’a dilengkapi dengan menu tafsir dan asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya suatu ayat). Sayangnya Qara’a belum menyediakan fitur audio dan bookmark/penanda untuk menandai atau menyimpan progres membaca Alquran.

Fitur lainnya yang melengkapi Qara’a antara lain Konsultasi (masih dalam pengembangan), Artikel, dan fitur Media yang menyediakan siaran radio dari beberapa radio islami.

Application Information Will Show Up Here

Bonus: Marketplace perjalanan umrah

Salah satu terobosan dalam bisnis perjalanan umrah adalah hadirnya marketplace yang mengkurasi dan menyajikan berbagai macam pilihan paket perjalanan umrah bagi pengguna. Dua layanan yang mencoba peruntungan di segmen ini adalah PergiUmroh dan Safar.

PergiUmroh hadir lebih dulu tepatnya pada pertengahan tahun 2018. Mengusung platform web PergiUmroh menawarkan pencarian paket perjalanan umrah dengan filter-filter yang cukup lengkap, mulai dari berdasarkan tanggal, budget, hingga maskapai penerbangan. Semua bisa dicari dengan mudah di platform mereka. Dengan menampilkan informasi paket perjalanan yang lengkap di situsnya PergiUmroh menghadirkan solusi praktis bagi mereka yang ingin mencari dan membandingkan paket perjalanan umrah.

Selanjutnya adalah Safar. Aplikasi besutan PT Safar Anugerah Indonesia ini memiliki konsep yang sama, hanya saja hadir di platform Android. Selain pencarian paket perjalanan aplikasi Safar juga menyajikan konten-konten islami. Satu yang diunggulkan pihak Safar adalah mereka akan membantu dan mendampingi pengguna yang memesan paket perjalanan, mulai dari persiapan hingga akhir perjalanan.

Application Information Will Show Up Here
Muslim Ummah resmi melakukan rebranding menjadi "Umma". Memiliki tiga fitur utama untuk menunjang ibadah Muslim dalam satu aplikasi

Platform Komunitas Muslim “Umma” Sediakan Layanan Penunjang Ibadah Secara Menyeluruh

Aplikasi yang memuat konten Islami, Muslim Ummah melakukan rebranding menjadi “Umma” sekaligus meresmikan kehadiran setelah setahun berdiri. Dengan nuansa baru, Umma akan membawa lebih banyak fitur yang menjawab umat Muslim terhadap informasi seputar Islam yang terpercaya dalam satu wadah.

Dalam kesempatan peluncuran layanan, Kepala Bekraf Triawan Munaf menyebutkan, Umma dapat menjadi aplikasi yang cocok digunakan Muslim di tanah air, terutama menjelang momen Ramadan.

Salah satu pemegang saham Umma, pebisnis Garibaldi Thohir menambahkan, rebranding adalah upaya perusahaan dalam menyempurnakan aplikasi dengan tampilan UI/UX yang lebih baik. Pun demikian dari segi fitur juga diperkaya agar bisa memberikan nilai lebih untuk para pengguna.

“Melalui Umma, kami bisa berikan alternatif terbaik untuk umat Muslim. Kami ingin bawa Umma tidak hanya besar di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara,” katanya, Kamis (25/4).

Meski tidak dijelaskan secara spesifik, Garibaldi menjadi pemegang saham mayoritas di Umma, dibandingkan tiga pemegang saham lainnya. Dia juga menyebut perusahaan membuka diri untuk investor lain yang berminat untuk masuk ke Umma dengan syarat memiliki kesamaan visi dan misi.

Fitur Umma

CEO dan Co-Founder Umma Indra Wiralaksmana menjelaskan, aplikasi Umma memberikan tiga fitur utama yakni fitur penunjang ibadah, konten, dan komunitas yang dapat diakses secara gratis. Di fitur penunjang ini ada jadwal salat, arah kiblat yang dapat digunakan di lokasi manapun berbasis GPS, dan Al Quran dan terjemahannya disertai audio untuk melatih pengucapannya.

Sementara itu, fitur konten memuat video dan artikel terkurasi yang diisi 80 ustadz dan ulama ternama. Konten ini dipersonalisasi sesuai ketertarikan pengguna dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.

Terakhir, fitur komunitas ini berisi grup chat yang dimoderasi untuk memfasilitasi pengguna yang datang dari berbagai kalangan untuk berdiskusi dan tanya jawab dengan ustadz pembina grup tersebut.

“Fitur komunitas ini yang membedakan kami dengan aplikasi lainnya. Umma mendorong umat Muslim untuk saling bahu membahu berbuat kebaikan pada sesama dengan diskusi yang positif. Lebih dari satu tahun, kami telah memfasilitasi 80 komunitas baru dan akan terus bertambah,” terang Indra.

Fitur ini hadir secara all-in-one dalam Umma, sehingga pengguna tidak perlu mengunduh aplikasi terpisah dalam smartphone-nya. Indra mengungkapkan pihaknya akan menjadikan Umma sebagai platform terbuka yang menghubungkan berbagai industri.

Misalnya, fitur nearby yang menghubungkan pengguna dengan masjid terdekat, rumah sakit, restoran halal, sekolah, universitas, dan lainnya. Bahkan rencananya bakal disediakan kontak layanan pemandian jenazah, marketplace, sampai keuangan finansial. Seluruh rencana ini bakal secara bertahap dihadirkan.

Indra menyebut Umma akan rilis fitur khusus untuk menyambut momen Ramadan. Kehadiran fitur ini diharapkan menunjang pengguna dalam meningkatkan ibadahnya selama satu bulan penuh tersebut.

Belum lakukan monetisasi

Indra menjelaskan, fokus Umma saat ini adalah memperkaya fitur demi meningkatkan kadar kebutuhan pengguna terhadap aplikasi. Ketika aplikasi berhasil menjaring lebih banyak orang, perusahaan akan memutuskan monetisasi dengan memasang iklan.

Shareholder kami memang ada interest untuk dibisniskan, tapi karena unsur tanggung jawab untuk memajukan Islam, makanya sekarang ini fokusnya meningkatkan platform-nya terlebih dahulu. Saat jumlah user sudah naik dan tingkat ketergantungannya tinggi, kita akan mulai pasang iklan.”

Per April 2019, aplikasi Umma telah diunduh lebih dari 2,5 juta kali dengan pertumbuhan pengguna sekitar 50% per kuartal dari periode Ramadan tahun lalu. Jumlah pengguna aktif disebutkan hampir separuh dari angka unduhan atau sekitar 1 juta orang.

Application Information Will Show Up Here