Tag Archives: mutual fund

Fitur Bibit Premium

Bibit Mulai Garap Segmen Nasabah Tajir Melalui “Bibit Premium”

Platform wealthtech Bibit menjadi pemain berikutnya yang menyasar nasabah tajir sebagai pengguna, dengan meluncurkan layanan Bibit Premium. Belum ada keterangan resmi yang disampaikan perusahaan terkait ini, pun saat dihubungi DailySocial.id, mereka belum bersedia memberikan responsnya.

Dalam laman blog perusahaan disampaikan bahwa Bibit Premium ini menyasar nasabah yang nilai investasinya di platform Bibit minimal Rp500 juta. Nantinya, mereka akan mendapat langsung undangan dari pihak Bibit untuk bergabung.

Bibit menawarkan sejumlah benefit untuk nasabah premium ini, di antaranya transaksi lewat Wealth Specialist untuk mengajukan transaksi buy, sell, atau switching lewat WhatsApp. Berikutnya, konsultasi langsung dengan Wealth Specialist seputar pengelolaan dan pengembangan aset, informasi eksklusif seputar promo dan penawaran.

Prospek nasabah tajir

Sebelumnya, Bareksa telah lebih dulu masuk ke nasabah premium atau high net-worth individuals (HNWI) sejak 2018 melalui Bareksa Prioritas. Bareksa menyasar nasabah dengan dana kelolaan minimum Rp5 miliar, lebih besar dari Bibit Premium.

Perusahaan menyediakan berbagai layanan untuk kalangan HNWI mulai dari laporan riset, fitur teknologi Bareksa untuk Bareksa Prioritas, hingga customer loyalty program sesuai kebutuhan nasabah.

Dalam menyediakan produk ini, Bareksa menggandeng penasihat investasi independen, Jagartha Advisors. Para penasihat tersebut memberikan layanan konsultasi keuangan kapan pun dibutuhkan.

Terbukti apa yang dilakukan Bareksa ini sukses. Disampaikan, bahwa Bareksa Prioritas mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan hingga 10x lipat dalam tiga tahun terakhir hingga Juni 2022. Dari jumlah investor HNWI yang bergabung juga meningkat tiga kali lipat pada periode Juni 2019-Juni 2022.

Menurut Direktur Bareksa Prioritas Ricky Rachmatulloh, pertumbuhan signifikan ini menandakan kebutuhan nasabah HNWI untuk mengakses pengelolaan kekayaan secara digital, terutama selama pandemi yang membatasi investor berinteraksi secara tatap muka dengan para advisors. Di samping itu, mayoritas investor kini semakin teredukasi dalam menggunakan platform digital dan pendampingan advisor ini turut membantu para investor mendapatkan informasi dan memilih produk.

Adapun pangsa pasar HNWI ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus terjaga. Tingkat PDB per kapita Indonesia berhasil naik sebesar 8,6% ke $4.349,5 atau setara Rp62,2 juta di tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain Bareksa, baru-baru ini Moduit juga melakukan langkah serupa lewat peluncuran Moduit Beyond yang menyasar nasabah HNWI dengan dana kelolaan minimal Rp1 miliar.

Moduit Beyond terdiri dari tiga kategori yang didasarkan pada besaran nilai investasi dan jenis layanan yang didapat nasabah. Ketiga kategori tersebut adalah Beyond Prestige dengan dana investasi Rp1-5 miliar, Beyond Eminence dengan dana investasi Rp5-10 miliar, dan Beyond Insignia dengan dana investasi di atas Rp10 miliar.

Di Moduit itu sendiri, mayoritas nasabah existing-nya sudah berpengalaman dan dianggap mempunyai keinginan untuk berinvestasi lebih serius. Berdasarkan data Moduit, rata-rata jumlah dana investasi di platform Moduit bagi nasabah yang dibantu oleh advisor mencapai Rp1,2 miliar. Sedangkan rata-rata besaran investasi nasabah yang berinvestasi secara mandiri sebesar Rp50 juta.

Adapun, saat ini total nasabah Moduit lebih dari 30 ribu orang. Dari jumlah tersebut sekitar 10% di antaranya memiliki dana investasi di Moduit lebih dari Rp1 miliar. Namun dari sisi nominal investasi, nasabah-nasabah tersebut berkontribusi sekitar 90% terhadap total investasi di Moduit.

Moduit Beyond menawarkan keuntungan mulai dari personal advisor, curated & high-performance product, akses pertama terhadap layanan dan produk baru, laporan dan analisa market, dedicated call centre, lounge, dan lain-lain.

Selama ini, kalangan nasabah tajir biasanya digarap oleh perbankan melalui layanan wealth management. Fokus layanannya tidak hanya mengembangkan aset yang sudah ada, tapi juga melindunginya dengan asuransi. Bisnis ini selalu menunjukkan tren positif, bisa dilihat dari salah satu indikatornya adalah jumlah investor reksa dana. Dengan pendekatan yang lebih disruptif, kesempatan tersebut juga diincar oleh pemain fintech, salah satunya Bareksa dan Bibit.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Meluncurkan Produk Investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap

Tokopedia resmi meluncurkan produk investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT). Platform marketplace ini menggandeng PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) untuk produk konvensional dan PT Bahama TCW Investment Management untuk produk syariah.

Sebelum ini, Tokopedia telah menyediakan Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) yang terdiri dari 100% instrumen pasar uang. Tokopedia bekerja sama dengan PT Syailendra Capital untuk produk konvensional dan PT Mandiri Manajemen Investasi untuk produk syariah.

Berdasarkan pantauan DailySocial.id di aplikasi Tokopedia, pihaknya juga akan segera menghadirkan produk Reksa Dana Saham. Adapun, Tokopedia didukung oleh Bareksa sebagai Agen Penjual Reksa Dana (APERD) yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Sejak hadir pada Mei hingga Juni 2022, kami melihat transaksi RDPT naik di sejumlah wilayah, seperti Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Cirebon. Kami akan terus berkolaborasi dengan mitra strategis untuk mendorong inklusi keuangan dalam negeri,” ungkap Head of Investment and Insurance Tokopedia Ruth Afrita dalam keterangan resminya.

Di samping itu, lanjutnya, masyarakat dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan semakin banyaknya opsi di Tokopedia. Masyarakat dapat mengenali profil risiko investasi dan membangun disiplin untuk berinvestasi setiap bulan.

Berdasarkan data perusahaan, jumlah pengguna Tokopedia Reksa Dana naik hampir 1,5 kali lipat pada Juni 2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Dengan pencapaian ini, perusahaan melihat adanya peningkatan minat masyarakat terhadap instrumen investasi digital.

“Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun dan memiliki diversifikasi portofolio produk investasi cukup luas, kami menyambut baik kemitraan strategis dengan Tokopedia untuk memperluas distribusi produk investasi dan menjawab tingginya minat investasi iIndonesia di berbagai efek dan instrumen pasar keuangan melalui kanal digital,” tambah Direktur Bahana TCW Investment Management Danica Adhitama.

Pasar reksa dana

Sebagai informasi, RDPT adalah jenis reksa dana yang mengalokasikan minimum pengelolaan dana sebesar 80% pada obligasi. RDPT dinilai cocok bagi investor yang punya tujuan investasi jangka pendek-menengah dengan periode optimal investasi 1-3 tahun.

Selain itu, level risikonya terbilang rendah-sedang dan cocok bagi investor yang memiliki profil risiko dengan toleransi moderat. Sementara, RDPU dinilai menjadi instrumen investasi tepat bagi investor pemula yang memiliki tujuan jangka pendek karena memiliki level risiko rendah.

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor reksa dana di Indonesia per Mei 2022 mencapai 8,18 juta atau naik 19,47% dibandingkan periode akhir 2021 yang jumlahnya 6,84 juta investor.

Selain Tokopedia, platform marketplace lain yang menawarkan produk investasi reksa dana adalah Bukalapak. Produk ini hadir lewat aplikasi BMoney yang diluncurkan Bukalapak melalui anak usaha PT Buka Investasi Bersama (BIB), bersama PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk.

Sekadar informasi, Ashmore mengakuisisi 20% saham Buka Investasi Bersama pada 2020. Perusahaan berupaya membidik kalangan underserved dan UMKM yang tercermin dari sebagian besar pengguna Bukalapak. Adapun, Buka Investasi Bersama telah mengantongi izin APERD yang terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Application Information Will Show Up Here
aplikasi wealthtech SayaKayabagian Sucor Group, yang memiliki unit bisnis di sekuritas (Sucor Sekuritas) dan manajer investasi (Sucor Asset Management)

SayaKaya Resmi Meluncur, Mencoba Hadirkan Diferensiasi dari Aplikasi Investasi Lain

Kesempatan pemain wealthtech untuk menggarap pasar Indonesia memang masih menjanjikan. Rasio investor di pasar modal dengan total populasi orang Indonesia masih jauh dibandingkan negara-negara tetangga. Kendati begitu, perlu diferensiasi yang menonjol agar mampu menarik pengguna baru dari target yang dibidik.

SayaKaya menjadi pemain baru yang bermain di aplikasi wealthtech dengan kelas aset reksa dana sebagai penawaran perdananya. Alasan perusahaan masuk ke kelas aset reksa dana, tak lain karena terjadi peningkatan jumlah investor reksa dana hingga 55% yoy menjadi 4,93 juta orang per Juni 2021.

Startup ini merupakan bagian Sucor Group, yang memiliki unit bisnis di sekuritas (Sucor Sekuritas) dan manajer investasi (Sucor Asset Management). Secara status di OJK, telah terdaftar sebagai APERD sejak Oktober 2021. Di dalam grup sendiri, platform digital yang sudah dihadirkan adalah SPOT (Sucor Personal Online Trading) sebagai platform trading saham yang dimiliki oleh Sucor Sekuritas.

Masuknya perusahaan investasi ke platform digital tentunya menjadi suatu hal yang menarik, mengingat harus bersaing dengan startup yang notabenenya lebih adaptif dan lincah dalam berinovasi. Kendati demikian, CEO SayaKaya Jessica Wijaya mengungkapkan rasa optimisnya terhadap nilai lebih yang ditawarkan SayaKaya.

“SayaKaya merupakan bagian dari Sucor dengan mengambil nilai dari Sucor yaitu mengedepankan edukasi investasi dan memberikan WOW experience. Nilai tersebutlah yang menjadikan SayaKaya mengutamakan edukasi yang mudah diserap dan menyenangkan untuk meningkatkan literasi, dan memberikan WOW experience bagi pengguna selama berinvestasi,” ucap Jessica saat dihubungi DailySocial.id, Rabu (26/1).

Dia bilang, generasi muda saat ini masih memiliki tingkat literasi keuangan yang relatif rendah, meskipun sudah tech-savvy. Mengutip dari OJK, kalangan usia 18-25 tahun hanya memiliki tingkat literasi sebesar 31,1%, sedangkan usia 25-35 tahun tingkat literasinya sedikit lebih tinggi, yaitu 33,5%. Oleh karenanya, kalangan usia 18-45 tahun menjadi target utama yang dibidik SayaKaya. Target yang kurang lebih sama dengan pemain wealthtech lainnya.

“Oleh karena itu, SayaKaya hadir tidak hanya menjadi sarana jual-beli produk reksa dana, tetapi juga memberikan edukasi untuk meningkatkan literasi investasi tersebut agar masyarakat Indonesia terhindar dari investasi bodong, serta semakin sadar untuk mempersiapkan dana pensiun atau dana darurat melalui investasi.”

Dia melanjutkan sebagai diferensiasi dibandingkan pemain lainnya, ada beberapa poin yang ia unggulkan dari SayaKaya. Pertama, dari sisi produk reksa dana terkurasi dengan tujuan para pengguna baru yang masih awam dengan dunia investasi tidak perlu pusing memilih produk mana yang terbaik buat mereka.

Sejauh ini, SayaKaya telah memiliki lebih dari 20 produk reksa dana, mayoritas dari reksa dana konvensional dan syariah. Produk-produk tersebut berasal dari beberapa manajer investasi yang telah menunjukkan konsistensi kinerja baik, seperti Sucor Asset Management, Trimegah Asset Management, dan Syailendra Capital. Produk ini dapat dibeli mulai dari Rp100 ribu, bahkan rencananya akan jauh dipermudah akses masuknya menjadi Rp10 ribu.

Menurutnya, reksa dana jenis ini memiliki kemudahan untuk diversifikasi aset, yang mana investasi akan disebar ke beberapa instrumen menggunakan perhitungan dan analisa dari profesional manajer investasi. Dengan demikian, fluktuasi dari masing-masing aset akan saling terkompensasi dan investor akan mendapatkan imbal hasil yang optimal.

“Kami enggak akan banyak-banyak menyediakan produk karena untuk memudahkan investor, kalau semakin banyak akan semakin sulit makanya kami selektif sekali. Ke depannya, kami hanya akan tambah empat MI, satu MI dari BUMN, dan dua dari MI asing,” tambah CMO SayaKaya Prita Ilham Poempida saat konferensi pers.

Berikutnya, adalah mengedepankan sisi sentuhan manusia (human touch) dalam rangka mengedepankan hubungan emosional. Para pengguna dapat menghubungi tim sebagai tim customer experience melalui sambungan telepon. Berkaitan dengan itu pula, SayaKaya berencana menyediakan konsultasi keuangan pribadi dengan financial planner berlisensi.

“Contoh implementasi human touch SayaKaya lainnya adalah dengan adanya komunitas #OrangKayaBenar yang selama ini sudah belajar dan berkembang bersama selama dua tahun ke belakang di platform media sosial kami, seperti Instagram dan Telegram,” sambung Jessica.

Ketiga, adanya program loyalitas, yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk mengumpulkan poin melalui berinvestasi dan mendapatkan hadiah dari pengumpulan poin tersebut, demi menarik minat pengguna dalam berinvestasi.

Jessica menargetkan setidaknya pada tahun ini SayaKaya dapat memiliki 200 ribu pengguna aktif. Sayangnya tidak disebutkan target dana kelolaannya. “Kami harap dengan edukasi, pengembangan aplikasi dan program promo yang kami siapkan dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri masyarakat Indonesia dalam mengelola keuangan dan berinvestasi. Untuk saat ini, kami tidak bisa menyebutkan target AUM,” tutupnya.

Aplikasi wealthtech lainnya

Dari hasil penelusuran kami, saat ini ada sejumlah aplikasi yang menawarkan layanan investasi dengan beragam instrumen, berikut ini daftarnya:

No Aplikasi wealthtech Emas Reksa Dana Saham Uang kripto Securities crowdfunding
1 Bareksa
2 Pluang
3 Tanamduit
4 Raiz Invest
5 E-mas
6 Lakuemas
7 Treasury
8 Indogold
9 Tamasia
10 Bibit
11 Ajaib
12 Ipot
13 Invisee
14 XDana
15 Stockbit
16 Halofina
17 Fundtastic
18 Santara
19 Bizhare
20 LandX
21 Crowddana
22 Indodax
23 Tokocrypto
24 Pintu
25 Luno
Application Information Will Show Up Here
Calon investor dapat berinvestasi di instrumen reksa dana menggunakan platform Makmur mulai dari Rp10.000 / Makmur

Platform “Makmur” Tawarkan Kemudahan Berinvestasi Reksa Dana bagi Pemula

Pasar investasi online (wealthtech) di Indonesia kembali diramaikan pemain baru. PT Inovasi Finansial Teknologi resmi meluncurkan platform Makmur yang membidik segmen anak muda. Calon investor dapat mulai berinvestasi dengan nilai minimal Rp10.000.

Saat ini Makmur menyediakan delapan manajer investasi, yaitu BNI Asset Management, Bahana TCW Investment Management, Trimegah Asset Management, Avrist Asset Management, Capital Asset Management, RHB Asset Management, FWD Asset Management, dan Syailendra Asset Management.

Perusahaan telah mengantongi izin Agen Penjual Reksa Dana (APERD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 Februari 2021. Platform ini sudah tersedia untuk perangkat Android dan iOS.

Makmur menawarkan beberapa produk reksa dana, mulai dari reksa dana saham, campuran, pasar uang, hingga reksa dana dalam mata uang dolar AS. Platform ini menyeleksi kembali reksadana berdasarkan kinerja masa lalu, top holding, dan biaya manajemen.

“Kami menyediakan resep investasi untuk semua tipe investor di platform Makmur, mulai investasi dengan risiko sangat rendah hingga yang memiliki potensi keuntungan besar. Ada pula resep investasi yang memberikan pengguna dividen secara rutin bagi yang ingin mendapatkan penghasilan pasif,” tutur Founder dan CEO Makmur Sander Parawira dalam keterangan resminya.

Makmur juga menawarkan sejumlah fitur unggulan untuk memperkuat nilai tambah produknya. Pertama, human advisor berbasis teknologi dan Makmur Recipe untuk mempermudah investor pemula dalam membandingkan reksa dana yang tepat. Pengguna juga dapat menempatkan reksa dana pada kantong berbeda sesuai kebutuhan atau tujuan investasi (goal based investing).

Selain itu, Makmur dibekali Optical Character Recognition (OCR) yang memampukan sistem membaca tulisan di KTP sehingga calon investor tidak perlu memasukkan data satu per satu. Ada pula teknologi face recognition untuk mempermudah perbandingan wajah dengan foto KTP. Dengan teknologi ini, Makmur mengklaim dapat menyelesaikan proses pendaftaran dalam 5 menit.

Dari sisi keamanan, Makmur juga menyediakan otentikasi dua faktor (OTP dan PIN) dan biometrik (fingerprint dan face identification) untuk memastikan perlindungan data sehingga hanya pemilik rekening sah yang bisa mengakses aplikasi.

“Dalam waktu dekat, kami akan merilis metode pembayaran virtual account dan GoPay. Ke depannya, Makmur juga akan menambahkan opsi pembayaran lainnya, seperti OVO, DANA, dan Direct Debit dari bank investor untuk memudahkan transaksi,” tambahnya.

Pengalaman di industri keuangan dan teknologi

Makmur diperkuat deretan pengalaman kerja tim di perusahaan-perusahaan teknologi dan keuangan ternama di Silicon Valley dan Wall Street. Sander sebelumnya pernah magang sebagai Software Engineer Facebook yang bertanggung jawab atas algoritma pengurutan postingan di News Feed dan Software Engineer di Motorola Solutions.

Ia juga pernah menduduki berbagai posisi di industri keuangan, mulai dari KCG Holdings hingga menjadi Head of Quantitative Trading di Virtu Financial, salah satu perusahaan trading saham terbesar di Wall Street.

Dengan pengalaman ini, Sander berupaya meningkatkan awareness investasi di Indonesia dengan mengembangkan platform investasi yang mudah digunakan. Terutama bagi generasi muda yang selama ini berkontribusi besar terhadap peningkatan investor pasar modal dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagaimana diketahui, fintech merupakan salah satu vertikal bisnis yang mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia dalam beberapa terakhir. Berdasarkan Fintech Report 2020, investasi merupakan sub sektor fintech yang mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan sub sektor lain, yakni 116%.

Total investor pasar modal di Indonesia tercatat mencapai 5,89 juta investor per 6 Agustus 2021 atau naik empat kali lipat dari 2017 berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Sebanyak 99% investor merupakan individu lokal, sedangkan 80% di antaranya berasal dari generasi muda.

Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, kehadiran teknologi Robo Advisor memberikan kontribusi signifikan dalam mendorong investor pemula. Robo Advisor memiliki kemampuan untuk menyesuaikan pola investasi berdasarkan umur, penghasilkan, level risiko, dan target tujuan hidup sang investor.

Robo Advisor banyak diimplementasikan pada layanan wealth management karena dapat membantu investor pemula yang minim pengetahuan atau kesulitan memahami investasi. Robo memberikan manfaat dalam merancang portofolio investasi atau mengelola keuangan mereka.

Application Information Will Show Up Here
Bukalapak Investasi Ashmore

Kerja Sama Strategis Bukalapak dan Asmore akan Hadirkan Produk Investasi di Segmen “Underserved”

Buka Investasi Bersama (BIB), unit usaha dari Bukalapak, akan tancap gas pada tahun depan pasca mengantongi pendanaan eksternal perdana senilai Rp50 miliar dari perusahaan manajer investasi Asmore Asset Management Indonesia untuk 20% kepemilikan saham. Kedua perusahaan akan bermitra untuk mengombinasikan aspek terkuat yang dimiliki, yakni pengetahuan pasar modal dan teknologi.

Dalam keterangan resmi yang disebarkan pada Selasa (8/12), Presiden Direktur Ashmore Ronaldus Gandahusada mengatakan, Ashmore ingin meningkatkan kemampuan digitalnya melalui investasi di BIB. Pasalnya, era digitalisasi untuk industri aset manajemen merupakan hal yang tidak dapat terhindari, sekaligus menjadi peluang untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah secara langsung lewat kanal digital.

“Kami melihat ada potensi yang cukup besar di Bukareksa, gerai reksa dana Bukalapak, dalam menargetkan populasi yang secara tradisional belum menerima pelayanan keuangan dan mencari kemudahan investasi menggunakan teknologi,” ujarnya.

Presiden Bukalapak dan Presiden Direktur BIB Teddy Oetomo menambahkan kehadiran Ashmore dapat mempercepat misi perusahaan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi semua orang terhadap produk dan layanan investasi, terutama underserved segment.

“Kemitraan strategis ini termasuk kesepakatan distribusi yang memberikan akses kepada pelanggan BukaReksa pada berbagai produk reksa dana Ashmore. Asmore akan mendapatkan akses terhadap pengguna Bukalapak yang masih tumbuh pesat, dengan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh Indonesia.”

Dihubungi secara terpisah oleh DailySocial, Teddy menuturkan BIB akan terus melakukan peningkatan terhadap layanan dari infrastruktur teknologi dan proses operasional yang lebih tertata, agar BIB menjadi APERD yang reliable untuk bertransaksi reksa dana dengan pengembangan produk, layanan, serta ketersediaan produk investasi lainnya yang beragam.

DailySocial juga turut menanyakan bagaimana perkembangan BIB dan tren investasi sejauh ini. Teddy hanya menuturkan BIB baru mendapat lisensi sebagai APERD pada Oktober 2020, sehingga baru efektif beroperasi pada November 2020. Saat ini prioritas bisnis berpusat pada standarisasi operasional, uji kelayakan dari manajer investasi yang akan bermitra dengan BIB, serta pengembangan produk.

“Dengan pengalaman kami yang panjang di bidang ini, kami percaya sudah berada di jalur yang tepat dan optimis dapat mencapai fokus dan target yang telah kami tetapkan.”

Ketertarikan terhadap platform reksa dana online

Ketertarikan Ashmore terhadap BIB sebenarnya akibat masih besarnya ruang pertumbuhan untuk investasi online yang secara rasio dari populasi penduduk masih kalah jauh. Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah SID investor mencapai 3,28 juta pada akhir September 2020. Sementara 2,58 juta di antaranya datang dari investor reksa dana.

Angka tersebut tumbuh 45,76% dibandingkan 2019. Meski demikian, pertumbuhan ini kalah dibandingkan antara 2018 ke 2019 yang tembus 78,25%, sedikit terkoreksi akibat pandemi. Di sisi lain, ada sisi positif yang berhasil ditunjukkan. Pada 2017, jumlah investor belum tembus angka 1 juta investor, namun pada 2019 berhasil tembus 1,5 juta.

Sebelumnya, beberapa aksi korporasi antara perusahaan keuangan dengan fintech kerap terjadi. Misalnya, Ajaib Group yang mengakuisisi Primasia Unggul Sekuritas (kini rebranding Ajaib Sekuritas), FUNDtastic mengakuisisi Invisee senilai $6,5 juta demi memiliki izin tambahan sebagai APERD dan mitra distribusi surat hutang negara, Stockbit yang mengakuisisi Bibit, dan OVO berinvestasi di Bareksa.

Gambar header: Depositphotos.com

Aplikasi Reksa Dana Moduit

Komitmen Moduit Menghidupi Profesi Penasihat Investasi dengan Teknologi

Euforia kenaikan jumlah investor ritel sebenarnya harus diapresiasi, karena sebelum teknologi digital masuk, jumlahnya mandeg hanya di ratusan ribu orang selama satu dekade lebih. Akan tetapi, di industri wealth management, ada ekosistem pendukung yang membantu investor ritel mengenal produk efek yakni tenaga pemasar efek yang angkanya terus menurun karena belum terbantu.

Menurut statistik OJK, angka Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) pada tahun lalu adalah 23.110 orang, turun 16,23% dari tahun sebelumnya 27.586. Padahal tahun lalu jumlah investor ritel mencapai kisaran 2,47 juta dari sebelumnya 1,61 juta investor.

Pendekatan yang diambil Moduit sebagai salah satu pemain fintech di wealth management cukup berbeda. Startup ini menggarap potensi dari b2c untuk menyasar investor ritel, dan b2b2c menyasar tenaga pemasar efek yang ingin menjangkau investor dengan nominal investasi yang besar.

Strategi ini diambil karena di sini industri wealth management sangat terfragmentasi. Ada tiga aktivitas utama di dalamnya, mengedukasi klien dengan mencari tahu kebutuhan finansialnya dan cashflow-nya seperti apa. Tidak sekadar melakukan KYC (Know Your Customer) saja.

Lalu masuk ke aktivitas kedua, yakni perencanaan keuangan untuk mensimulasi portofolio investasinya berdasarkan data-data yang diperoleh saat aktivitas pertama. Terakhir, masuk ke bagian eksekusi untuk mentransaksikan kegiatan yang ada di bagian kedua.

“Bagian terakhir ini butuh lisensi PI (Penasihat Investasi), untuk mengadministrasikan, menghubungkan dengan kustodian, KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) dan semacamnya. Di Indonesia pemain startup wealth management itu sangat terfragmentasi, kalau kami maunya end-to-end,” terang Founder & CEO Moduit Jeffry Lomanto kepada DailySocial.

Moduit telah menggaet 20 tenaga pemasar berlisensi resmi sejak aplikasi dirilis secara terbatas tahun lalu. Menariknya, meski kecil, tenaga pemasar ini berkontribusi terhadap jumlah nasabah di Moduit sekitar 15%-20% dari total saat ini 18 ribu nasabah. Bila dilihat berdasarkan dana kelolaan, kontribusinya mencapai 90%.

“Tapi kami ingin dua-duanya [b2c dan b2b2c] tetap growth. Yang kami suka, karena model bisnis kami seperti ini, passion agen yang bergabung semakin tinggi, karena mereka punya akses yang lebih mudah,” tambah CMO Moduit Stefanus Adi Utomo.

Aplikasi Investasi Moduit
Tim Moduit yang berkantor di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan / Moduit

“Secara month-to-month AUM kami tumbuh rata-rata 70%. Incomparison, kalau pemain yang hanya mengandalkan b2c saja, kenaikannya 40%. Makanya model bisnis ini menarik karena ada kombinasi dari ticket size dan number of tickets,” tambah Jeffry.

Aplikasi b2b2c sudah dilengkapi dengan dukungan infrastruktur sistem Moduit, seperti CRM, Income Planner, Pipeline Management dan Scheduler; dukungan operasional, program pelatihan secara berkala, market update, dan proses perizinan tenaga pemasar.

Untuk sementara, semua transaksi yang dilakukan melalui tenaga pemasar belum ada komisi yang diambil oleh Moduit. Komisi yang ditetapkan masih sepenuhnya berdasarkan kesepakatan antara investor dan tenaga pemasar saja.

Pengembangan fitur teranyar

Jeffry menjelaskan sejak setahun terakhir, Moduit merilis aplikasi untuk b2c dan b2b2c dengan pengembangan fitur pendukungnya. Di industri keuangan, sistem pembayaran yang ribet menjadi penghalang utama yang menyebabkan orang ogah untuk berinvestasi.

Maka dari itu, perusahaan menyediakan dua opsi. Yakni transfer dengan e-wallet GoPay untuk transaksi dengan nominal kecil mulai dari Rp10 ribu dan virtual account untuk mengakomodasi transaksi nominal besar antara ratusan hingga miliaran Rupiah.

“Dulu kalau mau transaksi besar, nasabahnya sendiri yang harus ke bank untuk transfer manual. Tapi sekarang kita selesaikan dengan virtual account, jadi kalau beli tiga produk reksa dana sekaligus, cukup pakai satu virtual account saja. Nanti di-disburse otomatis ke produk yang dibeli.”

Investor dapat memantau kinerja produk yang ia beli lewat tenaga pemasar melalui aplikasi b2c. Jika tertarik untuk melakukan perubahan atau membeli produk lainnya dapat dilakukan secara mandiri atau dibantu tenaga pemasar.

Produk reksa dana yang dijual para manajer investasi (MI) diseleksi penuh oleh Moduit dengan parameter sendiri untuk meningkatkan kenyamanan buat nasabah yang baru pertama kali mengenal produk investasi. Filtering yang dipakai memakai konsep PRIME (Performance persistance, Risk ratio, Investment AUM per fund level, Management dan Expense ratio).

Masing-masing dari kelimanya punya tolak ukur kualitatif dan kuantitatif yang menjamin bahwa semua produk reksa dana yang onboard sudah aman dari segi tata kelola risiko baik dari kondisi internal dan eksternal.

Saat ini Moduit menjual sekitar 60 produk reksa dana yang dikelola oleh 14 manajer investasi dengan variasi produk yang cukup luas menjangkau semua kebutuhan konsumen.

“Target kami benar-benar direct user yang belum pernah pakai reksa dana. Kami coba lindungi mereka dengan pre-screening produk. Sekarang kami sudah proses 31 manajer investasi, tapi yang baru onboard di Moduit baru 14 saja. Kami lebih menempatkan diri sebagai specilized market.”

Dia juga mengungkapkan tahun ini akan meningkatkan fitur tambahan agar pengalaman konsumen agar semakin seamless. Dari jumlah tenaga pemasar ditargetkan akan bertambah jadi 200 orang. Kenaikan secara keseluruhan diharapkan mencapai lima sampai enam kali lipat sepanjang tahun 2020.

Aplikasi b2c ke depannya akan dilengkapi dengan fitur pencarian tenaga pemasar yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pengalaman yang ditawarkan kurang lebih seperti konsumen mencari dokter di aplikasi Halodoc. Akan muncul rating kredibilitasnya, pengalaman dan harganya.

“Kami lihat perilaku milenial saat ini mereka terbiasa untuk belajar dan coba sendiri. Dari sisi sini belum butuh advisor karena uang mereka juga belum seberapa. Tapi saat uangnya sudah ratusan juta, di situlah kebutuhan advisor muncul. Nah ini bakal ada di modul kami berikutnya.”

Sementara untuk tenaga pemasar itu sendiri, rencananya akan dikembangkan lebih jauh menjual produk sekuritas, sehingga mereka tidak hanya bisa menjual reksa dana saja. Harapannya malah bila memungkinkan, masuk ke produk wealth management berikutnya seperti asuransi.

Selain mengantongi lisensi APERD, Moduit juga memiliki lisensi Penasihat Investasi (PI) untuk mengembangkan bisnis b2b2c-nya tersebut. Dengan lisensi ini, memungkinkan perusahaan untuk menjual semua produk investasi berbasis efek.

“Kami sedang develop modul berikutnya dengan penambahan produk baru. Dari fitur-fitur yang sudah ada sekarang, kami sedang memastikan MVP-nya tersebut bisa diterima atau tidak oleh nasabah, kalau belum mesti di kalibrasi karena user journey yang kita kejar.”

Untuk mendukung seluruh bisnis di atas, saat ini perusahaan sedang dalam tahap penggalangan dana seri A dengan kebutuhan US$3 juta (sekitar Rp41 miliar). Jeffry menargetkan dapat segera tutup pada bulan depan.

Sejak Moduit dirilis pada 2018, saat itu tim hanya ada lima orang, termasuk Jeffry dan Charles Jap yang memegang posisi sebagai CTO. Kini tim Moduit mencapai 28 orang. Perusahaan juga membuka kantor khusus engineer di Bandung.

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi Investasi Moduit

Strategi Moduit Tingkatkan Penetrasi Investasi Reksa Dana

Belakangan ini pemain reksa dana online makin ramai bermunculan, mengingat penetrasi instrumen investasi ini masih minim dimanfaatkan oleh masyarakat. Moduit hadir dengan pendekatan yang sedikit berbeda, tidak hanya permudah konsumen untuk berinvestasi. Tapi berkomitmen bangun industrinya itu sendiri dengan merilis platform untuk penasihat investasi (financial advisor).

Moduit didirikan pada awal 2018 oleh Jeffry Lomanto dan Charles Jap. Mereka melihat ada isu penting yang menghambat penasihat finansial untuk berkembang di tengah kemajuan teknologi. Penasihat yang juga bertugas sebagai tenaga pemasar dihadapkan dengan tantangan akuisisi nasabah yang mahal karena proses edukasi harus dilakukan secara individu.

Ditambah lagi, proses administrasi perizinan yang ribet. Sementara, dari sisi teknologi, IoT dan keamanan sistem jadi pain-point. Nasabah kesulitan mengakses informasi portofolio investasinya, serta dikenakan biaya transaksi yang besar.

“Jeffry dan Charles bertemu untuk menciptakan solusi agar semua orang bisa berinvestasi dengan mudah dan terjangkau. Moduit didirikan dengan visi menjadi gerbang akses untuk masyarakat Indonesia bisa mengelola kekayaannya,” ucap CMO Moduit Stefanus Adi Utomo kepada DailySocial.

Dalam model bisnisnya, Moduit punya dua produk yang menyasar tipe pengguna yang berbeda, sekaligus pembeda dari pemain yang lain. Yakni, aplikasi untuk nasabah dan platform untuk penasihat investasi. Keduanya sudah dirilis secara resmi.

Aplikasi Moduit punya beberapa keunggulan. Di antaranya proses kurasi produk menggunakan model Moduit PRIME, yang terdiri dari kriteria kuantitatif dan kualitatif. Alhasil, nasabah akan menerima produk pilihan yang tersedia di platform.

Berikutnya, fitur Moduit Navigator yang akan memandu nasabah mencapai tujuan keuangannya dengan cara merekomendasikan portofolio investasi yang sesuai, mengingatkan untuk berinvestasi rutin dan rebalancing secara berkala.

“Lalu, ada kemudahan akses bagi nasabah karena Moduit menggunakan multi data center dan berbagai teknologi pendukung seperti OCR (Optical Character Recognition) pada saat registrasi dan finger/face scan pada saat login.”

Hingga bulan Oktober 2019, Moduit telah bekerja sama dengan 15 manajer investasi, menyediakan 66 produk reksa dana pilihan. Aplikasinya sudah dirilis pada Maret 2019. Diunduh lebih dari 20 ribu pengguna baik versi iOS maupun Android.

“Dari angka pengunduh, jumlah terdaftarnya lebih dari 10 ribu nasabah dengan pertumbuhan rata-rata dana kelolaan per bulan 83% sejak tanggal peluncuran.”

Platform penasihat investasi

Co-Founder Moduit, Jeffry Lomanto dan Charles Jap / Moduit
Co-Founder Moduit, Jeffry Lomanto dan Charles Jap / Moduit

Stefanus menerangkan, platform penasihat investasi ini sebenarnya baru dirilis pada Mei 2019, setelah perusahaan mengantongi lisensi penasihat investasi dari OJK. Dari lisensi ini, jadi bekal perusahaan untuk memberikan solusi yang lebih komprehensif buat nasabah.

Alasan perusahaan merambah segmen ini lantaran ada ketimpangan jumlah tenaga pemasar efek dengan pertumbuhan pasar modal itu sendiri. Mengacu pada data OJK, jumlah tenaga pemasar efek berlisensi pada September 2019 hanya naik 5,37% atau 15.215 orang dari sebelumnya 14.439 orang, secara year to date.

Angka tersebut terdiri dari WPE/Wakil Perusahaan Efek (WPPE/Wakil Perantara Pedagang Efek atau WPEE/Wakil Penjamin Emisi Efek); Penasihat Investasi; APERD/Agen Penjual Efek Reksa Dana; dan WMI/Wakil Manajer Investasi.

Padahal pertumbuhan investor pasar modal dan dana kelolaannya lebih pesat dari itu. Jumlah investor saja pada tahun lalu tumbuh hingga 44,24% atau 1,6 juta orang.

“Di sini ada kebutuhan buat para tenaga pemasar bagaimana bisa tetap kompetitif. Mereka dapat memanfaatkan Moduit untuk memasarkan produk reksa dana yang sudah diseleksi dengan baik.”

Untuk menjadi penasihat investasi di Moduit, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Individu harus mendaftarkan diri sebagai MAP (Moduit Advisory Partners) dan membantu transaksi klien melalui platform.

Penasihat yang bergabung, harus memiliki lisensi yang masih berlaku. Bisa pilih, WPE (WPPE atau WPEE); WAPERD; atau WMI. “Mereka juga diharuskan punya keahlian untuk menggunakan aplikasi berbasis internet.”

Penasihat yang bergabung, sambungnya, akan didukung dengan berbagai fasilitas di luar pendapatan pasif maupun aktif. Di antaranya dukungan infrastruktur sistem Moduit, seperti CRM, Income Planner, Pipeline Management, dan Scheduler; dukungan operasional, secara berkala akan ada program pelatihan, market update, dan proses perizinan tenaga pemasar.

Tersedia aplikasi versi Android dan iOS yang dapat diunduh para penasihat untuk mulai berjualan.

Di samping itu, pihaknya tidak memberikan preferensi khusus untuk nasabah yang disasar. Stefanus hanya menyebut ada segmen masyarakat yang sibuk, atau butuh konsultasi dari pakar yang membutuhkan peran dari penasihat investasi ini. Yang mana, segmen ini tidak melulu berkaitan erat dengan nasabah tajir.

“Ada tipe masyarakat yang ragu-ragu untuk terjun ke pasar modal, sehingga mereka butuh ngobrol untuk memperkuat pertimbangan mereka. Ada juga yang sibuk, sehingga kurang update dengan perkembangan pasar modal.”

Sistem pembagian hasilnya untuk setiap nasabah yang berinvestasi lewat penasihat keuangan, ada dua tipe. Pendapatan langsung dari biaya transaksi yang besarannya tergantung ketentuan prospektus masing-masing dan pendapatan bulanan dari management fee.

Diklaim saat ini perusahaan telah memiliki sekitar 39 tenaga pemasar yang telah bergabung.

Target dan persiapan pendanaan seri A

Tampilan aplikasi Moduit / Moduit
Tampilan aplikasi Moduit / Moduit

Salah satu inovasi Moduit yang terbaru adalah bekerja sama dengan GoPay sebagai tambahan metode pembayaran. Diharapkan masyarakat akan semakin mudah berinvestasi reksa dana secara terjangkau.

Berikutnya, perusahaan akan menambah opsi pembayaran dengan metode virtual account yang bakal meluncur pada bulan depannya. “Kami akan terus memperkaya fitur dan memodifikasi proses untuk permudah nasabah dalam menggunakan aplikasi.”

Terkait pendanaan, Stefanus menyebut pihaknya sedang dalam proses penggalangan dana seri A. Diharapkan dapat diumumkan pada awal tahun depan.

Sebelumnya, perusahaan telah mengantongi sejumlah dana dengan nilai dirahasiakan dari angel investor. Lalu, baru saja lulus sebagai peserta dalam program Plug and Play Asia Pacific Batch 5.

“Kami baru saja mengikuti program Plug and Play Asia Pacific Batch 5 dan sedang dalam proses fundraising series A,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
After the partnership with Tanamduit, BukaReksa added an offer of 5 investment products from 3 asset management companies. Investment starts from Rp100,000

Bukalapak Partners with Tanamduit for BukaReksa

Bukalapak’s BukaReksa increased diversification of its investment product by establishing a strategic partnership with an investment service startup, Tanamduit. Bukalapak started BukaReksa based on a partnership with Bareksa.

Destya Danang Pradityo, Bukalapak’s Head of Payment & Financial Services, said the main reason behind the partnership is Tanamduit as an APERD (Mutual Fund Sales Representatives) has acquired license from OJK (Financial Services Authority). Later, there will be 5 new investment products from 3 asset management companies.

The five new investment products of BukaReksa are Bahana MES Syariah, Batavia Dana Dinamis, Sucorinvest Sharia Equity Fund, Sucorinvest Maxi Fund, and Batavia Dana Saham.

“We apply a strict KYC process within only 3-hour approval after the registration. BukaReksa and Tanamduit has no administration fees and all processes are transparent,” Pradityo said.

BukaReksa has now provided 21 mutual fund products with variant risks and return, and has managed to reach nearly 150,000 investors.

Tanamduit’s effort to expand its services

Previously, Mercato Digital Asia, a parent company of the mutual fund platform, Tanamduit, received seed funding worth of Rp44.7 billion (US$3 million) from RDN Kapital, a local venture capital affiliated with Minna Padi Group.

The fresh funding will be relocated to develop Tanamduit products, recruit new talents in IT and marketing, and launch some marketing activity initiatives. Regarding the current service, Muhammad Hanif, Tanamduit’s Business Development Director, considered the partnership with Bukalapak as a strategic move.

“Learn from our previous experience, the user experience is the most important thing for us at Tanamduit and BukaReksa. Therefore, by creating a strict KYC with an easy and fast process for users.”

Hanif added, the easy process is very relevant for retail customers who often experience difficulties and obstacles when registering to buy mutual fund in offline way. The online service technology, such as Bukalapak and Tanamduit, are expected to simplify the process.

Bank as agent is still dominating

Halim Haryono, OJK Investment Management’s Deputy Director, welcome the strategic partnership of both. As a regulator supervising directly all activities of mutual fund transactions online, he said the service provided by BukaReksa and Tanamduit has affected the public’s habit in purchasing mutual funds.

Showing a positive growth, either from increasing investors or online sales trend, OJK sees the bank as an entity that has the most customers in terms of mutual funds. The bank is considered to have clear markets and customers. However, OJK views the rise of fintech services is starting to help promote mutual fund products to the public.

Regarding its limit, the bank still has difficulty in reaching out to certain target markets. It’s the market most online mutual fund service has targeted. This is expected to help government extending the public’s interest in purchasing mutual funds.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
KI-Ka: Destya Danang Pradityo (Head of Payment & Financial Services Bukalapak), Halim Haryono (Deputi Direktur Pengelolaan Investasi OJK), Muhammad Hanif (Direktur Pengembangan Bisnis tanamduit) menunjukkan fitur Tanamduit di aplikasi Bukalapak

Bukalapak Gandeng Tanamduit di BukaReksa

BukaReksa dari Bukalapak meningkatkan diversifikasi produk investasinya dengan menjalin kemitraan strategis dengan startup layanan investasi Tanamduit. Sebelumnya Bukalapak memulai BukaReksa berbasiskan kemitraan dengan Bareksa.

Head of Payment & Financial Services Bukalapak Destya Danang Pradityo mengungkapkan, alasan utama kemitraan adalah Tanamduit sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Nantinya akan dihadirkan 5 produk investasi baru dari 3 perusahaan manajemen aset.

Lima produk investasi baru yang hadir di BukaReksa adalah Bahana MES Syariah, Batavia Dana Dinamis, Sucorinvest Sharia Equity Fund, Sucorinvest Maxi Fund, dan Batavia Dana Saham.

“Kami menerapkan proses KYC yang ketat dengan proses persetujuan hanya sekitar 3 jam saja setelah pengguna melakukan pendaftaran. BukaReksa dan Tanamduit juga tidak mengenakan biaya administrasi dan semua proses berjalan secara transparan,” kata Destian.

BukaReksa kini telah menyediakan 21 produk reksa dana dengan berbagai pilihan risiko dan return serta berhasil menjaring hampir 150 ribu investor.

Upaya Tanamduit memperluas layanan

Sebelumnya Mercato Digital Asia, induk usaha platform reksa dana Tanamduit, menerima investasi tahap awal sekitar Rp44,7 miliar (US$3 juta) dari RDN Kapital, sebuah perusahaan modal ventura lokal yang terafiliasi dengan Minna Padi Group.

Dana segar tersebut akan dipakai untuk mengembangkan produk Tanamduit, merekrut talenta baru di bidang TI dan pemasaran, dan melancarkan sejumlah inisiatif kegiatan pemasaran. Terkait layanan yang diberikan, kerja sama dengan Bukalapak dinilai Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit Muhammad Hanif merupakan langkah yang strategis.

“Belajar dari pengalaman kami selama ini, user experience menjadi hal yang paling penting bagi kami di Tanamduit dan tentu saja BukaReksa. Untuk itu dengan mengedepankan proses KYC yang ketat namun dengan kemudahan dan kecepatan proses kepada pengguna.”

Hanif menambahkan, kemudahan ini juga sangat relevan untuk nasabah ritel yang kerap mengalami kesulitan dan kendala saat mulai mendaftarkan diri membeli produk reksa dana secara offline. Teknologi yang dihadirkan layanan online seperti Bukapalak dan Tanamduit diharapkan memangkas proses tersebut menjadi lebih efisien.

Pembelian via bank masih mendominasi

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Deputi Direktur Pengelolaan Investasi OJK Halim Haryono yang menyambut baik kerja sama strategis antara keduanya. Sebagai regulator yang mengawasi langsung semua aktivitas transaksi reksa dana secara online, Halim menyebutkan, layanan yang diberikan BukaReksa dan Tanamduit secara langsung telah mempengaruhi kebiasaan masyarakat umum melakukan pembelian reksa dana.

Meskipun telah menunjukkan pertumbuhan yang positif, baik dari sisi jumlah kenaikan investor dan maupun tren pembelian reksa dana secara online, OJK melihat bank masih memiliki jumlah nasabah yang paling besar dalam hal penjualan reksa dana. Bank dinilai memiliki pasar dan nasabah yang sudah jelas. Namun demikian, OJK melihat kehadiran layanan fintech mulai membantu mempromosikan produk reksa dana kepada masyarakat.

Karena keterbatasan yang dimiliki, bank masih belum bisa menjangkau target pasar tertentu. Pasar ini yang disasar layanan reksa dana online. Hal ini diharapkan bisa membantu pemerintah memperluas minat masyarakat melakukan pembelian reksa dana.

“Jika kita lihat tren pembelian reksa dana pada gelombang pertama banyak dilakukan oleh Manajer Investasi (MI) secara manual, kemudian gelombang kedua bank mulai banyak menawarkan produk tersebut kemudian gelombang selanjutnya tren mulai berubah kepada layanan fintech. Di sisi lain saya melihat bank juga sudah mulai mengadopsi teknologi untuk menghadirkan layanan lebih kepada nasabah,” kata Halim.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Operating since 2017, currently claimed to have manage investment with AUM Rp26 billion

Mutual Funds Investment App “Kelola” to Target Young Generations

Kelola is a service developed to facilitate the public’s access to the investment instruments, such as mutual funds. It’s active from 2017, the service started with millennials as the target market. They expect to be the service to facilitate and help people to invest.

“On the current data, only 900 thousand of Indonesian people have mutual fund accounts for investment and only 600 thousand active users. Seen from the total population of productive age, still large opportunities in this sector. Regarding this, Kelola focused on investment literacy, particularly on Gen Z and millennials through social media, directly from Kelola app,” Eyfrel Likuajang, Kelola’s VP of Business Unit, said.

Competition among online mutual fund services is currently rising. Aside from two e-commerce giants, Bukalapak and Tokopedia, there are more services, such as Ajaib, XDana, Tanamduit, and INVISEE run business in the same segment.

Further, Likuajang said, Kelola was using very basic design due to making it easier for users to understand existing mutual fund products. They don’t want users to be confused when first trying to invest with financial jargons not many are familiar with. Kelola always trying to keep up the promotion with financial literacy.

In terms of features, Kelola has a mutual fund purchasing system that allows users to have its products with one payment. In terms of payment, Kelola strives for an easy and fast transaction of Virtual Account. In terms of products, mutual fund types curated are directly chosen from the best Investment Management in Indonesia.

“We provide digital access for the public to invest on financial products, such as mutual fund, and in the future might be insurance, P2P lending, and commodity [gold],” he added.

In its first eight-month operational, Kelola has reached more than 23 thousand app installation and 2300 active investors with AUM (Asset Under Management) reached Rp26 billion. As an under a year old service, Kelola’s focus is currently to increase market share and some other innovations.

“Later, Kelola will focus on improving market shares up to 15% by adding more types of investment products and focus on user acquisition, and literacy,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here