Tag Archives: mwc 2019

Vivo Berpeluang Menjadi Pabrikan Pertama yang Menelurkan Smartphone dengan Teknologi Over-the-Air Wireless Charging

Kita semua mengenal Vivo sebagai salah satu pabrikan smartphone yang paling berani berinovasi, setidaknya dalam beberapa tahun terakhir ini. Mereka adalah salah satu yang pertama merealisasikan teknologi in-display fingerprint scanner, tidak ketinggalan juga kamera selfie pop-up sebagai solusi alternatif terhadap notch.

Belum lama ini, Vivo diam-diam telah meneken kontrak kerja sama dengan Energous, perusahaan yang selama beberapa tahun terakhir ini mengembangkan teknologi over-the-air wireless charging. Teknologi garapan mereka yang dijuluki WattUp memungkinkan perangkat untuk diisi ulang baterainya benar-benar secara nirkabel, tanpa harus diletakkan di atas charging pad seperti yang kita kenal selama ini.

Asalkan perangkatnya berada tidak lebih dari sekitar 4,5 meter dari base station WattUp, baterainya akan terisi, dan selama itu perangkat juga masih bisa kita gunakan seperti biasa. Kecepatannya mungkin lebih terbatas ketimbang Qi wireless charging, namun baru-baru ini Energous juga telah mendemonstrasikan versi baru WattUp dengan kapasitas 20 watt di ajang MWC di Barcelona.

Singkat cerita, apa yang dikerjakan Energous bisa dianggap sebagai bentuk paling sempurna dari teknologi wireless charging. Selama beberapa tahun Energous sibuk mematangkan teknologinya sekaligus mengurus berbagai perizinan demi membuktikan bahwa teknologi besutan mereka aman dipakai untuk skenario sehari-hari.

Buat Vivo, kemitraan ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi teknologi WattUp, tentunya dengan maksud supaya suatu saat teknologi ini dapat mereka integrasikan ke smartphone bikinannya. Kapan itu bakal terealisasi? Belum ada yang tahu, tapi kalau melihat rekam jejak Vivo, mereka termasuk tipe yang tidak ingin berlama-lama dalam mempersembahkan terobosan terbaru kepada konsumen.

Sumber: Digital Trends dan Energous.

Di Balik Body Bongsornya, Energizer Power Max P18K Pop Menyimpan Kekuatan Baterai 18.000mAh

Dalam satu tahun terakhir kita bersama-sama sudah menyaksikan bagaimana upaya keras pabrikan perangkat untuk memangkas ketebalan smartphone dan tablet buatannya, sambil terus menekan penampang bezel sehingga layar dapat berfungsi lebih optimal. Semua upaya ini adalah untuk memaksimalkan sisi portabilitas perangkat yang kini sudah menjadi kebutuhan harian.

Tetapi Energizer, perusahaan yang dikenal dengan produk baterai justru menempuh pendekatan yang sangat berbeda. Disebut sudah mempersiapkan sederet smartphone untuk ajang MWC 2019, Energizer justru memperlihatkan sebuah smartphone baru yang memiliki ketebalan sampai empat kali lipat dari iPhone X.

Sekilas barangkali Anda melihat adanya degradasi inovasi di tubuh Energizer. Apa yang sebenarnya mereka lakukan dan pertanyaan skeptis lainnya.

Yang sebenarnya, Energizer justru mencoba menawarkan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang berani dan anti mainstream. Adalah Power Max P18K Pop yang mengemban misi berat tersebut. Di balik tubuh bongsornya yang menjadi pergunjingan, tersimpan kekuatan istimewa berupa baterai 18.000mAh yang membuatnya mampu bertahan selama 50 hari waktu siaga, 48 jam memutar video non-stop, dan 90 jam waktu bicara sebagaimana dilansir oleh TrustedReviews.

Energizer Max Power P18K Pop

Karena kelebihannya itu, P18K Pop juga mampu melakukan tugas lain yang tak bisa dilakukan smartphone lainnya, antara lain mengisi ulang daya perangkat lain, bahkan menyalakan kapasitor fluks.

Perangkat menjalankan sistem operasi Android 9.0 Pie, dengan prosesor MediaTek P70 dan pengolah Mali-G72. Ruang simpannya pun istimewa dengan kapasitas seluas 128GB, unit kamera modular, dan RAM berukuran 6GB.

Kapasita baterainya yang besar tidak hanya mendatangkan masalah pada ketebalan, tapi juga durasi waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kembali tenaga yang hilang. Untuk menjawab keraguan ini, Energizer membenamkan dukungan pengisian cepat melalui USB-C. Kendati demikian, kapasitas 18.000mAh tetap membutuhkan waktu berjam-jam untuk terisi penuh kembali.

Di bagian punggung, Power Max P18K Pop menggendong tiga buah kamera, antara lain sensor 12 megapiksel, 5 megapiksel, dan sensor 2 megapiksel. Sedangkan untuk selfie, ia memiliki mekanisme kamera popup dengan sensor 16 megapiksel dan 2 megapiksel.

screenshot-twitter.com-2019-02-27-10-23-31

Pertanyaan terakhir, apakah Power Max P18K Pop benar-benar akan dijual? Jawabannya, iya. Seperti halnya Max Power P16K Pro, generasi Max Power baru ini pun akan dilempar ke pasar yang dijadwalkan pada bulan Juni 2019 dengan banderol di kisaran $680.

Sumber berita Techcrunch, twitter.com/AHTK250 dan Twitter/davegershgorn.

Oppo Pamerkan Prototipe Foldable Smartphone Rancangannya

Foldable smartphone menjadi salah satu topik pembicaraan terhangat di tengah perhelatan Mobile World Congress tahun ini berkat peluncuran Samsung Galaxy Fold dan Huawei Mate X. Lalu siapa lagi yang bakal menyusul? Oppo, meski yang mereka umumkan baru sebatas prototipe.

Oppo juga tidak memamerkan perangkat ini di hadapan para jurnalis, melainkan hanya melalui foto-foto yang diunggah ke Weibo oleh Brian Shen selaku vice president-nya. Tanpa perlu kita amati secara teliti, tampak jelas bahwa foldable phone bikinan Oppo ini mirip sekali dengan Huawei Mate X, mulai dari mekanisme lipatnya sampai ke bagian samping yang dihuni oleh kamera sekaligus berfungsi sebagai grip ketika perangkat dalam posisi layar terbuka lebar.

Oppo foldable phone prototype

Apakah ini berarti Oppo terang-terangan menyontek Huawei sehingga mereka belum berani memperkenalkan foldable phone-nya secara resmi? Kita boleh saja berasumsi demikian, akan tetapi Brian punya penjelasan yang berbeda.

Berdasarkan pantauan Engadget di kolom komentar post yang diunggah Brian, beliau menjelaskan bahwa awalnya Oppo berniat menyingkap perangkat ini di sesi keynote mereka di MWC 2019, namun pada akhirnya rencana tersebut dibatalkan.

Alasannya, menurut Brian, foldable phone kurang bisa meningkatkan user experience secara drastis. Namun itu bukan berarti Oppo bakal selamanya menyimpan prototipe ini di labnya. Seandainya ada demand yang cukup tinggi, dilihat dari seberapa banyak retweet yang didapat oleh unggahan Shen, maka ada kemungkinan Oppo bakal memproduksinya secara massal.

Oppo foldable phone prototype

Menurut saya pribadi, dalih terkait user experience itu cukup mudah untuk disangkal. Pasalnya, notch yang membanjiri smartphonesmartphone terkini juga bisa dibilang kurang efektif dalam meningkatkan user experience.

Baik penggunaan notch maupun konsep foldable seperti ini menurut saya tujuan utamanya adalah untuk menambah screen real estate. Malahan kalau konsep foldable semestinya bisa mengubah user experience secara drastis mengingat yang dihadapi konsumen bukan lagi tampilan smartphone saja, melainkan smartphone + tablet dalam satu kemasan.

Sumber: Engadget via The Verge.

Samsung Galaxy A30 dan Galaxy A50

Samsung Galaxy A30 dan Galaxy A50, Serba Jumbo Luar Dalam

Anda keliru jika beranggapan Samsung telah usai di ajang MWC 2019 dengan hanya melahirkan smartphone flagship, Galaxy S10 dan kawan-kawan. Faktanya, pabrikan asal Korea Selatan itu kembali memberi kejutan khususnya bagi para penggemar yang tak mampu menjangkau harga sang jagoan teratas tersebut.

Diplot untuk menyasar konsumen kelas menengah, Galaxy A30 dan Galaxy A50 resmi diperkenalkan ke publik, menjadi dua iterasi terkini dari seri Galaxy A yang memang harganya tak semahal seri Galaxy S.

Spesifikasi Samsung Galaxy A30

Samsung galaxy A30_1

Dibalut tiga warna pilihan hitam, putih dan biru, Samsung Galaxy A30 menawarkan tampilan apik melalui desain kaca 3D. Layarnya mengemas panel Super AMOLED yang sejak lama jadi ikon Samsung, dengan aspek rasio 19,5:9 seluas 6,4 inci. Jadi, yap ini adalah smartphone yang cukup lega untuk digengam.

Di bawah tudungnya yang lebar, Samsung Galaxy A30 mengandalkan nahkoda racikan sendiri, Exynos 7904 yang mengemas dua ARM Cortex-A73 1.8GHz dan 6 buah inti Cortex-153 1,6GHz bersama dengan RAM sebesar 3GB atau 4GB tergantung pilihan konsumen. Ruang simpan masing-masing pun dibedakan atas dua, 32GB dan 64GB masing-masing.

Samsung galaxy A30_rear

Di bagian punggung duduk dua buah kamera utama 16MP dengan aperture f / 1.7 dan yang lainnya mengemas sensor 5MP, f / 2.2 berlensa ultra wide. Sedangkan di bagian dahi menempel kamera depan 16MP dengan aperture f/2.0 dan fokus tetap. Kapasitas baterainya sendiri cukup besar, yakni 4.000mAh bersama dengan dukungan pengisian cepat 15W.

Spesifikasi Samsung Galaxy A50

Beralih ke model Galaxy A50 yang tampaknya punya kelas satu tingkat lebih tinggi, ditandai dengan bekal dapur pacu yang satu level lebih baik, Exynos 9610 dengan 4x Arm Cortex-A73 core @ 2.3GHz + 4x Arm Cortex-A53 core @ 1.7GHz.

Menjadi cangkang pembukus prosesor, ada body kaca 3D yang menampilkan kesan mewah berkilau. Panel Super AMOLED juga menjadi andalan di bagian layar dengan ukuran lebar 6,4 inci dan aspek rasio yang sama dengan model Galaxy A30. Perangkat ini akan tersedia dalam dua varian: 4GB RAM + 64GB dan 6GB RAM + 128GB. Seperti sang adik, penyimpanan di Galaxy A50 ini juga dapat diperluas hingga 512GB melalui kartu microSD.

Samsung Galaxy A50

Faktor pembeda yang membuat Galaxy A50 lebih bergaya ada di bagian sensor sidik jari yang sudah mengikuti kebanyakan perangkat flagship, yaitu tertanam di dalam layar, tidak lagi di punggung atau di sisi perangkat.

Kamera Galaxy A50 juga lebih menonjol dengan konfigurasi lensa 25MP + 5MP dan 8MP masing-masing dengan aperture f/1.7, f/2.2 dan f/2.4. Fungsi ketiganya juga berbeda, jika yang pertama berperan sebagai kamera induk, dua lainnya bertugas menangkap kedalaman penginderaan dan sudut ultra-wide. Baterai yang sama, 4.000mAh juga menjadi daya bagi Galaxy A50 untuk tetap terjaga.

Samsung Galaxy A50_rear

Samsung sendiri belum buka suara soal banderol kedua perangkat barunya ini. Tetapi mereka mengonfirmasi bahwa keduanya akan mulai tersedia pada pertengahan Maret mendatang.

Sumber berita Samsung.

Sony Xperia L3

Sony Xperia L3 Temani Sang Flagship, Tawarkan Kamera Ganda dan Pelapis Gorilla Glass 5

Sony yang masih berjuang di industri mobile rupanya tak mau ketinggalan gemerlap pesta mobile terbesar di dunia, MWC 2019 yang digelar di Barcelona, Spanyol. Dalam kesempatan itu, Sony memperkenalkan sejumlah perangkat termasuk flagship Xperia 1, Xperia 10 dan Xperia 10 Plus di kelas menengah premium. Tak berhenti di situ, Sony juga menyingkap Xperia L3, varian kelas menengah lebih murah yang sempat muncul dalam rumor beberapa waktu silam.

Ditenagai chipset “kelas dua” MediaTek Helio P22, Xperia L3 tampil cukup apik dengan garis desain klasik Sony yang ditingkatkan dengan aspek rasio 18:9, menampilkan kesan penuh tanpa gangguan notch di dahi. Untuk memperkuat layarnya yang berukuran 5,7 inci HD+, Sony mengadopsi pelapis kaca Gorilla Glass 5.

screenshot-farm8.staticflickr.com-2019-02-26-10-59-54

Di sektor kamera, tak ada kejutan berarti, masih mengikuti tren berupa kamera ganda di belakang dengan konfigurasi 13MP + 2MP, didampingi oleh kamera depan 8MP. Tersedia ruang simpan seluas 32GB untuk menampung berbagai momen baik foto maupun video yang ditangkap oleh kedua kamera tersebut. Sementara kapasitas RAM-nya ditawarkan dalam satu opsi, 3GB.

Kebutuhan daya Sony Xperia L3 ditopang oleh baterai 3.300 mAh yang juga memberi tenaga bagi sejumlah modem konektivitas seperti 4G VoLTE, Bluetooth v5, NFC, USB Type-C, dan juga Google Cast serta berbagai sensor standar, antara lain sensor accelerometer, ambient light sensor, digital compass, hall sensor, magnetometer, step counter, step detector, significant motion detector, dan proximity sensor. Sony Xperia L3 memiliki dimensi 154x72x8.9mm dengan bobot 156 gram.

screenshot-farm8.staticflickr.com-2019-02-26-10-58-26

Sony belum mengungkapkan berapa harga jual untuk Xperia L3 ini. Tapi kabar baiknya, Sony tak akan menunggu lama untuk memasarkan punggawa barunya ini ke negara-negara potensial. Dua opsi SIM tunggal dan dual SIM tersedia bersama beberapa pilihan warna, antara lain hitam, emas dan perak.

Sumber berita Sonymobile.

ZTE Ikut Ramaikan Persaingan Smartphone 5G dengan Memperkenalkan Axon 10 Pro 5G

Nasib ZTE berada di ujung tanduk tatkala pemerintah Amerika Serikat memberlakukan larangan ketat terhadap penggunaan teknologi vital dan produk yang menjadi jantung bagi bisnisnya. Meski larangan tersebut sudah dicabut, ZTE belum sepenuhnya bisa bernafas lega karena batu sandungan yang sama bisa datang lagi sewaktu-waktu.

Tetapi hal itu sepertinya tak membuat ZTE patah arang. Memanfaatkan ajang MWC 2019 yang tengah menjadi pusat perhatian dunia, ZTE dengan gagah berani ikut terjun ke kancah pertempuran smartphone 5G pertama dengan memperkenalkan smartphone barunya, Axon 10 Pro 5G.

Yap, betul sekali. ZTE Axon 10 Pro 5G menjadi smartphone 5G ke sekian setelah Samsung menarik pelatuk tanda perang yang kemudian dibalas oleh Huawei lewat Mate X, LG dengan V50 ThinQ, OPPO dengan jagoan rahasianya, Xiaomi lewat Mi MIX 3 5G dan kini ZTE juga ada di medan laga.

ZTE Axon 10 Pro_2

Hal negatif yang membuat kabar ini kurang menggigit adalah fakta bahwa ZTE belum membeberkan secara lengkap spesifikasi Axon 10 Pro 5G. Untungnya, beberapa komponen vital sudah dikonfirmasi termasuk ketersediannya di pasar.

Untuk jeroan, tak heran jika kita menemukan Snapdragon 855 duduk manis di dapur pacu Axon 10 Pro 5G. Modem Snapdragon X50 5G sudah barang tentu mendampingi chipset dengan kecepatan unduhan hingga 2Gbps. Modem inilah yang nantinya menjadi tulang punggung Axon 10 Pro 5G dalam menangkap jaringan 5G di wilayah tercakup.

Selain 5G, Axon 10 Pro masih menawarkan cakupan penuh 2G, 3G, dan 4G dengan kualitas yang baik berkat desain antena full-band yang dikembangkan di dapur mereka.

Material pembangun Axon 10 Pro 5G tak berbeda dengan perangkat flagship keluaran pesaing, yaitu kombinasi material logam dan kaca. Di bagian punggung hanya terlihat tiga buah kamera dan lampu LED, tidak ada sensor sidik jari di sana karena ZTE memindahkannya ke layar sesuai ekspektasi banyak orang.

Sayang ZTE tidak memberikan info spesifik mengenai kamera-kamera itu, selain mengatakan bahwa fitur AI scene recognition dan AI portrait lighting akan disertakan dalam konfigurasi di dalamnya.

ZTE Axon 10 Pro 5G disebut bakal tersedia perdana di Eropa dan Tiongkok pada H1 2019 mendatang. Namun ZTE belum buka suara soal berapa banderol yang harus digelontorkan untuk membawa pulang Axon 10 Pro 5G.

Sumber berita Ubergizmo.

Microsoft HoloLens 2 Resmi Diluncurkan, Unggulkan Penyempurnaan di Sektor Kenyamanan dan Immersion

Rumor mengenai Microsoft HoloLens 2 yang sempat berseliweran bulan lalu sama sekali tidak meleset. Di hadapan para pengunjung Mobile World Congress 2019, Microsoft resmi menyingkap generasi kedua dari mixed reality headset andalannya tersebut.

Sepintas wujud HoloLens 2 kelihatan mirip seperti pendahulunya, akan tetapi Microsoft sebenarnya sudah menerapkan sejumlah penyempurnaan di sektor desain. Secara keseluruhan, dimensi perangkat kini lebih kecil, dan bobotnya pun lebih ringan berkat penggunaan material serat karbon yang menyeluruh.

Juga berbeda adalah mayoritas komponen elektronik yang kini diposisikan di bagian belakang, sehingga perangkat tidak terasa berat sebelah saat digunakan. Bagian belakangnya ini dilengkapi sebuah kenop yang dapat diputar untuk mengencangkan atau merenggangkan strap yang mengikat kepala pengguna.

Masih seputar fisiknya, bagian depannya kini bisa dilipat ke atas saat sedang tidak digunakan, tidak perlu melepas perangkat sepenuhnya. Pengguna berkacamata pun kini juga bisa mengenakan HoloLens 2 dengan nyaman. Namun tentu saja ergonomi baru sebagian dari cerita utuhnya, sebab Microsoft juga telah menyempurnakan HoloLens 2 dari segi performa.

Microsoft HoloLens 2

Pada HoloLens orisinal, keluhan terbanyak yang disampaikan para reviewer adalah field of view yang begitu kecil (hanya sekitar 30 derajat secara horizontal). Dampaknya, hologram sering sirna dari pandangan meski pengguna hanya menoleh sedikit.

Problem tersebut sudah dibenahi. Field of view HoloLens 2 kini diklaim lebih dari dua kali lebih luas ketimbang pendahulunya, dan itu tanpa berkompromi soal resolusi – masih setara dengan resolusi 2K per mata. Bicara soal mata, Microsoft rupanya juga sudah menyematkan sistem eye tracking pada HoloLens 2, sehingga interaksi bisa berjalan secara lebih alami.

Kelebihan dalam hal interaksi ini turut didukung oleh pengenalan gesture yang lebih komplet. Pada HoloLens 2, memanipulasi objek hologram menggunakan tangan jauh lebih menyerupai di dunia nyata, dan itu menumbuhkan kesan bahwa versi pertamanya sangatlah terbatas dalam hal pengenalan gesture.

Microsoft HoloLens 2

Tidak seperti sebelumnya, Microsoft sudah mantap dengan posisi HoloLens 2 sebagai produk enterprise, sebab potensinya memang akan jauh lebih terasa di tangan para profesional ketimbang konsumen secara umum. Itulah mengapa Microsoft tak segan mematok harga $3.500 untuk HoloLens 2, lebih mahal $500 ketimbang pendahulunya.

Ini ternyata berlawanan dengan yang dirumorkan selama ini, di mana Microsoft disebut bakal menyiapkan solusi supaya harga jual HoloLens 2 tidak melambung. Terlepas dari itu, $3.500 untuk ukuran produk enterprise masih tergolong wajar. Untuk pengguna kasual, mungkin Magic Leap One bisa menjadi pilihan yang lebih bijak.

Sumber: VentureBeat dan Microsoft.

Dibekali Chipset Snapdragon 855, Mi MIX 3 5G Jadi Smartphone 5G Pertama Xiaomi

Prediksi sejumlah pengamat bahwa di tahun 2019 ini adalah eranya teknologi 5G dan layar tekuk rasanya tak berlebihan, malah memang benar adanya. Setidaknya pabrikan Samsung, OPPO dan Xiaomi telah memastikan diri ikut dalam eksplorasi ponsel pintar 5G. Tetapi nama terakhir memilih untuk tidak merilis produk dengan nama baru, melainkan memoles salah satu flagship terbarunya,yaitu Mi MIX 3 dengan menyematkan dukungan jaringan 5G.

Anda tentu bertanya-tanya apakah spesifikasi Mi MIX 3 5G juga mengalami peningkatan dibandingkan versi sebelumnya. Jawabannya iya. Mi MIX 3 5G sports mendapatkan peningkatan spesifikasi tanpa melakukan banyak rombakan pada desain premium di iterasi terdahulu. Peningkatan paling terasa ada di dapur pacu di mana Mi MIX 3 5G sudah menggunakan chipset Snapdragon 855 yang membawa serta modem X50 5G. Peningkatan kecil lain yang mungkin tidak disadari adalah komponen baterai yang sedikit lebih besar, yakni 3.800mAh berbanding 3.500mAh.

Perbedaan antara Mi MIX 3 dan Mi MIX 5G praktis berhenti hanya di dua komponen itu saja. Pasalnya, kedua flagship memiliki kesamaan yang dominan dipandang dari berbagai sudut. Untuk meredam panas yang dihasilkan oleh chipset tersebut, Mi MIX 5G juga dibekali sistem pendingin hybrid dan body keramik melengkung di empat sisi. Layarnya masih selebar 6,4 inci dengan resolusi 2340 x 1080 piksel.

Konfigurasi kamera belakang terdiri dari dua sensor 12MP yang ditenagai teknologi kecerdasan buatan yang pintar. Kemampuan yang sama juga dibenamkan ke kamera depan 24MP + 2MP yang dapat digeser menggunakan mekanisme magnetik, konsep baru yang dipopulerkan oleh OPPO Find X.

Xiaomi Mi MIX 3 5G bakal tersedia mulai bulan Mei di situs resmi Xiaomi dan sejumlah ritel dengan banderol di kisaran EUR 599. Satu daru dua warna Biru dan Hitam bisa dipilih oleh konsumen yang ingin membawa pulang Mi MIX 3 5G.

Versi standar Mi MIX 3 sendiri pertama kali diperkenalkan pada Oktober dan mulai dijual di Tiongkok satu bulan setelah diumumkan, kemudian diikuti oleh beberapa pasar di Asia Tenggara. Kawasan Eropa sendiri baru kebagian jatah pada bulan Januari 2019 lalu.

Sumber berita PhoneArena.

Menjelma Jadi Perangkat Bertenaga Cloud, Microsoft Singkap Azure Kinect di MWC 2019

Kehadiran Kinect boleh dikatakan sebagai respons Microsoft terhadap tren pemanfaatan input motion sensing di ranah gaming yang sebelumnya dipopulerkan oleh Wii (via remote dan Nunchuk-nya). Kinect meluncur di era Xbox 360 dan awalnya dibundel dalam paket penjualan Xbox One. Tak semua orang setuju dengan langkah ini, namun dukungan dari sisi konten malah berkurang signifikan begitu Kinect dijual terpisah.

Tanpa konten mencukupi, Microsoft akhirnya memutuskan buat menghentikan produksi Kinect versi konsumen di bulan Oktotober 2017. Meski demikian, sang produsen menekankan bahwa mereka akan terus mengembangkan teknologi di belakang produk ini. Lalu pada bulan Mei 2018, perusahaan mengungkap rencana untuk mengadopsi Kinect ke ranah cloud computing. Dan bersamaan dengan pengumuman HoloLens baru di MWC 2019, Microsoft memamerkan reinkarnasi dari Kinect.

Dalam pameran teknologi di kota Barcelona itu, Microsoft memperkenalkan periferal Azure Kinect versi development kit untuk PC. Hilang sudah wujud balok memanjangnya, Azure Kinect mempunyai ukuran sebesar telapak tangan. Di sana produsen membekalinya bersama kamera RGB 12MP, sebuah kamera depth 1MP (beresolusi 1024x1024p yang juga dikembangkan buat HoloLens 2), serta tujuh buah microphone sehingga memungkinkannya mendengar input suara.

Di presentasinya, Julia White selaku corporate vice president Microsoft Azure menjelaskan bahwa Azure Kinect merupakan perangkat intelligent edge yang tak hanya dapat mendengar dan melihat, tetapi juga bisa memahami tingkah laku manusia, serta keadaan lingkungan danobjek-objek di sana dengan tingkat akurasi sangat tinggi. Versi anyar ini ditenagai oleh teknologi cloud dan dapat dimanfaatkan buat kebutuhan terkait penerapan kecerdasan buatan.

Dengan Azure Kinect, kebutuhan terhadap dukungan hardware berperforma tinggi jadi lebih kecil. Kemudian developer akan jadi lebih mudah mengimplementasikan algoritma artificial intelligence dalam jaringan berskala kecil. Satu unit Azure Kinect bisa bekerja secara mandiri atau dipasangkan ke unit untuk memetakan ruang secara tiga dimensi. Beberapa partner Microsoft yang sudah menggunakannya meliputi Datamesh, Ocuvera serta Ava.

Pada dasarnya, Azure Kinect sendiri merupakan hardware pelengkap untuk headset mixed reality HoloLens 2. Dibanding pendahulunya, versi kedua tersebut lebih canggih di hampir segala hal. Ia lebih nyaman saat dikenakan, punya field of view lebih luas dan lebih baik dalam mengidentifikasi objek di dunia nyata.

Microsoft sudah membuka gerbang pre-order Azure Kinect DK mulai hari ini melalui website resminya. Perangkat dibenderol seharga US$ 400, disediakan terlebih dahulu di kawasan Amerika dan Tiongkok.

Via TechCrunch.

Nokia 9 PureView Featured

Nokia 9 PureView, Nokia 4.2, Nokia 3.2, Nokia 1 Plus dan Nokia 210 Serbu MWC 2019

Ajang MWC 2019 benar-benar menjadi ajang pesta pora bagi pabrikan perangkat dan juga menjadi ajang pilih-pilih bagi konsumen yang sudah mengincar smartphone pegangan baru. Sejumlah nama besar hadir di sana, salah satunya HMD Global yang mengibarkan nama Nokia lewat sejumlah keluaran baru, yaitu Nokia 4.2, Nokia 3.2, Nokia 1 Plus, ponsel feature Nokia 210 dan tentu saja flagship yang telah lama dinantikan, Nokia 9 PureView.

Seperti apa spesifikasi kelima perangkat ini? Mari kita ulas satu per satu.

Nokia 9 PureView

Kita mulai dari yang paling gahar. Nokia 9 PureView menonjolkan banyak fitur baru, di antaranya tentu saja teknologi layar PureView-nya yang bukan komponen layar biasa. Layar ini mengemas komponen panel POLED Quad-HD + (1440×2960 ​​piksel) selebar 5,99 inci dengan rasio aspek 18,5: 9. Jadi, yap layar ini cukup istimewa.

beholder-carousel-story-1--desktop

Keistimewaan lainnya terpampang di komponen kamera, di mana smartphone ini mengemas lima kamera belakang dengan lensa bersertifikasi Zeiss, yang disatukan oleh tiga sensor monokrom 12 megapiksel dan dua sensor RGB 12 megapiksel. Setiap individu dari lensa ini akan terpicu untuk merekam objek ketika sistem kamera dipergunakan. Kemudian sitem kamera akan menggabungkan foto-foto ini yang menghasilkan gambar tunggal. Walhasil, detail dan kejernihannya sulit untuk dicela. Sementara di bagian depan, ada kamera selfie 20 megapiksel yang juga sebuah angka yang rendah.

Nokia 9 memiliki kapasitas RAM sebesar 6GB, penyimpanan internal 128GB, dan baterai 3.320mAh dengan dukungan pengisian daya nirkabel. Selain itu, HMD Global juga menyematkan dukungan konektivitas seperti Wi-Fi 5, Bluetooth 5.0, dan NFC. Nokia PureView juga bersertifikat IP67 untuk ketahanan terhadap air dan debu dan dapur pacunya mengandalkan chipset Snapdragon 845.

nokia_9_pureview-specs-desktop

Menurut HMD Global, Nokia 9 PureView akan dibanderol mulai dari $699 dan akan memasuki tahap pre-order segera di beberapa negara. Penjualan publiknya sendiri akan dimulai pada bulan Maret 2019.

Nokia 4.2

Nokia 4.1 tampil elegan dengan sentuhan notch tetesan air di bagian dahi, menghiasi layar HD + 5,71 inci yang memiliki resolusi layar 1520 x 720 piksel dan kerapatan piksel 270 ppi. Jeroannya mengandalkan prosesor Qualcomm Snapdragon 439 dengan dua opsi RAM, yaitu 2GB dan 3GB masing-masing dengan penyimpanan internal 16GB dan 32GB.

nokia_4_2

Dalam hal kemampuan kamera, Nokia 4.2 memiliki dua kamera di bagian belakang masing-masing 13 megapiksel dan 2 megapiksel dengan lensa fokus tetap. Di bagian depan, dilengkapi 8 megapiksel dengan aperture f / 2.0. Smartphone ini dibanderol $169 untuk RAM 2GB dan $199 untuk model RAM 3GB.

Nokia 3.2

Masih dengan notch tetesan air, Nokia 3.2 tampil lebih jumbo dengan layar 6,26 inci dan resolusi 1520 x 720 piksel. Namun daya gedornya turun hanya berbekal Snapdragon 429 dengan ketersediaan RAM dan memori yang sama, 2GB + 16GB dan RAM 3GB + 32GB.

nokia_3_2

Kombinasi kameranya juga otomatis turun sesuai kelas, di mana hanya ada satu buah lensa 13MP di bagian punggung dan satu buah lensa selfie di depan yang bersolusi 5MP. Yang menggembirakan, smartphone berdaya 4.000mAh ini sudah membawa sistem operasi Android 9.0 Pie.

Nokia 1 Plus

Nokia 1 Plus

Pilihan lebih ringkas datang dalam wujud Nokia 1 Plus yang mengemas layar selebar 5,45 inci dan aspek rasio 18:9. Dapur pacunya juga sederhana, yaitu MediaTek MT6739WW yang ditemani RAM sebesar 1GB dan memori hanya 8GB. Dutujukan untuk pengguna pemula, smartphone didampingi oleh kamera 8MP dan 5MP untuk belakang dan depan. Sedangkan sistem operasinya menggunakan Android 9.0 Pie Go Edition.

Nokia 210

nokia-210

Opsi terakhir, HMD Global meluncurkan Nokia 210 yang mengajak kita untuk tidak dengan mudah melupakan masa lalu. Yap, ini adalah ponsel feature standar yang dibalut layar hanya 2,4 inci dan penyimpanan internal 16MB. Kamera utamanya masih beresolusi VGA dengan dukungan baterai 1020mAh. Namun untuk daya tahan, ponsel ini adalah juaranya ketimbang smartphone canggih di atas, karena mampu bertahan selama 20 hari waktu siaga dan 18 jam waktu bicara. Jadi, ponsel ini cocok untuk dijadikan backup di saat-saat genting. Ponsel ini dijual hanya $35 dan akan tersedia dalam waktu dekat.

Sumber berita HMDGlobal via GSMArena.