Tag Archives: Nattapak Atichartakarn

Rencana Ekspansi Lalamove dan Tuntutan Industri Logistik di Indonesia

Startup logistik asal Hong Kong Lalamove baru saja mengumumkan perolehan pendanaan Seri C senilai US$100 juta (lebih dari 1,3 triliun Rupiah) dari perusahaan investasi besutan Founder dan CEO Xiaomi Lei Jun, Shunwei Capital. Salah satu agenda mereka dengan pendanaan ini adalah ekspansi dan Indonesia menjadi salah satu destinasi yang dituju.

DailySocial menghubungi tim ekspansi Lalamove untuk membicarakan langkah ini. Tim Lalamove menginformasikan sampai hari ini ekspansi di Indonesia masih dimatangkan rencananya, sehingga belum ada rencana spesifik yang bisa disampaikan. Namun perluasan di berbagai negara di Asia Tenggara memang menjadi salah satu prioritas. Bagi Lalamove, Indonesia pun dikatakan sebagai pasar yang sangat penting.

Apa yang ditawarkan Lalamove sebenarnya mirip dengan yang disajikan Deliveree di Indonesia. Mereka memungkinkan pemilik bisnis untuk memesan transportasi angkut barang, seperti truk, untuk mengantar barang ke pembeli.

“Seperti yang Anda tahu, Lalamove mencoba memfasilitas kebutuhan konsumen melalui teknologi yang belum dapat dicapai oleh pengiriman tradisional, seperti kecepatan pengiriman, fulfilment dan skalabilitas. Masalah besar yang Lalamove bantu selesaikan adalah biaya pengiriman last-mile delivery, yaitu pengiriman barang kepada konsumen akhir. Biaya ini menyumbang hingga 28% dari total biaya pengiriman,” ujar tim ekspansi Lalamove.

Salah satu studi kasus yang juga ingin ditawarkan di lokasi ekspansi adalah seputar kesempatan terbukanya lapangan kerja. Sama seperti layaknya layanan on-demand yang sudah ada, hadirnya Lalamove memberikan kesempatan pemilik kendaraan angkutan barang untuk menjadi mitra pengemudi.

“Di Asia Tenggara, logistik menyumbangkan persentase 15% dari PDB dari seluruh lini industri. Alasan mengapa angka ini begitu tinggi biasanya karena inefisiensi, terutama pada last-mile delivery. Di sinilah Lalamove ingin berperan,” imbuh  mereka.

Tantangan dan kesempatan lini bisnis logistik di Indonesia

Menanggapi tentang rencana kehadiran Lalamove ke Indonesia, DailySocial berbincang dengan CEO dan Founder Iruna Yan Hendry Jauwena. Iruna merupakan penyedia platform e-logistik yang cukup baru di Indonesia. Dalam keterangannya, Hendry menyampaikan bahwa hadirnya Lalamove di Indonesia tidak akan mengganggu secara signifikan tatanan industri logistik yang sudah ada. Tidak sampai menjadi disrupsi. Sebaliknya Hendry justru menyampaikan tantangan yang mungkin saja akan ditemui dalam operasionalnya.

Salah satunya terkait dengan kualitas dan jaminan layanan. Model on-demand memang tidak bisa sepenuhnya dikontrol oleh perusahaan, terkait dengan kinerja para mitranya, kendati ada sistem seperti rating dan sebagainya. Untuk logistik sendiri, selain akurasi, kecepatan juga akan dibutuhkan untuk menjamin kepuasan pelanggan. Selain itu Hendry juga menyinggung seputar isu legal. Masih banyak PR yang perlu dikonsolidasikan terkait dengan hal ini.

Pada dasarnya Hendry mengungkapkan bahwa kue di industri logistik masih sangat besar untuk dieksplorasi. Faktanya pemenuhan kebutuhan logistik masih sangat jauh dari cukup di Indonesia, terlebih untuk mengimbangi perkembangan bisnis e-commerce. Menurut Hendry, salah satu faktornya karena perusahaan logistik kebanyakan masih berfokus pada infrastruktur, sementara perkembangan teknologinya masih cukup lambat. Di sisi lain akselerasi bisnis e-commerce sangat cepat berkat optimasi teknologi.

DailySocial juga menghubungi Deliveree yang memiliki layanan mirip dengan apa yang hendak dibawa Lalamove. Country Director Deliveree Indonesia Nattapak Atichartakarn menerangkan bahwa pasar logistik di Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Namun, biaya logistik di Indonesia juga bisa mencapai 20% dari harga barang, menjadikan biaya logistik Indonesia yang tertinggi di Asia Tenggara. Ada sebuah efisiensi yang bisa dikerjakan dengan bantuan teknologi.

Pihaknya melihat hal tersebut sebagai kesempatan yang dapat diselesaikan dengan menciptakan solusi logistik yang lebih hemat dan terpercaya untuk pemilik bisnis di Indonesia. Deliveree menciptakan platform teknologi yang menyediakan pemilik bisnis tidak hanya akses ke marketplace/pasar, tetapi juga menyediakan dashboard manajemen pengiriman dengan fitur seperti live tracking atau pilihan pengemudi.

Kendati menggunakan model kemitraan dengan pemilik armada, ada upaya untuk memastikan kualitas layanan. Untuk bermain di pasar Indonesia, Nattapak menjelaskan beberapa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah infrastruktur jalan raya. Jakarta menduduki peringkat sebagai kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di dunia. Terkait hal ini, Deliveree secara rutin melakukan monitor lalu lintas dan memastikan pengemudi tersebar di seluruh kota.

Deliveree Kini Layanan Pengiriman ke Seluruh Pulau Jawa

Layanan jasa logistik asal Thailand Deliveree semakin serius dalam menapaki ekspansinya di Indonesia. Per April 2017, Deliveree resmi memperluas jangkauan pengirimannya. Pelanggan Deliveree kini bisa mengirimkan barang dari Jabodetabek ke seluruh pulau Jawa.

Tambahan jangkauan pengiriman ini bisa dinikmati pengguna Deliveree dengan memasukkan lokasi pengambilan dan pengiriman barang dari aplikasi maupun situs Deliveree seperti biasanya.

Pelanggan akan menerima informasi mengenai harga yang didapat dari perhitungan jarak pengiriman. Setelah pengguna mengkonfirmasi pemesanan, Deliveree akan mengirimkan pengemudi profesional untuk menjemput barang tersebut. Selain itu pengguna juga dimungkinkan untuk mengirim barang hingga kapasitas armada terpenuhi dan dapat memonitor secara langsung pengemudi melalui aplikasi.

Menyambut layanan “Kirim ke Seluruh Pulau Jawa” ini, Country Manager Deliveree Indonesia Nattapak Atichartakarn menyebutkan:

“Kami sangat antusias dengan peluncuran layanan ‘Kirim ke Seluruh Pulau Jawa’. Terlebih lagi, kami telah menerima banyak permintaan pelanggan baik individu maupun bisnis untuk dapat menghadirkan layanan ini. Banyak yang melakukan pengiriman ke Bandung, Serang atau kota terdekat lainnya, hingga mengirim ke luar kota seperti Surabaya.”

Dari keterangan yang kami terima layanan “Kirim ke Seluruh Pulau Jawa” ini dimulai dengan mitra pengemudi box. Armada box dipilih untuk alasan keamanan barang pelanggan serta ukuran kargo yang lebih luas. Waktu pengiriman ke Pulau Jawa akan bervariasi, mulai dari 1 hingga 4 hari pengiriman.

Pihak Deliveree mencontohkan misal pengiriman dari Jakarta ke Bandung bisa diselesaikan dalam 1 hari. Sementara, pengiriman Jakarta ke Surabaya dapat dilakukan dengan estimasi 4 hari dengan biaya kompetitif yang bisa diketahui langsung dari aplikasi yang ada.

Untuk terus meningkatkan kualitas dan melayani permintaan layanan baru ini, Deliveree disebut terus merekrut pemilik mobil box dan bekerja sama dengan perusahaan truk untuk bergabung dengan platform Deliveree. Setelah melewati proses administrasi, Deliveree akan memberikan tes dan pelatihan kepada mitra pengemudi. Hanya pengemudi yang berhasil melewati tes dan pelatihan yang dapat mengambil dan memenuhi pemesanan pelanggan Deliveree.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Ulang Tahun Pertama, Deliveree Perluas Bisnis di Indonesia

Aplikasi antar jemput barang Deliveree bulan September ini merayakan ulang tahunnya yang pertama. Startup yang berbasis di Thailand ini mengklaim telah memiliki lebih dari 150 ribu pengguna yang telah mengunduh aplikasi Deliveree dan telah memiliki lebih dari 2 ribu pengemudi yang telah terdaftar dalam aplikasi Deliveree.

Menginjak tahun kedua, Deliveree berniat untuk melancarkan bisnisnya secara masif di Indonesia, yang merupakan pasar terbesar untuk Deliveree di Asia Tenggara. Hal tersebut ditegaskan oleh Senior Manager Deliveree Nattapak Atichartakarn.

“Dibandingkan dengan Thailand dan Filipina, Indonesia adalah pasar terbesar Deliveree. Karena itu, kami berkomitmen untuk terus membantu para pemilik usaha di Indonesia lewat layanan pengiriman barang yang terpercaya dengan harga terjangkau. Kami akan terus memantapkan teknologi kami dan bekerjasama dengan lebih banyak mitra pengemudi untuk menghadirkan pengalaman pengiriman terbaik, secara transparan dan efektif,” kata Nattapak.

Selain menambah jumlah armada menjadi lebih besar hingga kapasitas 4 ton, Deliveree juga berencana untuk melakukan ekspansi ke kota lainnya di Indonesia seperti Surabaya, Yogyakarta dan Denpasar. Hal tersebut terkait dengan strategi lokasi pengiriman jarak jauh atau long haul dan layanan Buyout feature (sewa armada harian / setengah hari).

Inovasi lainnya yang akan dikembangkan adalah menambahkan tracking COD dan POD (surat jalan) yang bisa dilakukan pelanggan langsung dari aplikasi, payment gateway, atau pembayaran dengan kartu kredit. Terakhir, fitur chatting di aplikasi yang bisa digunakan oleh pengemudi dengan pelanggan atau CS dan sebaliknya.

“Kami juga ingin membekali mitra pengemudi dengan skill tambahan untuk kebutuhan khusus dari pelanggan seperti pengiriman barang flammable, pemasangan barang (furnitur, perkakas rumah, dll), dan pengemasan barang,” kata Nattapak.

Menambah kemitraan dengan perusahaan

Selain inovasi dan tambahan layanan, Deliveree juga akan menambah jumlah kemitraan, di antaranya adalah bekerjasama dengan Ranch Market, Kerj asama dengan perusahaan telekomunikasi, auto shop, dan asuransi untuk memberikan manfaat tambahan bagi seluruh Mitra Pengemudi.

Dalam perjalanannya, semakin banyak pemilik usaha menggunakan Deliveree. Hal ini mengawali lahirnya Program Bisnis Deliveree dan penambahan armada yang bermanfaat bagi pemilik usaha dengan kapasitas berbeda, seperti sepeda motor, City Car, MPV, Van, Pickup, dan mobil Box. Deliveree juga menyediakan fitur bisnis seperti garansi kehilangan dan kerusakan barang, tagihan bulanan, pengiriman ke beberapa lokasi, dan tenaga tambahan, yang memudahkan proses pengiriman kepada pelanggan.

“Pemilik usaha memilih layanan kami karena mereka tidak perlu lagi berinvestasi untuk membeli kendaraan, membayar pegawai atau kontrak jangka panjang dengan biaya tinggi, agar keperluan pengiriman mereka terpenuhi. Deliveree menjadi solusi pengiriman bagi pemilik usaha lewat kemudahan memesan armada kapan saja, dengan harga terjangkau,” ujar Nattapak.

Meskipun telah memiliki peningkatan jumlah pengguna, mitra serta pengemudi yang bertambah dengan jumlah yang cukup signifikan, hingga kini Deliveree masih mengalami beberapa kendala yang kerap ditemui setiap harinya, diantaranya adalah kondisi jalan yang macet, pengembalian surat jalan yang menyerap banyak tenaga dan waktu dan waktu tunggu yang panjang bagi armada besar seperti truk, untuk melakukan loading /unloading. Diharapkan kedepannya dengan teknologi kendala tersebut bisa diatasi.

“Untuk 5 tahun ke depan kami berharap Deliveree bisa menjadi pilihan terdepan sebagai penyedia layanan logisik bagi para pelanggan di Indonesia,” tutup Nattapak.

Application Information Will Show Up Here

Startup Logistik Deliveree Siap Ekspansi ke Vietnam dan Malaysia Tahun Depan

Startup penyedia jasa logistik asal Thailand, Deliveree mengungkapkan paling lambat pertengahan tahun depan akan berekspansi ke dua negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Malaysia dan Vietnam. Dalam waktu yang bersamaan, Deliveree akan merambah satu kota lagi untuk Indonesia yaitu Surabaya. Saat ini, Deliveree sudah menginjakkan bisnisnya di tiga negara Thailand (Bangkok), Indonesia (Jakarta dan Bandung), dan Filipina (Manila).

Nattapak Atichartakarn, Regional Senior Manager Deliveree, mengatakan ekspansi ke negara baru merupakan langkah yang dipilih perusahaan untuk memperluas pangsa pasar. Indonesia termasuk negara dengan potensi bisnis logistik terbesar daripada negara lainnya. Hal itulah yang menjadi dasar Deliveree untuk menambah lokasi baru.

Menurutnya, Deliveree sudah memiliki satu kantor perwakilan di Vietnam namun belum beroperasi sama sekali karena masih mempelajari struktur pasar. “Dua minggu yang lalu kami baru resmikan Manila, Filipina sebagai negara ketiga. Dalam pipeline kami, Vietnam dan Malaysia jadi negara selanjutnya pada pertengahan tahun depan,” ujarnya, Rabu (10/8).

Ekspansi Deliveree di Indonesia, lanjutnya, cukup gencar. Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun oleh Deliveree, Indonesia menyimpan potensi bisnis terbesar dibanding Thailand dan Filipina, sebesar $207 miliar. Sementara dua negara lainnya masing-masing hanya sebesar $63,2 miliar dan $29,2 miliar.

Kendati Indonesia menyimpan potensi terbesar, Indonesia sekaligus menjadi negara dengan biaya logistik terbesar pertama di antara dua negara lainnya sebesar 20% dari total biaya. Sedangkan, Thailand sebesar 15% dan Filipina sebesar 18%.

Hingga Juli, jumlah kurir yang telah bergabung di Deliveree Indonesia mencapai 2.000 orang berlokasi di Jabodetabek dan Bandung, dengan armada sepeda motor, city car, MPV, van, pick up, dan box truck. Adapun pelanggan Deliveree terdiri atas 33% korporasi, 33% pengusaha UKM, dan 33% individu.

Perubahan fokus

Nat menerangkan di awal berdiri Deliveree  lebih banyak menawarkan jasanya ke pelanggan individu. Namun, pihaknya menyadari bahwa pelanggan di segmen tersebut bukan tipe yang rutin menggunakan jasa logistik. Sebab, kebanyakan dari mereka menggunakan jasa ini untuk pindahan rumah atau apartemen, mengirim dokumen, bingkisan, dan sebagainya.

Hal ini tentu saja, bakal membuat roda bisnis Deliveree berjalan lambat. Akhirnya, perusahaan pun memutuskan untuk menambah segmen konsumen. Pelanggan korporat dan pengusaha UKM terbilang cukup rutin frekuensinya dalam menggunakan jasa logistik.

Korporat menggunakan jasa logistik untuk mengirim barang dari gudang atau pabrik ke toko, atau dari toko ke pengguna akhir. Sementara itu, pengusaha UKM menggunakan jasa Deliveree kebanyakan berasal dari usaha katering, furniture, bakery, dan fast moving consumer goods (FMCG).

Untuk dapat lebih menjangkau kebutuhan konsumen korporat dan UKM, sambung Nat, Deliveree akan menambah armada baru yakni box truck berukuran besar pada akhir tahun ini.

Sekadar informasi, Deliveree didirikan dengan pendanaan dari Inspire Ventures dan Ardent Capital senilai $2 juta. Perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia pada September 2015.

Perusahaan sejenis Deliveree cukup banyak meramaikan industri logistik di Tanah Air, sebut saja Etobee, Go-Box, Grab Express, dan 21Express yang juga membuka layanan logistik berskema B2C.

Application Information Will Show Up Here