Tag Archives: NBA

Tampilkan Iklan di Loading Screen, NBA 2K21 Jadi Bahan Cibiran

Apa yang lebih menyebalkan dari iklan di sebuah game gratisan? Iklan di game berbayar. Bayangkan Anda sudah membayar sejumlah uang di muka untuk suatu game premium, lalu di tengah-tengah permainan Anda disuguhi iklan, dan lebih parahnya lagi, iklan tersebut sama sekali tidak bisa di-skip.

Kira-kira seperti itulah kekesalan yang sedang dialami oleh para pemain NBA 2K21, tidak peduli di platform apa mereka memainkannya (PS4, Xbox One, PC). Berdasarkan laporan dari Stevivor, iklan yang tidak bisa di-skip itu muncul secara otomatis bersama sebuah loading screen sebelum pertandingan dimulai.

Iklannya berjalan selama sekitar 15 detik, dan parahnya, loading-nya belum juga selesai sampai sekitar 10 detik kemudian. Saat dijajal di PC yang menggunakan SSD pun, pengalaman yang didapat kurang lebih juga sama.

Seperti yang saya bilang, kalau game-nya gratis, jelas ini tidak akan diperkarakan sama sekali. Masalahnya, harga NBA 2K21 jauh dari kata murah. Di Steam, harga yang tertera saat artikel ini ditulis adalah Rp699.000, sedangkan di PlayStation Store, harganya Rp551.850 (diskon dari Rp849.000). Versi next-gen NBA 2K21 bahkan dibanderol lebih mahal lagi (selisih $10 kalau di Amerika Serikat).

Tentu saja ini bukan kabar baik buat publisher 2K. Dari ribuan ulasan pengguna di Steam sebagian besar menunjukkan nada negatif. Beberapa bahkan sudah memberikan penilaian jelek tanpa menyinggung soal adanya iklan yang tidak bisa di-skip ini.

Ini dikarenakan sebagian besar memberikan review-nya di awal-awal peluncuran NBA 2K21, sedangkan iklan ini baru muncul beberapa hari lalu, atau sekitar satu setengah bulan pasca perilisannya di tanggal 4 September. Otomatis hampir semua media yang memublikasikan review-nya terhadap NBA 2K21 juga belum sempat membahas soal iklan ini.

2K bukanlah satu-satunya publisher yang menerapkan praktik cari untung ekstra semacam ini. September lalu, EA juga sempat jadi bahan cibiran setelah para pemain mendapati adanya iklan dalam EA Sports UFC 4, yang juga merupakan game premium. Pada akhirnya, EA menyerah dan menghapuskan iklan dari game itu sepenuhnya.

Belum diketahui apakah 2K juga bakal mengambil langkah serupa. Sejauh ini mereka masih belum memberikan respon apa-apa, tapi bisa saja nasibnya sama seperti EA kalau para pemain terus menyampaikan keluhannya lewat media sosial.

Sumber: Eurogamer.

Misfits Gaming Grup Kerja Sama Dengan Dua Klub Basket NBA

Industri olahraga kini terlihat semakin dekat dengan esports. Misfits Gaming Group baru-baru ini mengumumkan kerja sama dengan dua klub bola basket ternama dari NBA, yaitu Miami Heat dan Orlando Magic. Kerja sama dari tiga organisasi yang sama sama berbasis di Florida ini terbentuk dengan tujuan untuk membangun kesempatan lebih jauh lagi, baik di ranah endemik atau non-endemik, melalui kerja sama yang disebut oleh Misfits Gaming Group sebagai Partnership Rights Deal.

Kerja sama ini juga akan melibatkan dua tim esports NBA 2K milik dari klub basket tersebut, yaitu Heat Check Gaming dan Magic Gaming. Jadi dalam kerja sama ini, Misfits Gaming Grup akan mendapatkan akses terhadap rekan-rekan NBA juga para khalayaknya. Sebagai gantinya, MGG akan membantu dua klub NBA tersebut untuk melebarkan sayap ke ranah esports global lainnya. Esports Insider mengatakan hal ini termasuk mencari kesempatan bagi dua klub NBA tersebut untuk terintegrasi ke dalam ekosistem Overwatch, Call of Duty, dan League of Legends, secara “berarti dan alami.”

Sumber: Akshon Esports
Florida Mayhem merupakan tim Overwatch League yang dikelola Misfits Gaming. Sumber: Akshon Esports

Saat ini sendiri Misfits Gaming memegang lisensi atas 3 liga franchise esports besar di Amerika Serikat. Mereka merupakan organisasi di balik tim Florida Mayhem di Overwatch League, Florida Mutineers di Call of Duty League, dan merupakan peserta dari League of Legends European Championship.

Terkait kerja sama ini, Lagen Nash SVP of Partnerships Misfits Gaming Group mengatakan. “Miami Heat dan Orlando Magic adalah inovator di ranah olahraga, dan kami sangat bangga bisa melebarkan hubungan kami, dan memulai tahun pertama kerja sama strategis ini. Kerja sama ini akan menggabungkan tim NBA terbaik dan esports franchise besar asal Florida, untuk saling membawa spesialisasi pengetahuan terhadap market dari masing-masing ekosistem, dan meningkatkan citra esports di Florida.

Sumber: Esports Insider
Sumber: Esports Insider

Lebih lanjut Glen Oskin, Vice President of Corporate Partnership dari Miami Heat menambahkan. Kami telah menjadi rekan bagi MGG sejak dari fase awal dan sangat bangga melihatnya bisa berkembang menjadi salah satu franchise esports kasta atas. Kerja sama ini, termasuk juga dengan Orlando Magic, memperkenankan MGG dan rekan-rekan kami untuk dapat melihat keadaan bisnis esports dan olahraga Florida secara keseluruhan. Pada lain sisi, ini juga memperkenankan franchise NBA asal Florida untuk melebarkan sayap ke ranah esports. Ini adalah situasi win-win bagi kita semua.”

Kerja sama ini bisa dibilang sudah menjadi kali kesekian tim olahraga menjalin hubungan dengan organisasi esports. Sebelumnya ada juga FaZe Clan yang menjalin hubungan dengan Manchester City untuk kerja sama Co-Branding. Selain itu ada juga Paris Saint-Germain, yang beberapa kali mencoba masuk ke esports dengan menggandeng organisasi lokal. Klub sepakbola asal Prancis tersebut sempat menggandeng RRQ untuk masuk ekosistem MLBB pada Februari 2020 lalu, juga menggandeng Talon Esports untuk masuk ekosistem League of Legends Asia Pasifik pada Juni 2020 lalu.

NBA 2K Players Tournament

NBA 2K Players Tournament Adu 16 Atlet NBA

Pandemi virus Corona membuat banyak pertandingan olahraga dibatalkan, termasuk NBA. Untuk mengisi kekosongan yang ada, 2K, NBA, dan National Basketball Players Association (NBPA) menyelenggarakan NBA 2K Players Tournament, sebuah kompetisi yang akan mengadu 16 pemain NBA dalam game NBA 2K20. Pertandingan pertama dari turnamen itu akan diadakan pada Jumat, 3 April 2020 waktu setempat dan akan disiarkan di ESPN dan ESPN2.

NBA 2K Players Tournament akan menggunakan platform Xbox One. Dua pertandingan pertama dari turnamen ini akan menggunakan format single elimination sementara babak semi-final dan final akan menggunakan format best-of-three. Pemain yang keluar sebagai juara akan berhak untuk memilih badan amal penanganan virus corona yang akan mendapatkan sumbangan sebesar US$100 ribu (sekitar Rp1,65 miliar).

“Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan NBA dan NBPA untuk membawa basket kembali ke penggemar di seluruh dunia sekaligus membantu mereka yang membutuhkan selama masa penuh ketidakpastian ini,” kata Jason Argent, Senior Vice President, Sports Strategy and Licensing, 2K, dalam pernyataan resmi yang diterima oleh Hybrid.co.id. “Hiburan, terutama olahraga, memiliki kemampuan menyatukan masyarakat, termasuk atlet, penggemar, dan keluarga, dan kami berharap semua orang menikmati kejuaraan ini.”

NBA 2K Players Tournament.
Hadiah dari NBA 2K Players Tournament akan disumbangkan ke badan amal.

Enam belas atlet basket yang ikut serta dalam NBA 2K Players Tournament akan diurutkan berdasar peringkat mereka di NBA 2K dan masa aktif. Setelah itu, para pemain akan diadu berdasarkan nomor urut mereka. Pertandingan pertama akan mempertemukan Kevint Durant dari Brooklyn Nets dengan Derrick Jones Jr. dari Miami Heat.

Inilah daftar pemain yang akan ikut serta dalam NBA 2K Players Tournament, diurutkan berdasar skor mereka di game NBA 2K.

1. Kevin Durant, Brooklyn Nets (96)
2. Trae Young, Atlanta Hawks (90)
3. Hassan Whiteside, Portland Trail Blazers (87)
4. Donovan Mitchell, Utah Jazz (87)
5. Devin Booker, Phoenix Suns (86)
6. Andre Drummond, Cleveland Cavaliers (85)
7. Zach LaVine, Chicago Bulls (85)
8. Montrezl Harrell, LA Clippers (85)
9. Domantas Sabonis, Indiana Pacers (85)
10. Deandre Ayton, Phoenix Suns (85)
11. DeMarcus Cousins (81)
12. Michael Porter Jr., Denver Nuggets (81)
13. Rui Hachimura, Washington Wizards (79)
14. Patrick Beverley, LA Clippers (78)
15. Harrison Barnes, Sacramento Kings (78)
16. Derrick Jones Jr., Miami Heat (78)

Para pemain dapat menentukan delapan tim NBA aktif sebelum turnamen dimulai. Dalam setiap pertandingan, pemain akan memilih satu tim yang akan mereka gunakan. Jika kedua pemain yang bertanding memilih tim yang sama, tim tamu boleh memilih terlebih dulu. Setiap tim hanya bisa digunakan dalam satu pertandingan oleh para pemain.

NBA 2K Players Tournament
Jadwal pertandingan NBA 2K Players Tournament.

 

“Turnamen ini menawarkan kesempatan langka bagi pemain kami untuk bertanding dengan satu sama lain, mendukung aksi sosial, dan mendekatkan mereka dengan para penggemar,” kata Josh Goodstadt, EVP of Licensing THINK450, divisi komersial NBPA, “Kami sangat senang karena bisa bekerja sama dengan 2K dan NBA dalam menghadirkan pengalaman ini untuk seluruh komunitas NBA.”

Selain NBA, ada beberapa kompetisi olahraga tradisional yang digantikan dengan esports, seperti Formula 1 dan NASCAR. Sama seperti NBA, NASCAR memutuskan untuk mengundang para pembalap profesional untuk ikut serta dalam eNASCAR iRacing Pro Invitational Series. Turnamen balapan virtual itu terbukti cukup diminati, membuat FOX Sports tertarik untuk menyiarkan keseluruhan turnamen.

Pertandingan Olahraga Terhenti Karena Corona, Esports Bisa Jadi Pengganti

Pertandingan NBA dihentikan, setidaknya untuk saat ini. Di tengah himbauan untuk tidak keluar dari rumah, para atlet basket profesional kini memiliki banyak waktu luang. Justin Jackson, atlet berumur 24 tahun yang bermain untuk Dallas Mavericks, memutuskan untuk mengisi waktu luangnya dengan bermain game dan menyiarkan permainannya.

Justin bukan satu-satunya pemain Mavericks yang hobi bermain game. Dari kicauan yang dia buat di Twitter, Luka Doncic mengimplikasikan bahwa sejak pertandingan NBA dibatalkan, dia hanya menghabiskan waktunya dengan bermain game. Memang, beberapa tahun belakangan, semakin banyak atlet profesional yang menjadikan bermain game sebagai hobi. Sekarang, juga semakin banyak klub olahraga yang masuk ke industri esports.

Tim NBA Dallas Mavericks juga memiliki tim esports. Tim yang dinamai Mavs Gaming ini berlaga di NBA 2K League. Artreyo “Dimez” Boyd mewakili Mavs Gaming sejak 2018. Meskipun begitu, dia masih sering menemukan orang-orang yang percaya bahwa esports bukanlah olahraga atau semua orang bisa menjadi pemain esports.

“Jawaban saya selalu saya, ‘Kalau begitu, coba gantikan saya,'” kata Boyd, dikutip dari Dallas News. “Tidak peduli apakah saya melawan mantan kekasih saya atau teman baik saya, ketika mereka melawan saya, mereka tidak bisa melakukan jump shot, dan itu hanya satu manuver. Bermain esports kelihatan mudah, sama seperti bermain olahraga tradisional. Saya tidak bisa pergi ke lapangan dan melakukan apa yang Luke Doncic lakukan. Namun, saya jamin, pemain kasual tidak bisa melakukan apa yang bisa saya lakukan.”

Artreyo "Dimez" Boyd membela Mavs Gaming. | Sumber: The Esports Observer
Artreyo “Dimez” Boyd membela Mavs Gaming. | Sumber: The Esports Observer

Menjadi pemain esports profesional memang tidak semudah kelihatannya. Ada banyak pengorbanan yang harus seseorang lakukan untuk menjadi atlet esports profesional. Selain itu, tidak semua orang bisa melakukan apa yang para atlet esports profesional lakukan. Inilah alasan mengapa ada ratusan ribu atau bahkan jutaan orang tertarik untuk menonton pertandingan antara pemain profesional.

“Dalam esports, ada kompetisi, peraturan, dan pemenang,” kata James “Clayster” Eubanks, pemain Dallas Empire yang berlaga di Call of Duty League. Di umurnya yang ke-27, dia telah mendapatkan dua gelar juara dunia. Dia mengaku, dia tidak terlalu peduli apakah orang-orang menganggap esports sebagai olahraga atau bukan. “Anda bisa berdebat, tapi pada akhirnya, esports juga merupakan hiburan.”

Esports juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan olahraga tradisional. Misalnya, di tengah pandemik virus Corona, banyak liga olahraga tradisional yang dibatalkan. Namun, turnamen esports masih bisa berjalan, walau penyelenggaraan beberapa turnamen sempat tertunda.

Belakangan, semakin banyak pertandingan esports yang diadakan secara offline. | Sumber: The Esports Observer
Belakangan, semakin banyak pertandingan esports yang diadakan secara offline. | Sumber: The Esports Observer

“Kelebihan esports adalah banyak kompetisi yang pada awalnya diadakan secara online dan banyak pertandingan resmi yang memang diadakan online,” kata pemilik dan CEO Envy Gaming, Mike Rufail. “Walau belakangan, para pelaku industri esports dapat mengumpulkan dana yang cukup banyak untuk menyelenggarakan turnamen secara offline. Jadi, apa yang terjadi sekarang tidak membuat kami terlalu khawatir karena kami punya infrastruktur yang memadai untuk melakukan pertandingan secara online.”

Meskipun begitu, itu bukan berarti industri game dan esports tak terdampak sama sekali. Pandemik virus Corona juga menyebabkan berbagai masalah untuk pelaku industri game dan esports, mulai dari turnamen yang harus dibatalkan atau ditunda, penyelenggaraan turnamen tanpa penonton, sampai penundaan peluncuran game baru. Ada juga tim esports yang tak bisa kembali ke negara asalnya setelah pertandingan karena larangan berpergian akibat virus Corona. Hal ini dialami Complexity Gaming. Tim mereka terdampar di Eropa dan tidak bisa pulang setelah ikut dalam turnamen.

“Kami harus mengambil keputusan sulit, apakah kami akan tetap memulangkan tim kami walau ada larangan berpergian atau apa kami akan membiarkan mereka tinggal di satu tempat dan memastikan mereka aman dan tetap bisa melakukan pekerjaan mereka,” kata Chief Operating Officer Complexity Gaming, Kyle Bautista.

Terlepas dari lokasi seorang pemain esports, selama dia memiliki perangkat dan koneksi internet yang memadai, dia masih akan bisa bertanding. Belakangan, banyak turnamen esports yang mengubah format pertandingan menjadi online karena kekhawatiran akan virus Corona.

Sumber header: Dot Esports

Jersey NBA Terbaru Besutan Nike Dilengkapi Chip NFC

Mulai musim 2017-2018 ini, seragam tim NBA tidak lagi dibuat oleh Adidas, melainkan Nike. Sepintas berita ini terkesan sepele, namun Nike sebenarnya punya persembahan khusus bagi para penggemar jersey NBA lewat sebuah integrasi teknologi digital yang apik.

Inovasi mereka tersebut dijuluki Nike NBA Connected Jersey. Kuncinya ada pada kata “Connected”, dimana di setiap jersey resmi yang dijual bakal dilengkapi chip NFC yang tersembunyi di balik label di bagian bawahnya. Dengan menempelkan smartphone ke label tersebut, pengguna dapat mengakses deretan konten eksklusif.

Yang paling umum adalah konten video real-time macam video kedatangan tim pra-pertandingan, video highlight pertandingan sampai playlist musik favorit pemain yang namanya terpampang pada jersey yang dikenakan oleh pengguna. Semuanya disajikan melalui aplikasi NikeConnect di smartphone, baik Android maupun iOS.

NikeConnect

Ke depannya Nike dan NBA berjanji untuk memberikan sejumlah penawaran eksklusif lewat kombinasi Connected Jersey dan NikeConnect ini. Dari sisi sang atlet basket sendiri, mereka juga dapat mengirimkan berbagai pesan khusus kepada para fans yang membeli jersey resmi mereka.

Nike rencananya bakal memasarkan jersey istimewa ini secara online mulai 29 September mendatang seharga $110. Mengingat Nike juga merupakan sponsor sejumlah tim olahraga populer macam Barcelona dan Paris Saint-Germain, bukan tidak mungkin ke depannya connected jersey semacam ini juga akan merambah fans sepak bola.

Sumber: Wareable dan NBA.

Vivo Perkenalkan X9 NBA Edition, Dijual Mulai 10 Mei

Dalam beberapa bulan terakhir Vivo tampak lebih sibuk meluncurkan ponsel-ponsel yang menonjolkan kamera depan. Mulai dari Vivo V5, V5 Lite, V5 Plus, hingga yang terbaru V5S. Baru akhir pekan lalu mereka membagi fokus ke segmen lain, menyasar konsumen yang menggemari olahraga basket lewat varian X9 NBA Edition. Jika sesuai dengan rencana, Vivo X9 bakal menyapa pasar pada tanggal 10 Mei mendatang.

Vivo X9 NBA Edition mempunyai tampilan paling menonjol berupa bezel terdepan dan tatap muka bertema NBA. Tema ini terpampang di layar selebar 5,5 inci yang tampil bersih beresolusi 1920 x 1080 piksel. Jeroannya dihuni Snapdragon 625 dengan prosesor delapan inti dan RAM 4GB. Pengguna bisa dengan leluasa memasang game basket, video, foto atau wallpaper berkat adanya komponen memori seluas 64GB meski tanpa didukung oleh slot microSD.

Vivo-X9-NBA-Edition-d

Meski secara khusus ditujukan untuk penggemar basket, Vivo X9 tetap mempunyai komponen kamera yang sangat memanjakan seperti halnya model V5 bersaudara. Di belakang, smartphone dengan dukungan 4G LTE ini menyuguhkan kamera 16MP yang dilengkapi sejumlah fitur modern. Sementara di depan lebih mentereng dengan dua buah sensor masing-masing 20MP dan 8MP. Menyajikan kemampuan menjepret selfie dengan kualitas tinggi.

Vivo-X9-NBA-Edition-e

Ditenagai baterai sebesar 3.050mAh, smartphone dapat mengoperasikan OS Android 6.0 Marshmallow dalam balutan FunTouch 3.0 seharian bahkan lebih saat berada di modus siaga. Vivo X9 NBA Edition dapat diperoleh dengan mahar sebesar $507, lengkap dengan gantungan kunci bertema NBA, botol minum dan tambahan power bank.

Vivo-X9-NBA-Edition-g

Sumber berita Gizmochina.

NBA Luncurkan Fitur Mobile View untuk Optimalkan Tampilan Siaran di Smartphone

Musim 2016-2017 adalah tahun yang menarik buat pelanggan NBA League Pass. Bukan semata karena Stephen Curry dkk kedatangan amunisi baru setinggi 2,05 meter bernama Kevin Durant, tapi juga karena ada sejumlah cara baru dalam menikmati pertandingan, terutama jika Anda memiliki headset Samsung Gear VR.

Selain siaran langsung dalam format VR, NBA juga sudah menyiapkan fitur baru bagi pelanggan League Pass yang lebih sering menonton menggunakan smartphone. Dijuluki Mobile View, fitur ini sejatinya akan mengoptimalkan tampilan siaran dengan layar kecil milik ponsel.

Tidak cuma memberikan perspektif yang berbeda, fitur ini juga memudahkan mereka untuk berfokus pada sang pembawa bola tanpa mengharuskan matanya untuk pencicilan. Sederhananya, aksi gocekan, dunk maupun blocking yang heboh bisa dinikmati dalam wujud close-up; bukan seukuran semut seperti biasanya.

Menariknya, NBA tidak mau main-main soal cara kerja teknisnya. Mereka tidak semata melakukan cropping begitu saja, tetapi juga memasang sejumlah kamera baru di masing-masing stadion dan menunjuk seorang produser yang secara khusus bertanggung jawab atas siaran Mobile View di setiap pertandingan.

Anda bisa melihat sendiri perbandingan Mobile View dan tampilan standar dalam video di bawah ini. Penonton juga bisa berganti mode tampilan dari Mobile ke Traditional maupun sebaliknya kapanpun ia mau.

Sumber: Engadget.

NBA Akan Siarkan Pertandingan Secara Langsung dalam Virtual Reality

NBA seakan tidak bisa membendung ketertarikannya terhadap konsep virtual reality sebagai medium hiburan baru. Baru sebulan lalu, liga basket paling top sejagat tersebut merilis sebuah dokumenter VR yang digarap bersama Oculus. Sekarang, mereka berniat menyiarkan pertandingan secara langsung dalam format VR.

Ini merupakan kolaborasi divisi digital NBA dengan perusahaan ahli bernama NextVR. Dimulai pada tanggal 25 Oktober mendatang yang merupakan awal musim baru, NBA akan menyiarkan satu pertandingan per minggunya yang bisa dinikmati menggunakan headset Samsung Gear VR.

Ke depannya, petinggi NextVR mengungkapkan bahwa ada rencana untuk menyiarkan lebih dari satu pertandingan tiap minggunya. Sebelum ini, NBA juga sempat bermitra dengan NextVR saat menyiarkan pertandingan pertama NBA musim 2015-2016 dalam wujud VR.

Perlu diketahui, siaran langsung VR ini hanya menyajikan bidang pandang seluas 180 derajat saja. Mungkin alasannya demi faktor kenyamanan; saya pribadi sudah merasa mual membayangkan menonton pertandingan basket dengan bidang pandang seluas 360 derajat. Namun NextVR memastikan akan ada sejumlah konten 360 derajat yang bisa dinikmati nantinya.

Untuk bisa menikmati siaran VR ini, Anda harus terlebih dulu berlangganan NBA League Pass seharga Rp 1,5 juta per tahun – Anda juga akan mendapatkan akses on-demand ke seluruh pertandingan melalui komputer, tablet ataupun smartphone. Beruntung NBA akan menawarkan uji coba gratis pada tanggal 27 Oktober nanti saat San Antonio Spurs berhadapan dengan Sacramento Kings sehingga Anda bisa menjajalnya terlebih dulu sebelum membayar.

Sumber: Engadget dan NextVR.

Indiana Pacers Manfaatkan AI untuk Persingkat Waktu Antrean Stand Makanan di dalam Stadion

Tidak ada satupun manusia yang suka mengantre, apalagi kalau itu terjadi di tengah-tengah mereka sedang menonton gelaran akbar seperti pertandingan NBA. Di dalam stadion berkapasitas ribuan orang seperti itu, mengantre membeli burger atau minuman, atau bahkan mengantre di kamar mandi bisa memakan waktu yang sangat lama.

Namun di mata salah satu tim NBA, Indiana Pacers, problem tersebut bisa diselesaikan dengan bantuan artificial intelligence (AI). Mereka menggandeng sebuah startup bernama WaitTime demi mempersingkat waktu antrean dan membuat pengunjung jadi lebih cepat mendapatkan jajanan yang mereka mau.

Teknologi WaitTime melibatkan sejumlah kamera yang ditempatkan di beberapa titik sekaligus, lalu mengambil 10 gambar setiap detiknya. Software rancangannya yang ditenagai oleh AI kemudian akan menerjemahkan foto-foto tersebut menjadi informasi untuk ditampilkan di sejumlah monitor yang tersebar di dalam stadion, atau melalui aplikasi Pacers di smartphone.

Berbekal informasi tersebut, pengunjung setidaknya jadi punya gambaran mengenai seberapa banyak orang yang sedang mengantre untuk membeli taco, berapa lama mereka harus menunggu untuk memesan milkshake, atau berapa banyak orang yang sudah meninggalkan antrean kamar mandi.

Salah satu monitor WaitTime di stadion Pacers yang sedang menampilkan informasi secara real-time / WaitTime
Salah satu monitor WaitTime di stadion Pacers yang sedang menampilkan informasi secara real-time / WaitTime

Semua ini di-update secara real-time, dan tim internal Pacers sendiri juga bisa mengambil tindakan preventif seperti mengutus vendor perorangan pada area dengan antrean terpanjang. Data-data mendetail ini pada dasarnya bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pengalaman pengunjung selama berada di arena.

Komitmen Pacers patut menerima pujian. Pasalnya, tarif yang ditetapkan WaitTime tidaklah murah. Mereka harus membayar $150.000 di depan, plus biaya bulanan sebesar $9.000. Namun untuk menutup ongkos bulanan tersebut, Pacers diberi opsi untuk menjual space pada monitor milik WaitTime kepada para pengiklan.

Pada akhirnya, semua ini akan berdampak positif terhadap para fans sekaligus Indiana Pacers sendiri. Saat Anda tidak perlu terlalu lama mengantre untuk membeli makanan dan minuman, otomatis Anda bisa menikmati pertandingan lebih lama, dan kemungkinan besar tertarik untuk datang kembali pada pertandingan berikutnya, yang berarti lebih banyak pemasukan buat Pacers.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: NBA.

Bermitra dengan Oculus, NBA Luncurkan Dokumenter Final Musim Kemarin untuk Samsung Gear VR

Apa jadinya ketika nama terbesar di industri VR berkolaborasi dengan liga basket paling populer sejagat? Pertandingan basket yang epik sudah pasti, ditambah dengan cara penyuguhan yang istimewa yang tidak bisa kita dapatkan di televisi.

Berjudul Follow My Lead: The Story of the 2016 NBA Finals, proyek dokumenter ini merupakan hasil kerja sama langsung antara Oculus dengan NBA. Sesuai judulnya, penonton akan diajak menikmati serunya pertandingan antara Golden State Warriors dan Cleveland Cavaliers dari sudut pandang yang berbeda – 360 derajat dan melibatkan peristiwa-peristiwa di luar lapangan.

Diproduksi oleh studio asal New York, m ss ng p eces, video 360 derajat berdurasi 25 menit ini mengisahkan keseluruhan laga final NBA musim kemarin, mulai dari Game 1 sampai Game 7 yang akhirnya dimenangkan oleh LeBron James dkk. Layaknya konten VR lain, di sini penonton bebas mengeksplorasi dan berfokus pada apapun yang menarik perhatiannya, tidak seperti di televisi dimana kita cuma disuguhi satu atau dua sudut pandang saja.

Maka dari itu, pengalaman yang didapat masing-masing penonton jelas akan berbeda. Mata Anda mungkin tidak bisa lepas dari aksi slam dunk LeBron James, tapi saya mungkin lebih memilih mengamati reaksi penonton di stadion yang bersorak saat atlet berusia 31 tahun tersebut melayang di udara.

Kalau Anda suka menonton pertandingan basket dan punya Samsung Gear VR, Follow My Lead: The Story of the 2016 NBA Finals sudah bisa diunduh sekarang juga melalui Oculus Store secara cuma-cuma.

Sumber: Engadget.