Asia Tenggara hanya menambahkan 7.000 pelanggan baru SVOD (subscription video-on-demand) pada paruh pertama 2023. Angka tersebut turun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 3,7 juta pelanggan, adapun dibandingkan pada paruh kedua 2022, penurunannya jauh lebih tajam sebesar 7 juta pelanggan baru.
Mengutip dari laporan Media Partners Asia (MPA), pada semester I 2022, penurunan tersebut berasal dari tiga aplikasi populer: Netflix, Prime Video, dan Viu, yang hanya mampu menambahkan 1,2 juta pelanggan agregat, berkontribusi terhadap 63% dari total pelanggan baru di antara semua platform SVOD.
Menariknya, MPA menangkap fenomena TikTok yang menjadi pendorong utama pertumbuhan pengguna untuk platform mobile dan web. MPA mencatat terdapat lebih dari 70% pertumbuhan menit streaming selama dua tahun terakhir.
Pada paruh pertama 2023, TikTok mencatat peningkatan streaming hingga 42% menit, naik 20 poin persentase dibandingkan paruh pertama 2021, dan naik 7 poin persentase selama paruh pertama 2022. “Kenaikan aplikasi video pendek tersebut mengurangi pangsa untuk YouTube, yang turun 4% year-on-year, dan premium VOD, turun 2% year-on-year,” tulis laporan tersebut.
Secara total, Asia Tenggara memiliki 47,6 juta langganan SVOD pada akhir paruh pertama 2023. Pertumbuhan pelanggan di Thailand, Malaysia, dan Filipina diimbangi dengan kontraksi di Indonesia, di mana total pelanggan turun sebesar 1,2 juta.
MPA menyimpulkan perlambatan ini terjadi karena tiga faktor, yakni:
Turunnya tingkat churn di Indonesia terjadi karena berakhirnya turnamen sepak bola Piala Dunia FIFA pada Desember 2022 dan akhir musim Liga Inggris 2022-23 pada Mei 2023;
Dampak dari pemasaran lokal dan investasi konten yang berkurang secara signifikan di luar Netflix, Prime Video, dan Viu, yang semuanya berkontribusi pada pertumbuhan regional pada paruh pertama 2023;
Hasil dari kenaikan harga yang diterapkan oleh platform utama.
Investasi konten Asia
Tiga platform yang sedang berkembang – Netflix, Prime Video, dan Viu – semuanya memanfaatkan popularitas drama Korea, satu-satunya kategori konten VOD premium terbesar di Asia Tenggara, meraih 40% penayangan VOD premium di seluruh wilayah pada paruh pertama tahun ini. Pertunjukan teratas selama periode tersebut termasuk The Glory (Netflix) dan Taxi Driver Season 2 (Viu).
Tak hanya konten Korea, semua layanan streaming OTT terkemuka juga berinvestasi dalam konten Asia Tenggara, yang meraih 13% dari pemirsa VOD premium, sementara konten AS menyumbang 21%, anime Jepang 10%, dan konten Tiongkok 9%. Konten Thailand memiliki dampak regional terkuat, dengan film thriller Netflix Hunger menjadi acara yang paling banyak dikunjungi.
“Platform VOD premium terkemuka di kawasan ini berada di tengah-tengah pergeseran menuju pertumbuhan, retensi, dan monetisasi pelanggan yang berkualitas,” kata Direktur Eksekutif MPA Vivek Couto.
Ia melanjutkan, “Netflix telah menurunkan harga dan memperkenalkan langkah-langkah berbagi anggota, sementara Disney menaikkan harga di Indonesia dan Thailand dalam upaya menurunkan tingkat churn dan meningkatkan basis pelanggan ARPU.”
Sementara itu, Vidio menjadi satu-satunya OTT lokal yang punya dampak signifikan di Indonesia, diharapkan dapat kembali memperoleh pelanggan baru seiring kembalinya Liga 1 dan Liga Premier. “Bersamaan dengan daftar lokal yang berdampak dari Netflix dan Amazon, khususnya di Thailand dan Indonesia, menarik pelanggan baru, sementara Viu akan terus mendapatkan keuntungan dari keluaran Korea-nya.”
Sebagai catatan, data mengenai premium VOD tidak termasuk angka untuk YouTube, TikTok, dan streaming game. Laporan ‘Analisis & Wawasan Konsumen Video Online Asia Tenggara’ MPA melacak metrik utama di seluruh kategori video online dengan panel pasif dan pendirian di lima pasar Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Pangsa pasar OTT di Indonesia
Secara terpisah, mengutip dari data terpisah yang dirangkum oleh JustWatch, menobatkan Netflix (23%) sebagai aplikasi pangsa pasar terbesar di Indonesia. Netflix bersaing ketat dengan Disney+ Hotstar (21%) dengan selisih hanya 2%. Sementara itu Iflix (+WeTV) (16%) berada di urutan ketiga, tertinggal 5%.
Pada kuartal sebelumnya, baik Netflix maupun Disney+ Hotstar sama-sama menduduki posisi tertinggi sebagai aplikasi dengan pangsa pasar terbesar, masing-masing sebesar 22%.
Di Indonesia sendiri terdapat tujuh layanan OTT yang paling banyak diakses oleh pengguna, di posisi keempat diisi oleh Viu (13%), diikuti Vidio (10%), Prime Video (9%), HBO Go (5%), dan lainnya (3%).
JustWatch juga mencatat perkembangan pangsa pasar para pemain SVOD di paruh pertama 2023 di Indonesia. Hasilnya persis tercermin dengan pencapaian di kuartal II 2023, bahwa Netflix dan Viu memimpin dari segi pertumbuhan. Kedua platform ini menambahkan 1% dalam tiga bulan terakhir. Di sisi berlawanan dari spektrum, Disney+ Hotstar dan HBO Go menderita kerugian 1% di kuartal kedua.
Maraknya layanan Subscription Video on Demand (SVOD) telah mengubah perilaku konsumen di Indonesia. Kini pengguna dapat mengakses berbagai konten di berbagai genre, memungkinkan mereka menjelajahi acara, film, dan dokumenter baru dari seluruh dunia.
Beberapa platform SVOD besar yang beroperasi di Indonesia adalah Netflix, iFlix, Disney+ Hotstar, Vidio, HBO Go, Prime Video, WeTV, hingga Viu. Platform-platform ini bersaing untuk menangkap permintaan konten SVOD yang terus meningkat di kalangan konsumen Indonesia.
Baru-baru ini JustWatch, merilis laporan SVOD untuk kuartal pertama tahun 2023, memberikan wawasan tentang layanan streaming yang terus berkembang. Laporan ini menawarkan pemahaman mendalam tentang tren, preferensi, dan dinamika pasar platform SVOD, menyoroti kebiasaan streaming pemirsa di seluruh dunia.
Persaingan Netflix dan Disney+ Hotstar
Secara umum laporan JustWatch menampilkan lanskap layanan streaming, memeriksa kehadiran pasar, konten, dan keterlibatan pengguna dari berbagai penyedia SVOD. Dengan basis data ekstensif di lebih dari 70 negara, JustWatch menganalisis data dari jutaan pengguna untuk menawarkan pemahaman mendalam tentang industri streaming.
Di Indonesia sendiri tercatat, saat ini ada 7 layanan SVOD yang paling banyak diakses oleh pengguna dan secara khusus diamati secara detail antara lain Netflix, Disney+hotstar, iFlix (+ WeTV), Viu, Vidio, Prime video dan HBO Go.
Dalam laporan tersebut terungkap, market share untuk Indonesia di kuartal I tahun 2023, Netflix dan Disney+hostar masih menjadi platform SVOD terbanyak yang diakses oleh pengguna di Indonesia sebanyak 22%. Disusul oleh iFlix sebanyak 16%, Viu 12%, Vidio platform lokal sebanyak 10%, kemudian Prime Video dari Amazon sebanyak 9%, dan yang terakhir adalah HBO Go sebanyak 6%.
Dari laporan tersebut juga terungkap Netflix, iflix, dan Viu menunjukkan pertumbuhan positif dengan masing-masing pertumbuhan hingga +1%. Sementara itu Prime Video dan Disney+hotstar masih berjuang untuk mengikuti pasar, dengan penurunan market share masing-masing sebesar -1%.
Dengan memahami variasi regional dan pola keterlibatan pengguna, penyedia dapat menyesuaikan penawaran mereka untuk memenuhi permintaan pasar tertentu dan memaksimalkan basis pelanggan mereka.
Sementara di laporan JustWatch tahun 2022 lalu tercatat, Disney+ Hotstar mendominasi pasar OTT dengan persentase pangsa pasarnya mencapai 23%. Kemudian, secara berurutan disusul Netflix (21%), iflix (15%), Viu (12%), Vidio (10%), Prime Video (9%), HBO GO (7%), dan lainnya (3%). Vidio kembali menjadi satu-satunya platform OTT lokal, dengan angka dua digit melesat dari tahun sebelumnya.
Strategi SVOD menjangkau pengguna
Dalam laporan yang dirilis oleh Media Partners Asia terungkap, pertumbuhan pendapatan Netflix pada tahun 2023 berasal dari pasar Australia yang menguntungkan namun tersaturasi, di mana kinerja Netflix secara bertahap akan didukung oleh pertumbuhan iklan. Sementara itu tingkat pertumbuhan Netflix yang kuat di Jepang dan Korea Selatan, telah menghasilkan pendapatan per pengguna yang tinggi, didukung dengan keuntungan materi dan kontribusi dari negara India, Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Pada Februari 2023, perusahaan juga mengumumkan penyesuaian harga di Asia Tenggara. Hal ini diklaim dapat menambah jumlah pengguna di Asia Tenggara, dan dapat bersaing dengan platform SVOD lainnya.
Semantara itu Vidio sebagai satu-satunya platform SVOD lokal yang masuk dalam laporan JustWatch, berambisi dapat mendorong pertumbuhan dan memperkuat posisinya sebagai OTT lokal terkemuka. Menurut laporan dari Media Partner Asia, pada kuartal I 2022, Vidio menjadi platform OTT posisi teratas berdasarkan pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU) dan total durasi menit streaming (minute streamed). Perusahaan terus menambah katalog kontennya di bidang olahraga dan diklaim sebagai terlengkap di Indonesia.
Daftarnya mulai dari Piala Dunia FIFA 2022 Qatar, English Premier League, Liga sepak bola Indonesia (Liga 1, Liga 2, dan Liga 3), Liga Champions UEFA dan UEL, NBA, Liga sepakbola Eropa (Serie A, La Liga, Ligue 1), FA Cup, Formula One, Liga bola voli profesional Indonesia (ProLiga), Liga Bola Basket Indonesia (IBL), Women’s Tennis Association (WTA), dan ragam pilihan konten olahraga premium lainnya. Tak hanya itu, Vidio terus aktif merilis konten original hingga tiga judul setiap bulannya.
Perkembangan video streaming terus menjadi isu yang menarik bagi Indonesia dengan populasi terbesar keempat di dunia. DailySocial.id mengompilasi berbagai sumber mengenai persaingan platform OTT populer yang banyak digunakan oleh orang Indonesia dan konten apa yang paling banyak dinikmati sepanjang 2022.
Dalam data termutakhir yang dirilis JustWatch, Disney+ Hotstar mendominasi pasar OTT dengan persentase pangsa pasarnya mencapai 23%. Kemudian, secara berurutan disusul Netflix (21%), iflix (15%), Viu (12%), Vidio (10%), Prime Video (9%), HBO GO (7%), dan lainnya (3%).
Vidio kembali menjadi satu-satunya platform OTT lokal, dengan angka dua digit melesat dari tahun sebelumnya.
Angka pangsa pasar ini semakin berbicara jika membandingkan pertumbuhannya dari data di 2021. Saat itu, Netflix jadi pemimpin dengan pangsa pasar 21% dan Disney+ sebesar (22%). Sementara itu, Vidio angkanya masih single digit (5%) berada di urutan ke-7, setelah Prime Video.
Informasi menariknya, meski baru seumur jagung Prime Video mampu mencetak pertumbuhan yang signifikan. OTT ini baru resmi di Indonesia pada 1 Agustus 2022, bersamaan dengan negara ASEAN lainnya, yakni Thailand dan Filipina. Dalam data JustWatch, pada 2021, pangsa pasar Prime Video saat itu berada diangka 7%.
Data regional
Dalam laporan bertajuk “SEA Online Video Consumer Insights & Analytics”, di lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand), Netflix dan Viu mengambil posisi tiga teratas dengan jumlah pelanggan berbayar tertinggi dan pangsa pasar gabungan sebesar 52%.
Dipaparkan juga sepanjang tahun lalu terdapat 48,4 juta pelanggan yang membayar layanan SVOD (subscription video on demand), dengan pertumbuhan hampir 4,6 juta pelanggan baru pada kuartal IV 2022. Ini adalah pertumbuhan tertinggi sejak kuartal II 2021 dengan angka 5,1 juta pengguna baru.
Bila dikompilasi pengguna berbayar yang baru bergabung sepanjang 2022 saja sebanyak 11,8 juta orang. Indonesia disebutkan berkontribusi 50% terhadap pertumbuhan di kuartal IV dan 51% untuk keseluruhan tahun 2022.
Sementara itu, Vidio dan Viu menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang 51% dari pelanggan baru. “Kedua platform telah membangun corong akuisisi pelanggan yang kuat melalui model freemium, dengan fokus yang berkembang pada konten berbayar dan pelanggan,” kata laporan itu.
Indonesia dan Thailand tetap menjadi pasar SVOD terbesar di Asia Tenggara pada 2022, mempertahankan 75% agregat langganan SVOD. Netflix, Viu, dan Disney memiliki 52% dari total langganan SVOD di Asia Tenggara.
Analis MPA menyampaikan, upaya pelokalan Prime Video di Indonesia, Filipina, dan Thailand sukses membuat daya tarik yang kuat dengan penambahan bersih 400 ribu pengguna baru. Indonesia menjadi pasar terkuat bagi OTT milik Jeff Bezos tersebut, momentumnya didorong oleh konten dari Korea dan lokal.
Tak hanya itu, Prime Video juga meniru strategi awal yang digunakan Disney+, yakni menggandeng eksklusif operator telekomunikasi dengan basis pengguna terbesar di Indonesia, Telkomsel. Dalam kerja sama tersebut, setiap pembelian paket data pengguna dapat menikmati konten di Prime Video tanpa batas. Terdapat pula tim lokal terdedikasi yang bertugas untuk memasarkan konten dengan skala penuh, sehingga pengalamannya benar-benar dilokalkan.
Kendati Amazon agak terlambat memperkenalkan layanannya di ASEAN. Namun, potensi dari industri video streaming yang ditawarkan di kawasan ini sebesar 180 juta konsumen dengan 8 miliar jam konten OTT per bulan di seluruh wilayah, menurut sebuah studi dari The Trade Desk, membuat pencapaiannya cukup mengesankan.
Lokalisasi konten
Menurut laporan Nielsen Streaming Content Ratings, dipaparkan Vidio unggul sebagai OTT lokal yang memproduksi 40 konten seri original dalam setahun. Jumlahnya melebihi gabungan seri yang didanai oleh Netflix hingga Disney+ di Indonesia.
Strategi tersebut sukses mengantarkan OTT milik Emtek ini menjadi OTT dengan pertumbuhan konsumsi tertinggi di luar YouTube. Setelah Vidio, posisi selanjutnya diisi oleh Disney+, Netflix, Viu, RCTI+, iQiyi, dan Vision+. Laporan ini berdasarkan survei terhadap 3.700 individu di lebih dari 11 kota besar di Indonesia. Penelitian dilakukan selama Juni-Agustus 2022.
Nielsen juga memaparkan tiap platform memiliki karakternya masing-masing dalam menarik penonton (data per Juli 2022):
Vidio: konten lokal dan olahraga
Netflix: film dan serial internasional
Disney+ Hotstar: film anak dan keluarga
Viu: konten Asia/Korea
RCTI+: konten olahraga dan sinetron
iQiyi: konten Asia dan barat
Poin menarik lainnya yang diungkap adalah profil pengguna OTT (khususnya SVOD) didominasi oleh kelas atas (60%). Nielsen mengkategorikan SVOD ini adalah Netflix dan Disney+. Kedua, kategori AVOD (advertising video on demand) didominasi oleh kelompok menengah (51%), yang terdiri dari platform Vidio, RCTI+, Vision+, iQiyi, dan Viu. Komposisi kelompok menengah terbesar terpusat di linear TV dengan porsi 58%.
MPA lebih merinci mengenai Vidio. Menurut laporan MPA, di Indonesia, Vidio memimpin interaksi video online premium dengan pangsa 25% pada tahun 2022. Piala Dunia FIFA Vidio adalah kontributor utama pertumbuhan. Setelah Piala Dunia, tingkat churn akan ditentukan oleh permintaan pelanggan akan sepak bola lokal dan internasional baru serta serial drama lokal baru.
Lebih lanjut, laporan tersebut paparkan dari seluruh platform SVOD, konten AS mendominasi dengan pangsa pasar 32%, disusul Korea (25%). Sementara di Indonesia, konten lokal menguasai 23% pangsa pasar pemirsa untuk tahun tersebut di pasar Asia Tenggara.
Direktur eksekutif MPA Vivek Couto memperkirakan tahun 2023 para pemain OTT akan sangat terfokus pada retensi pelanggan, manajemen churn, dan penerapan kenaikan harga, terutama di pasar seperti Indonesia yang padat prabayar.
“Pemain kunci akan terus berinvestasi dalam pelokalan dan pemasaran strategis konten premium Korea, AS, dan olahraga, tetapi dengan latar belakang dan mantra investor efisiensi modal,” tambahnya.
Netflix
Melanjutkan dari laporan MPA, diprediksi investasi konten lokal Netflix mencapai $1,9 miliar pada tahun ini (mewakili 47% pendapatan) akan didorong oleh Korea dan Jepang, diikuti oleh India, Australia, dan sebagian Asia Tenggara. Menurut analis MPA Dhivya T, investasi konten Netflix di APAC ini memiliki dampak global.
“Serial dan anime Jepang, bersama dengan drama dan film Korea, serta film dari Indonesia dan India, telah menempati peringkat tinggi di antara judul streaming teratas secara global selama 12 bulan terakhir hingga Januari 2023,” kata dia.
Sepanjang 2022, Netflix merilis 29 drama Korea eksklusif, enam di antaranya berada di antara 10 judul dengan pencapaian teratas di APAC pada tahun 2022, menurut anak perusahaan MPA, AMPD Research.
Menariknya, laporan ini berpendapat bahwa drama Korea adalah kategori video premium streaming teratas, merebut hampir 32% dari total penayangan. Akan tetapi Dhivya menambahkan, masih perlu dilihat apakah Netflix akan terus berinvestasi sebanyak tiga hingga tujuh drama Korea baru per kuartal karena laba atas investasi yang masih minim, namun biayanya yang mahal.
Sementara, dalam skala regional APAC, disoroti ada empat konten unggul Netflix dari masing-masing negara, seperti Mismatched (India), The Whole Truth (Thailand), Mom, Don’t Do That! (Taiwan), dan The Big 4 (Indonesia). MPA memprediksi di antara delapan pasar terbesar Netflix di APAC, India dan Indonesia akan tetap menjadi pertumbuhan tertinggi.
Pasalnya, pada kuartal IV 2022, terdapat sembilan film original dari India yang berhasil mendorong jumlah tayangan dan pertumbuhan ARPU (average revenue per user) yang kuat.
Disinyalir jadi salah satu cara untuk mendongkrak jumlah pengguna, pada Februari 2023, Netflix menurunkan biaya langganan. Paket Dasar (Basic) dari sebelumnya Rp120 ribu menjadi Rp65 ribu/bulan dan Paket Standar dari Rp153 ribu jadi Rp120 ribu.
Viu
Diversifikasi konten tak hanya dari Korea, juga telah jadi agenda Viu di tengah persaingan yang ketat. MPA mencatat, tiga hingga lima drama Korea eksklusif Viu per kuartal II-IV mendorong pertumbuhan pelanggan. Dikombinasikan dengan konten variety show maupun drama memberikan diferensiasi kompetitif.
“Upaya menghadirkan konten original dan akuisisi konten free-to-air (FTA) juga berdampak dalam mempertahankan pelangggan.”
CEO Viu dan Managing Director PCCW Media Group Janice Lee mengatakan, konten Viu Original diperluas dan kemitraan distribusi yang ditingkatkan pada tingkat lokal dan regional mendorong pertumbuhan pengguna baru Viu, meningkatkan engagement, dan menghasilkan pertumbuhan yang kuat pada SVOD dan pendapatan AVOD pada 2022.
“Melihat ke depan pada tahun 2023, kami terus fokus untuk menghadirkan rangkaian penawaran konten yang hebat kepada audiens kami, dengan sebagian besar pasar kembali ke masa pra-pandemi [..],” papar Lee.
Induk Viu, PCCW Limited, mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 45% menjadi $206 juta sepanjang 2022 dan mencapai EBITDA positif untuk tahun pertama. Pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU) tumbuh 13% year-on-year menjadi 66,4 juta dan pelanggan berbayar tumbuh lebih dari 45% menjadi 12,2 juta. Tidak dijabarkan kontribusi pengguna dari 16 negara di mana Viu beroperasi.
Akan tetapi, diklaim pencapaian tersebut membuat Viu berada di posisi teratas dalam kategori MAU selama 12 kuartal berturut-turut dan peringkat kedua dalam pelanggan berbayar, serta menit streaming di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Pada tahun lalu, Viu menyajikan sejumlah Viu Original, seperti Again My Life, The Law Cafe, dan Reborn Rich. Drama terakhir ini juga didistribusikan secara global ke lebih dari 170 negara. Perusahaan menjamu para aktor untuk mengunjungi para penggemar dan berinteraksi langsung. Menurut Lee, aktivitas di luar layar ini akan terus dilakukan dalam rangka meningkatkan engagement secara langsung.
“Memasuki tahun 2023, dengan pertumbuhan yang baik pada MAU maupun pelanggan berbayar, strategi Viu adalah menghadirkan konten yang hebat dan lebih banyak pengalaman tatap muka kepada para penggemar sambil memanfaatkan pertumbuhan yang kuat dalam langganan premium dan pasar iklan digital di seluruh wilayah,” pungkasnya.
Industri hiburan Korea Selatan saat ini memang semakin digandrungi. Baik itu musik maupun seni peran, terkhusus drama berseri. Selain karena visualnya yang tampan dan cantik, tidak bisa dipungkiri drama dari negeri gingseng ini sangat begitu niat diciptakan dengan adegan yang patut diacungi jempol.
Jika di negaranya sendiri masyarakat dapat menikmati melalui televisi, sudah banyak lho bertebaran aplikasi on demand bagi penggemar internasional. Platform ini sendiri beberapa diantaranya memang dirancang dan bekerja sama secara resmi dengan rumah produksi drama-drama tersebut.
Tapi, kalau kamu masih modal gratisan yang bebas bayaran juga ada! Simak sampai habis ya!
Bahkan ada juga yang memuat tayangan gratis drama yang begitu populer. Apa saja? Berikut DailySocial.id sebutkan satu persatu:
Bagi penggemar lama drama Korea, aplikasi ini mungkin udah gak asing. Dapat dikatakan aplikasi VIU adalah surganya Kdrama. Banyak drama populer dimuat dalam aplikasi ini demi memenuhi keinginan penonton secara on demand dan mudah dijalankan.
Sudah menyediakan fitur terjemahan, penonton internasional tidak perlu khawatir akan kendala bahasa. Konten premiumnya sendiri terhitung murah mulai dari 30 ribu rupiah perbulan. Jika kamu pengguna gratis-an, siap-siap ketemu banyak iklan ya. Namun, seringkali VIU mengadakan event seru nonton gratis banyak judul drama, lho.
Tak hanya drama, variety show populer seperti Running Man, My Ugly Duckling, Knowing Brothers dan lainnya juga tersedia. Jadwal tayang yang berdekatan dengan penayangan aslinya membuat penonton gak khawatir tertinggal. Rilis subtitle sendiri cukup membutuhkan waktu 1-2 hari.
Kekurangannya sendiri, VIU termasuk aplikasi yang sering mengalami upgrade dan tidak bisa digunakan jika pengguna tidak segera melakukannya.
Jika dulu Netflix dikenal sebagai platform film dan serial Barat, dengan pesatnya minat hiburan Korea Selatan di kalangan internasional. Netflix mulai bekerja sama dengan industry Hallyu tersebut dan melahirkan beberapa drama original yang sayang untuk dilewatkan.
Beberapa judul seperti Law School, Squid Game, Sweet Home secara eksklusif hanya dapat ditonton melalui Netflix. Sayangnya Netflix tidak memiliki fitur gratis, pengguna dapat mengeluarkan biaya mulai 54 ribu perbulan hanya untuk device smartphone.
Bagi kamu penikmat tayang Asia, iQIYI bisa menjadi pilihan selanjutnya termasuk untuk nonton drama Korea. Subtitle multi bahasa membantu penonton lebih memahami konten video, mendukung cache offline dan proyeksi TV, pengalaman menonton layar besar yang lebih baik.
Bagi pengguna VIP dapat menikmati tayangan tanpa iklan, kualitas tinggi Blu-ray 1080P, dan efek suara Dolby. Melalui fitur histori tontonan penonton tak perlu khawatir menunda tontonan. Jika kamu sedang bingung ingin menonon apa, iQIYI juga menyediakan kolom “Top 10” berisi tayangan yang sedang ramai ditonton.
Sayangnya pengguna sering mengeluhkan tampilan subtitle yang tidak nyaman.
WeTV juga menjadi salah satu platform aplikasi menonton yang dipenuhi drama dari berbagai negara di benua Asia. Bahkan aplikasi video on demand ini cenderung dipenuhi drama dari Indonesia.Namun tidak usah khawatir, berbagai drama populer asal Korea juga dimiliki platform dengan biaya langganan mulai dari 25 ribu rupiah perbulan.
Mudahnya fitur pembayaran, didukung dengan berbagai jenis resolusi menyesuaikan keingian penonton. Serta fitur download sehingga penonton bisa menyimpan tayangan yang ingin ditontonnya nanti. Beberapa tayangan asing bahkan di dubbing ke dalam Bahasa Indonesia.
Pada sistem operasi android, beberapa pengguna mengeluhkan play button terletak diujung dengan ukuran kecil. Hal ini menggangu karena penonton tidak dapat secara mudah menjeda dan memainkan tayangan tanpa keluar dari video yang diputar.
Disney+ Hotstar mungkin sebelumnya dikenal penuh dengan serial Barat. Namun kemunculan drama Korea Snowdrop yang dibintangi Jisoo Blackpink semakin mengenal Disney+ sebagai salah satu aplikasi nonton Kdrama terbaik. Beberapa drama eksklusif diproduksi Disney+ dengan jalan cerita yang cukup unik.
Kamu gak perlu khawatir deh kekurangan tontonan di Disney+. Apalagi susunan tampilannya dibuat senyaman mungkin menyesuai rumah produksi dan asal negara tayangan acara. Begitu selesai dengan satu tayangan, kamu langsung mendapat rekomendasi tayangan sejenis.
Sayangnya Disney+ masih memiliki keterbatasan mengunduh video untuk ditonton offline. Software ini hanya bisa mengunduh 5 video dan menghapus video lama secara otomatis dari penyimpanan aplikasi.
Sesuai namanya, Drakor.id memang diciptakan untuk memenuhi keiginan pecinta drama Korea. Aplikasi streaming ini dapat digunakan kapan saja mengandalkan Wi-Fi atau koneksi data, juga fitur download untuk taynagan offline.
Sebagai aplikasi gratis, Drakor.id sudah cukup unggul dalam beberapa hall oh. Mulai dari fitur Riwayat nonton dan bookmark film, backup Riwayat, serta pencarian berdasarkan genre dan judul.
Namun beberapa pengguna mengeluhkan kesulitan membuka drama tertentu meskipun koneksi internet berjalan baik.
Berdasarkan aplikasi-aplikasi di atas yang direkomendasikan banget, yang mana nih pilihanmu?
Hampir dua tahun usai pembukaan blokir, Telkom akhirnya mengumumkan kerja sama dengan platform streaming Netflix. Kerja sama ini menghadirkan paket bundling pada layanan IndiHome dan Telkomsel, baik untuk pelanggan baru maupun existing.
“Kolaborasi dengan Netflix menjadi salah satu konsep IndiHome dalam mewujudkan window of entertainment bagi para pelanggan. Kemudahan melakukan pembayaran juga menjadi prioritas kami dalam kolaborasi ini,” ujar Direktur Consumer Service Telkom Venusiana dalam keterangan resminya.
Direktur Marketing Telkomsel Derrick Heng ikut menambahkan, kolaborasi ini dapat memperkuat posisi Telkomsel sebagai ‘The Home of Entertainment’ untuk membuka akses ke berbagai platform hiburan digital dan meningkatkan kualitas gaya hidup digital pelanggan.
“Kami mengedepankan layanan berbasis customer-centric yang didukung dengan ketersediaan konektivitas digital berteknologi broadband terdepan yang merata dan berkualitas hingga pelosok negeri,” tutur Derrick.
Bagi pengguna IndiHome, paket bundling dengan Netflix dapat dinikmati sebagai layanan add-on. Untuk aktivitasi, pelanggan existing tinggal mengklik tautan yang dikirimkan Netflix ke email terdaftar di aplikasi myIndiHome atau kanal lainnya.
Bagi pengguna Telkomsel, pelanggan Prabayar maupun Telkomsel Halo dapat berlangganan setiap bulan tanpa perlu menggunakan kartu kredit. Telkomsel menyediakan varian paket bundling kuota data dan berlangganan Netflix untuk 1 bulan mulai dari Rp62 ribu dengan pembayaran lewat pulsa.
Jika dibandingkan dengan paket yang sudah ada, paket bundling terbaru sedikit lebih mahal. Sebagai catatan, paket berlangganan untuk smartphone berkisar Rp54 ribu per bulan. Namun, layanan ini hanya dapat diakses lewat satu perangkat saja.
Sementara, paket bundling terbaru ini sudah termasuk akses ke berbagai perangkat seperti TV, laptop, smartphone dan tablet. Biaya langganan juga akan tergabung dalam satu tagihan bulanan. Keduanya sama-sama menawarkan nilai tambah tergantung dengan kebutuhan dari pelanggan.
Pemblokiran akses
Kolaborasi ini tampaknya telah lama dinantikan oleh banyak pengguna Telkom pasca-konflik pemblokiran akses beberapa tahun silam. Apalagi, Telkom (IndiHome dan Telkomsel) menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia.
Sedikit kilas balik, Telkom pertama kali memblokir akses Netflix pada 27 Januari 2016. Terhitung mulai pukul 00.00 WIB saat itu, seluruh sambungan internet Telkom tidak dapat mengakses Netflix. Pemblokiran ini pun berlaku ke seluruh penggunanya, mulai dari IndiHome, WiFi.id, dan Telkomsel.
Kala itu, dalih Telkom memblokir Netflix karena platform tersebut tidak memenuhi regulasi di Indonesia. Selain itu, pemblokiran ini disebut karena ada konten berbagai pornografi yang di platform tersebut. Kemudian hampir 4,5 tahun berselang, Telkom pun menyerah dan membuka akses Netflix ke seluruh penggunanya pada 7 Juli 2020.
Menariknya, sebelum kolaborasi ini diumumkan, Telkomsel sudah lebih dulu bekerja sama dengan Disney+ untuk menghadirkan paket layanan. Menurut survei Media Partners Asia (MPA), Disney+ bisa lebih cepat unggul penetrasinya karena menggandeng operator seluler lokal. Padahal, Disney+ baru masuk Indonesia per September 2020 kemarin.
MPA melaporkan jumlah pengguna Disney+ di Indonesia mencapai 2,5 juta, sedangkan Netflix yang sudah mengudara di tanah air sejak 2016 baru mengantongi 850 ribu per Januari 2021. Netflix pun masih kalah dari platform on-demand Viu yang memiliki 1,5 juta pengguna di periode tersebut.
Dapat dikatakan bahwa kolaborasi dengan operator seluler menjadi strategi kunci untuk memudahkan jalan masuk terhadap model pembayaran layanan dengan opsi pulsa. Dompet digital juga bisa jadi opsi pembayaran, tetapi belum semua masyarakat memakainya terlepas dari awareness-nya yang terus tumbuh. Pelanggan seluler di Indonesia masih bergantung pada pengisian pulsa.
Dari sudut pandang operator, kerja sama dengan platform streaming dapat berpotensi meningkatkan ARPU pelanggan. Operator dapat meningkatkan nilai tambah mereka sebagai penyedia jaringan.
Kolaborasi antara Telkomsel dan Disney+ juga dinilai strategis karena memberikan akses layanan Disney+ secara gratis pada paket data. Dalam pengamatan kami, operator XL Axiata pun memberikan akses gratis (semacam add-on) layanan Netflix pada beberapa paket data.
Persaingan platform on-demand
Cara-cara tersebut dapat membantu meningkatkan jumlah pelanggan–meski tidak secara organik–untuk memenangkan kompetisi di pasar streaming dan on-demand Indonesia.
Berbeda dengan Netflix yang tidak menggunakan skema iklan, platform streaming milik EMTEK, Vidio memakai skema tayangan premium dan iklan. Berbeda dengan platform on-demand sejenis, Vidio memperkuat posisinya dengan masuk ke konten olahraga yang dinilai punya peminat signifikan di Indonesia. Saat ini Vidio punya 62 juta pengguna, di mana 2,3 juta di antaranya adalah pelanggan berbayar.
Dalam konteks preferensi, survei The Trade dan Kantar melaporkan bahwa drama Korea menjadi konten paling favorit bagi 74 persen penonton OTT perempuan di Indonesia. Sementara, sebanyak 61 persen penonton laki-laki memilih konten berbau olahraga.
Total penonton Indonesia di platform OTT mencapai 83 juta dengan total menonton sebanyak 3,5 miliar jam setiap bulannya atau rata-rata 41,4 jam per bulan tiap penonton.
Netflix sedang menguji fitur baru bernama Kids Clips. Sesuai namanya, fitur ini dirancang untuk menyuguhkan video-video pendek dari koleksi konten anak-anak milik Netflix, dengan harapan supaya anak-anak bisa lebih mudah menemukan konten baru yang menarik untuk ditonton.
Pada layanan yang memiliki koleksi konten begitu masif seperti Netflix, aspek discovery memang kerap menjadi problem. Tidak jarang, pengguna malah menghabiskan lebih banyak waktu memilih ketimbang menonton filmnya, dan sering kali algoritma rekomendasinya pun tidak mampu menolong.
Kenapa harus video pendek? Kemungkinan Netflix banyak belajar dari TikTok, yang bisa dibilang sangat sukses dalam hal discovery. Menurut Netflix, format video pendek bisa membantu konsumen mengeksplorasi katalog kontennya secara “menyenangkan, cepat, dan intuitif”.
Ini bukan pertama kalinya Netflix bereksperimen dengan format video pendek. Maret lalu, Netflix memperkenalkan fitur bernama Fast Laughs; ibaratnya TikTok tapi yang isinya potongan-potongan video dari koleksi konten komedi milik Netflix, dan yang bisa ditambahkan ke watch list dengan mudah ketimbang dibubuhi komentar. Fast Laughs bahkan juga ditampilkan dalam format vertikal seperti TikTok.
Kids Clips sejatinya juga didasarkan pada premis yang serupa, akan tetapi eksekusinya sedikit berbeda. Ketimbang menggunakan format vertikal, konten Kids Clips tetap disajikan dalam format horizontal. Netflix pun juga membatasi supaya anak-anak hanya bisa menonton sebanyak 10 sampai 20 klip dalam sekali duduk (ditandai dengan angka pada ujung kanan atas layar).
Berhubung masih diuji, Kids Clips baru tersedia di beberapa negara yang menggunakan Inggris, Spanyol, dan Portugis sebagai bahasa utamanya. Sejauh ini belum ada informasi kapan Kids Clips bakal merambah negara-negara lain, dan fitur ini pun untuk sementara hanya bisa diakses melalui aplikasi Netflix di perangkat iOS saja.
Resmi sudah. Katalog konten milik Netflix kini tak cuma berisikan film, serial, dan dokumenter saja, melainkan juga video game. Per tanggal 2 November kemarin, Netflix mengumumkan bahwa para pelanggannya sudah bisa menikmati koleksi game yang tersedia, di mana pun mereka berada.
Setidaknya untuk sekarang, Netflix Games baru bisa diakses melalui perangkat Android saja, sebab versi iOS-nya masih sedang dalam tahap pengerjaan. Koleksi game-nya dapat dilihat melalui aplikasi Netflix itu sendiri, akan tetapi masing-masing game-nya tetap harus diunduh lewat Google Play Store (atau App Store kalau di iOS).
Singkat cerita, ini bukan streaming seperti di layanan cloud gaming (atau seperti Netflix itu sendiri), melainkan lebih mirip cara kerjanya seperti layanan subscription Apple Arcade. Usai diunduh, game-nya bisa dimainkan secara offline, akan tetapi beberapa ada yang tetap memerlukan koneksi internet.
Untuk mulai bermain, Anda perlu login menggunakan akun Netflix dengan paket subscription yang aktif, dan jumlah perangkat yang bisa mengakses akan disesuaikan dengan batasan tiap-tiap paket. Jadi kalau paket yang Anda pilih mendukung fitur multi-device, maka koleksi game-nya bisa dimainkan di beberapa perangkat yang berbeda menggunakan satu akun yang sama. Perlu dicatat, Netflix Games tidak tersedia pada profil anak-anak.
Netflix memastikan bahwa semua game yang tersedia dapat dimainkan tanpa biaya tambahan, tanpa iklan, dan tanpa satu pun opsi in-app purchase. Sekali lagi, premisnya sangat mirip seperti Apple Arcade; bayar tarif bulanan, lalu main sepuasnya tanpa keluar uang lagi.
Koleksi game-nya saat ini memang belum banyak, baru lima judul lebih tepatnya: Stranger Things: 1984, Stranger Things 3: The Game, Shooting Hoops, Card Blast, dan Teeter Up. Meski begitu, Netflix sudah punya rencana besar untuk menyusun katalog yang bisa menarik perhatian semua kalangan gamer, dan mereka pun juga aktif mengakuisisi studio-studio game.
Netflix memang sering digunakan bagi siapapun yang menyukai menonton film di akhir pekan, tak sedikit juga banyak yang memiliki Netflix karena mudahnya mengakses aplikasi dari mana saja dan kapan saja, seperti ketika Anda juga tengah ingin membayar langganan Netflix, kini Netflix menyediakan pembayaran di Tokopedia yang mudah dan cepat untuk Anda ikuti! Yuk disimak
Cara Langganan Netflix di Tokopedia
Seringkali permasalahan untuk melakukan langganan Netflix adalah kesusahan dalam mengakses pembayaran, maka dari itu dari yang sebelumnya Netflix hanya menerima pembayaran via Debit dan Kartu Kredit saja, kini Anda yang memiliki aplikasi Tokopedia juga bisa ikut untuk berlangganan Netflix. Berikut ini cara-cara yang bisa anda ikuti:
Bukalah Aplikasi Tokopedia ataupun mengunjungi situs resmi Tokopedia.
Masukan Email dan password
Kemudian Anda bisa menggeser layar hingga menemukan fitur Tagihan
Selanjutnya silahkan menekan layanan streaming.
Kemudian Anda bisa langsung membayarkan tagihan anda hingga pihak Netflix mengkonfirmasi pembayaran yang dilakukan.
Selesai. Anda bisa langsung menikmati Netflix kembali.
Diharapkan dengan cara ini, Netflix bisa menjadi salah satu pilihan untuk beristirahat di akhir pekan Anda. Pembayaran yang mudah juga diharapkan bisa memberikan rasa nyaman bagi siapapun yang ingin menonton film secara legal. Semoga membantu!
Berikut ini Video Tutorial Cara Membayar Netflix Tanpa Kartu Kredit!
Netflix memang kadang kala menjadi pilihan alternatif bagi siapapun yang ini menghabiskan waktu dengan menonton banyak film dan juga series. Meskipun demikian kadangkala permasalahan ketika berlangganan Netflix adalah kita sering tidak menggunakannya di waktu-waktu tertentu dan cenderung merasa boros dengan pengeluaran paket berlangganan. Maka dari itu di bawah ini akan dijelaskan cara berhenti langganan Netflix yang bisa Anda ikuti.
Cara Berhenti Langganan Netflix
Untuk menghentikan langganan Netflix Anda tidak perlu kesusahan, ada berbagai cara untuk menyelesaikan langganan Anda seperti mengikut cara-cara dibawah ini, yuk simak!
Bukalah aplikasi ataupun situs resmi Netflix.
Masuk ke akun Anda menggunakan email dan password yang anda miliki.
Setelah berada pada home screen Anda bisa menekan titik tiga di pojok kanan atas layar Anda.
Pilihlah opsi settings yang ada di layar.
Selanjutnya Anda bisa menekan opsi Account Details.
Tekanlah Cancel Membership yang ada di layar.
Lanjutkan proses pembatalan hingga selesai.
Itu dia cara berhenti langganan Netflix yang bisa Anda coba, jika dirasa terlalu berat dengan biaya paket langganan, akan ada penawaran untuk menurunkan pilihan paket Netflix yang diharapkan bisa membuat Anda ringan dalam membayar tagihan. Semoga Membantu!
Berikut ini Video Cara Berhenti Langganan Netflix Yang Bisa Anda Ikuti!
Netflix sekarang menjadi salah satu hiburan yang paling populer, dengan mudahkan akses menonton dimana saja membuat siapapun ingin memiliki akun Netflix sendiri, sama halnya dengan di Indonesia, banyak orang yang menikmati menonton film secara mudah menggunakan Netflix.
Namun kadang kala banyak orang yang juga belum mengetahui harga paketan Netflix ketika ingin berlangganan, ini dia harga paket Netflix yang bisa Anda simak!
Daftar Harga Paket Langganan Netflix
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan, Netflix kini menaikan harga paket bagi penggunanya di Indonesia. Tapi tak perlu risau, harga ini masih sangat worth it untuk semua layanan yang diberikan.
Paket Mobile Menjadi Rp 54.000 per-bulan.
Paket ini membuat Anda untuk bisa menonton film hanya di satu layar saja yaitu menggunakan smartphone.
Paket Basic Hanya Rp 120.000
Paket ini membuat Anda untuk bisa menonton film di 1 Layar saja tetapi device yang digunakan bisa berupa Smartphone, Tablet, PC maupun Televisi.
Paket Standard Hanya Rp 153.000
Paket ini mengijinkan Anda untuk menonton tanpa batas dengan kualitas gambar yang HD di 2 Layar yang berbeda.
Paket Premium Hanya Rp 186.000
Paket ini membuat Anda bisa menonton film tanpa batas dengan kualitas Ultra HD di berbagai layar yang berbeda tetapi dengan 4 maksimum device.
Itu dia Price ListNetflix yang Anda bisa simak dan perhatikan untuk kelebihan dan kekurangannya, tak perlu risau, semua paket langganan sama baiknya hanya saja mana yang bisa menyesuaikan kebutuhan Anda di rumah dan ketika menonton.
Diharapkan dengan informasi ini Anda bisa menyiapkan kantong khusus untuk mulai berlangganan. Selamat Mencoba!
Berikut Ini Video Penjelasan Paket Langganan Netflix yang Bisa Anda Tonton!