Tag Archives: Next Thing Co.

Dashbot Tambahkan Kecerdasan Buatan di Segala Jenis Mobil

Terlepas dari potensi kecanggihan mobil pintar, ada banyak faktor yang menghambat adopsinya: teknologinya tidak murah, mayoritas konsumen lebih percaya pada kendaraan biasa, belum lagi produsen harus memenuhi regulasi pemerintah. Menariknya, developer pencipta PocketChip punya solusi mudah dan murah buat menyulap mobil biasa menjadi kendaraan ‘cerdas’.

Next Thing Co. memperkenalkan Dashbot, sebuah aksesori mobil berisi kecerdasan buatan yang memungkinkan pengemudi melakukan berbagai hal: mengaktifkan musik, membuka peta, sampai mengirim pesan teks. Caranya? Cukup dengan menempelkan Dashbot di dashboard kendaraan, dan menyambungkan device ini ke smartphone via Bluetooth sebelum berkendara.

Dashbot menjanjikan kemudahan dalam penggunaan, dibekali dukungan pengelolaan playlist lagu, podcast, serta kompatibel ke berbagai layanan streaming musik (Spotify, Google Play Music, Apple Music, Soundcloud, NPR One, hingga ESPN Radio). Ia bisa merangkul semua app di satu wadah sehingga Anda tidak perlu mengaksesnya secara manual – semuanya dapat dilakukan lewat perintah suara.

Developer asal Oakland itu menyampaikan bahwa Dashbot didesain agar bisa dioperasikan sepenuhnya dengan voice. Dalam penyajian info, device akan memberikan informasi arah secara turn-by-turn, membacakan pesan secara lantang dan segera memberi tahu siapa yang sedang menelepon Anda. Jika punya pertanyaan, Anda hanya tinggal mengucapkannya saja, dan AI di Dashbot dapat beradaptasi dengan suara serta keadaan lingkungan di sekitar mobil.

Perangkat unik ini memanfaatkan rangkaian microphone beamforming dan kemampuan proses sinyal digital high-end sehingga sanggup mendengar ucapan Anda terlepas dari ramainya kondisi lalu lintas serta ketika musik sedang mengalun di volume tinggi. Untuk membuat pesan teks, Dashbot sudah dibekali engine speech-to-text terbaik, dan perangkat akan membacakan kembali pesan tersebut sebelum dikirim.

Di fitur navigasi, Dashbot juga dilengkapi sistem pencahayaan LED untuk memberikan petunjuk yang mudah dimengerti – misalnya menampilkan simbol anak panah ke kiri atau ke kanan. Dan untuk data lokasi, device menggunakan Google Maps.

Dashbot dapat dipasangkan ke segala jenis mobil, bekerja dengan dukungan app companion di smartphone (Android 5.0 atau iOS 10 atau yang lebih baru). Perangkat ditenagai kabel USB atau power port 12V (pemantik rokok di mobil), terkoneksi ke sistem audio kendaraan Anda via Bluetooth atau jack auxiliary.

Dashbot baru tersedia untuk konsumen di negara-negara tertentu saja, ditawarkan melalui Kickstarter. Harganya sangat murah, produk cuma dibanderol US$ 50.

Cardboard Terlalu Mainstream tapi Oculus Rift Kelewat Mahal? Pockulus Chip Solusinya

Kita sudah sering mendengar bermacam-macam kecanggihan headset virtual reality, namun untuk sekarang, belum ada suatu keharusan bagi konsumen untuk memilikinya. Itu mengapa produk sekelas Google Cardboard mempunyai andil penting dalam membawa pengalaman VR ke kalangan awam, sembari memperkenalkan potensi produk yang lebih high-end.

Cardboard merupakan berita lama. Menariknya, ia mendorong banyak produsen untuk menciptakan alternatif murah perangkat virtual reality. Salah satu jelmaannya adalah Pockulus Chip. Meski namanya terdengar seperti parodi Oculus Rift, produk ini menyimpan kapabilitas unik. Developer Next Thing Co. mendeskripsikannya sebagai console game VR portable, karena ia tidak membutuhkan smartphone supaya bisa bekerja.

Layaknya device sejenis, Pockulus Chip didesain untuk dikenakan di wajah. Dari penampilannya, ia memang tidak seringkas atau sesimpel Cardboard. Itu karena Pockulus memanfaatkan komputer bernama Chip untuk menggantikan peran smartphone. Chip ialah sebuah circuit-board murah yang mudah diutak-utik, dijual seharga US$ 9. Ia menyimpan prosesor ARM v7 1GHz, RAM 512MB, dan penyimpanan 4GB.

Pockulus Chip

Pockulus awalnya dibuat untuk merayakan April Mop. Dave Rauchwerk yang turut bertanggung jawab meramu Chip bilang, akan sangat lucu seandainya orang-orang memasangkan perangkat ini ke wajah, apalagi banyak produsen kini berupaya membuat headset VR mereka sendiri. Tapi pada akhirnya, Next Thing Co. malah menciptakan head-mounted display virtual reality standalone paling murah.

Sebelum Anda buru-buru memesan Pockulus Chip, satu hal perlu diketahui: Chip harus dirakit terlebih dulu agar bisa digunakan. Boks packaging hanya berisi perangkat handheld yang wujud dan ukurannya menyerupai Gameboy. Sisanya, Anda perlu mencetak 3D tiap bagian Pockulus. Walaupun sedikit merepotkan, pilihan warna dapat Anda tentukan sendiri, dan Next Thing Co. juga sudah menyiapkan instruksi lengkapnya.

Board Chip menyajikan keyboard QWERTY lengkap, telah dilengkapi modul Wi-Fi, Bluetooth dan baterai build-in. Komputer tersebut berjalan di OS Linux, mempunyai word processor, program-program untuk membuat musik, serta dilengkapi game yang bisa langsung Anda mainkan. Komponen headset dirancang pemasangannya tidak memerlukan lem atau baut.

Buat menghidangkan konten, produsen menggunakan layar sentuh resistif seluas 4,3-inci dengan resolusi 460×272-pixel. Memang tidak istimewa, namun lebih dari cukup untuk menangani game-game kecil yang telah dibundel bersama Pockulus.

Pockulus Chip bisa Anda beli di website resminya, dijajakan hanya seharga US$ 50.

Via Wired. Sumber: GetChip.

Seperti Inikah PC Terkecil dan Paling Murah di Dunia?

Berkat kian merakyatnya Raspberry Pi, dimulailah masa di mana perangkat komputer tak lagi harus berukuran besar dan kalangan awam kini dimudahkan (bahkan didorong) untuk mengutak-atiknya. Mini PC bukan lagi barang langka, tersedia produk buatan brand ternama hingga startup. Namun pertanyaannya, seberapa jauhkah para produsen berani melangkah? Continue reading Seperti Inikah PC Terkecil dan Paling Murah di Dunia?