Tag Archives: Ngorder

SmartSeller merupakan rebranding dari aplikasi Ngorder yang diluncurkan pada tahun 2016

SmartSeller Kembangkan Layanan Omnichannel untuk UMKM

Aplikasi yang membantu pengelolaan pesanan, pengiriman, serta laporan keuangan dari sebuah bisnis sudah bukan hal yang baru di Indonesia. Inisiatif ini telah berlangsung sebelum pandemi dan berhasil menanjak popularitasnya di saat pembatasan skala besar diberlakukan — yang mengharuskan masyarakat tetap tinggal di rumah dan melakukan berbagai interaksi secara daring.

Salah satu aplikasi yang sudah cukup lama meluncur di pasar adalah Ngorder, yang menargetkan para pedagang baik itu reseller, dropshipper, ataupun supplier. Per 4 April 2022, perusahaan memutuskan untuk berganti nama menjadi “SmartSeller” serta memperluas jangkauan layanannya menjadi perusahaan teknologi di bidang shipping dan order management.

Selain rebranding, perusahaan juga telah memperbarui beberapa fitur di antaranya aplikasi kelola jualan online, aplikasi manajemen order, aplikasi stok barang, dan web toko online. Melalui platform pengelolaan omnichannel berbasis cloud yang kuat, perusahaan menargetkan pebisnis baik online maupun offline bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses penjualan.

SmartSeller menawarkan setidaknya lima fitur utama dalam aplikasinya. Pada fitur Order Management, para pengguna dapat mencetak label pengiriman dan invoice, mendapatkan notifikasi nomor resi secara otomatis dan barcode untuk input produk dengan cepat. Pengguna juga bisa menentukan diskon atau kode voucher serta memonitor mutasi bank untuk konfirmasi. Dari sisi pembeli, mereka memiliki alternatif pembayaran baik secara tunai, digital, atau cicilan.

Pada fitur Shipping Management, pengguna dapat secara langsung mengecek jumlah ongkos kirim dari puluhan kurir, mengatur dan melacak pengantaran, melakukan pengiriman langsung dari rumah penjual, serta menerima pembayaran secara COD, tunai, ataupun digital. Saat ini SmartSeller telah bekerja sama dengan berbagai rekanan logistik termasuk JNE, J&T Express, SiCepat, LionParcel, SAP, JX Express, dan ID Express.

Selain itu, pengguna juga bisa memanfaatkan sistem inventori di aplikasi untuk mengelola stok barang. Bagi pemilik bisnis yang berjualan di sejumlah platform marketplace, SmartSeller menawarkan fitur Marketplace Integration untuk membantu pengguna dalam import produk, mengelola inventori, serta sinkronisasi pemesanan dari sejumlah marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak.

Secara model bisnis, layanan ini dapat dinikmati secara gratis untuk para pengguna yang baru memulai bisnisnya. Untuk para pebisnis yang sudah memiliki basis pelanggan yang cukup besar, SmartSeller menawarkan beberapa paket premium mulai dari Rp75 ribu hingga Rp200 ribu per bulannya dengan fitur-fitur yang lebih lengkap dan bervariasi.

Dalam menggunakan aplikasi, pengguna akan dibekali dasbor dengan tampilan sederhana dan mudah dipelajari. Platform ini juga dilengkapi dengan video pembelajaran dan fitur live chat dengan layanan pelanggan. Hingga saat ini, SmartSeller telah melayani lebih dari 50.000 pengguna aktif dari berbagai industri di Indonesia. Kebanyakan dari mereka berjualan secara online.

Aplikasi pengelola bisnis

Kehadiran aplikasi-aplikasi untuk membantu pengelolaan ini bertujuan untuk menyederhanakan kompleksitas operasional dalam menjalankan bisnis. Pemilik bisnis dapat memonitor pengiriman, memantau stok barang, serta melakukan berbagai kebutuhan lainnya dalam satu platform. Dengan begitu, mereka memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada produknya.

Di Indonesia sendiri, pemain di segmen ini sudah cukup menjamur. Sebut saja SIRCLO yang belum lama ini mengumumkan akuisisi terhadap Warung Pintar. Selain itu juga ada Jet Commerce, Jubelio, aCommerce, Anchanto, 8Commerce, serta pemain baru seperti Graas yang telah mendapatkan pendanaan seri A senilai $40 juta.

Tidak hanya itu, beberapa pemain juga menawarkan layanan yang lebih spesifik seperti Qasir, Cashlez, Moka, dan Doku untuk POS dan Payment Gateway, Waresix untuk solusi pergudangan, hingga marketplace yang sudah besar seperti Blibli juga menawarkan solusi fulfillment bagi para pemilik bisnis.

e-niaga telah berkembang menjadi komponen penting dari lanskap ritel dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai hasil dari digitalisasi kehidupan modern yang berkelanjutan, pembeli dari hampir setiap negara saat ini mendapat manfaat dari pembelian online. Penetrasi pengguna eCommerce di Asia Tenggara adalah 53,8% pada tahun 2022 dan diperkirakan akan mencapai 63,3% pada tahun 2025.

Laporan kebiasaan pengguna ecommerce dari Lazada yang diberi judul “Transforming Southeast Asia” menunjukkan bahwa percepatan transisi ekonomi offline ke online di Asia Tenggara telah melampaui proyeksi sebelumnya dengan jumlah pengguna digital diperkirakan mencapai lebih dari 400 juta di tahun 2025.

Application Information Will Show Up Here

Startup Indonesia Asal Surabaya Ngorder Bantu Pengelolaan Barang Para Penjual Online

Menjamurnya layanan e-commerce di Indonesia telah membuka banyak kesempatan bagi para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk memasarkan produknya. Hal tersebut juga membuka berbagai peluang baru lainnya bagi kreasi bisnis startup Indonesia yang kini berusaha dimanfaatkan oleh dua orang anak muda asal Surabaya untuk menghadirkan layanan Ngorder.

Co-Founder Ngorder Agus Eko Setiyono mengatakan kepada DailySocial, “Saat ini jual-beli online semakin menjadi tren di Indonesia […] karena banyaknya keuntungan yang [bisa] didapat dari model bisnis ini. […] Kini [juga] ada banyak pilihan untuk berjualan online, mulai dari membuka situs toko online sendiri, Forum, online marketplace, hingga media sosial.

“Permasalahannya adalah para pelaku penjual online belum [bisa] mencatat pembukuan penjualan mereka dengan baik, mengelola seluruh pemesan barang [bila punya beberapa toko online] secara menyeluruh, serta mengetahui penghasilan atau keuntungan yang didapatkan,” jelas Agus tentang alasannya mendirikan Ngorder.

Ngorder lahir dari tangan dua anak muda asal Surabaya bernama Agus Eko Setiyono dan Alif Akbar Fitrawan. Pada dasarnya Ngorder merupakan aplikasi untuk mengelola pemesanan barang, pengiriman, dan melaporkan keuntungan yang diraih oleh para pedagang online dalam satu tempat.

Target pasar yang coba dibidik oleh Ngorder adalah para pedagang online, baik itu reseller, dropshipper, ataupun supplier. Menurut Agus, melalui Ngorder, mereka ingin membantu para pedagang online dalam mengelola pesanan, memonitoring pengiriman barang, dan pembukuan penjualan barang.

Fitur statistik penjualan dan laporan keuntungan yang didapat oleh para pedagang secara harian, mingguan, dan bulanan juga dijanjikan tersedia di Ngorder. Selian itu, masih ada fitur untuk pembagian hak akses admin dan juga bagian pengiriman barang.

Ngorder sendiri saat ini masih belum berbadan hukum, namun sudah bisa diakses dalam tahap beta-nya secara gratis. Bila nanti sudah berjalan lebih stabil, Agus mengungkap, akan ada penawaran untuk meningkatkan keanggotaan menjadi premium untuk mendapatkan beberapa fitur tambahan.

Di tahun 2016 ini, Ngorder akan fokus untuk mengakuisisi pengguna terlebih dahulu. Rencananya, Ngorder akan diluncurkan secara resmi untuk publik pada tanggal 1 Februari 2016.

Agus juga menyebutkan bahwa pihaknya akan menambahkan fitur yang dapat menghubungkan situs toko online dengan aplikasi Ngorder dan mengembangkan aplikasi mobile untuk platform Android dan iOS di tahun 2016 ini.

“Untuk masa-masa awal ini kami ingin menargetkan untuk memperoleh pengguna dahulu. Setelah pengguna memperoleh manfaat dari aplikasi ini, baru kami memberikan pilihan untuk akun premium dengan fitur-fitur tambahan yang akan lebih membantu pengguna,” tandas Agus.