Tag Archives: NICEPay

Mengenal NICEPAY, Payment Gateway dengan Layanan yang Aman dan Cepat

Perubahan zaman turut mengubah kebiasaan masyarakat dalam melakukan transaksi uang tunai menjadi non tunai. Kemajuan teknologi memungkinkan transaksi non tunai semakin mudah dilakukan. Salah satu teknologi yang umum digunakan untuk mengakomodasi transaksi non tunai adalah teknologi “Payment Gateway”. Seperti apa dan bagaimana Payment Gateway bekerja?

Apa itu Payment Gateway?

Payment Gateway adalah teknologi yang memfasilitasi seluruh transaksi di ranah online, baik melalui virtual account transfer bank, kartu kredit/debit, hingga dompet elektronik (e-Wallet) secara langsung, tanpa perlu mengakses layanan pihak ketiga (bank dan sejenisnya).

Secara sistem, Payment Gateway mempersingkat proses permintaan transaksi dari online merchant ke pihak perbankan. Alurnya, ketika pengguna melakukan permintaan transaksi, Payment Gateway bertindak sebagai fasilitator transaksi untuk diteruskan ke pihak perbankan. Umumnya permintaan ini akan muncul ke dalam bentuk pembayaran sistem virtual account unik, transfer antar rekening, hingga pembayaran melalui e-Wallet. Dalam proses itu, otentikasi khusus kerap dilakukan untuk memastikan keamanan transaksi, otentikasi bisa dalam bentuk kode OTP, konfirmasi email, token digital, hingga otentikasi biometrik.

Sistem keamanan yang tinggi dari layanan Payment Gateway membuat teknologi ini dipandang sebagai teknologi yang krusial bagi ekosistem bisnis digital. Tanpa Payment Gateway, bisnis digital tak akan berkembang pesat seperti saat ini. Alih-alih menggantikan fasilitas pembayaran yang sudah ada, Payment Gateway justru membuka akses yang luas bagi pelaku ekonomi untuk bertransaksi secara online, melalui berbagai fasilitas sesuai preferensi.

Perkembangan Payment Gateway di Indonesia

Sistem dari pembayaran tunai atau cash menjadi non-tunai awalnya diinisiasi oleh Peraturan Bank Indonesia (PBI No. 11/12/ PBI/2009) tentang uang elektronik pada tahun 2009. Kemudian gagasan transaksi non tunai kembali diperkuat dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) oleh Bank Indonesia pada tahun 2014. Sejak saat itu layanan dan fasilitas pembayaran non tunai semakin menjamur di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya volume transaksi uang eletronik sebesar 298.6 % pada tahun 2018. Kenaikan ini juga mencatat ada sebanyak 142.477.296 instrumen uang elektronik yang beredar berdasarkan statistik Bank Indonesia.

Teknologi fintech merupakan salah satu penggerak ekonomi digital di Indonesia. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020, Indonesia berhasil mencatat Gross Merchandise Value(GMV) sebesar $44 miliar. Nilai pencapaian ini didapatkan dari sumbangan yang dilakukan oleh sektor e-commerce, services on-demand, online travel, dan juga fintech.

Pencapaian ini juga tidak terlepas dari penetrasi internet di Indonesia. Menurut data terbaru yang dirilis oleh APJIII pada survey yang dilakukan hingga Q2 2020, ada sebanyak 196,7 juta pengguna internet di Indonesia. Jumlah ini setara dengan 73,7% dari total populasi di Indonesia. Untuk penyumbang pengguna internet terbesar masih didapat dari pulau Jawa yaitu sebesar 55,7%. Dilihat dari potensi pertumbuhan tersebut, teknologi Payment Gateway semakin digemari bagi pebisnis untuk mendukung operasional bisnis secara online.

Layanan Payment Gateway dari NICEPAY

NICEPAY adalah penyedia jasa pembayaran online yang menyediakan solusi pembayaran all-in-one dengan kartu kredit, virtual account, direct debit, convenience store, e-wallet, dan cicilan installment non-bank. NICEPAY unggul dalam pengetahuan dan pengalaman mengenai jasa keuangan yang terbukti telah menangani 90 juta transaksi selama 10 tahun dengan total nilai lebih dari 27 triliun rupiah.

Sebanyak kurang lebih 1.000 merchant yang telah bergabung bersama NICEPAY, beberapa diantaranya adalah Zalora, Shopee, Tiket.com, Akulaku dan masih banyak lagi. Jika Anda menggunakan layanan dari NICEPAY, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya pendaftaran, karena proses pendaftaran NICEPAY gratis, cepat, dan mudah.

NICEPAY memiliki tiga keunggulan utama dalam pelayanannya seperti responsif, aman, dan terpercaya. Selain itu, untuk keunggulan fitur NICEPAY memiliki fitur Transfer Payment, Credit Card Payment, dan Link Payment. Selain itu,  NICEPAY juga memiliki layanan Customer Service 24 jam, single API, serta keamanan PCIDSS Level 1. NICEPAY juga telah merangkul sejumlah bank swasta dan BUMN untuk solusi pembayarannya, seperti Bank Mandiri, BCA, BNI dan BRI.

Salah satu fitur unggulan NICEPAY yaitu mengoptimalkan pembayaran menggunakan Link Payment bagi UMKM yang berjualan online dan tidak memiliki website, namun dapat menerima pembayaran secara online. Anda dapat langsung mendaftarkan diri untuk bergabung bersama NICEPAY melalui website resminya di sini.

Saat ini, NICEPAY juga mengoptimalkan pembayaran menggunakan Link Payment bagi UMKM offline yang membutuhkan konversi penerimaan dana secara online. Anda dapat langsung mendaftarkan diri untuk bergabung bersama NICEPAY melalui website resminya di sini.

 

Disclaimer: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh NICEPAY

Pendekatan NICEPay untuk Pasar UKM di Indonesia

NICEPay, layanan payment gateway asal Korea yang melenggang April silam, adalah salah satu pemain baru yang meramaikan industri fintech di Indonesia. Target pasar yang coba dibidik selain pemain e-commerce besar yakni para pelaku UKM yang kebanyakan masih berjualan melalui media sosial. Kami sempat berbincang dengan CEO NICEPay Indonesia Dina Kim untuk mengetahui lebih jauh pendekatan seperti apa yang dilancarkan NICEPay dalam merangkul para pelaku UKM di Indonesia.

NICEPay adalah layanan payment gateway asal Korea Selatan yang masuk ke Indonesia melalui joint venture antara PT IONPay Networks dengan NICE Group yang memayungi layanan NICEPay. PT IONPay Networks sendiri sebelumnya memiliki produk payment gateway dengan nama IONPay.

Masuknya NICEPay ke Indonesia tidak lepas dari alasan klasik seperti potensi pasar yang besar. eMarketer memperkirakan di tahun 2017 akan ada lebih dari 100 pengguna internet di Indonesia dan kondisi ini dianggap mendukung pertumbuhan startup dan UKM oleh NICEPay. NICEPay bahkan optimis bisa menjadi pemain payment gateway nomor satu di Indonesia.

Pun begitu, pihak NICEPay juga tidak memungkiri bahwa kondisi Indonesia saat ini masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan Korea Selatan, khususnya dari sisi industri e-commerce. Dina menyampaikan, akan butuh waktu cukup lama bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan tersebut, apalagi mengingat penetrasi kartu kredit di Indonesia yang tidak kunjung membaik.

Belum lagi para pelaku UKM di Indonesia yang masih banyak menggunakan media sosial sebagai media berjualan dibandingan platform e-commerce yang sudah ada atau membuat platform e-commerce sendiri. Menurut pendapat pribadi Dina, perbandingan pelaku UKM yang berjualan melalui media sosial dengan yang memanfaatkan  platform e-commerce di Indonesia saat ini adalah 70 persen (media sosial) berbanding 30 persen (platform e-commerce).

Dina mengatakan, “Maka dari itu untuk tahun ini kami fokus pada merchant yang masih bermasalah dengan sistem pembayarannya. Masih banyak kan yang menggunakan rekening biasa dan terkendala dengan konfirmasi pembayaran. Jadi, kami coba provide dengan solusi [layanan] Tranfer Payment kami.”

Fokus kedua yang diungkapkan Dina adalah mengajak para pelaku UKM yang berjualan melalui media sosial untuk pindah menggunakan shopping cart (pemain e-commerce) rekanan NICEPay. Dina menyebutkan bahwa pihaknya akan mendekati para pelaku UKM tersebut satu persatu, baik itu dengan telemarketing atau bukan, dan memberikan edukasi mengenai kemudahan menggunakan platform e-commerce.

Sebagai informasi, saat ini menurut Dina sudah ada 4000 merchant yang menggunakan layanan NICEPay. Jumlah tersebut sudah termasuk dengan para pemain e-commerce besar seperti elevenia, Bhinneka, Shopee, Tiket, dan juga para pelaku UKM.

“Setiap ada platform e-commerce baru dibuka, mereka pasti butuh solusi pembayaran [payment gateway]. Jadi, kalau e-commerce berkembang artinya [sektor] payment gateway juga harus ikut berkembang. Tanpa solusi pembayaran, e-commerce akan sulit berkembang, begitu juga sebaliknya. Jadi, kita [pemain e-commerce dan solusi pembayaran] harus bisa sama-sama jalan,” tandas Dina.

Payment Gateway Korea Selatan NICEPay Melenggang di Indonesia

Industri teknologi yang dinamis dan terus tumbuh di negara berkembang seperti Indonesia selalu terlihat menggairahkan bagi pemain asing. Dengan menjamurnya e-commerce dan mulai menggeliatnya industri fintech di Indonesia, solusi pembayaran online kini menjadi ranah yang menarik untuk digali. Penyedia solusi pembayaran online asal Korea Selatan NICEPay pun kini hadir untuk turut mencicipi kue pasar payment gateway di Indonesia.

Kehadiran NICEPay sebagai payment gateway di Indonesia sebenarnya merupakan hasil dari joint venture NICE Group dengan PT IONPay Networks yang sebelumnya memiliki produk payment gateway bernama IONPay. Pasar yang coba dibidik oleh NICEPay di Indonesia adalah para pelaku startup dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang kini tengah menggeliat.

Fakta ini tak lepas dari pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang pada tahun 2014 dan 2015 meningkat sebesar 22 persen, dari 55 juta pengguna ke lebih dari 67 juta pengguna. Bahkan eMarketer memperkirakan di tahun 2017 akan ada lebih dari 100 juta pengguna internet di tanah air. Kondisi ini dianggap mendukung pertumbuhan startup digital dan UKM oleh NICEPay.

CEO NICEPay Indonesia Dina Kim mengatakan, “Kami bangga bisa hadir di Indonesia untuk berperan aktif dalam menggairahkan roda perekonomian digital sekaligus mendorong penyerapan tenaga kerja ahli lokal lebih banyak lagi. Kami akan memberikan komitmen penuh berinvestasi dan mendorong transfer of technology yang kami miliki agar mitra kami nanti dapat mandiri dan memiliki daya saing tinggi.”

Lebih jauh, Dina juga merasa bahwa pasar payment gateway di Indonesia saat ini masih kecil bila dibandingkan dengan Korea Selatan yang setidaknya memiliki 30 perusahaan payment gateway. Begitu juga dengan pemain e-commerce Indonesia. Dina menyebutkan bahwa di Korea ada lebih dari 2000 pemain e-commerce, mulai dari yang kecil hingga besar. Hal inilah yang menambah rasa optimis Dina untuk mencicipi kue Indonesia.

Di Indonesia NICEPay mencoba mengunggulkan tiga fitur utamanya, yaitu Transfer Payment, Credit Card Payment, dan Link Payment. Layanan Transfer Payment sudah mendapat dukungan dari BCA, Mandiri, BNI, Maybank, Permata, Keb Hana, BRI, CIMB, Danamon, OCBC, ATM Bersama, dan Prima. Sedangkan untuk Credit Card Payment, NICEPay menjamin keamanan melalui dukungan teknologi 3D Secure dan PCIDSS level 1.

Teknologi perangkat keras yang dikembangkan NICE Group

Hal menarik lainnya dari kehadiran NICEPay ini adalah peluang dibawanya teknologi dan solusi finansial yang dikembangkan oleh NICE group seperti EDC, dan pembayaran NFC. Salah satu contohnya adalah bila Samsung Pay hadir di Indonesia, NICE Group dapat membawa teknologi dukungan untuk Samsung Pay yang mereka kembangkan ke Indonesia. Pun demikian, peluang tersebut masih belum terlihat titik terangnya saat ini.

Di Indonesia sendiri payment gateway bukanlah barang baru. Dua pemain besar yang sudah cukup dikenal adalah Veritrans dan Doku. Selain itu masih ada ESPAY, Fasapay, dan juga iPaymu yang bermain di kolam yang sama.

Dina mengungkap bahwa ambisinya di tahun pertamanya ini adalah membawa NICEPay menjadi payment gateway nomor satu di Indonesia.