Tag Archives: Nickelodeon

Nickelodeon Gunakan Game Engine untuk Membuat Film Animasi

Setahun yang lalu, Nickelodeon membuka divisi baru bernama Nickelodeon Entertainment Lab untuk bereksperimen dengan teknologi-teknologi terkini, khususnya di bidang augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Di samping itu, Nickelodeon rupanya juga telah mengeksplorasi penggunaan game engine pada proses produksi film animasi.

Proyek mereka tersebut sudah hampir membuahkan hasil. Nickelodeon sedang mengerjakan sebuah serial TV berjudul “Meet the Voxels”, di mana proses pembuatannya melibatkan game engine. Engine apa pastinya belum diungkap, akan tetapi ada kemungkinan Unreal Engine kembali menjadi pilihan mengingat Nickelodeon pernah menggunakannya untuk beberapa proyek VR mereka.

Mengapa harus menggunakan game engine? Apa yang salah dengan rendering engine film animasi yang ada sekarang? Berdasarkan penjelasan salah satu petinggi Nickelodeon Entertainment Lab sekaligus pencetus proyek ini, Chris Young, kata kuncinya adalah kemudahan. Game engine seperti Unreal maupun Unity memang terkenal akan kemudahannya diadaptasikan ke berbagai platform.

SVP Nickelodeon Entertainment Lab sekaligus pencetus "Meet the Voxels", Chris Young / Variety
SVP Nickelodeon Entertainment Lab sekaligus pencetus “Meet the Voxels”, Chris Young / Variety

Di industri film, Nickelodeon melihat prinsip serupa juga berlaku untuk mengadaptasikan franchise barunya ini ke berbagai medium, termasuk medium AR dan VR. Nickelodeon cukup percaya diri karena mereka memang telah membuktikannya, bukan sebatas meracik konsep di atas kertas.

Mereka sempat membuat film pendek 2D, kemudian aset yang sama yang digunakan di film tersebut mereka olah kembali menjadi konten VR tanpa usaha terlalu besar. Setelahnya, konten VR tersebut mereka jadikan konten mixed reality untuk Microsoft HoloLens, semuanya berkat fleksibilitas game engine.

Tanpa harus terkejut, jalan cerita Meet the Voxels sendiri tidak jauh-jauh dari dunia gaming. Film tersebut mengisahkan kehidupan sebuah keluarga karakter video game, di mana masing-masing anggotanya merupakan (atau sedang berusaha menjadi) bintang dari suatu video game.

Sumber: Variety dan Nickelodeon.

Nickelodeon Screens Up Mengombinasikan AR Dengan Acara TV Tradisional

Ketika cara konsumen mengakses dan menikmati konten hiburan mulai berubah, para pemain di industri harus pintar beradaptasi. Dalam melakukannya, Nickelodeon telah merilis app mobile di perangkat Android dan iOS, serta meluncurkan jaringan radio dibantu iHeartMedia pada tahun 2013. Dan kali ini, Nickelodeon mencoba mengintegrasikan AR dalam layanan mereka.

Minggu lalu, jaringan TV khusus acara anak yang meluncur hampir empat dekade silam itu memperkenalkan sebuah inisiatif baru. Dinamai Screens Up, program ini sangat unik karena mencoba memadukan penyajian siaran televisi tradisional dengan teknologi augmented reality via perangkat bergerak. Pemanfaatan smartphone atau tablet buat mengakses AR bukanlah hal baru, tapi metode penyuguhan Screens Up terbilang unik.

Implementasi Screens Up seperti ini: Dalam acara Nickelodeon tertentu, notifikasi akan muncul dan penonton diminta mengaktifkan aplikasi sembari mengarahkan kamera ke layar televisi. Selanjutnya, app akan melakukan sinkronisasi, lalu adegan tertentu di acara TV memicu konten augmented reality – misalnya membuat karakter atau objek keluar layar atau mengaktifkan konten rahasia.

Nickelodeon menjelaskan bahwa Screens Up disiapkan sebagai ‘pusat engagement‘. Selain menyajikan konten berbasis AR, Anda bisa menemukan berbagai mini-game serta mengutak-atik stiker augmented reality. Opsi stiker akan bertambah banyak seiring dengan kian banyaknya event yang Anda ikuti. Nickelodeon berjanji untuk meng-update koleksi stiker AR tiap minggu.

Nickelodeon Screens Up 1

Di versi awalnya, aplikasi Screens Up siap menyuguhkan mini-game berupa trivia dan polling. Seluruh permainan tersebut tersinkronisasi ke acara televisi yang sedang ditayangkan. Di waktu ke depan, Nickelodeon akan menambah jumlah game-nya. Sejumlah permainan itu juga dapat diakses di luar waktu penayangan program.

Fungsi augmented reality Screens Up tentu saja jadi fitur andalan di sana. Berdasarkan trailer dan gambar, app AR tersebut dapat mengeluarkan tumpahan lendir hijau dari TV tanpa mengotori ruangan Anda hingga memunculkan karakter-karakter seperti Patrick sang bintang laut dan menaruhnya di telapak tangan Anda.

Screens Up merupakan buah karya Nickelodeon dengan mitranya Eyecandylab. Basis dari Screens Up ialah Augmen.TV. Teknologi ini memungkinkan penyedia layanan menambahkan komponen interaktif di konten yang mereka suguhkan melalui augmented reality. Metode tersebut mengubah karakteristik penonton dari pasif menjadi ‘peserta aktif’.

Saat ini Screens Up sudah bisa diunduh dan gunakan, tersedia di Google Play serta Apple Store. Acara pertama yang mendukung aplikasi ini adalah Kid’s Choice Sports.

Via VentureBeat.

Storyball Ialah Mainan Pintar Bebas-Layar Untuk Membangkitkan Imajinasi Anak

Terlepas dari keterbatasannya, layar sentuh memungkinkan interaksi manusia dengan konten digital jadi lebih intuitif. Kini ia merupakan standar penyajian gadget modern, dimanfaatkan di berbagai perangkat, dan digunakan di bidang produktif, hiburan hingga edukasi. Begitu menyebarnya pemakaian touchscreen, anak-anak pun sudah sangat familier menggunakannya.

Mungkin saat ini orang tua mulai kesulitan mengurangi ‘ketagihan’ buah hatinya terhadap perangkat berlayar. Hal tersebut tak sepenuhnya buruk karena layar bisa bermanfaat sebagai jendela mengakses ilmu pengetahuan. Namun jika Anda mulai merasa tak nyaman melihat si buyung menatap gadget setiap hari, kreasi Adi Maimon Geffen dan kawan-kawan ini dapat menjadi jalan keluar.

Melalui Kickstarter, startup dengan visi ‘tech-for-good‘ itu memperkenalkan Storyball, yakni mainan pintar yang disiapkan untuk mengurani ketergantungan anak-anak pada gadget berlayar, membuat mereka lebih aktif, serta dirancang sebagai alat pembangkit imajinasi. Ingatkah saat dahulu kita berkhayal dan bermain menjadi tentara, mata-mata, dokter, hingga penjaga kebun binatang? Hal ini yang ingin dihidupkan kembali oleh Storyball.

Storyball 1

Seperti namanya, Storyball hadir dalam wujud seperti bola dan mengandalkan suara sebagai interface-nya. Perangkat bisa menjadi rekan anak-anak berpetualangan secara imajinatif, menantang mereka melakukan tantangan-tantangan seru, hingga memberikan kuis. Si buyung dipersilakan berinteraksi dengan Storyball lewat gerakan dan suara. Menariknya lagi, mainan pintar ini juga dapat berinteraksi bersama lebih dari seorang user dan mendorong anak-anak bermain bersama.

Storyball 2

Bagian paling unik di Storyball terdapat pada cover-nya. Hadir dalam beragam rupa, skin memberikan Storyball karakteristik berbeda. Developer telah menyiapkan sejumlah persona, misalnya Agent Ayo, Pepper the Bear, dan Sesame sang unicorn. Masing-masing karakter ini difokuskan pada kemampuan berbeda, misalnya bahasa, skill motorik, imajinasi, kecakapan sosial, penyelesaian masalah, serta mendongkrak kreativitas.

Storyball 3

Developer juga telah berkolaborasi bersama sejumlah brand terkemuka di bidang hiburan anak buat mengekspansi karakter Storyball. Sejauh ini mereka telah menggaet Nickelodeon dan publisher buku HarperCollins. Dengan kerja sama itu, tim Storyball memperoleh lisensi untuk menciptakan cover dari tokoh-tokoh kartun Paw Patrol seperti Chase dan Skye, serta karakter dari buku anak-anak, semisal Magic Ballerina dan Snivel di Robo-Dog.

Storyball 4

Perlu diketahui bahwa Storyball tidak benar-benar bebas dari layar. Bluetooth dan smartphone tetap diperlukan untuk proses setup mainan pintar ini sebelum Anda memberikannya pada sang buah hati. Via aplikasi companion, kita juga dapat memonitor apa saja yang sudah anak-anak pelajari.

Selama kampanye crowdfunding Storyball masih berlangsung di Kickstarter, mainan ini bisa Anda pesan seharga mulai dari US$ 60, sudah termasuk satu jenis skin.

General Manager of Video Business Telkomsel Eriek H Lukito dan VP Nickelodeon Asia, Viacom International Media Networks Syahrizan Mansor / Nickelodeon

Nickelodeon Gandeng Telkomsel Luncurkan Aplikasi Streaming Video Anak “Nickelodeon Play”

Brand televisi dan hiburan anak Nickelodeon resmikan kehadiran di Indonesia lewat peluncuran aplikasi streaming video Nickelodeon Play. Kendati demikian, operasional untuk layanannya di Indonesia masih dikelola oleh kantor regional Asia yang berlokasi di Singapura.

Aplikasi streaming video ini berisi lebih dari 500 konten serial Nickelodeon populer, seperti SpongeBob SquarePants, Teenage Mutant Ninja Turtles, Avatar: The Legend of Aang, dan Alvin and The Chipmunks.

Untuk peresmian kehadirannya tersebut, pihak Nickelodeon menggandeng Telkomsel sebagai operator telekomunikasi lokal dalam menjaring pengguna baru yang bukan berasal dari pelanggan TV kabel.

“Kami melihat jumlah populasi di Indonesia cukup besar, penetrasi smartphone-nya pun semakin tinggi. Selama ini konten kami baru bisa dinikmati oleh pengguna TV kabel, kami ingin lebih luas menyebarkan konten anak ke seluruh Indonesia, untuk itu [kami] menggandeng Telkomsel,” ujar VP Nickelodeon Asia, Viacom International Media Networks Syahrizan Mansor, Rabu (7/3).

Dalam menghadirkan kontennya, Nickelodeon menerapkan model bisnis freemium. Artinya pengguna bisa menikmati konten lebih banyak apabila berlangganan secara bulanan. Biaya aktivasi sebesar Rp29 ribu sudah termasuk paket data VideoMax 1,5 GB dapat diakses melalui aplikasi MyTelkomsel atau dengan kode USSD *363#.

Apabila kuota tersebut habis, pelanggan tetap bisa mengakses Nickelodeon Play jika berlangganan paket internet Telkomsel yang didalamnya sudah ter-bundling dengan VideoMax.

General Manager of Video Business Telkomsel Eriek H Lukito berharap lewat kemitraan ini distribusi konten Nickelodeon akan semakin luas hingga ke daerah rural. Diklaim jaringan Telkomsel mencapai 99% wilayah Indonesia dengan total 190 juta basis pelanggan.

“Kemitraan ini akan menambah nilai VideoMax, membuat kami mampu memberikan pelayanan lebih baik kepada pelanggan kami dari berbagai tingkat usia, dan memberi pelanggan pilihan yang lebih banyak,” terangnya.

Di dalam VideoMax, Telkomsel telah bekerja sama dengan berbagai layanan OTT seperti CatchPlay, Hooq, Supersoccer TV dan Viu. Sejauh ini, Nickelodeon Play telah diunduh lebih dari 130 ribu kali sejak pertama kali hadir di Indonesia pada Desember 2017.

Nickelodeon Play diluncurkan pertama kali di Singapura pada 2016, kemudian diboyong ke Indonesia per Desember tahun lalu sebagai negara tujuan kedua. Di Singapura, Nickelodeon bermitra dengan SingTel yang merupakan salah satu pemegang saham Telkomsel.