Tag Archives: Nida Rooms

Menyimak dinamika OTA dan budget hotel sepanjang tahun 2017 / Pexels

Dinamika yang Terjadi di Sektor Travel Selama Tahun 2017

Sepanjang tahun 2018 banyak perkembangan menarik di sektor pariwisata, terutama yang menyasar kepada Online Travel Agent (OTA). Sebagai salah satu industri yang menunjukkan peningkatan, bahkan mengalahkan layanan e-commerce berdasarkan laporan dari Bain & Company, disebutkan penjualan tiket pesawat, hotel, penyewaan tempat tinggal sementara hingga tiket untuk acara dan atraksi wisata menjadi pilihan orang banyak dan paling populer.

Memasuki tahun 2018 diperkirakan industri OTA dan terkaitnya makin menunjukkan kompetisi yang sengit, dengan diakuisisinya Tiket oleh Blibli, hingga status unicorn dari Traveloka. Berikut adalah rangkuman peristiwa sepanjang tahun 2017 di sektor OTA Indonesia.

Januari 2017

Awal tahun belum banyak aktivitas yang berarti di sektor pariwisata dan OTA di tanah air. Namun demikian mulai banyak bermunculan beberapa startup baru yang mencoba untuk menghadirkan layanan penyediaan travel dan hotel. Di antaranya adalah peluncuran Tinggal, startup yang menjajakan hotel-hotel independen dengan harga bersaing saat ini telah menawarkan lebih dari 400 hotel sejak pertama kali beroperasi awal tahun lalu. Tinggal ingin terus berbenah untuk bisa menjembatani kesenjangan antara banyaknya hotel budget dengan konsumen melalui teknologi yang inovatif.

Februari 2017

Di bulan kedua tahun 2017, layanan penyedia kamar hotel ekonomis NIDA Rooms mendapatkan pendanaan seri A senilai $5,6 juta dari Shanda Group dan beberapa investor Asia Tenggara lainnya. Dengan pendanaan ini, artinya NIDA Rooms telah membukukan total pendanaan senilai $11 juta. Investasi ini akan difokuskan untuk memperluas kerja sama dan jaringan hotel serta meningkatkan kapabilitas teknologi NIDA Rooms.

Sementara itu kerja sama strategis juga mulai marak hadir, dengan diumumkannya kemitraan antara ZEN Rooms dan Tokopedia memberikan harga istimewa untuk pengguna di Indonesia yang membeli tiket kereta api melalui desktop atau aplikasi mobile Tokopedia, kemudian secara otomatis akan mendapatkan diskon hingga 30% untuk pemesanan hotel di ZEN Rooms.

Maret 2017

Sebagai pemain yang cukup dominan di sektor travel dan pariwisata, awal bulan Maret 2017 lalu, Traveloka mengumumkan kerja sama strategisnya dengan PT KAI. Layanan yang sudah hadir sejak akhir tahun 2016 ini, diklaim mendapatkan sambutan baik dari pengguna Traveloka, yang ingin mendapatkan tiket kereta api langsung melalui aplikasi.

Di bulan yang sama Bukalapak juga tidak mau ketinggalan, dan mengumumkan kerja sama strategisnya dengan PT KAI dalam hal pembelian tiket kereta api melalui Bukalapak. Sebelumnya Tokopedia telah terlebih dulu memiliki kanal pembelian tiket kereta api.

Bulan Maret 2017 juga diramaikan dengan kehadiran HelloWings yang menyediakan perbandingan harga tiket maskapai di level pasar LCC (Low Cost Carrier).

April 2017

Memasuki bulan April 2017 penyedia akomodasi budget hotel di Indonesia RedDoorz mengumumkan keberhasilannya dalam meraih pendanaan sebesar $1 juta (atau senilai Rp13,3 miliar) dari InnoVen Capital yang merupakan joint venture dari Temasek Holding Singapura dan Bank UOB. Ini menjadi pendanaan lanjutan setelah sebelumnya RedDoorz membukukan pendanaan seri A tahun 2016 yang dipimpin oleh Asia Investment Fund, World Bank Group dan Jungle Ventures.

Sementara itu di bulan yang sama, ZEN Rooms mengumumkan perolehan pendanaan seri A. Pendanaan tersebut diperoleh dari investor Redbadge Pacific dan SBI Investment Korea, turut berpartisipasi juga Asia Pacific Internet Group (APACIG). Nilai yang digelontorkan mencapai $4,1 juta atau setara dengan Rp54,4 miliar. Pendanaan tersebut melambungkan nilai ekuitas perusahaan menjadi $8 juta.

Di akhir bulan April 2017 StubHub, marketplace jual beli tiket asal Amerika Serikat, mengumumkan ekspansinya ke Indonesia dengan menggandeng Kaskus sebagai mitra eksklusif untuk pengadaan konten. Lewat kerja sama ini, Kaskus akan memberikan konten terkait event terkini yang dapat diakses melalui widget StubHub di Kaskus, untuk mendorong transaksi jual beli tiket.

Mei 2017

Di pertengahan bulan Mei 2017, DailySocial secara eksklusif memberitakan tentang adanya rencana akuisisi dari GDP Venture terhadap lebih dari 50% saham startup travel Tiket. Tiket adalah startup yang dibangun Wenas Agusetiawan, Gaery Undarsa, Dimas Surya, dan Natali Ardianto. Sejak awal dibangun di tahun 2011, Tiket termasuk startup yang tidak pernah mencari pendanaan lanjutan dari investor. Dana awalnya diperoleh dari angel investor tunggal yang kabarnya termasuk keluarga pemilik EMTEK.

Sementara itu layanan OTA Pegipegi merayakan HUT mereka yang ke 5. Selain melakukan transformasi Pegipegi juga berniat untuk meningkatkan layanan dan teknologi mereka agar bisa bersaing dengan Traveloka dan Tiket.

Juni 2017

Setelah sempat diberitakan sebelumnya oleh DailySocial, pada bulan Juni akhirnya diumumkan akuisisi 100% Blibli terhadap layanan OTA Tiket. Hal tersebut akhirnya dikonfirmasi melalui acara pengumuman akuisisi 100% saham Tiket oleh Blibli, salah satu perusahaan di bawah naungan Global Digital Prima (GDP) Venture. Fokus dari Tiket selanjutnya adalah lebih kepada penjualan, teknologi dan akuisisi pelanggan.

Di bulan yang sama, Traveloka mengumumkan penjualan tiket masuk tempat rekreasi. Layanan yang dinamai Aktivitas & Rekreasi ini memberikan kesempatan pengguna Traveloka membeli tiket tempat wisata di genggaman mereka, baik melalui web maupun melalui aplikasi. Selain tempat wisata domestik, Traveloka juga menawarkan untuk kawasan internasional seperti Universal Studios Singapore, Hong Kong Disneyland, Legoland Malaysia, hingga tiket F1 Singapore Grand Prix 2017.

Sementara itu Pegipegi juga mengumumkan kehadiran CEO baru, Takeo Kojima, yang masih dari kalangan eksekutif Recruit Holdings. Takeo menggantikan Hideki Yamada yang baru menjabat selama satu tahun. Kendati kerap berubah, Deputy CEO PegiPegi Ryan Kartawidjaja memastikan kepemimpinan Takeo bakal mendukung ambisi perusahaan untuk menjadi pemain OTA terbaik di Indonesia.

Untuk menambah wawasan pembaca terkait dengan aplikasi budget hotel di Indonesia, DailySocial juga meluncurkan laporan terkait dengan hal tersebut, yang bisa diunduh secara gratis.

Juli 2017

Setelah menguasai pasar OTA di Indonesia, sekitar akhir bulan Juli 2017 lalu, Traveloka mendapatkan pendanaan sebesar $350 juta (lebih dari 4,6 triliun Rupiah) dari Expedia. Selain dari Expedia, dalam setahun terakhir Traveloka secara total sudah mendapatkan dana $500 juta (lebih dari 6,6 triliun Rupiah) dari East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, and Sequoia Capital.

Menurut The Information, yang pertama kali memberitakan informasi ini, Traveloka kini bervaluasi lebih dari $2 miliar dan menjadikannya startup unicorn pertama di industri travel online Indonesia. Nilai valuasinya di Indonesia hanya kalah dari Go-Jek yang disebutkan mencapai $3 miliar pasca perolehan pendanaan dari Tencent.

Di bulan yang sama Triprockets salah satu layanan marketplace yang mencoba untuk menghadirkan marketplace aktivitas, kegiatan, dan tempat wisata yang unik resmi meluncur di tanah air. Startup yang didirikan Raymond Iskandar selaku CMO ini menerapkan cara yang sama dilakukan oleh Airbnb, yaitu sharing economy antar pengguna. Triprockets disebutkan didirikan demi memberikan alternatif pilihan kegiatan wisata yang unik baik di Indonesia maupun negara lainnya.

Agustus 2017

Sementara itu di bulan Agustus 2017, Tiket pasca Blibli masuk sebagai pemegang saham baru, Tiket mulai kebut mengakselerasi pertumbuhan bisnisnya dimulai dari merekrut developer berkualitas. Talenta tersebut nantinya akan diarahkan menyempurnakan aplikasi Tiket, sehingga dapat menggenjot transaksi baru dari sana. Tiket menargetkan tahun ini secara bisnis keseluruhan dapat tumbuh 250 persen dibandingkan sebelumnya.

September 2017

Setelah resmi meluncur awal tahun 2017 lalu, layanan Pemesanan Hotel Budget Tinggal dikabarkan Tutup Layanan. Tinggal didirikan di awal tahun 2016 dengan dukungan pendanaan $1 juta dari sejumlah investor, termasuk CEO Wudstay Prafulla Mathur. Wudstay adalah layanan serupa yang beroperasi di India.

Oktober 2017

Memasuki bulan Oktober 2017, ZuzuHOTELS setelah sempat meluncurkan layanan online hospitality di Indonesia bulan November 2016 lalu, memutuskan menghentikan layanan hotel budget mereka di Indonesia dan kemudian hanya fokus kepada hotel budget di Taiwan. Keputusan ini diambil co-founder Vikram Malhi dan rekannya yang sama-sama memiliki pengalaman bekerja di Expedia, Dan Lynn, setelah menjalankan bisnis dan mendapatkan pendanaan awal dari angel investor beberapa waktu yang lalu.

Situs penyedia paket wisata Tripvisto dikabarkan menutup layanannya. Didirikan Bernardus Sumartok, yang sebelumnya juga sempat menutup bisnis serupa, Flamingo, Tripvisto sendiri sempat mengalami pertumbuhan bisnis yang positif dengan merekrut anggota tim yang cukup banyak, pindah ke kantor yang lebih besar, hingga menghadirkan ribuan perjalanan wisata lokal hingga mancanegara.

Sementara itu Traventure merupakan sebuah marketplace yang mencoba menemukan para kreator wisata dengan para pencari kreasi wisata baru di Indonesia resmi hadir di Indonesia. Traventure ini tak ubahnya tempat transaksi dan berbagi pengalaman berwisata, bedanya mereka mengemasnya dalam paket bisnis wisata.

November 2017

Setelah diakuisisi bulan Juni 2017, secara resmi manajemen baru dari Tiket mengumumkan rencana rebranding aplikasi dengan mengubah tampilan dan logo jadi lebih fresh dan modern, serta menambah fitur baru untuk kenyamanan transaksi. Perusahaan ingin fokus menyasar pada dua hal yakni meningkatkan brand awareness dan perbaikan produk.

Selain itu, Tiket akan lebih serius menggarap dua produknya, yakni rental mobil dan booking hotel. Untuk produk rental mobil, perusahaan telah bermitra dengan penyedia jasa rental yang tersebar di 50 kota di seluruh Indonesia. Dibandingkan produk lainnya, bisnis rental mobil tumbuh tertinggi hingga 3 ribu persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu layanan e-commerce yang menyajikan barang-barang dengan jaminan orisinal, JD.id, merilis fitur teranyarnya. Seakan tak mau ketinggalan dengan pemain e-commerce lain di Indonesia, JD.id menghadirkan kanal pembelian tiket pesawat. Berjuluk JD Flight, fitur ini hadir dengan dukungan penuh dari Traveloka. Induk perusahaan JD.id, JD.com, merupakan investor di Traveloka.

Masih di bulan November, RedDoorz, platform pemesanan online hotel budget, mengungkapkan telah mendapat investasi lanjutan untuk mengembangkan pasarnya di Indonesia. Hanya saja, pengumuman ini tidak diungkap secara langsung, baik dari siapa VC yang mendanainya dan nilai investasi yang didapat perusahaan.

Desember 2017

Menjelang akhir tahun, pengumuman tentang akuisisi kembali mencuat. Kali ini giliran Indonesia Flight yang sebelumnya dikenal sebagai “sister company” dari Tiket. Akuisisi tersebut juga dilakukan oleh Blibli. Dengan kepemilikan Tiket dan Indonesia Flight di dalam lini bisnis Blibli, disampaikan akan banyak aktivitas strategis yang akan digaungkan pada tahun 2018 mendatang untuk lanskap travel di Indonesia.

Aplikasi “Budget Hotel” dan Penerimaan Konsumen di Indonesia

Budget hotel tergolong tren baru dalam industri travel, menawarkan layanan penginapan sesuai kebutuhan konsumen. Karakteristiknya pengguna dapat memilih jenis layanan yang dibutuhkan saat menginap –jika layanan hotel umum secara otomatis menyajikan full-services—sehingga cenderung memberikan lebih banyak penghematan di sisi konsumen.

Mengikuti tren digital, budget hotel juga ditawarkan oleh OTA (Online Travel Agency), bahkan sudah ada beberapa pemain spesifik yang hadir di Indonesia, sebut saja Airy Rooms, NIDA Rooms, RedDoorz, hingga ZEN Rooms.

Untuk mengetahui popularitas dan pandangan konsumen di Indonesia terhadap budget hotel, DailySocial bekerja sama dengan JakPat melakukan survei kepada pengguna smartphone di Indonesia untuk mengetahui ketertarikannya terhadap layanan tersebut. Sekurangnya ada 1005 responden yang mengikuti survei tersebut.

Tesis kami diawali dengan mengetahui kecenderungan pengguna ketika hendak menyewa sebuah tempat penginapan, sebanyak 65.77% telah memanfaatkan aplikasi atau layanan web agregasi, 41% mendatangi langsung hotel untuk menyewa, 18,81% melalui telepon, dan 17,31% melalui agen travel (offline).

Kecenderungan orang menggunakan layanan budget hotel

Porsinya sudah jelas, ada separuh lebih dari responden yang telah memanfaatkan layanan digital untuk memesan tempat penginapan. Lalu tentang penggunaan aplikasi budget hotel responden mengaku telah mengenal beberapa nama pemain, di antaranya ZEN Rooms, RedDoorz, NIDA Rooms, dan Tinggal.

Budget Hotel Survey 1

Habit pemesanan langsung tetap dilakukan konsumen tatkala memesan budget hotel. Cukup masuk akal, karena pada umumnya orang memilih jenis penginapan tersebut lantaran membutuhkan efisiensi biaya atau hanya butuh sekedar menginap –umumnya dilakukan oleh pelancong, atau istilah kekiniannya backpackers. Selain penghematan dari sisi biaya, ternyata alasan lain orang-orang menggunakan budget hotel adalah efisiensi waktu.

Budget Hotel Survey 2

Dasar pemilihan budget hotel untuk menginap

Bagi pengguna budget hotel sendiri, ada beberapa kriteria yang ditentukan dalam memilih sebuah tempat. Faktor harga menjadi dominan, disusul jarak dengan destinasi terdekat. Berkaitan dengan faktor lain seperti tingkatan bintang suatu hotel dan fasilitas justru tidak terlalu menjadi perhatian. Konsiderasi ini bisa ditarik menjadi sebuah pola tentang konsumen budget hotel, yaitu hemat dan mudah dijangkau.

Budget Hotel Survey 3

Terkait dengan temuan lain seputar karakteristik konsumen budget hotel di Indonesia, bisa diunduh selengkapnya dalam laporan bertajuk “Budget Hotels Apps in Indonesia Survey 2017”. Temukan juga kabar terbaru tentang ekspansi, pendanaan, dan pergerakan baru pemain OTA di sektor budget hotel di Indonesia.

budget hotels survey 2017

Laporan DailySocial: “Budget Hotel Apps” di Indonesia 2017

Sudah beberapa tahun belakangan ini beberapa aplikasi & web aggregator hotel budget beroperasi di pasar Indonesia. Masyarakat pun semakin akrab menggunakan berbagai apps ini karena telah nyata terbukti menghemat pengeluaran dan waktu konsumen dalam menyiapkan penginapan dan perjalanan mereka.

DailySocial.id bekerja sama dengan JakPat mobile survey platform telah mengadakan survei mengenai aplikasi Budget Hotel, direspon oleh 1005 responden yang adalah sampel diambil dari seluruh pengguna smartphone dari seantero Indonesia.

Beberapa temuan survei antara lain:

  • Lebih banyak responden (65,87%) melaporkan mereka lebih sering bepergian ke luar kota untuk berlibur daripada untuk kepentingan pekerjaan
  • Sebagian besar responden (65,77%) lebih memilih melakukan reservasi hotel, khususnya budget hotel, menggunakan apps ataupun situs web aggregator budget hotel daripada metode lainnya
  • Ternyata aplikasi khusus budget hotel di Indonesia belum populer. Rata-rata hanya digunakan kurang dari 10% responden. Zen Rooms (11,64%) adalah yang paling populer, diikuti RedDoorz (9,65%).

Untuk laporan lebih lengkapnya, unduh laporan “Budget Hotels Survey 2017” secara gratis.

RedDoorz Dapatkan Pendanaan Seri A Senilai 13,3 Miliar Rupiah

Hari ini platform penyedia reservasi budget hotel RedDoorz mengumumkan keberhasilannya dalam meraih pendanaan sebesar $1 juta (atau senilai Rp13,3 miliar) dari InnoVen Capital yang merupakan joint venture dari Temasek Holding Singapura dan Bank UOB. Ini menjadi pendanaan lanjutan setelah sebelumnya RedDoorz membukukan pendanaan seri A tahun 2016 yang dipimpin oleh Asia Investment Fund, World Bank Group dan Jungle Ventures.

Di masa awal pendiriannya, pada tahun 2015, RedDoorz juga sempat mendapatkan pra-seri A dari 500 Startup. Misi perusahaan untuk menghadirkan rangkaian akomodasi budget dengan kualitas terjaga membawa pada kepercayaan investor tersebut. Saat ini RedDoorz mengklaim telah memiliki 500 kanal budget hotel yang tersebar di wilayah Jakarta, Bali, Bandung, dan Surabaya.

“Kami bangga bekerja sama dengan InnoVen yang percaya dengan model bisnis kami karena perusahaan peminjaman modal hanya mencari perusahaan yang memiliki arus kas yang sehat dan kemampuan untuk membayar kredit. Anggaran untuk berwisata juga ikut meningkat seiring dengan pertumbuhan pendapatan per kapita dan kemampuan belanja masyarakat lokal, dan kami menjawab kebutuhan mereka dengan menyediakan akomodasi berkualitas,” tutur Founder & CEO RedDoorz Amit Saberwal.

Pendanaan tersebut akan difokuskan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya dan mematangkan brand RedDoorz di pangsa pasar Asia Tenggara. Meningkatnya peminat layanan tren online travel agency (OTA) khususnya pada segmentasi budget hotel diklaim telah membawakan RedDoorz peningkatan pendapatan hingga 12 kali lipat hingga saat ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Google, pasar pemesanan kamar hotel online di Asia Tenggara akan meningkat dari $6,6 miliar di 2015 ke $36,4 miliar di 2025 dengan peningkatan 19 persen setiap tahunnya.

Sebelumnya dengan nilai lebih besar, pesing langsung RedDoorz yakni NIDA Rooms juga baru saja mendapatkan pendanaan seri A sejumlah $5,6 juta ari Shanda Group dan beberapa investor Asia Tenggara lainnya. Dengan tujuan sama, pendanaan tersebut juga difokuskan untuk mematangkan kehadiran NIDA Rooms sebagai spesialis buget hotel di Indonesia dan Asia Tenggara.

Sementara para pemain lain seperti Airy Rooms, ZUzu Hotels dan Zeen Rooms juga terus mencoba mengembangkan bisnis di Indonesia. Salah satu strategi yang digalakkan ialah dengan menggandeng OTA lokal, seperti yang dilakukan oleh AiriRooms dan Traveloka. Sedangkan Zen Rooms memiliki strategi yang sedikit berbeda, yakni mencoba memfokuskan pada konsumen korporasi dan konsumen jangka panjang. Beberapa kemitraan dengan online marketplace juga sempat dijalankan oleh beberapa pemain budget hotel online di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

NIDA Rooms Bukukan Pendanaan Seri A $5,6 Juta dari Shanda Group

Layanan penyedia kamar hotel ekonomis NIDA Rooms baru saja mendapatkan pendanaan seri A senilai $5,6 juta dari Shanda Group dan beberapa investor Asia Tenggara lainnya. Dengan pendanaan ini, artinya NIDA Rooms telah membukukan total pendanaan senilai $11 juta. Investasi ini akan difokuskan untuk memperluas kerja sama dan jaringan hotel serta meningkatkan kapabilitas teknologi NIDA Rooms.

NIDA Rooms sendiri beroperasi di wilayah Asia Tenggara. Didirikan sejak tahun 2015, saat ini NIDA Rooms telah memiliki lebih dari 4000 rekanan hotel di wilayah Indonesia, Thailand, Malaysia dan Filipina. Singapura masih menjadi target sasaran ekspansi dalam beberapa waktu dekat. Di Indonesia sendiri, NIDA Rooms bersaing langsung dengan beberapa penyedia layanan serupa, di antaranya AiryRooms (bekerja sama dengan Traveloka), Zenrooms dan RedDoorz.

“Kami sendang mendapatkan dukungan investasi dari Shanda, mengingat reputasi dan pengalamannya untuk membuat perusahaan digital dengan bisnis yang kuat. Keahliannya akan membantu misi kami menjadi yang terbaik di industri akomodasi ekonomis,” ujar Co-Founder & CEO NIDA Rooms Kaneswaran Avili.

Saat ini layanan NIDA Rooms sudah mulai viral, terutama di daerah wisata seperti Bali, Yogyakarta dan beberapa destinasi lainnya. Kendati demikian, hasil survei W&S Market Research yang diadakan pada pertengahan tahun 2016 lalu menunjukkan bahwa layanan situs hotel ekonomis (atau sering disebut dengan budget hotel) belum banyak dikenal masyarakat. Bahkan riset tersebut mengemukakan bahwa NIDA Rooms justru berada urutan paling bawah, persentasenya Zenrooms (17,9%), RedDoorz (12,9%), Airy Rooms (9,3%), dan NUDA Rooms (7,1%).

Namun dengan strategi yang kuat, NIDA Rooms meyakini bahwa budget hotel akan semakin diminati, mengingat tren travelling juga makin meningkat di kalangan pemuda. Pun demikian yang diyakini oleh investor yang menyuntikkan dananya kali ini.

“NIDA Rooms mendapatkan perhatian kami karena berhasil mengembangkan model bisnis yang mampu tumbuh secara cepat dengan brand yang kuat dan juga menjawab kebutuhan pelancong. Selain itu juga mampu memfasilitasi hotel-hotel kecil yang masih memiliki keterbatasan dalam teknologi,” ujar President Shanda Group Robert Chiu.

Bagi Robert, masih terbuka lebar kesempatan NIDA Rooms untuk menjadi merek yang akan berkembang pesat di kalangan platform pemesanan budget hotel.

Sebelumnya untuk memperkuat brand di Indonesia, NIDA Rooms sempat jalin kerja sama dengan Mister Aladin. Langkah tersebut diambil lantaran kedua perusahaan merasa saat ini persaingan di sektor travel dan pariwisata sudah sangat kompetitif, sehingga memaksa para pemainnya untuk menggalakkan strategi terbaiknya.

Dalam kunjungannya ke kantor DailySocial, Country Head of Indonesia NIDA Rooms Suman Mathevan juga pernah menegaskan, bahwa di tahun 2016 pihaknya akan memustakan perhatian pada akselerasi bisnis. Kala itu menargetkan sampai akhir tahun hotel yang diakuisisi bisa mencapai 2500 unit dengan pemesanan hotel mencapai 500 booking per harinya.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Tokopedia, ZEN Rooms Perluas Kanal Promo dan Akuisisi Pelanggan

Marketplace “Budget Hotel” ZEN Rooms semakin agresif melakukan akuisisi pelanggan dengan menghadirkan promo dan harga diskon, kali ini menggandeng layanan e-commerce lokal Tokopedia. Kerja sama antara ZEN Rooms dan Tokopedia memberikan harga istimewa untuk pengguna di Indonesia yang membeli tiket kereta api melalui desktop atau aplikasi mobile Tokopedia, kemudian secara otomatis akan mendapatkan diskon hingga 30% untuk pemesanan hotel di ZEN Rooms.

Kerja sama ini dimulai pada tahun 2016 dengan kampanye percobaan bersama Tokopedia. Melihat besarnya minat dari pengguna, selanjutnya kerja sama dilanjutkan, berupa paket tiket kereta api dan kamar hotel dengan harga diskon.

“Kolaborasi Tokopedia dan ZEN Rooms kami yakini bisa menghadirkan satu kesatuan penawaran terbaik untuk para pelancong sekaligus mendukung peningkatan perjalanan domestik yang dimaksud pemerintah,” kata VP Product Digital Marketplace & Payment Tokopedia Amit Lakhotia.

Layanan pembelian tiket kereta api dari Tokopedia merupakan platform yang paling sesuai untuk layanan budget hotel seperti ZEN Rooms dan layanan serupa, untuk menawarkan promo diskon dengan harga yang sangat terjangkau. Selain dengan ZEN Rooms, Tokopedia juga telah melakukan kerja sama dengan Nida Rooms.

“Sebenarnya, kami pernah melakukan kerja sama serupa tahun lalu dan karena animo masyarakat sangat baik, maka awal tahun ini kami kembali melakukannya dengan Zen Rooms. Ke depannya, kami akan berusaha menciptakan inovasi-inovasi lain demi memudahkan pengguna,” kata Amit.

Melancarkan kemitraan lebih luas lagi

Kepada DailySocial Head of Communications ZEN Rooms Polina Leman menyebutkan, ZEN Rooms berkomitmen untuk memberikan harga terbaik untuk wisatawan lokal.

“Tujuan akhir dari ZEN Rooms adalah agar kolaborasi ini bisa memfasilitasi para wisatawan di seluruh Indonesia, dengan memberikan solusi paket (tiket kereta api dan pemesanan kamar hotel) yang terjangkau,” kata Polina.

Untuk ke depannya, ZEN Rooms juga akan terus membuka kerja sama dengan layanan e-commerce lainnya di Indonesia dengan paket istimewa atau diskon khusus kamar hotel pilihan ZEN Rooms.

“Selain dengan Tokopedia kami juga akan terus menambah kemitraan dengan pihak terkait lainnya agar bisa memberikan keuntungan lebih bagi tamu sekaligus mitra dan klien kami, nantikan kolaborasi kami lainnya,” kata Polina.

 

Rayakan Ulang Tahun Pertama, Mister Aladin Resmikan Peluncurkan Aplikasi Mobile

Layanan pemesanan hotel online Mister Aladin hari ini (13/10) merayakan ulang tahun pertamanya setelah ikut meramaikan pasar online travel di Indonesia sejak 2015 silam. Bersamaan dengan itu, Mister Aladin juga turut mengumumkan secara resmi kehadiran aplikasi mobile yang sudah bisa diunduh untuk perangkat berbasis Android dan iOS. Dalam aplikasi tersebut, fitur Personal Travel Assistant menjadi salah satu fitur yang diunggulkan dan nilai tambah aplikasi Mister Aladin.

CEO Mister Aladin Teddy Pun mengatakan, “Banyak online travel agent lainnya belum memiliki costumer service yang dapat diandalkan. Kami percaya kehadiran fitur Personal Travel Assistant ini akan memberikan nilai lebih bagi aplikasi Mister Aladin. […] Dengan fitur ini, kami harap Mister Aladin bisa menjawab kebutuhan traveler yang semakin beragam, mengutamakan kepraktisan, dan kenyamanan dalam perjalanan.”

Pada dasarnya fitur Personal Travel Assistant adalah fitur built-in chat. Melalui fitur ini, pengguna bisa dibantu dalam melakukan pemesanan tiket pesawat, memberikan rekomendasi tempat wisata, mendapatkan sewa kendaraan di daerah tujuan, hingga mengatasi masalah darurat seperti kehilangan bagasi di bandara atau pembatalan penerbangan.

Campur tangan manusia porsinya memang masih lebih banyak dalam fitur Personal Travel Assistant untuk saat ini. Namun, Teddy mengungkapkan bahwa ke depannya fitur ini akan mengombinasikan antara manusia dan kemampuan mesin dengan pendekatan NLP (Natural Language Processing).

Di samping Personal Travel Assistant, tersemat pula fitur Hotel Toninght pada aplikasi mobile Mister Aladin yang membantu para pengguna aplikasi untuk mencari hotel dan menginap di hari yang sama. Fitur ini dikembangkan setelah membaca kecenderungan perilaku konsumen yang disebut senang memesan hotel secara mendadak.

Direktur Online Services Mister Aladin Nitha Sudewo mengatakan, “Dalam waktu setahun, Mister Aladin sudah bisa membaca kecenderungan perilaku konsumen yang lebih suka memesan hotel secara mendadak. Ini dijawab oleh kami melalui fitur Hotel Tonight.”

Selain itu, dalam rentang satu tahun beroperasi, Nitha juga mengklaim bahwa Mister Aladin sudah menambah lebih banyak kemitraan hotel. Jumlahnya, menurut Nitha, sudah mencapai lebih dari ratusan ribu bila ditotalkan.

Sebagai informasi, Mister Aladin dan Nida Rooms juga telah menjalin kerja sama pada bulan Juli 2016 kemarin. Kerja sama ini mungkinkan pemesanan hotel di kanal Nida Rooms memanfaatkan fitur “Choose Your Mood” milik Mister Aladin.

Bersamaan dengan peluncuran aplikasi mobile, Mister Aladin juga menggelar acara Travel Fair yang memberikan promo-promo menarik untuk pemesan hotel dan perjalanan. Acara ini berlangsung dari tanggal 13-18 Oktober 2016 di Grand Atrium, Kota Kasablanka.

Ke depannya, tak menutup kemungkinan acara-acara dengan konsep serupa juga akan digelar. Teddy sendiri menyampaikan bahwa di tahun depan pihaknya akan tetap bergerak secara agresif dalam memberikan layanan yang lebih baik lagi pada konsumen karena ambisi utama dari Mister Aladin adalah bisa mengklaim tahta raja di sektor e-commerce travel Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Fokus Nida Rooms di Indonesia Tahun Ini Mengakselerasi Bisnis

PT Global Rooms Indonesia (Nida Rooms), startup yang bergerak di bidang Virtual Hotel Operator (VHO) di Asia Tenggara, mulai mengakselerasi bisnis hotel mulai semester II 2016. Sebelumnya, perusahaan gencar melakukan akuisisi ribuan hotel berbintang tiga.

Kurang dari setahun sejak pertama kali berdiri di Indonesia, mulai semester II 2016 Nida Rooms menggenjot kontribusi bisnis lewat beberapa online travel agent (OTA) dan direct sales. Diharapkan, target akuisisi hotel yang sudah dilakukan sampai akhir Juli 2016 tembus ke 1500 hotel yang berlokasi dari Aceh hingga Manado.

Suman Mathevan, Country Head of Indonesia Nida Rooms, menargetkan sampai akhir tahun ini hotel yang diakuisisi bisa mencapai 2500 unit. Sementara, untuk tingkat pemesanan hotel dapat mencapai 500 booking per harinya. Adapun realisasinya, tingkat pemesanan sekitar 10% dari target atau sekitar 50 booking per harinya.

Menurutnya, sejak Nida Rooms didirikan pada akhir tahun lalu, perusahaan lebih memilih strategi memperbanyak akuisisi hotel dibandingkan strategi lainnya. Hal tersebut didasarkan sebagai langkah meraih marketshare di Indonesia, terlebih sudah banyak VHO lainnya yang sudah bermunculan.

“Kendati kami masih baru, namun kami yakin sampai akhir tahun target booking hotel dapat mencapai 500 per harinya karena menerapkan service quality guaranteed. Sehingga, di manapun konsumen berada kualitas yang diberikan Nida Rooms tetap sama,” ujarnya saat mengunjungi kantor DailySocial, Rabu (20/8).

Lanjut Mathevan, pihaknya yakin akan dapat dengan cepat menarik perhatian calon konsumen untuk beralih ke Nida Rooms. Terlebih, perusahaan hanya menyasar hotel berbintang tiga dengan range harga antara Rp250.000 sampai Rp500.000.

Adapun hotel yang bisa diajak bermitra, lanjut Mathevan, harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Salah satunya, memiliki resepsionis, kamar yang bersih, shower, AC, televisi, dan Wi-Fi.

“Jadi, entah itu bentuknya apartemen atau condo, mitra harus memiliki standar yang dimiliki oleh hotel, sebab itu standar utama kami.”

Untuk menggenjot pencapaian target, pada Agustus 2016 Nida Rooms akan memperbarui sistem, salah satunya pencarian hotel berdasarkan rating yang direkomendasikan pelancong.

“Ini diharapkan akan mengunggah minat pelancong untuk menggunakan Nida Rooms saat mereka hendak mencari lokasi hotel.”

Berdasarkan catatan Nida Rooms, mayoritas lokasi hotel mitra yang mencatatkan penjualan tiket tertinggi adalah Bali, Yogyakarta, dan Jakarta.

Tren baru

Mathevan berharap semakin banyaknya hotel yang berhasil dirangkul Nida Rooms dapat meningkatkan okupasi hotel itu sendiri yang tadinya berada di bawah 60%.

Menurutnya, hotel bintang tiga kini tidak hanya dihuni oleh budget traveler, tetapi oleh corporate dan business traveler. Tren yang mengarah saat ini, sambungnya, semakin banyaknya dari dua segmen tersebut yang menggunakan hotel bintang tiga sebab mereka hanya menginap semalam atau dua malam saja. Salah satu hal yang bakal diterapkan adalah ketersediaan corporate account untuk kemudahan perusahaan mengatur perjalanan pegawainya.

“Sudah mulai banyak business traveler yang hanya bepergian semalam atau dua malam saja. Tentu saja, bagi mereka tidak perlu memerlukan fasilitas yang belum tentu akan dipakai, contohnya kolam renang atau spa. Sebab, yang dibutuhkan hanya kamar hotel bersih, nyaman, dan mudah dijangkau. Segmen itu akan kami sasar dengan peningkatan standar hotel mitra.”

Application Information Will Show Up Here

Nida Rooms dan Mister Aladin Jalin Kerja Sama

Nida Rooms sebagai Virtual Hotel Operator (VHO) Asia Tenggara hari ini mengumumkan kerja samanya dengan penyedia situs pemesanan hotel Mister Aladin. Langkah ini diambil lantaran kedua perusahaan merasa saat ini persaingan di sektor travel dan pariwisata sudah sangat kompetitif, sehingga memaksa para pemainnya untuk menggalakkan strategi terbaiknya. Sebelumnya Traveloka dan Airyrooms menjalin kerja sama yang serupa.

Seperti diketahui, kecakapan Mister Aladin adalah menyediakan penawaran hotel sesuai dengan mood, dengan fitur andalannya yakni “Choose Your Mood”. Sedangkan basis hotel Nida Rooms, di Indonesia sendiri sudah mencapai 3.500 rekanan, dan 17.500 rekanan di wilayah Asia Tenggara. Kerja sama ini memungkinkan pemesanan hotel Nida Rooms dapat dilakukan melalui sistem yang dimiliki Mister Aladin, yakni via www.misteraladin.com.

“Melalui kerja sama dengan Mister Aladin, kami berharap dapat memudahkan travellers yang berlibur untuk mencari akomodasi dengan harga tepat, lokasi tepat dan kualitas yang tepat seperti yang  Nida Rooms tawarkan ” jelas Kaneswaran Avili selaku Chief Executive Officer & Co-Founder Nida Rooms.

Saat ini, tren liburan masyarakat kita masih lebih banyak berkisar di kawasan Indonesia dan Asia,” kata Nitha Sudewo, Direktur Online Services Mister Aladin. “Oleh karena itu, melalui kerja sama ini, kami berharap bisa menyediakan lebih banyak pilihan budget hotel untuk memenuhi kebutuhan travelers Indonesia yang semakin beragam.”

Sebelumnya Nida Rooms baru saja mendapatkan pendanaan sebesar Rp 52 miliar, tepatnya pada pertengahan April lalu. Komitmen Nida Rooms dengan pendanaan tersebut ialah mempercepat pengembangan produk. Selain itu ekspansi layanan juga menjadi prioritas, hingga saat ini di Indonesia Nida Rooms berhasil merangkul pangsa pasar hotel di Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bali, Bandung, Kalimantan dan Sulawesi. Nida Rooms sendiri sebenarnya juga belum lama hadir di Indonesia, baru sekitar bulan Desember tahun lalu.

Sedangkan Mister Aladin sejak awal peluncurannya sudah sangat berambisi untuk menjadi rujukan utama di sektor travel commerce di Indonesia. Dengan memadukan antara produk, teknologi dan advertising secara tepat, Mister Aladin percaya bahwa dirinya dapat berkembang di tengah makin maraknya layanan yang menawarkan jasa sejenis.

Application Information Will Show Up Here

Dapat Kucuran Dana 52 Miliar Rupiah, Nida Rooms Percepat Pengembangan Produk

Pasca diluncurkan bulan Desember 2015 silam, Virtual Host Operator (VHO) Nida Rooms telah berkembang menjadi salah satu aplikasi mobile yang menghadirkan internet aggregator di Indonesia. Untuk bisa mempercepat pengembangan produk yang ada, Nida Rooms baru saja mendapatkan pendanaan sejumlah $4 juta (atau sekitar Rp 52 miliar) dari dua perusahaan ventura lokal. Berada dalam naungan PT Global Rooms Indonesia, pendanaan tersebut secara berkala akan digunakan untuk penambahan fitur, produk, dan lainnya di aplikasi Nida Rooms.

“Tambahan dana ini sejalan dengan target Nida Rooms di fase kedua ini, yakni meningkatkan standar dan mutu hotel berbintang 3 ke bawah sehingga mitra hotel dapat setara dan bersaing sehat dengan hotel bintang 3 ke atas dan dari sisi end consumer,” kata CEO dan founder Nida Rooms Kanesh Avili kepada Indotelko.

Saat ini Nida Rooms mengklaim telah menggandeng 1000 mitra hotel yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bali, Bandung, Kalimantan dan Sulawesi. Selain itu, di Malaysia saat ini telah tersedia 603 hotel, Thailand 1162 hotel, dan Filipina 119 hotel. Dalam waktu dekat NIDA Rooms juga akan melebarkan ekspansinya ke Vietnam.

Selain penambahan jumlah hotel di Indonesia dan negara lainnya, sebagai bentuk komitmen Nida Rooms dalam memberikan layanan berkualitas agar para tamu dapat merasa nyaman ketika bermalam, saat sedang dalam proses penyediaan layanan TV berbayar standar international.

Dengan demikian selain menghadirkan pilihan dilengkapi dengan Wi-Fi, hot shower, AC, dan amenities, pengguna Nida Rooms bisa memilih hotel-hotel yang juga memiliki kelengkapan TV berbayar di setiap kamar yang dipesan.

Setelah sebelumnya hanya tersedia di platform Android, saat ini Nida Rooms sudah bisa diunduh di platform iOS.

Application Information Will Show Up Here