Tag Archives: Ninjas in Pyjamas

Laporan Keuangan Astralis Tampilkan Harga Transfer Dev1ce ke Ninjas in Pyjamas

Tim esports asal Denmark, Astralis baru saja membuka laporan keuangannya untuk periode 1 Januari hingga 30 Juni 2021. Satu hal menarik yang terlihat adalah harga transfer yang diterima Astralis dari NiP untuk pemainnya yaitu Nicolai “dev1ce” Reedtz.

Laporan keuangan tim Astralis ini muncul karena kondisinya sebagai tim esports pertama yang memutuskan untuk membuka Penawaran Saham Perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada bulan Desember 2019 silam.

Saham dari Astralis Group sendiri dibuka secara perdana di Nasdaq First North Growth Market pada bursa saham Denmark, menjual 16.759.777 lembar saham dengan harga 8,95 Krone (sekitar Rp18.500) per lembar.

Laporan Finansial Astralis Buka Nilai Transfer Dev1ce

Sumber: NiP

Astralis baru merilis laporan keuangan semester pertamanya pada tahun 2021. Dengan kondisi tim yang sudah memiliki status IPO, tentu Astralis harus terbuka dengan kondisi keuangan timnya.

Pada awal semester tahun 2021, Astralis membukukan pendapatan sekitar 39,2 juta Krone atau sekitar US$6.247.049. Peningkatan yang sangat drastis senilai 92% (YoY) sukses dibukukan tim berlogo bintang merah tersebut.

Dengan laporan positif tim esports-nya, persepsi publik akan menilai bahwa saham yang ditawarkan Astralis memiliki masa depan menjanjikan. Namun ada satu hal yang dilihat oleh banyak orang yaitu nilai penjualan dev1ce ke Ninjas in Pyjamas.

Bintang CS:GO asal Denmark, dev1ce dibanderol dengan harga 4,5 juta Krone atau sekitar Rp10,2 miliar. Memang pada bulan April 2021 silam dev1ce resmi berpisah dengan Astralis.

Dev1ce merupakan bintang sekaligus pemain berbakat di CS:GO. Tidak heran bila Astralis membanderol harga tinggi untuk pemain tersebut, apalagi dijual ke salah satu rivalnya, Ninjas in Pyjamas.

Namun secara kondisi keuangan, Astralis memiliki beberapa pemasukan menarik selain nilai transfer dev1ce. Yap, kosmetik atau item in-game di beberapa judul game seperti CS:GO juga menyumbang pendapatan tim.

Sumber: Astralis

Dilansir dari laporan keuangan Astralis, tim tersebut mendapatkan 6,5 juta Krone atau sekitar Rp14,7 miliar untuk penjualan stiker tim, aksesoris in-game, dan lain sebagainya.

Pendapatan mereka memang didominasi dari CS:GO, mengingat memang prestasi Astralis paling memukau datang dari game ini. Selain CS:GO, sebenarnya Astralis memiliki divisi lain yaitu League of Legends dan FIFA.

Ninjas in Pyjamas

Ninjas in Pyjamas Dilaporkan Segera Merger dengan Tim Tiongkok

Kejutan datang dari salah satu organisasi esports legendaris asal Swedia Ninjas in Pyjamas yang dilaporkan telah melakukan merger dengan sebuah entitas Tiongkok. Merger ini akan menghasilkan sebuah entitas baru dalam usaha mereka go-public di Amerika Serikat pada akhir tahun ini.

Ninjas in Pyjamas, atau yang sering disingkat NiP, merupakan salah satu organisasi esports terbesar dunia yang dikenal dengan tim Counter-Strike: Global Offensive-nya. Mereka dilaporkan telah teken kontrak dengan entitas Tiongkok bernama ESV5. Entitas tersebut adalah perusahaan patungan milik dua organisasi esports besar Tiongkok, eStar Gaming dan Victory Five.

Pertama dilaporkan oleh Reuters, merger ini akan menghasilkan penghasilan gabungan sebesar RMB400 miliar, atau mendekati angka Rp900 triliun. Mereka juga akan memiliki agenda untuk membentuk perusahaan publik di Amerika Serikat pada akhir tahun ini.

ESV5 adalah perusahaan patungan dari organisasi esports Tiongkok eStar Gaming (ES) dan Victory Five (V5) yang berbasis di Wuhan. KPL Wuhan merupakan home venue dari eStar Gaming sedangkan LPL Shenzhen adalah home venue milik Victory Five.

CEO Victory Five, He Youjun (kiri) saat mendapatkan Series A funding lebih dari US$14 miliar di akhir tahun 2019. Image via: Victory Five

eStar Gaming berkompetisi di LPL dari 2019-2020. Pada tahun 2020, Nenking Group, pemilik tim Liga Overwatch Guangzhou Charge, mengakuisisi waralaba eStar Gaming LPL dan berganti nama menjadi Ultra Prime (UP).

Seperti yang kita tahu, Tiongkok adalah pasar game terbesar di dunia hingga saat ini, dan rumah bagi perusahaan video game top dunia seperti Tencent dan NetEase. Negara ini memiliki 388 juta penonton esports pada akhir 2020, naik 21,3 persen dari tahun sebelumnya, menurut Niko Partners, sebuah konsultan video game.

Hingga saat ini, kedua belah pihak belum melakukan pengumuman resminya. Namun diperkirakan mereka akan segera mengumumkan merger ini dalam waktu dekat.

ninjas in pyjamas esports charts

Ninjas in Pyjamas Kolaborasi dengan Esports Charts

Organisasi esports asal Swedia, Ninjas in Pyjamas, mengumumkan kerja samanya dengan Esports Charts, perusahaan analitik. Melalui kerja sama ini, Esports Charts akan memberikan data analitik pada Ninjas in Pyjamas. Data tersebut kemudian akan digunakan oleh Ninjas in Pyjamas untuk mengambil keputusan internal.

“Dunia esports kini menjadi semakin profesoinal, membuat data yang akurat menjadi semakin berarti,” kata Michael Tidebäck, Head of Product and Relations, Ninjas in Pyjamas, seperti dikutip dari Dot Esports. “Semakin banyak data yang tersedia, semakin baik. Dan tak bisa dipungkiri, ESCharts merupakan yang terbaik dalam menyediakan statistik pertandingan esports.” Alasan lain mengapa Ninjas in Pyjamaas memilih untuk bekerja sama dengan Esports Charts adalah karena perusahaan analitik itu juga menyediakan data terkait hiburan dan olahraga tradisional.

Sebelum berkolaborasi dengan Ninjas in Pyjamas, Esports Charts juga sudah menjalin kerja sama dengan beberapa organisasi esports lainnya, seperti Astralis Group, Natus Vincere, Alliance, dan Team Liquid. Keempat organisasi esports tersebut bekerja sama dengan Esports Charts dengan harapan untuk mendapatkan data statistik tentang tim-tim esports yang menjadi pesaing mereka atau data tentang penonton esports, lapor Esports Insider.

Selain bekerja sama dengan organisasi esports, Esports Charts juga bekerja sama dengan beberapa penyelenggara turnamen esports, contohnya Flashpoints dan StarLadder. Dalam satu tahun belakangan, semakin banyak pelaku esports yang menggandeng perusahaan analitik. Misalnya, pada tahun lalu, Nielsen mendapatkan tawaran kerja sama dari Activision Blizzard dan Riot Games.

Industri esports mungkin dimulai karena passion. Namun, seiring dengan berkembangnya esports sebagai industri, passion saja tak lagi cukup. Sama seperti industri lain, esports juga bisa diuntungkan dengan penggunaan data yang akurat. Bagi organisasi esports, data bisa digunakan untuk menganalisa permainan lawan. Sementara bagi penyelenggara turnamen atau sponsor, target mereka biasanya adalah data tentang audiens esports.

ekosistem esports Valorant

ESPN Gelar Turnamen Valorant, TSM Cari Pemain Valorant Profesional

Game tactical shooter dari Riot Games, Valorant, masih dalam tahap closed beta. Meskipun begitu, telah muncul beberapa turnamen esports dari game itu. Salah satunya adalah ESPN Esports Valorant Invitational, yang diadakan pada 20 April sampai 22 April 2020. Turnamen Valorant ini akan menyertakan delapan tim. Menariknya, para pemain yang berlaga dalam turnamen itu merupakan pemain profesional dari game esports lainnya, mulai dari Overwatch, Rainbow Six Siege, Counter-Strike: Global Offensive, Fortnite, Apex Legends, sampai League of Legends.

Beberapa pemain yang akan ikut serta dalam ESPN Esports Valorant Invitational antara lain pemain Rainbow Six Siege Troy “Canadian” Jaroslawski, pemain CS:GO Tyler “Skadoodle” Latham, dan runner-up dari Fortnite World Cup Harrison “psalm” Chang. Turnamen Valorant tersebut akan disiarkan di channel Twitch dari ESPN Esports.

Inilah delapan tim yang akan berlaga dalam ESPN Esports Valorant Invitational, menurut pernyataan resmi dari ESPN.

Team Mirage: Brax, Ska, AZK, n0thing, Hiko, Skadoodle
Team Battlegrounds: Vegas, Venerated, Valliate, YaBoiDre, Sharky, 7Teen
Team Llama: Psalm, thwifo, joseph, highsky, Xxi
Team Six: Canadian, Rampy, Thinkingnade, Nvk, Necrox
Team Canyon: Aceu, Dizzy, Mendo, Kellar, Syncdez
Team Rift: Dyrus, Xmithie, Siphtur, Doublelift, Imaqtpie

ESPN Esports Valorant Invitational
ESPN Esports Valorant Invitational diikuti oleh 8 tim. | Sumber: ESPN

Sementara itu, Team SoloMid (TSM) mengumumkan bahwa mereka akan membentuk tim Valorant profesional. Selain itu, mereka juga akan kreator konten dari game buatan Riot tersebut. TSM bukanlah satu-satunya organisasi esports yang tertarik untuk membentuk tim Valorant. Sebelum ini, ada beberapa organisasi esports yang telah melakukan hal yang sama, termasuk Cloud9, Ninja in Pyjamas, dan T1, menurut laporan Inven Global.

T1, yang dikenal dengan tim League of Legends, bergerak cepat dalam merekrut pemain Valorant. Pada 9 Maret 2020, mereka menandatangani kontrak dengan pemain Valorant pertama mereka, yaitu Braxton “Brax” Pierce, mantan pemain CS:GO profesional. Pada 7 April 2020, T1 merekrut pemain Valorant kedua mereka, yaitu Keven “AZK” Larivière, yang merupakan mantan rekan Pierce. Tak berhenti sampai di situ, T1 juga telah mengadakan turnamen Valorant dengan tujuan memamerkan kemampuan tim profesional mereka.

Sementara itu, pada 8 April, Ninjas in Pyjamas memperbarui kontrak dengan tim Paladin mereka. Hanya saja, para pemain Paladin tersebut akan banting setir dan bermain Valorant. Satu-satunya perubahan adalah Erik “Bird” Sjösten akan mengundurkan diri sebagai pemain dan mengisi posisi sebagai Head Coach. Cloud9 menjadikan Tyson “TenZNgo sebagai pemain Valorant profesional pertama mereka pada 14 April 2020. Ngo adalah pemain profesional CS:GO yang telah mengundurkan diri pada tahun lalu. Dia lalu bergabung dengan Cloud9 sebagai kreator kreator. Namun, sekarang, dia kembali aktif sebagai pemain.

Newzoo x NiP

Tim Esports Veteran Ninjas in Pyjamas Jadi Partner Baru Newzoo

Organisasi-organisasi esports ternama dunia tampaknya semakin menyadari betapa pentingnya peran analitik di industri tersebut. Menyusul kerja sama yang telah diumumkan beberapa waktu lalu antara Newzoo dengan Team Liquid dan DetonatioN Gaming, kini satu lagi tim esports veteran telah menjalin ikatan strategis dengan Newzoo. Mereka adalah Ninjas in Pyjamas, tim asal Swedia yang telah berdiri sejak tahun 2000 lalu.

Sama seperti dua tim sebelumnya, Ninjas in Pyjamas (NiP) akan memanfaatkan data dari Newzoo seputar pasar game dan esports sebagai dasar untuk mengambil keputusan di masa depan. Sebagai gantinya, NiP akan memberikan data tambahan pada Newzoo untuk memperkuat analisis dan prediksi pasar mereka.

Casey Al-kaisy, Chief Marketing Officer dari Ninjas in Pyjamas, berkata, “Newzoo telah menunjukkan kepemimpinan serta kemauan untuk menghadapin industri ini secara serius dan itulah mengapa kerja sama ini terasa sangat menarik bagi kami di Ninjas in Pyjamas. Menyediakan tools yang dibutuhkan oleh staf dan manajemen kami untuk meraih sukses selalu jadi prioritas dalam organisasi kami dan dengan bantuan Newzoo, kami bisa mengembangkan hal itu lebih jauh lagi.

Kombinasi antara peralatan yang dimiliki Newzoo dengan pengalaman yang dimiliki NiP akan menjadi kunci untuk memahami arah perkembangan pasar esports di masa depan, dan bagaimana NiP sebagai sebuah brand dapat terus menciptakan pengalaman berkesan bagi para penggemar di seluruh dunia. Kami tak sabar melihat apa yang bisa diraih oleh dua perusahaan ini bersama-sama.”

Ninjas in Pyjamas
Sumber: Ninjas in Pyjamas

Sementara itu, Peter Warman, CEO dan Co-Founder Newzoo, menambahkan, “Ninjas in Pyjamas telah menguasai esports selama hampir 20 tahun. NiP adalah sebuah ikon di dunia (esports) dan layak mendapat tempat spesial di jajaran partner kami. Secara personal, fakta bahwa Ninjas in Pyjamas adalah tim favorit anak saya telah membuat saya terlihat baik di rumah!”

Ninjas in Pyjamas telah lama menjadi salah satu kompetitor kuat di berbagai cabang esports. Mereka sudah berkompetisi di bidang Counter-Strike sejak tahun 2000, dan mulai masuk ke dunia Counter-Strike: Global Offensive pada tahun 2012. Beberapa pencapaian mereka mencakup juara 1 Intel Extreme Masters XII – Oakland di tahun 2017, juara 1 DreamHack Open Valencia 2017, juara 1 ESL Pro League Season 3 – Europe, dan banyak lagi.

Selain Counter-Strike: Global Offensive, Ninjas in Pyjamas juga terkenal sebagai kompetitor di sejumlah judul lain, termasuk Dota 2 dan Rainbow Six: Siege. Baru-baru ini tim Dota 2 NiP telah menjadi juara untuk kompetisi StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 2, juga OGA Dota PIT Minor 2019. Dengan masuknya Ninjas in Pyjamas serta nama-nama besar lainnya ke deretan partner Newzoo, tampaknya ini akan mendorong tren baru perihal peluang perusahaan analitik di industri esports.

Sumber: Newzoo