Tag Archives: nissan

Nissan RE-LEAF Adalah Mobil Tanggap Darurat Sekaligus Sumber Listrik Dadakan

Tahukah Anda bahwa sejak tahun 2011, mobil elektrik Nissan LEAF telah dimanfaatkan sebagai sumber listrik darurat ketika ada bencana alam yang melanda di Jepang? Kita tahu bahwa Jepang memang bisa dibilang langganan bencana alam, dan sering kali jaringan listrik di lokasi akan terputus selama 24 – 48 jam sebelum akhirnya normal kembali.

Dalam rentang waktu tersebut, adanya sumber listrik darurat jelas akan sangat membantu proses penanganan di area yang terkena musibah, dan di sinilah sebuah mobil elektrik bisa ikut mmpunyai andil yang besar. Nissan pun memutuskan untuk mengeksekusi ide ini di level yang lebih tinggi lagi.

Dari situ lahirlah Nissan RE-LEAF, sebuah prototipe mobil yang secara spesifik dirancang untuk kebutuhan tanggap darurat. Tidak seperti LEAF standar, RE-LEAF telah didesain agar sanggup bermanuver di jalanan yang dipenuhi oleh puing-puing atau reruntuhan bangunan. Berbekal suspensi yang lebih tinggi dan ban tipe offroad, RE-LEAF pada dasarnya siap melahap segala medan.

Modifikasi lainnya mencakup perangkat-perangkat yang diperlukan untuk menjadi semacam command center dadakan. Namun senjata utama RE-LEAF terletak pada colokan charger-nya yang bersifat bidirectional, yang bisa menerima asupan listrik sekaligus menyalurkan energi listrik.

Jadi selagi jaringan listrik di lokasi terputus, RE-LEAF dengan baterai 62 kWh-nya dapat menyuplai daya untuk beberapa perangkat sekaligus seperti ventilator, lampu sorot, bor jackhammer, dan lain sebagainya yang umum dipakai oleh regu penyelamat.

Ketika jaringan listrik sudah kembali normal, tentu saja RE-LEAF dapat di-charge dan kembali ke fungsi asalnya sebagai medium transportasi tanpa emisi. Menariknya, colokan bidirectional ini sebenarnya sudah menjadi fitur standar Nissan LEAF sejak generasi pertamanya diperkenalkan di tahun 2010.

RE-LEAF sejatinya dibuat untuk mendemonstrasikan potensi mobil elektrik, spesifiknya Nissan LEAF dalam konteks ini, sebagai produk yang sangat fleksibel. Jadi kalau memang terpaksa harus menjadi sumber listrik dadakan untuk suatu rumah berukuran standar di dataran Eropa, LEAF bisa menjalankan tugas tersebut selama 6 hari berturut-turut sebelum akhirnya kehabisan daya.

Di saat produsen mobil elektrik lain saling berlomba dalam hal efisiensi, menurut saya sangat menarik melihat Nissan mengalihkan fokusnya ke aspek yang tidak kalah penting seperti ini. Sebuah mobil elektrik yang dapat menempuh jarak di atas 500 km dalam sekali charge jelas terdengar mengesankan, tapi bisakah mobil itu menyumbangkan sebagian energinya di saat sekitarnya membutuhkan?

Sumber: Nissan via SlashGear.

Nissan Luncurkan Car Subscription yang Sangat ‘Royal’

Tahun demi tahun, semakin banyak pabrikan mobil yang menawarkan layanan car subscription. Seperti halnya bermacam digital subscription yang kita punya, mulai dari Spotify sampai Netflix, car subscription terdengar menarik karena para pelanggannya tidak akan dihantui oleh kontrak jangka panjang.

Salah satu pabrikan terbaru yang menawarkan layanan semacam ini adalah Nissan. Dinamai Nissan Switch, layanan ini pada dasarnya menawarkan fasilitas yang sama seperti car subscription dari BMW, Volvo, Porsche, dan lain sebagainya. Namun yang membuatnya sangat istimewa adalah, pelanggan dipersilakan berganti mobil tanpa batas setiap bulannya.

Kalau mau, pelanggan bisa saja berganti mobil setiap harinya; hari ini sedan, besok crossover, besoknya lagi SUV, dan seterusnya sampai mobil sport di akhir pekan. Semua itu tanpa membayar biaya ekstra di luar tarif bulanan sebesar $699 atau $899 per bulan – well, kecuali jika pelanggan memilih Nissan GT-R, yang akan dikenai tambahan $100 per harinya.

Perbedaan dua tarif bulanannya itu terletak pada pilihan mobil yang tersedia; yang lebih mahal tentu menawarkan lebih banyak opsi. Tarifnya juga sudah mencakup biaya asuransi, pengiriman mobil, dan maintenance rutin – alasan utama mengapa car subscription lebih menarik ketimbang membeli atau menyewa mobil secara tradisional.

Namun seperti halnya mayoritas layanan car subscription lain, Nissan Switch baru akan ditawarkan ke konsumen di Amerika Serikat. Terlepas dari itu, keberanian Nissan memberi kebebasan kepada pelanggan untuk berganti mobil tanpa batas menunjukkan bahwa pabrikan tidak segan bereksperimen meski car subscription belum terbukti menguntungkan bagi mereka.

Sumber: CNET dan Nissan.

Nissan GT-R NISMO

Nissan Rancang Kursi Esports Terinspirasi dari Desain Tiga Mobil Ternama

Di era modern ini, banyak perusahaan produsen furnitur yang menciptakan kursi khusus untuk kebutuhan gaming. Menggunakan material yang kuat dan empuk, serta desain ergonomis yang nyaman untuk duduk dalam waktu lama, kursi-kursi gaming seolah menjadi perlengkapan wajib terutama bagi mereka yang menjadikan game sebagai sebuah profesi (streamer, atlet esports, dsb). Tapi sebelum kursi gaming muncul, sudah ada industri lain yang juga memiliki kebutuhan akan tempat duduk dengan karakteristik kenyamanan serupa. Benar, industri itu adalah industri otomotif.

Maka bukan hal aneh bila kemudian ada perusahan otomotif yang juga turun untuk merancang kursi gaming, seperti yang dilakukan Nissan beberapa waktu lalu. Memperingati Hari Video Game Nasional yang jatuh pada tanggal 12 September, Nissan USA mengunggah rancangan konsep untuk tiga “kursi esports” berbeda di situs resmi dan media sosial mereka. Uniknya, rancangan kursi ini terinspirasi dari tiga mobil milik Nissan yang sudah cukup terkenal.

Nissan Esports Gaming Chair - GT-R NISMO
Nissan Esports Gaming Chair – GT-R NISMO | Sumber: Nissan USA

Desain pertama adalah kursi esports berbasis Nissan GT-R NISMO. Dengan warna dasar merah dan hitam, material dari carbon fiber, lapisan kulit dan kain suede sintetis, serta audio system yang tertanam di headrest, kursi ini memberi kesan performa cepat seperti GT-R NISMO yang menyandang status supercar.

Nissan Esports Gaming Chair - Armada
Nissan Esports Gaming Chair – Armada | Sumber: Nissan USA

Kedua adalah desain berbasis Nissan Armada. Sebagaimana mobil Armada yang merupakan SUV, desain kedua ini cenderung lebih comfy, dengan dudukan berlapis kulit yang empuk serta lumbar support (penyangga pinggang). Uniknya lagi, kursi ini dilengkapi dengan fitur “climate control” yang dapat menghangatkan dan mendinginkan kursi sesuai kebutuhan.

Nissan Esports Gaming Chair - LEAF
Nissan Esports Gaming Chair – LEAF | Sumber: Nissan USA

Terakhir adalah desain berbasis Nissan LEAF. LEAF adalah mobil listrik alias EV (electric vehicle) yang dikembangkan dengan teknologi tercanggih. Kursi ini pun demikian, menyandang warna biru dan abu-abu yang mengesankan teknologi futuristik. Kursi ini dibuat dari bahan-bahan ramah lingkungan, juga dilengkapi charging port USB dan leg rest.

Dengan pengalaman puluhan tahun merancang kursi yang menggabungkan antara estetika dan kenyamanan, Nissan yakin bahwa produk mereka bisa menawarkan pengalaman maksimal bagi para gamer. Tapi saat ini Nissan belum memiliki rencana pasti untuk memproduksi tiga kursi di atas. Nissan masih ingin melihat reaksi publik terhadap ide baru ini, dan mereka mengadakan polling untuk mencari tahu desain mana yang paling populer. Dari Twitter resmi Nissan USA, tampaknya desain yang paling digemari adalah desain GT-R NISMO.

Di dunia esports sendiri, Nissan sudah melakukan investasi meski belum lama. Pada bulan Maret 2019 kemarin, mereka menjalin kerja sama dengan dua tim esports populer, yaitu FaZe Clan dan OpTic Gaming. Nissan merupakan partner automaker pertama yang menggandeng kedua tim tersebut.

Kira-kira, bila tiga kursi ini jadi diproduksi, varian manakah yang ingin Anda miliki? Saya pribadi melihat sepertinya desain Nissan Armada sangat menarik, terutama karena adanya fitur climate control. Untuk gamer yang tinggal di wilayah tropis seperti Indonesia, fitur pendingin bisa membuat gaming lebih nyaman meski matahari sedang terik-teriknya. Semoga saja Nissan bisa cepat memproduksinya, dan semoga harganya pun terjangkau.

Sumber: Nissan USA

Nissan Sulap Baterai Milik Mobil Elektrik Generasi Awal Menjadi Portable Battery Pack

Kita semua tahu baterai ada umurnya, entah itu baterai sekali pakai ataupun baterai rechargeable. Itulah mengapa kita perlu mengganti baterai ponsel setidaknya setiap berapa tahun sekali, dan prinsip yang sama sebenarnya juga berlaku untuk mobil elektrik, meski tentu saja ada perbedaan dari segi waktu maupun aspek lain sejenisnya.

Yang mungkin menjadi pertanyaan, apa yang terjadi ketika baterai mobil elektrik sudah mencapai ‘masa pensiunnya’? Diganti dengan yang baru tentu saja, tapi lalu baterai yang lama dibagaimanakan? Bagi Nissan, baterai-baterai lawas itu harus diberi kesempatan kedua.

Nissan Energy ROAM

Dari pemikiran itu terlahir proyek bernama Nissan Energy ROAM. ROAM pada dasarnya merupakan sebuah portable battery pack yang mengemas sel-sel lithium-ion hasil daur ulang baterai-baterai milik Nissan Leaf generasi pertama yang sudah berumur itu tadi. Inilah yang dimaksud dengan kesempatan kedua.

ROAM sendiri bisa diaplikasikan ke banyak hal. Contoh terbaru yang sedang didemonstrasikan Nissan adalah sebuah prototipe truk es krim bermesin listrik, dan yang mengandalkan ROAM sebagai pemasok energi untuk lemari pendingin maupun beragam perangkat lain di dalam truk tersebut.

Nissan EV ice cream truck

Konsep ini sekaligus bisa menjadi solusi atas kendala regulasi terkait truk es krim. Di beberapa negara, truk es krim dilarang beroperasi lagi karena dicap sebagai sumber polusi. Ini dikarenakan semua perangkat di dalam truk es krim menerima suplai energi dari mesin bensin atau diesel.

Ketika semua itu disulap menjadi energi listrik, maka masalah polusi pun langsung terselesaikan, dan di saat yang sama Nissan tetap bisa memaksimalkan peran baterai-baterai bekas via pengaplikasian Energy ROAM itu tadi.

Nissan Energy ROAM

Secara teknis, truk es krim Nissan e-NV200 ini mengemas baterai 40 kWh untuk menenagai motor elektriknya, di samping sepasang unit ROAM yang mengemas total kapasitas 1,4 kWh. Dalam sekali charge, truk es krim ini bisa menempuh jarak sekitar 200 km. Sebagai bonus, ada panel surya di bagian atap untuk membantu mempercepat proses pengisian ulang baterainya.

Apakah semua upaya ini hanya sebatas untuk membuktikan dan menjawab pertanyaan seputar baterai lawas itu tadi? Ya, tapi di saat yang sama Nissan juga bakal menjadikannya sebagai lahan bisnis baru; mereka berencana memasarkan Energy ROAM secara luas, meski banderol harganya masih belum juga dirincikan.

Sumber: Nissan via SlashGear.

Nissan Ciptakan Sistem Rear Door Alert Supaya Kita Tidak Lupa dan Meninggalkan Barang Penting di Mobil

Anda yang pernah membeli mobil baru pasti tahu betapa nikmatnya bau interior mobil ketika pertama dinaiki. Kemudian Anda membawa mobilnya, dan di tengah perjalanan berhenti sebentar untuk membeli durian. Setibanya di rumah, durian yang dibeli lupa Anda keluarkan dan masih duduk manis di kabin belakang.

Keesokan harinya, hilang sudah aroma nikmat mobil baru tersebut dan digantikan oleh bau durian yang begitu menyengat. Kesalahan sepele namun besar dampaknya, akan tetapi menurut Nissan ini bisa diselesaikan lewat bantuan teknologi.

Teknologi yang dimaksud adalah fitur bernama Rear Door Alert (RDA), di mana sistem dapat mendeteksi apakah pintu belakang sempat dibuka sebelum Anda memulai perjalanan. Kalau ternyata sempat, setibanya di lokasi dan saat mobil sudah diparkir, sistem akan memberikan peringatan kepada pengemudi untuk membuka pintu belakang dan mengecek dalamnya.

Oke, skenario durian tertinggal tadi memang tidak sampai berakibat fatal. Namun bagaimana kalau yang tertinggal sifatnya jauh lebih penting, anak kecil misalnya? “Bodoh sekali kalau sampai tidak sengaja meninggalkan anak di bangku belakang mobil.” Nyatanya, sejak tahun 1998, di Amerika Serikat sudah ada 772 kasus anak yang meninggal karena terkunci di mobil dengan panas yang begitu menyengat.

Nissan Rear Door Alert

Bukan cuma anak kecil, nasib naas yang sama beberapa kali juga menimpa hewan peliharaan. Itulah mengapa teknologi sepele ini sangat penting implementasinya. Begitu pentingnya, sistem RDA yang awalnya cuma tersedia di SUV Nissan Pathfinder ini bakal dihadirkan pada 8 mobil lain Nissan mulai tahun depan, dan di semua model pada tahun 2022 – untuk pasar Amerika Serikat.

Pabrikan lain sebenarnya sudah ada yang menerapkan sistem serupa, akan tetapi Nissan adalah yang pertama memanfaatkan klakson mobil sebagai salah satu bentuk peringatan ketika RDA aktif, yang berarti pengemudi masih bisa diperingatkan meski sudah keluar dan mulai berjalan meninggalkan mobil. Sebelum klakson dibunyikan, sistem akan terlebih dulu menampilkan indikator peringatan di panel instrumen depan.

Fitur ini dapat dimatikan untuk sementara waktu ataupun sepenuhnya. RDA juga tidak akan aktif apabila pintu belakang mobil memang tidak sempat dibuka sebelum perjalanan dimulai. Dalam skenario ini, asumsinya Anda memang tidak meletakkan sesuatu di kabin belakang, meski masih ada kemungkinan Anda meletakkannya lewat bangku pengemudi.

Sumber: Nissan.

Tak Mau Kalah dari Tesla, Nissan Juga Luncurkan Solusi Sumber Energi Listrik Rumahan

Dulunya ditertawakan, Tesla kini telah menjadi panutan industri otomotif terkait mobil elektrik. Obsesi Tesla terhadap listrik sebagai sumber energi yang bersih dan efisien juga terus dikembangkan ke bidang rumahan lewat produk seperti Tesla Powerwall dan Tesla Solar Roof, dan ini rupanya turut menginspirasi pabrikan lain untuk menempuh jalur yang sama.

Adalah Nissan yang secara serius mengikuti jejak Tesla tersebut. Mereka belum lama ini memperkenalkan produk bernama Nissan Energy Solar, semacam solusi sumber energi alternatif untuk rumah, disajikan melalui kombinasi panel surya dan baterai berukuran masif bernama xStorage.

Nissan Leaf berpose bersama baterai xStorage / Nissan
Nissan Leaf berpose bersama baterai xStorage / Nissan

Premis dan cara kerjanya sangat mirip dengan yang Tesla tawarkan, di mana energi listrik yang berasal dari panel surya bakal ditampung di baterai untuk kemudian digunakan ketika dibutuhkan. Di negara seperti Amerika Serikat, solusi semacam ini dapat membantu konsumen menghemat biaya listrik, sebab sistemnya telah dirancang agar dapat menyalurkan energi listrik ketika tarif listrik sedang tinggi-tingginya akibat permintaan yang naik.

Sistem ini tidak dimaksudkan untuk menjadi pengganti jaringan listrik rumah secara sepenuhnya. Kapasitas maksimum baterainya cuma 4 kWh, dan ini tidak cukup untuk pemakaian normal sehari-hari. Seperti yang saya bilang, tujuannya adalah untuk membantu konsumen menghemat biaya tagihan hingga 66% dalam jangka panjang.

Secara fisik, panel surya buatan Nissan ini memang tidak sekeren bikinan Tesla yang menyamar sebagai atap rumah. Desainnya lebih konvensional, tapi toh yang lebih penting adalah fungsinya. Tanpa harus terkejut, tentu saja sistem ini juga bisa dipakai untuk mengisi ulang baterai mobil elektrik Nissan Leaf.

Nissan Energy Solar

Saat ini Nissan Energy Solar baru dipasarkan di dataran Inggris saja. Alasannya, terlepas dari cuacanya yang sering dicap buruk, di Inggris sudah ada hampir satu juta orang yang memakai panel surya di kediamannya. Harganya dipatok $5.200 untuk enam panel surya, atau $10.300 termasuk baterai 4 kWh tadi berikut instalasinya.

Bisa dipastikan Nissan mengincar Amerika Serikat sebagai target selanjutnya, terutama di kawasan yang menyerempet iklim tropis seperti California. Semoga saja Indonesia juga menjadi salah satu incaran Nissan maupun Tesla ke depannya, mengingat kita bisa dibilang lebih kaya soal matahari (lebih panas), dan lagi jaringan listriknya masih sering gangguan.

Sumber: Wired dan Nissan.

Nissan Berencana Memproduksi Konsep SUV Elektriknya, Nissan IMx

Di samping Tesla, Nissan juga sudah memproduksi mobil elektrik sejak lama, tepatnya sejak mereka memperkenalkan Nissan Leaf di akhir tahun 2010. Leaf memang terkesan ‘jinak’ kalau dibandingkan karya-karya Tesla, untuk itu Nissan sudah berencana menggarap mobil elektrik lain yang duduk di kelas lebih tinggi.

Mobil yang dimaksud adalah realisasi dari mobil konsep bernama Nissan IMx yang diperkenalkan pada bulan Oktober tahun lalu. Tampangnya sangar dan futuristis, dan di dalamnya bernaung spesifikasi yang jauh lebih mumpuni ketimbang Leaf.

Spesifikasi itu mencakup dua motor elektrik, masing-masing ditempatkan di depan dan belakang, mewujudkan sistem penggerak empat roda. Perpaduannya diklaim dapat menghasilkan output daya sebesar 320 kW dan torsi sebesar 700 Nm. Suplai dayanya berasal dari baterai memiliki estimasi daya tahan hingga 600 kilometer dalam satu kali charge.

Nissan IMx

Yang agak mengejutkan, belum lama ini salah satu petinggi Nissan, Mamoru Aoki, mengonfirmasi kepada Autocar bahwa IMx bukan sebatas konsep. Nissan rupanya juga berencana memproduksiknya dalam beberapa tahun mendatang.

Pastinya kapan tidak diketahui, tapi sepertinya mustahil bisa secepat tahun depan kalau melihat begitu futuristisnya penampilan dan fitur-fitur yang dibawa IMx. Salah satunya adalah penyempurnaan sistem ProPilot, yang kabarnya bakal diadaptasikan untuk kemudi otomatis sepenuhnya, di mana setir serta pedal gas dan remnya bakal ditarik masuk saat sistemnya aktif.

Nissan IMx

Versi produksi IMx ini pada dasarnya bakal menjadi Leaf versi SUV, dengan kabin yang begitu lapang jika dibandingkan mobil konvensional, menurut penjelasan Aoki. Dari gambar render-nya, memang tampak interior yang terkesan luas sekaligus minimalis.

Terlepas dari itu, Nissan pastinya bakal menemui persaingan yang sengit di kategori SUV elektrik. Selain Tesla Model X yang sudah dipasarkan sekarang, nantinya juga akan ada SUV elektrik lain dari nama-nama besar seperti Volkswagen, Jaguar dan Porsche, tidak ketinggalan juga yang super-ambisius seperti Faraday Future.

Sumber: Elektrek dan Autocar.

Mobil Balap Nissan Ini Dapat Dikendalikan Sepenuhnya dengan Controller PlayStation

Kalau disuruh memilih, Anda lebih tertarik bermain mobil RC (remote control) atau game balap super-realistis macam Gran Turismo? Bagaimana kalau keduanya ternyata bisa dikombinasikan, sehingga Anda dapat mengendalikan mobil RC yang terasa realistis, begitu realistisnya sampai-sampai yang digunakan ternyata adalah mobil asli?

Itulah yang baru saja dilakukan oleh Nissan. Dalam rangka menyambut perilisan Gran Turismo Sport dan merayakan 20 tahun partisipasinya dalam game tersebut, Nissan menciptakan mobil balap yang dapat dikendalikan sepenuhnya menggunakan controller DualShock 4 milik PlayStation.

Mobil yang dimaksud adalah Nissan GT-R, yang telah dimodifikasi dan dijejali sederet robot, komputer dan sensor, hingga akhirnya bisa dikemudikan dari jauh. Nissan tak lupa menyematkan nama yang sangat pas untuk mobil istimewa ini, yakni Nissan GT-R /C – sebuah permainan kata-kata yang cerdas kalau menurut saya pribadi.

Nissan GT-R /C

Sosok yang sangat beruntung mengendalikannya adalah Jann Mardenborough, yang tidak lain merupakan salah satu pembalap andalan Nissan. Bertempat di sirkuit Silverstone, Jann menggenjot GT-R /C hingga mencapai kecepatan maksimum 211 km/jam selagi memonitor pergerakannya dari dalam helikopter yang mengikuti.

Total ada empat robot di dalam kabin GT-R /C yang bertugas mengoperasikan setir, transmisi, pedal gas dan rem. Di bagian belakangnya, tertanam enam komputer yang memberikan update kontrol hingga 100 kali per detiknya.

Controller DualShock 4 yang digunakan sendiri sama sekali tidak dimodifikasi. Controller hanya tersambung ke sebuah micro-computer yang menerjemahkan input kontrol dan meneruskannya sistem bawaan GT-R /C. Nissan tidak lupa memasangkan sensor Racelogic VBOX Motorsport yang bertugas meneruskan data kecepatan mobil ke sebuah layar di kokpit helikopter.

Nissan GT-R /C

Beralih ke sektor keamanan, Nissan menambatkan dua sistem pengaman terpisah yang beroperasi di frekuensi radio yang berbeda. Sistem ini ditujukan supaya dua operator ekstra dapat mengaktifkan rem dan mematikan mesin mobil andaikata Jann kehilangan kendali.

Silakan Anda tonton sendiri aksi Nissan GT-R /C dalam video di bawah, dan tolong jangan terlalu iri dengan Jann sampai kemudian benar-benar membencinya 🙂

Sumber: Nissan.

Nissan Gandeng Tim F1 Untuk Garap Mobil Elektrik Futuristis BladeGlider

Kepopularitasan Tesla serta munculnya berbagai konsep mobil sport bermesin elektrik dari para produsen ternama perlahan-lahan menyingkirkan anggapan bahwa kendaraan EV tidak bisa tampil keren dan kurang dapat diandalkan. Nissan sendiri sudah lama diketahui mencoba menggarap mobil elektrik futuristis, diungkap perdana di Tokyo Motor Show tiga tahun silam.

Dan di minggu ini, Nissan kembali menyingkap versi ‘advanced  prototype‘ dari kendaraan bernama BladeGlider tersebut. Nissan telah memperbarui berbagai aspek di sana demi satu tujuan: menyuguhkan sebuah mobil elektrik yang menyenangkan dikendarai. Meski terdengar simpel, perusahaan otomotif Jepang itu membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk menggodok sisi desain sampai teknologi mesinnya. Alhasil, BladeGlider selangkah mendekati tahap produksi.

Nissan BladeGlider 1

BladeGlider ‘v2’ merupakan working prototype, memiliki penampilan menyerupai mobil balap DeltaWing, bertubuh aerodinamis memanjang. Dengan mengurangi lebar di sisi depan kendaraan, BladeGlider mampu membelah angin lebih efektif tanpa memengaruhi setir. Kendaraan mempunyai sepasang pintu yang terbuka ke belakang, dan menempatkan pengemudi di sisi tengah layaknya McLaren F1. Berdasarkan rasio panjang, lebar dan wheelbase-nya, BladeGlider mempunyai dimensi hampir setara Ford Focus atau Nissan Leaf.

Nissan BladeGlider 3

Inkarnasi terbaru BladeGlider ini dikerjakan bersama-sama oleh Nissan dan Williams Advanced Engineering, tim yang telah lama berkiprah di ranah Formula 1. Artinya jangan mengherankan jika BladeGlider mengusung sejumlah aspek mobil balap, walaupun pada dasarnya ia bukan untuk balapan: susunan roda ala DeltaWing, dan kendaraan juga menggunakan dua buah layar di sisi display utama buat menggantikan cermin spion samping.

Performanya juga sama sekali tidak buruk. BladeGlider dibekali dua motor 130kW di masing-masing roda belakang, menghasilkan kekuatan 260-break horse power dan torsi 706,4-Newton-meter. Di atas aspal, kendaraan elektrik ini mampu melesat dari 0- ke 100-kilometer per jam dalam kurang dari lima detik, sanggup mencapai kecepatan maksimal di 185-kilometer per jam dengan membawa dua orang penumpang.

Nissan BladeGlider 2

Nissan BladeGlider menyajikan tiga mode mengemudi, yaitu Agile, Drift dan tanpa bantuan. Kehadiran mode Drift mengindikasikan kemampuan mobil di jalan berbelok-belok, dan mungkin dengannya, janji Nissan terhadap mobil yang menyenangkan untuk dikendarai dapat terpenuhi.

Untuk sekarang, hanya ada dua unit working  prototype BladeGlider; dan Nissan juga belum menjelaskan rincian soal kapasitas dan waktu charge baterai. Akan tersedia dua opsi warna, yaitu ‘stealth orange‘ dan ‘cyber green‘, mengindikasikan niatan produsen untuk merilisnya meski belum memberi tahu waktunya.

Via CNET & Top Gear.

Nissan Berikan Kesempatan Bagi Gamer Buat Jadi Pembalap Pro Lewat GT Academy 2016

Dimulai di tahun 2008, GT Academy ialah program kolaboratif antara Nissan, Sony PlayStation dan tim Polyphony Digital pimpinan Kazunori Yamauchi untuk menyediakan jalan alternatif berkarier di dunia balap mobil. Melalui ajang ‘virtual to reality‘ ini, para gamer Gran Tursimo berkesempatan buat menjadi pembalap profesional.

Di Indonesia, ajang Nissan GT Academy 2016 telah dibuka sejak tanggal 19 Juli 2016 silam, dilaksanakan di Mall Kelapa Gading. Hingga pertengahan Agustus nanti, proses seleksi akan terus dilakukan di beberapa kota besar untuk mencari talenta balap baru. Event kedua diadakan tanggal 27 Juli kemarin di Mall Taman Anggrek, dimaksudkan buat memberi oportunitas tersebut lebih leluasa pada para jurnalis.

Nissan GT Academy 2016 9

Sejak acara dimulai, terhitung kurang lebih ada 6.500 peserta berpartisipasi di penyisihan GT Academy 2016. Angka ini terbilang cukup besar, berpeluang menyusul jumlah tahun lalu yang berhasil menyentuh 15.000 kontenstan. Melihat dari antusiasme event sebelumnya, Nissan bermaksud merangkul lebih banyak gamer. Jadi selain di Jakarta, roadshow digelar di Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

Nissan GT Academy 2016 3

Perlu Anda ketahui, karena kualifikasi dibuka secara umum, persaingan memang sangat ketat. Nissan memilih sirkuit Tokyo Expressway sebagai arena pacu di mana Anda berkendara dalam versi digital mobil sport Nissan GT-R. Peserta diberi waktu selama lima menit untuk mencetak waktu lap paling singat. Di acara khusus media ini, rekor tercepat adalah 1 menit 23 detik, masih cukup jauh dari catatan waktu terbaik sementara: 1 menit 15,963 detik.

Nissan GT Academy 2016 2

Balapan virtual itu dilakukan dari dalam pod yang didesain khusus agar menyerupai interior mobil. Meski tidak menggunakan kursi kelas simulator, periferal steering wheel PlayStation dengan force-feedback dan paddle gear stick dipadu sepasang pedal gas/rem boleh dibilang cukup untuk menyuguhkan sensasi ala balap mobil sungguhan. Anda dihidangkan versi pra-rilis permainan Gran Turismo Sport, tentu saja dijalankan di console Sony PlayStation 4.

Nissan GT Academy 2016 5

Diumumkan di Paris Games Week 2015, Grand Turismo Sport rencananya akan tersedia secara eksklusif di PS4 tanggal 15 November nanti – sebagai permainan ketiga belas di seri Gran Turismo. Game kabarnya menyajikan tiga mode, yaitu Campaign, Sports dan Arcade, didukung fitur pertandingan online serta offline. Ada sejumlah perubahan yang Polyphony Digital terapkan pada GT Sport dibanding judul-judul sebelumnya: ia tidak mempunyai sistem perputaran siang dan malam serta cuaca dinamis.

Nissan GT Academy 2016 7

Walaupun begitu, developer berjanji akan membekali permainan dengan lebih banyak konten, dan pemain dapat mengustomisasi waktu pertandingan sebelum mulai balapan. Lalu Gran Turismo Sports turut didesain agar kompatibel ke headset PlayStation VR.

Nissan GT Academy 2016 4

Lalu apakah GT Academy 2016 lebih cocok diikuti oleh mereka yang gemar memacu mobil di kecepatan tinggi atau penggemar game racing saja? Tidak juga. Kemampuan mengemudi Anda memang membantu, tapi dari pengalaman saya menjajal Gran Turismo Sports, siapapun tidak akan kesulitan menikmatnya karena setting permainan lebih cenderung ke arah arcade ketimbang simulasi: efek kerusakan mesin dimatikan, lalu mobil tetap berjalan normal setelah menabrak pembatas jalan.

Nissan GT Academy 2016 6

Ada empat tahapan dalam GT Academy. Babak kualifikasi akan menyaring 20 pemain terbaik, yang selanjutnya dibawa ke proses ‘karantina’ di sirkuit Sentul. Sesi ini dipandu oleh brand ambassador sekaligus pembalap wanita Indonesia berprestasi, Diandra Gautama. Di sana mereka diuji mengendarai mobil Nissan, menjalani tes kepribadian, kesehatan fisik, dan lain-lain.

Nissan GT Academy 2016 8

Dari 20 orang itu, Nissan akan memilih enam pembalap terbaik untuk diterbangkan ke sirkuit Silverstone Inggris dan mengikuti International Race Camp, berisi kompetitor dari tujuh negara lain.

Menurut general manager marketing strategy NMI Budi Nur Mukmin, penggunaan Gran Turismo Sports di kualifikasi memastikannya proses penyaringan menjadi lebih adil buat peserta. Lewat cara itu, gamer hanya bisa mencoba permainan di lokasi acara karena permainan belum diluncurkan. Budi juga berpendapat, GT Academy merupakan sebuah ‘demokratisasi dunia pembalap’ melalui video game, karena sejauh ini, ranah tersebut cuma dapat dinikmati oleh individu-individu bermodal besar atau para keturunan racer.

Di bawah ini adalah jadwal dan lokasi pelaksanaan babak penyisihan:

Jakarta

  • Mall Taman Anggrek: 26 – 31 Juli 2016
  • Gaikindo Indonesia International Auto Show: 11 – 21 Agustus

Bandung

  • Bandung Indah Plaza: 26 – 31 Juli 2016

Yogyakarta

  • Ambarukmo Plaza: 3 – 7 Agustus 2016

Surabaya

  • Tunjungan Plaza: 10 – 14 Agustus 2016

Cara berpartisipasinya mudah: Anda cukup melakukan registrasi dengan menunjukkan kartu identitas, kemudian menukarkan nomor antrian untuk bermain di pod buat mencari catatan waktu terbaik. Anda boleh bermain lebih dari satu kali dengan jeda waktu minimal satu jam.