Tag Archives: nodwin gaming

8 Berita Bisnis Esports dan Investasinya Selama Maret 2021

The show must go on. Memang, dunia belum sepenuhnya pulih dari pandemi virus corona. Namun, hal itu bukan berarti segala kegiatan di industri game dan esports harus terhenti. Tak bisa dipungkiri, beberapa turnamen esports dan game events masih harus diadakan secara online. Meskipun begitu, perjanjian bisnis, baik berupa kontrak kerja sama, akuisisi, atau investasi, masih berjalan. Berikut 8 kontrak bisnis yang ditandantangani sepanjang Maret 2021.

 

1. Motorsport Games Akuisisi Developer rFactor 2, Studio 397

Pada awal Maret 2021, Motorsport Games mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi Studio 397 dari Luminis International. Meskipun begitu, Studio397, developer dari rFactor 2, akan tetap menggunakan nama dan merek mereka. Tak hanya itu, mereka juga perlu mengganti tim manajemen mereka. Akuisisi ini bernilai US$16 juta. Motorsport Games akan membayar US$12,8 juta saat proses akuisisi disetujui. Sementara US$3,2 juta sisanya akan dibayar satu tahun setelahnya.

Studio397 dan Motorsports Games bekerja sama dalam 24 Hours of Le Mans.
Studio397 dan Motorsports Games bekerja sama dalam 24 Hours of Le Mans.

Sebelum ini, Studio397 dan Motorsport Games telah bekerja sama untuk mengadakan berbagai events, termasuk balapan virtual 24 Hours of Le Mans dan Formula E Race at Home Challenge. Berdasarkan laporan The Esports Observer, Studio397 akan tetap mengembangkan rFactor 2. Namun, mereka juga akan bertanggung jawab atas proyek-proyek Motorsport Games di masa depan.

 

2. Enthusiast Gaming Kerja Sama dengan TikTok

Enthusiast Gaming, perusahaan induk dari Luminosity Gaming, mengumumkan bahwa mereka telah menjalin bekerja sama dengan TikTok. Melalui kolaborasi ini, TikTok berharap, platform video pendek mereka akan semakin dikenal di industri game dan esports.

“Comscore mengakui kami sebagai entitas mobile terbesar untuk kategori Gaming Information di Amerika Serikat. Pengakuan ini merupakan validasi akan riset mendalam yang telah kami lakukan pada pasar gaming, yang mencakup generasi Milenial dan Gen Z,” kata Adrian Montgomery, CEO Enthusiast Gaming, lapor Esports Insider. “Kami tidak sabar untuk bekerja sama dengan TikTok.”

 

3. Developer PUBG Investasi di Perusahaan Esports India, Nodwin

Nodwin Gaming, perusahaan game dan esports asal India, mendapatkan investasi sebesar US$22,5 juta dari perusahaan game Korea Selatan, Krafton. Inc. Kepada The Esports Observer, Co-founder dan Managing Director, Nodwin Gaming Akshat Rathee mengungkap, investasi ini akan mereka gunakan untuk melebarkan sayap mereka di India dan Asia Selatan serta Afrika dan Timur Tengah. Selain itu, mereka juga akan menggunakan dana itu untuk membangun infrastruktur mereka yang telah ada serta mendukung para talenta yang mereka naungi.

Rathee mengatakan, dengan kucuran dana tersebut, Nodwin Gaming juga akan mempertimbangkan untuk membuat turnamen esports dengan sistem franchise. Tak hanya itu, mereka juga tertarik untuk mengembangkan ekosistem esports dari game olahraga, seperti sepak bola atau cricket. Sayangnya, dia enggan untuk mengungkap berapa persen saham yang dipegang oleh Krafton setelah menanamkan investasi di Nodwin.

 

4. Sony Akuisisi Evo

Bersama RTS, Sony Interactive Entertainment membuat joint venture partnership untuk mengakuisisi Evo, turnamen yang punya andil besar dalam mengembangkan ekosistem esports game fighting. Sony meyakinkan, setelah akuisisi ini, dua pendiri Evo, Tom dan Tony Cannon akan tetap menjadi penasehat di Evo. Dengan begitu, keduanya akan bisa memastikan bahwa visi dan misi Evo — yaitu untuk mendukung komunitas esports game fighting — tidak berubah.

Bulan lalu, Evo menjadi bagian dari keluarga PlayStatoin.
Bulan lalu, Evo menjadi bagian dari keluarga PlayStatoin.

Salah satu alasan mengapa Sony mengakuisisi Evo adalah karena mereka sadar, game fighting populer di konsol mereka. Pada 2020, total waktu yang dihabiskan oleh pemain PlayStation untuk memainkan game fighting mencapai 1,1 miliar jam. Meskipun begitu, kebanyakan game fighting yang populer bukanlah buatan Sony, seperti Street Fighter yang dibuat oleh Capcom atau Dragon Ball Fighterz dari Arc System Works.

Sementara itu, bagi Evo, salah satu alasan mengapa mereka tidak keberatan diakuisisi oleh Sony adalah karena skandal yang menerpa mereka pada tahun lalu. Pada 2020, Joey Cuellar — yang ketika itu menjabat sebagai CEO Evo — dituduh dalam beberapa kasus pelecehan seksual. Dewan Evo lalu memecat Cuellar, yang berujung pada dibatalkannya turnamen Evo. Bersamaan dengan pengumuman akuisisi oleh Sony, Evo juga menjanjikan bahwa mereka akan meningkatkan keamanan event yang mereka adakan di masa depan.

 

5. Subway Sponsori Guild Esports

Organisasi esports asal Inggris, Guild Esports, mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kontrak sponsorship dengan franchise sandwich, Subway. Melalui sponsorship ini, Subway akan mendukung para gamers muda yang masuk di akademi buatan Guild. Sebagai franchise sandwich, Subway akan fokus untuk memberikan konten edukasi terkait nutrisi.

Kontrak ini berlaku selama dua tahun dan mencakup 55 negara di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA). Selain itu, merek Subway juga akan disematkan pada jersey dari para pemain Guild dan di markas Guild, yang terletak di London. Tak hanya itu, merek Subway juga akan tampil dalam konten buatan Guild. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai dari kerja sama ini.

“Kami punya prinsip-prinsip yang sama. Dan hal inilah yang akan menjadi pondasi dari kerja sama antara Subway dan Academy kami. Dengan begitu, kami akan dapat memberikan kesempatan bekerja dan edukasi kesehatan pada generasi muda,” kata Executive Chairman, Guild Esports, Carleton Curtis pada Esports Insider.

 

6. VSPN Akuisisi Famulei

Versus Programming Network (VSPN) baru saja mengakuisisi perusahaan manajemen streamers, Famulei. Meskipun begitu, Famulei masih akan beroperasi secara mandiri. Kepada The Esports Observer, CEO VSPN, Dino Ying mengungkap bahwa VSPN akan bekerja sama dengan Famulei untuk membuat konten esports yang lebih beragam. Dia menjelaskan, mereka ingin membuat konten esports yang bermacam-macam demi bisa memenuhi permintaan para fans berat esports.Tak hanya itu, mereka juga akan mencoba untuk mencari cara monetisasi baru bagi para influencers.

 

7. Evil Geniuses Kolaborasi dengan POINT3, Elysian, dan Bud Light

Bulan lalu, Evil Geniuses, organisasi esports asal Amerika Utara, berhasil mendapatkan kontrak kerja sama dengan tiga perusahaan, yaitu Bud Light, Elysian Brewing, dan POINT3. Dengan Bud Light, Evil Geniuses akan membuat berbagai konten yang akan ditayangkan di channel mereka sendiri dan channel Bud Light. Salah satu serial konten yang mereka buat, Evil Intercepts, menunjukkan komunikasi antar pemain EG ketika mereka bertanding di liga League of Legends Amerika Serikat dan Kanada.

Hasil kerja sama antara Evil Geniuses dengan POINT3. | Sumber: Esports Insider
Hasil kerja sama antara Evil Geniuses dengan POINT3. | Sumber: Esports Insider

Sementara dengan Elysian Brewing, kerja sama Evil Geniuses mencakup pembuatan konten di media sosial serta platform Live Proud. Mereka juga berencana untuk membuat serial konten berjudul Open Space. Terakhir, EG bekerja sama dengan POINT3, perusahaan apparel asal Georgia, Amerika Serikat. Belum lama ini, POINT3 meluncurkan gaming apparel yang menggunakan  “DRYV”, teknologi paten POINT3 yang berfungsi untuk menjaga tangan tetap kering.

 

8. Envy Gaming Dapat Investasi Seri C Sebesar US$40 Juta

Envy Gaming tengah mengumpulkan investasi Seri C senilai US$40 juta. Ronde investasi itu dipimpin oleh Gray Television, perusahaan broadcasting yang terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE). Sebagai investor utama, Gray Television menanamkan US$28,5 juta. Dengan itu, mereka berhak untuk menunjuk dua orang dalam dewan direksi Envy Gaming. Selain itu, Gray Television juga akan menjadi salah satu pemilik dari Envy Gaming.

Didirikan pada 2007, Envy Gaming memiliki beberapa tim yang berlaga di berbagai game, termasuk Valorant, Halo, dan Rocket League. Selain itu, mereka juga punya tim yang berlaga di dua liga franchise, yaitu Dallas Fuel di Overwatch League dan Dallas Empire di Call of Duty League.

OPPO sponsor peacekeeper elite

Genshin Impact Jadi Mobile Game Terbesar Ke-3, OPPO Jadi Sponsor Liga Peacekeeper Elite

Minggu lalu, ada dua perusahaan esports yang mendapatkan kucuran dana segar, yaitu Envy Gaming dari Amerika Serikat dan NODWIN Gaming dari India. Selain itu, studio asal Malaysia mengumumkan bahwa mereka akan merilis game horror mereka, Dying Flame, pada akhir Maret 2021. Sementara itu, Sensor Tower mengungkap bahwa versi mobile dari Genshin Impact berhasil mendapatkan lebih dari US$800 juta hanya dalam lima bulan.

Dalam 5 Bulan, Genshin Impact Jadi Mobile Game Terbesar Ke-3

Menurut perkiraan Sensor Tower, sejak Genshin Impact diluncurkan pada 28 September 2020, miHoYo telah mendapatkan US$874 juta dari versi mobile dari game tersebut. Hal itu berarti, Genshin Impact berhasil menjadi mobile game dengan pemasukan terbesar nomor tiga hanya dalam waktu lima bulan. Posisi pertama diduduki oleh Honor of Kings, dengan pemasukan US$1,2 miliar, sementara posisi kedua diduduki oleh PUBG Mobile, yang memiliki pemasukan sebesar US$1,1 miliar.

Lima game dengan pemasukan terbesar dalam lima bulan terakhir. | Sumber: Sensor Tower
Lima game dengan pemasukan terbesar dalam lima bulan terakhir. | Sumber: Sensor Tower

Gamer Tiongkok menjadi kontributor terbesar pada pemasukan miHoYo. Sejauh ini, pemasukan Genshin Impact dari App Store di Tiongkok mencapai US$253 juta atau sekitar 29% dari total pemasukan Genshin Impact versi mobile.

OPPO dan Snapdragon Jadi Sponsor dari Liga Peacekeeper Elite

Perusahaan solusi esports asal Tiongkok, VSPN dan publisher Tencent baru saja mengumumkan rencana mereka terkait skena Peacekeeper Elite — PUBG Mobile versi Tiongkok — untuk tahun ini. Leo Liao, Marketing Director of Tencent Interactive Entertainment Group dan President of Peace Elite League (PEL) mengungkap, PEL 2021 akan didukung oleh delapan sponsor.

Perusahaan smartphone OPPO merupakan salah satu sponsor utama dari PEL. Selain itu, PEL juga akan didukung oleh tiga rekan strategis, yaitu Warhorse, Buick, dan Snapdragon dari Qualcomm. Empat perusahaan lain yang akan mensponsori PEL antara lain layanan chatting GOGO, platform e-commerce JingDong Esports, Suansuanru, dan merek permen karet Stride, lapor The Esports Observer. Liao juga menyebutkan, turnamen tahunan Peacekeeper Elite Championship (PEC) akan diadakan di Shanghai Mercedes-Benz Arena pada tahun ini. Turnamen itu menawarkan total hadiah sebesar RMB12 juta (Rp26,6 miliar).

Super League Gaming Akuisisi Mobcrush

Minggu lalu, Super League Gaming mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi platform streaming Mobcrush. Dalam setahun, Mobcrush telah menyiarkan dua juta jam konten dari gaming influencer. Selain itu, mereka juga bisa menyiarkan konten mereka di platform lain seperti Twitch, YouTube, Facebook, dan lain sebagainya, menurut Games Industry.

Salah satu alasan Super League Gaming mengakuisisi Mobcrush adalah untuk menumbuhkan jumlah penonton mereka. Alasan lainnya adalah karena mereka ingin menggunakan platform live streaming Mobcrush serta software berbasis AI yang bisa menampilkan highlight dari sebuah pertandingan. Selain itu, Super League Gaming juga tertarik dengan Virtualis Studio, divisi Mobcrush yang fokus pada produksi konten berbasis cloud.

Game Horror dari Malaysia, Dying Flame, Bakal Rilis 22 Maret 2021

RoundTable Games dari Malaysia, tengah membuat game survival horror berjudul Dying Flame. Game ini memiliki grafik 16-bit dan punya fitur-fitur khas RPG horor dari Jepang. Puzzle-solving menjadi salah satu fitur utama dari game tersebut. Selain itu, Anda juga harus waspada akan jump scare di Dying Flame. Pasalnya, Anda tidak akan bisa melihat keadaan sekeliling dengan leluasa karena keterbatasan sumber cahaya, seperti yang disebutkan oleh IGN.

Dying Flame bercerita tentang James, yang terjebak di sebuah mansion tua bersama istrinya, Mary. Hanya saja, keduanya terpisah. Berbekal korek api, James harus menemukan Mary. Selama mencari Mary, para pemain tidak hanya harus memecahkan puzzle yang ada, tapi juga waspada akan keberadaan monster di mansion itu. Dyng Flame akan dirilis di Steam pada 22 Maret 2021.

Envy Gaming Dapat Investasi Sebesar US$40 Juta

Organisasi esports asal Amerika Serikat, Envy Gaming, mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan investasi sebesar US$40 juta. Ronde investasi ini dipimpin oleh perusahaan media, Gray Television. Mereka menanamkan modal sebesar US$28,5 juta pada ronde pendanaan Seri C untuk Envy Gaming. Dengan ini, Gray Television akan mendapatkan dua kursi direktur di dewan direktur Envy Gaming, lapor Esports Insider.

Krafton Suntik Dana Rp325 Miliar ke NODWIN Gaming dari India

Krafton, perusahaan game asal Korea Selatan, menanamkan investasi sebesar 164 Crore (sekitar Rp325,3 miliar) ke NODWIN Gaming, perusahaan esports asal India. Modal ini akan NODWIN Gaming gunakan untuk mempercepat ekspansi mereka di Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika, menurut laporan Esports Insider. Dengan kucuran dana segar ini, NODWIN juga bisa memperkuat infrastruktur gaming mereka, mendukung para talent, dan menyelenggarakan berbagai turnamen esports, baik pada tingkat nasional di India maupun di level internasional.

Sumber header: Game Reactor

Esports Organizer NODWIN Gaming, Lancarkan Ekspansi ke Region Afrika

Organisasi esports asal India, NODWIN Gaming baru saja membuka daerah operasi terbarunya di Afrika Selatan. Ekspansi internasional NODWIN Gaming dilancarkan setelah membuka kantor NODWIN Gaming internasional di Johannesburg awal tahun 2020.

Sebelumnya NODWIN Gaming sudah menggelar turnamen khusus bagi komunitas gamers dan esports di Afrika Selatan. Turnamen bertajuk Inkosi Super Cup digulirkan secara online sebagai respon atas tertundanya gelaran offline turnamen Umzansi Esports League 2020. Menyusul kesuksesan turnamen di tingkat lokal Afrika Selatan sebelumnya, NODWIN Gaming mengarahkan pandangannya untuk menggelar turnamen yang akan terbuka bagi peserta dari seluruh region Afrika.

Akshat Rathee, Managing Director sekaligus Founder dari NODWIN Gaming, dalam sebuah rilisnya menyatakan, “gelaran turnamen pertama kami di Afrika Selatan memberikan kami gambaran akan komunitas gamers yang antusias di seluruh region Afrika.”

via: Instagram nodwingaming
via: Instagram nodwingaming

Adapun NODWIN Gaming tidak menduga akan datangnya antusiasme yang tinggi dari komunitas di skena esports Afrika Selatan. Di saat yang bersamaan datang juga berbagai respon agar NODWIN gaming menjalankan turnamen di banyak tempat lainnya di region Afrika.

Bila ditilik dari sisi bisnis, NODWIN sudah memiliki pengalaman yang cukup sebagai sebuah organisasi esports. Di skena lokal India NODWIN sudah berulang kali dipercaya untuk bekerja sama dengan esports organizer berskala global seperti, ESL, Dream Hack, dan juga tidak lupa menyebutkan raksasa asal Tiongkok, Tencent.

Terlepas dari industri esports di India yang juga berkembang dengan pesat, NODWIN memutuskan untuk melakukan ekspansi internasional, dimulai dari region Afrika. Hingga saat ini memang Afrika Selatan memiliki potensi yang kurang lebih sama dengan negara berkembang lain di Asia Tenggara atau Asia Selatan.

via: Instaggram nodwingaming
via: Instaggram nodwingaming

Melalui ekspansi internasional di Afrika Selatan, NODWIN Gaming berencana untuk terlebih dahulu membangun ekosistem esports yang teratur di dalamnya. Region Afrika sejauh ini belum banyak dilirik dan diperhatikan oleh komunitas esports global.

Berkembangnya ekosistem esports akan menempatkan region Afrika di peta kompetisi esports internasional. Potensi yang sama dimiliki juga oleh Afrika Selatan dan banyak negara lainnya di region Afrika jika sekilas memperhatikan angka penduduk usia muda, antusiasme akan esports, dan serta perkembangan pengguna internet di Afrika.