Tag Archives: norman ganto

Progate Expands to Indonesia, Offering Online Service for Programming Lesson

On a mission to improve digital skills, Progate officially launch its online platform of programming lesson in Indonesia. Was founded in Japan in 2014, they offer premium learning channel for subscription. The material includes various topics, such as HTML & CSS, Javascript, SQL, React, NodeJS and many more that keeps updated.

Progate Indonesia’s Country Manager, Norman Ganto told DailySocial, the service intends to solve the digital talent gap in Indonesia, in which a few years ahead projected to require 9 million digital talents.

“We’re here to collaborate with various communities, institutions, companies, and provide alternatives for Indonesians to be able to learn coding with excitement independently and at very affordable prices, especially at times like this (appeals at home due to a pandemic).”

Progate has two types of packages, the basic and the plus package. The basic package is available in the free version, users can complete 1 lesson from each programming language, in 1 lesson there are a lot of theoretical and exercise material. When users get excited and to proceed to the next lesson, they can upgrade to the subscription plan. Currently, the platform is available with the Indonesian language option.

“A pleasant experience is the main focus of designing and developing Progate. One of the unique selling propositions is that the user does not have to set up or install anything to be able to start practicing the theory of coding that he just learned at Progate,” Norman said.

The edutech sector seems to have a good future in Indonesia, it was seen from investor’s optimism to fund business in the vertical. Last year, the centaur startup, Ruangguru, successfully secured a series C funding worth 1.2 trillion Rupiah. Other startups namely Zenius and HarukaEdu also managed to obtain follow-on funding.

Market openness to digital learning platforms is also the reason for some steady players expanding into Indonesia. In addition to Progate, there is also ELSA Speak  launched earlier this year, an application developed by the founder of Silicon Valley to help students maximize their English speaking abilities.

Strategic partnership

progate

In order to accelerate business growth and introduce the service to users. Progate has developed strategic partnerships. Among those are the digital talent recruitment platforms, Geekhunter and Glints. They also collaborated with Kemkominfo through the Digital Talent Scholarship program.

“In the Kominfo program, we’ve created a special curriculum with the more compact and comprehensive schedule. Therefore, participants can understand the basics of programming in HTML, CSS, and Javascript within 8 weeks,” Norman added.

In terms of operational, Progate has recruited full-time local team. Globally, they’ve acquired 1.3  million users. In addition to Indonesia and Japan, Progate also available in India.

Not only relying on high-quality material, but Progate also ensures the learning process to be thoughtful and comfortable for users with kinds of illustrations and animation to all users come from various classes and ages.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Aplikasi Belajar Coding Prograte

Ekspansi ke Indonesia, Progate Tawarkan Layanan Online untuk Belajar Pemrograman

Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan digital, Progate platform online belajar pemrograman resmi meluncur di Indonesia. Didirikan di Jepang tahun 2014, mereka tawarkan kanal pembelajaran premium yang bisa dilanggan. Materi belajar mencakup berbagai pembahasan seperti HTML & CSS, Javascript, SQL, React, NodeJS dan lainnya yang terus diperbaharui secara berkala.

Kepada DailySocial Country Manager Progate Indonesia Norman Ganto mengungkapkan, layanannya hadir untuk turut membantu Indonesia menyelesaikan tantangan digital talent gap, diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan dibutuhkan 9 juta talenta digital di sini.

“Kami hadir untuk berkolaborasi dengan berbagai macam komunitas, institusi, perusahaan, dan memberikan alternatif bagi warga Indonesia untuk dapat belajar coding dengan seru secara mandiri dan harga sangat terjangkau, terutama di saat-saat seperti ini (himbauan di rumah karena pandemi).”

Progate memiliki dua tipe paket, yaitu paket dasar dan paket plus. Paket dasar dalam versi gratis, pengguna dapat menyelesaikan 1 pelajaran dari setiap bahasa pemrograman, di dalam 1 pelajaran ada banyak materi teori dan latihan. Jika pengguna ingin melanjutkan ke pelajaran selanjutnya, bisa meningkatkan ke opsi berlangganan. Saat ini platform sudah dilengkapi dengan pilihan Bahasa Indonesia.

“Pengalaman yang menyenangkan menjadi fokus dalam mendesain dan mengembangkan Progate. Salah satu unique selling proposition-nyaadalah pengguna tidak harus melakukan setup atau instal apapun untuk dapat memulai mempraktikkan teori coding yang dia baru pelajari di Progate,” kata Norman.

Di Indonesia sendiri, saat ini sudah ada beberapa platform online yang menyasar materi serupa, mulai dari yang premium hingga gratis. Misalnya portal CodeSaya yang sudah dirilis sejak tahun 2017, atau Kode.id yang dikembangkan lembaga kursus pemrograman Hacktiv8.

Sektor edutech tampak memiliki masa depan baik di Indonesia, salah satunya ditandai dengan kepercayaan investor untuk mendanai bisnis di vertikal tersebut. Tahun lalu startup centaur Ruangguru berhasil bukukan pendanaan seri C senilai 1,2 triliun Rupiah. Startup lainnya yakni Zenius dan HarukaEdu juga berhasil bukukan pendanaan lanjutan.

Keterbukaan pasar terhadap platform belajar digital juga menjadi alasan beberapa pemain mantap ekspansi ke Indonesia. Selain Progate, awal tahun ini juga ada ELSA Speak, aplikasi yang dikembangkan founder asal Silicon Valley untuk bantu pelajar maksimalkan kemampuan speaking Bahasa Inggris.

Menjalin kerja sama strategis

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis dan memperkenalkan ke target pengguna, Progate telah menjalin kerja sama strategis. Di antaranya dengan startup perekrutan talenta digital Geekhunter dan Glints. Mereka juga telah menjalin kolaborasi dengan Kemkominfo, melalui program Digital Talent Scholarship.

“Program Kominfo ini sendiri kami membuat kurikulum spesial bersama yang lebih komprehensif dan compact. Sehingga peserta akan dapat mengerti dasar-dasar pemrograman HTML, CSS, dan Javascript dalam waktu 8 minggu,” kata Norman.

Untuk operasional, Prograte telah memiliki tim lokal yang bekerja secara fulltime. Secara global mereka memiliki jumlah pengguna hingga 1,3 juta. Selain Indonesia dan Jepang, Progate juga telah hadir di India.

Di samping mengedepankan kualitas materi, Progate berusaha memastikan proses belajar bisa dinikmati dan menyenangkan bagi para penggunanya dengan berbagai ilustrasi dan animasi yang menarik dan ramah untuk pengguna dari berbagai kalangan serta kelompok usia.

Berkomitmen Hadirkan Kemudahan Mengakses Wi-Fi, Aplikasi Zona WiFi Go! Diluncurkan

Digitized, sebuah perusahan solusi digital yang telah bergerak sejak tahun 2013, kembali meluncurkan inovasi terbaru yaitu aplikasi Zona WiFi Go!. Tidak meratanya ketersediaan internet dan infrastrukturnya di Indonesia merupakan alasan utama aplikasi Zona WiFi Go! dikembangkan. Norman Ganto, Co-Founder dan Head of Business Zona WiFi Go!, yang juga aktif di dunia startup memiliki gagasan untuk kemudian memberikan kemudahan berbagi hotspot wifi sehingga masyarakat dapat mengakses internet lewat koneksi wifi gratis, kapan dan di manapun mereka berada.

“Dari pengalaman saya, sulit bagi masyarakat luas untuk menikmati aplikasi-aplikasi apabila kebutuhan dasar seperti akses ke internet saja belum terpenuhi. Juga karena saya sering bekerja secara mobile, dan susah mencari koneksi internet yang stabil, lahirlah ide aplikasi yng bisa saling berbagi dan unlock wifi password dengan pengguna lainnya. Akhirnya ide saya direalisasikan melalui inkubasi Digitized Indonesia dan diberi nama Zona WiFi Go!,” kata Norman.

Aplikasi Zona WiFi menawarkan kemudahan untuk orang berbagi informasi akses internet WiFi ke sesama pengguna ‘Zona WiFi Go!’. Zona WiFi Go! menitikberatkan ke user-generated content. Konten dalam hal ini adalah password WiFi, agar pengguna lain bisa menikmati hotspot tersebut tanpa harus bertanya terlebih dahulu apa password-nya.

Hal ini yang kemudian membedakan aplikasi Zona WiFi Go dengan aplikasi serupa yang sudah ada. Yang kebanyakan dikenakan biaya sebesar 5000 rupiah untuk mengakses hotspot-hotspot yang tersedia.

“Harapan Zona WiFI Go! adalah orang-orang akan terpanggil hatinya untuk mau berkontribusi untuk meng-unlock WiFi sebanyak mungkin. Selain itu, makin banyak unlock WiFi dan berbagi wifi ke user lain, makin banyak poin yang bisa di kumpulkan untuk mendapatkan hadiah-hadiah menarik,” kata Norman.

Menargetkan 1 juta pengguna hingga akhir tahun 2017

Sejak diluncurkan tanggal 1 September 2016 lalu, aplikasi Zona WiFi Go! sudah diunduh lebih dari 1300 pengguna. Hingga akhir tahun 2017 ditargetkan aplikasi tersebut bisa mencapai 1 juta pengguna. Zona WiFi Go! dapat diunduh secara gratis di platform Android, sementara untuk platform iOS akan segera diluncurkan.

Tidak dapat dipungkiri besarnya demand dari masyarakat untuk dapat menikmati akses internet cepat, tidak diimbangi dengan layanan yang diberikan baik oleh operator maun layanan penyedia Internet (ISP) yang ada di Indonesia. Hal tersebut yang kemudian dicoba diakomodir Zona WiFi Go!.

“Layanan internet sebenarnya dibilang cukup bagus untuk kota-kota besar, namun karena Indonesia adalah negara yang sangat besar dan terdiri atas pulau-pulau, sehingga kami dari sektor privat harus membantu pemerintah dan penyedia ISP untuk memberi akses ke internet ke pada masyarakat luas.,” tutup Norman.

Application Information Will Show Up Here

BulletinBoard Kombinasikan Pendidikan dan Teknologi untuk Mendorong Kapasitas Guru Nasional

Aplikasi mobile yang menjembatani antara orangtua murid dan para guru di sekolah / BulletinBoard

BulletinBoard ialah sebuah aplikasi mobile yang menjembatani antara orangtua murid dan para guru di sekolah. Modul fundamental yang ditawarkan oleh pihaknya ialah kemudahan komunikasi bagi setiap entitas di sekolah agar saling terhubung dengan efektif dan efisien. BulletinBoard menyatakan turut membantu guru memberdayakan teknologi untuk meningkatkan kualifikasi diri menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean 2015.

Continue reading BulletinBoard Kombinasikan Pendidikan dan Teknologi untuk Mendorong Kapasitas Guru Nasional