Sejak tahun 2020, Gaspack memulai perjalanannya untuk memajukan kreator dalam negeri dan mendukung penciptaan nilai atas karya-karya mereka. Misi ini direalisasikan lewat pengembangan platform komik digital, juga dukungan pendanaan dari sejumlah VC dan angel investor.
Sekilas mengenai startup Gaspack:
- Didirikan oleh Irzan Raditya (CEO Kata.ai), Novrizal Pratama (CEO) dan Sunny Gho (Chief Creative Officer). Baik Novrizal dan Sunny telah lama berkecimpung di industri kreatif, khususnya Sunny yang juga Colorist di Marvel Comics.
- Memiliki dua model bisnis, yakni platform penerbitan komik digital berbasis non-fungible token atau NFT (B2C) dan aplikasi Gaspack (B2B) sebagai penghubung antara brand, kreator atau seniman, dengan super fans.
Dalam bincang virtual dengan DailySocial.id, Novrizal Pratama memiliki keyakinan penuh terhadap pengembangan selanjutnya pasca-merosotnya pasar kripto dan NFT sejak beberapa tahun terakhir.
Tentang hak kepemilikan dan monetisasi
Menurut Rizal, monetisasi karya selalu jadi batu sandungan di Indonesia karena banyak seniman atau kreator yang masih dibayar dalam bentuk commission (pesanan). Gaspack mencoba mengubah model monetisasinya dengan fokus utama pada hak kepemilikan dan intellectual property (IP). Contohnya, sumber monetisasi utama berasal dari penjualan komik NFT dengan porsi 50%-70%, sedangkan royalti adalah sumber kedua.
“Di awal 2021, saya dan Sunny sempat ngobrol tentang banyaknya kreator di Indonesia dan karyanya bagus-bagus. Cuma mereka tidak punya wadah. Saat itu, kripto dan NFT sedang booming di sini dan kami juga sedang dalami produknya. Ternyata, banyak kreator yang memperkenalkan karyanya lewat NFT. Kami pikir ini jadi kesempatan menarik. How can we help these artists and creators through platform?” tuturnya saat membuka perbincangan.
Dari sini, Rizal dan Sunny ikut mengajak Irzan Raditya, Co-Founder Kata.ai yang juga meminati NFT. Saat ini, Irzan menduduki posisi Chairman di Gaspack.
Singkat cerita, sebelum memulai Gaspack, mereka meluncurkan proyek pilot NFT bernama JPG People karya Debbie Tea. Proyek ini disebut sukses dengan penjualan hingga $1,5 miliar dalam 48 jam. Mayoritas penjualan masuk ke kantong kreator. “Kami melihat NFT menjadi medium yang tepat, dan ini bisa jadi solid business case. Kenapa tidak kita menjadikannya model bisnis yang sustainable dan scalable dalam jangka panjang.”
“Kometh” dan “Gaspack App”
Debut Gaspack dimulai lewat platform komik digital “Kometh”. Ada sekitar 7-8 proyek komik NFT yang diterbitkan pada awal 2022, salah satunya Azuki yang terjual sebanyak 17.000 kali. Platform Kometh ditargetkan untuk segmen B2C yang mempertemukan dengan kreator dengan pembeli individual atau fans.
Kometh memungkinkan kreator untuk menerbitkan dan menjual karyanya secara langsung kepada pembaca atau fans. Pembeli dapat memanfaatkan token NFT untuk mengakses komik di Kometh.
“Alasan kami fokus ke komik adalah ini sebuah produk kolektibel. Bukan hanya dibaca, tetapi juga dikoleksi. Ada value apalagi kalau unitnya terbatas. Komik sebagai body of work dari IP. Ada storytelling, ada pengenalan karakter, yang mana bisa dikembangkan menjadi game, film, atau merchandise. Komik jadi entry point yang bagus untuk IP.”
Gaspack juga mengembangkan model B2B untuk mendorong adopsi Web3 secara signifikan. Lewat Gaspack App, pemilik brand bekerja sama dengan kreator atau seniman untuk mengembangkan program loyalitas lewat produk kolektibel. Dengan begitu, brand maupun kreator dapat selalu terhubung dengan komunitas fans atau penggunanya.
Contohnya, produk kolektibel yang dirilis oleh merek susu Ultra Milk. Ada 85 ribu produk kolektibel Ultra Milk yang dapat ditemukan di Gaspack App. Menariknya, Rizal menyebut Gaspack App memudahkan klaim aset NFT tanpa perlu kripto. Menurutnya, langkah ini diambil untuk menyasar segmen yang tidak familiar dengan penggunaan kripto. Selain itu, ia menilai pembelian aset digital umumnya memakan proses panjang.
“Fokus pemilik brand adalah membuat orang-orang untuk masuk dan tetap di dalam ekosistemnya. Program loyalitas kalau dijalankan dengan efektif sebetulnya bisa lebih murah spending-nya dibandingkan memakai iklan. Dampak dari retensi customer lebih besar dibandingkan akuisisi.”
Menanti pasar Web 3 membaik
Rizal juga menambahkan sedang menyiapkan IP baru yang dapat dirilis sewaktu-waktu apabila kondisi pasar Web3 sudah membaik. Produk ini dirancang agar bisa kebal dari hantaman pasar yang volatil, dan tidak akan berdampak ke bisnis.
“Kami berpikir bagaimana caranya membuat produk yang bisa sustain dan tahan terhadap hantaman pasar. Kami sudah siapkan beberapa secret weapon yang kami tahan dulu sampai pasarnya membaik.
Sempat anjlok hingga 90%, nilai NFT dilaporkan mulai kembali meningkat menjelang akhir 2023. Menurut laporan Bitcoin.com, penjualan NFT pada pekan awal Desember naik 57% menjadi $316 juta dibandingkan pekan sebelumnya. Rinciannya, penjualan NFT berbasis NFT masih mendominasi volume penjualan dengan kenaikan 171,8%, diikuti NFT ETH (6,6%).
Gaspack juga mengungkap minatnya untuk menggalang pendanaan awal tahun depan. Sebelumnya, Gaspack telah mengantongi investasi pra-awal dari eMerge, serta partisipasi 500 Global dan Tokoin pada Maret 2023.
“Penggalangan dana awal ini membutuhkan momentum karena saat ini [iklim investasi] lagi dry. Jadi, kami harap momentum ini bisa direalisasikan sejalan dengan membaiknya situasi pasar.” Tutupnya.