Tag Archives: nvme

[Review] Western Digital Black SN850: PCIe 4.0 x4 Kencang untuk Gamer

Jika kita berbicara mengenai kecepatan sebuah perangkat penyimpanan, tentu saja SSD menjadi yang pertama terpikir. Apalagi, saat ini teknologi NVMe sudah mencapai PCIe 4.0 x4 yang bisa mentransfer data hingga 7000 MB/s. Untuk kecepatan seperti ini, ternyata Western Digital sudah memiliki produknya. SSD tersebut bernama Western Digital Black SN850.

Western Digital selalu memberikan warna tersendiri untuk setiap produknya. Warna hitam selalu identik dengan produknya yang ditujukan untuk para gamers. Warna biru biasanya akan ditujukan untuk pemakaian sehari-hari PC di rumah dan kantor sehingga kinerjanya akan di bawah Black. Warna merah saat ini ditujukan untuk penyimpanan data seperti di NAS atau sebagai drive penyimpan data.

Western Digital Black SN850 pun juga sudah mampir ke meja pengujian Hybrid Indonesia. Varian yang datang tentu saja sudah lengkap dengan heatsink-nya. Sebagai informasi, WD juga memiliki SSD SN850 yang dijual tanpa heatsink. Dan kita semua tahu bahwa SSD yang digunakan pada interface PCIe 4.0 x4 akan mengeluarkan panas yang berlebih.

SSD yang satu ini diklaim dapat melakukan transfer data pada kecepatan 7000 MB/s pada saat membaca data dan 5300 MB/s pada saat menulis. Western Digital juga menjual SSD yang satu ini dengan menyasar ke para pengguna PC serta Playstation 5. Dengan form factor M.2 2280, tentu saja SSD ini juga bakal mampu ditancapkan pada kebanyakan laptop yang beredar saat ini.

Spesifikasi dari Western Digital Black SN850 NVMe SSD yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Kapasitas 1 TB
Interface PCIe Gen 4.0 x4
Tipe konektor NVMe 1.4
Form Factor M.2 2280
Controller Western Digital G2
Jenis memori NAND Sandisk 96L 3D TLC
Endurance 600 TBW
Dimensi 80 x 23.4 x 8.8 mm
Bobot 25 gram

Western Digital memberikan garansi 5 tahun untuk SSD NVMe yang satu ini. Selain itu, garansi yang diberikan juga akan akan terpotong oleh TBW (TeraByte Written) yang ditentukan. Jadi, garansi akan berakhir jika sudah terpakai lebih dari 5 tahun atau melebihi penulisan 600 TB.

Desain

Western Digital Black SN850 hanya menggunakan satu sisi untuk menaruh semua cip dan transistornya. Pada bagian atasnya, terdapat dua buah cip NAND SanDisk (buatan Toshiba) sebesar 512 GB per cip. Dengan menggunakan kontroler WD G2, nama yang terlabel pada cip ini hanyalah SanDisk. WD menggunakan DDR4 2666 cache dengan cip buatan Nanya.

Bobot yang dimiliki oleh Western Digital Black SN850 ini sangat ringan, hanya 25 gram saja. Perangkat ini memiliki dimensi 80 x 23.4 x 8.8 mm yang cocok untuk dipasangkan pada sebuah desktop, laptop tipis, mau pun Playstation 5. Untungnya, model ini sudah menggunakan heatsink sehingga panas yang dihasilkan saat SSD ini bekerja bisa diredam dengan baik.

Western Digital juga melengkapi SSD ini dengan software yang dinamakan Western Digital Dashboard yang mampu memberikan informasi mengenai SSD ini. Selain itu, software ini juga menyediakan beberapa fungsi seperti TRIM dan juga update firmware. Sayang memang, sampai akhir pengujian saya tidak menemukan adanya firmware baru untuk SN850.

Pengujian

Dalam menguji SSD yang satu ini, tentu saja membutuhkan sebuah perangkat yang sudah mendukung PCI-e 4.0. Saya memilih menggunakan sebuah laptop yang memakai prosesor Intel Core i5 Generasi ke 11 yang memang sudah mendukung PCI express 4.0 dan mampu menjalankan SSD NVMe PCIe Gen 4 x4 dengan kecepatan penuh. Untuk mengujinya, tentu saja saya menggunakan slot NVMe utama yang tersedia. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows 11.

Tentunya, Western Digital Black SN850 juga mendukung slot PCIe Gen 3 x4 yang saat ini banyak sekali digunakan pada beberapa laptop serta motherboard. Namun, kecepatan baca dan tulisnya akan dibatasi hingga 3500 MB/s saja. Walaupun begitu, kecepatan 3,5 GB/s saja sudah sangat mencukupi kebutuhan komputasi yang ada saat ini.

Pada pengujian kali ini, saya akan menggunakan dua buah software benchmark, yaitu Crystal Disk Mark dan ATTO. Crystal Disk Mark sendiri saya gunakan dua versi, yaitu versi 6 dan 8, karena keduanya memiliki perhitungan yang berbeda. Berikut adalah hasilnya

Pengujian ini tentu saja dilakukan dengan menjaga suhu yang ada. Pada saat pengujian, WD Black SN850 ada pada suhu 70 derajat celcius dan beberapa kali mengalami sedikit throttling. Panas akan meningkat pada saat adanya penulisan data dalam jumlah besar. Pada saat membaca, saya melihat suhunya akan menurun di bawah 65 derajat celcius.

Hal ini berarti akan berpengaruh pada saat sebuah game diinstalasikan ke dalam SN850. Pada saat bermain game, tentu akan membuat pengguna akan merasa tenang karena tidak akan mengalami throttling. Pada saat suhunya di bawah 65 derajat, perangkat ini akan berlari dengan kecepatan maksimumnya.

Pada saat pengujian, saya hanya mendapatkan angka sedikit di bawah 7000 MB/s untuk uji membaca data. Akan tetapi, perangkat ini mampu berlari di atas 5300 MB/s. Dengan perolehan angka seperti ini, semua sistem komputer tentu akan mendapatkan peningkatan performa yang sangat baik. Pada saat throttle, saya mendapatkan angka yang masih kencang, yaitu sekitar 4300 MB/s baca dan tulis.

Lalu bagaimana saat digunakan untuk kegiatan non-gaming? Para editor foto dan video tentu saja dapat menggunakan sistemnya dengan lancar. Pada angka kecepatan seperti ini, rendering video juga akan terbantu selain dari sisi prosesor dan RAM-nya. Dan untuk mereka yang bekerja menggunakan tab lebih dari 10 pada software Office juga bakal menikmati rendahnya lag yang terjadi.

Verdict

Sepertinya saat ini gamers di Indonesia sudah dimanjakan oleh para vendor dengan tersedianya SSD NVMe PCIe 4.0 x4. Pasalnya, SSD ini dapat berjalan dengan kecepatan hingga 7 GB/s yang memastikan semua aplikasi dapat loading dengan kencang. Salah satunya adalah SSD NVMe Western Digital Black SN850 yang saat ini banyak tersedia di toko-toko komputer di Indonesia.

Kinerja dari Western Digital Black SN850 yang saya dapatkan hanya terpaut puluhan MB/s saja dari 7 GB/s yang berarti sangat kencang. Dengan menggunakan cache DDR4 2666 MHz membuatnya lebih stabil pada saat menulis file dalam kapasitas besar. Tingkat kestabilannya juga lebih dijaga lagi dengan tersedianya heatsink pada SSD yang saya dapatkan ini. SSD ini juga memiliki TBW yang cukup tinggi sehingga tidak akan rusak dalam waktu yang dekat.

Western Digital Black SN850 1 TB dengan heatsink ini dijual dengan harga Rp. 4.199.000. WD juga menjual versi tanpa heatsink dengan harga yang lebih terjangkau, yaitu Rp. 3.420.000. Dengan harga ini, pengguna gamer mau pun profesional akan mendapatkan sebuah storage untuk PC dan Playstation 5 yang memiliki kinerja tinggi.

Sparks

  • Kinerja tinggi hingga hampir 7000 MB/s
  • Memiliki DRAM Cache yang menjamin kinerjanya tinggi
  • Cocok untuk PC dan Playstation 5
  • Garansi panjang, yaitu 5 tahun
  • Sudah memiliki heatsink
  • Dukungan WD Dashboard

Slacks

  • Harganya cukup tinggi
  • Suhu masih cukup tinggi saat menulis file besar dan banyak

[Review] Seagate NVMe SSD FireCuda 530: Storage PCIe Gen 4 x4 Super Kencang

Seiring dengan perkembangan pada sisi penyimpanan di komputer, tentu saja kinerja akan lebih meningkat lagi. Dahulu semua orang masih menggunakan hard disk ATA yang kemudian digantikan oleh SATA sampai generasi ke 3. Setelah itu, muncullah NVMe yang menggunakan jalur PCI express yang meningkatkan kinerjanya berkali-kali lipat. Dan saat ini, jalur PCI express pun sudah sampai ke generasi ke 4.

Jalur PCI express juga memiliki beberapa jalur yang saat ini dikenal dari x1, x4, x8, hingga x16. Pada PCIe generasi ke 3, jalur x1 memiliki kecepatan 0,985 GB/s, sehingga pada NVMe yang membutuhkan jalur x4 akan memberikan bandwidth sebesar 3.939 GB/s. Untuk PCIe generasi ke 4, jalur x1 akan memiliki kecepatan 1.969 GB/s dan untuk storage NVMe yang menggunakan x4 akan memiliki bandwidth 7.877 GB/s.

Saat ini, media penyimpanan SSD berbasis PCIe NVMe generasi ke 4 pun sudah datang. Salah satunya adalah Seagate FireCuda 530 yang menggunakan PCIe 4.0 x4. FireCuda sendiri merupakan lini penyimpanan dari Seagate yang memiliki kinerja tinggi dan ditujukan untuk para gamer. Oleh karenanya, terdapat logo Seagate Gaming pada setiap kotak penjualan dari Seagate FireCuda.

SSD yang satu ini diklaim dapat melakukan transfer data pada kecepatan 7000 MB/s. Kecepatan tersebut tentunya akan bisa dicapai hanya dengan menggunakan NVMe dengan PCI express generasi ke 4 pada jalur x4. Hal ini tentunya membuat Firecuda 530 menjadi salah satu SSD dengan kinerja sangat kencang yang ada pada tahun 2021 ini. Tipe Seagate FireCuda yang datang ke meja pengujian tim DailySocial merupakan SSD dengan heatsink tebal, yang dikenal dengan FireCuda 530 Heatsink.

Spesifikasi dari Seagate FireCuda 530 NVMe SSD yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Kapasitas 2 TB
Interface PCIe Gen 4 x4
Tipe konektor NVMe 1.4
Form Factor M.2 2280
Controller Phison PS5018-E18
Jenis memori NAND Micron 176L TLC
Endurance 2550 TBW
Dimensi 24.2 x 10.74 x 9.6 mm
Bobot 47 gram

Seagate memberikan garansi 5 tahun untuk SSD NVMe yang satu ini. Selain itu, garansi yang diberikan juga akan akan terpotong oleh TBW (TeraByte Written) yang ditentukan. Jadi, garansi akan berakhir jika sudah terpakai lebih dari 3 tahun atau melebihi penulisan 2550 TB. Oleh karena itu, jangan sering-sering ya melakukan benchmarking pada SSD ini 🙂

Desain

Bulky! Itulah yang pertama kali muncul dipikiran saya saat membuka paket penjualan dari FireCuda 530. Tentu saja, hal tersebut karena heatsink tebal yang dipasangkan di atas cip NAND yang ada. Dengan meningkatnya kinerja cip tentu saja menghasilkan panas yang berlebih dan ini adalah cara Seagate untuk meredamnya.

Seagate FireCuda 530 menggunakan kedua sisi dari board-nya untuk diisi berbagai chip. Untuk kontrolernya, Seagate FireCuda 530 menggunakan Phison PS5018-E18 dengan proses pabrikasi 12 nm dari TSMC. Cip NAND-nya sendiri menggunakan Micron 176-Layer Triple-Level Cell. Dan hadir cip RAM DDR4 buatan Hynix yang berfungsi sebagai cache.

Bobot yang dimiliki oleh Seagate FireCuda 530 ini sangat ringan, hanya 47 gram saja. Perangkat ini memiliki dimensi 24.2 x 10.74 x 9.6 mm yang cocok untuk dipasangkan pada sebuah desktop mau pun Playstation 5. Sayangnya SSD ini sepertinya tidak cukup saat dipasangkan pada beberapa laptop gaming karena dimensi heatsink-nya yang cukup tebal. Namun, dengan heatsink setebal ini, membuat FireCuda 530 bisa lebih terjaga suhunya, walaupun kadang masih terjadi overheating.

Seagate FireCuda 530 juga sudah didukung dengan Seagate Seatools. Software yang satu ini dapat memonitor keadaan FireCuda 530 sehingga pengguna tahu kapan harus mengganti SSD-nya. Sayangnya karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menguji SSD ini dengan memakai Seagate Seatools. Namun, aplikasi ini sudah tersedia langsung pada halaman resmi dari FireCuda 530.

Pengujian

Dalam menguji SSD yang satu ini, tentu saja membutuhkan sebuah perangkat yang sudah mendukung PCI-e 4.0. Saya memilih menggunakan sebuah laptop yang memakai prosesor Intel Core i5 Generasi ke 11 yang memang sudah mendukung PCI express 4.0 dan mampu menjalankan SSD NVMe PCIe Gen 4 x4 dengan kecepatan penuh. Untuk mengujinya, tentu saja saya menggunakan slot NVMe utama yang tersedia. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows 11.

Saat menggunakan slot SSD NVMe kedua yang disediakan oleh vendor laptop yang saya pakai, ternyata hasil ujinya masih terbatas pada PCI-e generasi ke 3. Jadi, Seagate Firecuda 530 hanya terbatas pada kecepatan 3.500 MB/s saja, walaupun angka tersebut sudah termasuk kencang untuk sebuah gaming PC. Saat dipasangkan pada slot pertama, masalah kecepatan pun teratasi. Akan tetapi muncul masalah lainnya.

Iklim tropis di Indonesia memang mudah membuat peralatan PC menjadi lebih panas. Hal tersebut juga terjadi pada Seagate FireCuda 530, di mana bisa mencapai angka di atas 80 derajat celcius pada saat saya uji tanpa menggunakan AC. Saat panas, SSD ini ternyata hanya bisa berjalan pada 64 MB/s saja pada hampir semua software benchmark. Dan saat saya pegang heatsink-nya, memang terasa sangat panas sekali.

Pada pengujian kali ini, saya akan menggunakan dua buah software benchmark, yaitu Crystal Disk Mark dan ATTO. Crystal Disk Mark sendiri saya gunakan dua versi, yaitu versi 6 dan 8, karena keduanya memiliki perhitungan yang berbeda. Berikut adalah hasilnya

Cukup senang rasanya bisa mendapatkan angka 7 GB/s saat menguji SSD yang satu ini. Pada Crystal Disk Mark 6, akhirnya janji Seagate yang mengatakan bahwa SSD ini dapat berjalan pada kecepatan 7.000 MB/s dapat terlampaui dengan hasil 7.033 MB/s. Sayangnya hasil tersebut akan didapat dengan menghasilkan suhu yang panas, yaitu pada sekitar 70 derajat celcius.

Dengan kinerja seperti ini, tentu saja bisa membuat loading sebuah game berat menjadi lebih cepat. Saat menggunakannya dengan Windows 11 pun, membuat sistem secara keseluruhan menjadi terasa lebih responsif jika dibandingkan dengan sebuah SSD SATA. Apalagi saat mencobanya bermain game Valorant, loading-nya memang terasa lebih kencang walaupun tidak terpaut cukup jauh dengan SSD NVMe PCI-e Gen 3 x4 yang banyak terpasang pada laptop saat ini.

Kinerja seperti ini tentu saja juga menguntungkan untuk mereka yang sering melakukan editing dan rendering gambar serta video. Semakin cepat kinerja dari SSD, tentu saja berbanding lurus dengan selesainya sebuah pekerjaan. Kecepatan seperti ini juga cukup disarankan untuk mereka yang menggunakan software Office berat yang membuka lebih dari 10 window, seperti untuk mereka yang bekerja pada sebuah kantor akuntan.

Verdict

Saat memiliki sebuah sistem yang mendukung PCI-e 4.0, tentu saja mengganti SSD pada tingkat yang lebih tinggi akan mempercepat sistem secara keseluruhan. Dengan kinerja yang lebih tinggi, tentu saja membuat semua software yang dijalankan akan lebih cepat. Hal tersebut juga akan membuat para gamer tidak lagi perlu menunggu loading menjadi lebih lama. Oleh karena itu, Seagate menawarkan FireCuda 530 yang memiliki kinerja sangat tinggi untuk sebuah media penyimpanan saat ini.

Kinerja tinggi tersebut diberikan oleh Seagate dengan angka transfer data 7 GB/s. Selain itu, hasil benchmark juga menunjukkan bahwa Seagate FireCuda 530 mampu digunakan untuk segala pekerjaan. Dengan heatsink yang tebal juga memastikan agar SSD ini tidak akan kepanasan saat dipakai secara ekstrim. Memiliki TBW yang besar memastikan bahwa SSD ini tidak akan rusak dalam waktu yang dekat.

Seagate menjual FireCuda 530 2 TB dengan harga Rp. 7.899.000. Memang, harga ini tergolong mahal untuk ukuran kapasitas 2 TB dan jika dibandingkan dengan kompetitornya. Walaupun begitu, SSD ini cocok untuk para profesional dan gamer yang membutuhkan kinerja tinggi sebuah komputer. Dan tentu saja, mereka yang memiliki PS5 juga akan diuntungkan dengan kinerja yang dimiliki oleh FireCuda 530 ini.

Sparks

  • Kinerja baca dan tulis sangat kencang
  • Heatsink tebal yang memastikan suhu terjaga
  • Bisa digunakan pada Playstation 5
  • Garansi yang panjang, yaitu 5 tahun
  • TBW yang cukup besar dengan 2550 TBW

Slacks

  • Harganya yang cukup mahal
  • Tidak cocok untuk semua laptop karena tebalnya heatsink

 

Kingston Luncurkan SSD PCIe 4.0 KC3000 dan Memori DDR5 Versi Value

Kingston kembali mengumumkan SSD PCIe 4.0 dan memori DDR5 baru. Produk yang diluncurkan kali ini adalah Kingston KC3000 PCIe 4.0 NVMe M.2 SSD dan Kingston ValueRAM (KVR) DDR5.

Berbekal pengontrol NVMe Gen 4×4 terbaru, KC3000 menjanjikan performa kecepatan baca/tulis yang sangat gegas, tepatnya hingga 7.000/7.000 MB/detik. Kinerja semacam ini tentu sangat cocok untuk pengguna yang memiliki beban kerja tinggi, semisal untuk rendering grafik 3D ataupun pembuatan konten beresolusi 4K ke atas.

KC3000 datang membawa 3D TLC NAND berdensitas tinggi dalam format M.2 2280 untuk menghadirkan kapasitas yang lebih besar, maksimum hingga 4.096 GB. Seperti halnya Kingston Fury Renegade SSD yang diperkenalkan baru-baru ini, KC3000 juga dilengkapi heat spreader tipis yang terbuat dari bahan aluminium graphene.

Keempat varian kapasitasnya — 512 GB, 1.024 GB, 2.048 GB, dan 4.096 GB — sama-sama didukung oleh garansi terbatas selama lima tahun dan dukungan teknis gratis. Untuk ketahanannya, masing-masing varian menawarkan rate TBW (Total Bytes Written) sebesar 400 TBW, 800 TBW, 1,6 PBW, dan 3,2 PBW.

“Dengan meningkatnya aplikasi dengan kebutuhan data yang berat, konsumen menuntut solusi yang dilengkapi dengan kinerja tinggi dan kapasitas besar; melalui pemanfaatan teknologi PCIe 4.0 generasi terbaru KC3000, kami mampu menghadirkan penyimpanan yang cepat dan andal untuk memenuhi kebutuhan berbagai konsumen di pasar,” tulis Kingston di siaran persnya. “Kami juga dengan senang hati memperkenalkan ValueRAM DDR5 untuk lebih memperluas penawaran DDR5 Kingston, sekaligus menghadirkan memori berkinerja tinggi dengan harga yang terjangkau.”

Sesuai standar yang ditetapkan oleh JEDEC, modul KVR DDR5 mengemas on-board Power Management Integrated Circuit (PMIC) yang bertugas mengatur daya yang dibutuhkan dari berbagai komponen modul memori demi mewujudkan distribusi daya yang lebih baik, peningkatan integritas sinyal, sekaligus mengurangi tingkat kebisingan.

Hadir dalam varian 16 GB atau kit 2 x 16 GB, KVR DDR5 menawarkan kecepatan 4.800 MHz dan latensi CL40, dengan dukungan garansi seumur hidup. Kedua produk ini kabarnya akan segera tersedia di pasar Indonesia, namun informasi harganya sejauh ini masih belum diketahui.

[Review] Kingston NV1 SSD NVMe 1 TB: SSD Entry Level untuk Semua Kebutuhan

Kingston saat ini dikenal dengan produknya yang menggunakan flash memory. Merek ini tidak asing lagi ditemukan di Indonesia untuk produk-produk seperti microSD, SDHC, flash disk, serta SSD. Mereka pun juga memproduksi beberapa jenis SSD seperti SATA SSD dan juga NVMe SSD. Kali ini, Dailysocial kedatangan SSD NVMe dengan nama Kingston NV1.

Tentunya dengan menggunakan interface NVMe (Non Volatile Memory Express), kinerja yang diusung oleh SSD ini bakal kencang. Form factor yang digunakan oleh NV1 tentu saja menggunakan M.2 2280 PCI-e 3.0 x4. Kingston sendiri menjanjikan kinerja hingga 2100 MB/s. Dan SSD yang satu ini sudah bisa dipasangkan pada laptop serta desktop masa kini.

Spesifikasi Kingston NV1 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Kapasitas 1 TB
Interface NVMe PCIe Gen 3.0 x4
Tipe konektor M.2 2280
Controller Phison E13T
Jenis memori NAND TLC
Endurance 240 TBW
Dimensi 22 x 80 x 2.1 mm
Bobot 7 gram

Kingston juga memberikan garansi 3 tahun untuk SSD yang satu ini. Selain itu, garansi yang diberikan juga akan akan terpotong oleh TBW (TeraByte Written) yang ditentukan. Jadi, garansi akan berakhir jika sudah terpakai lebih dari 3 tahun atau melebihi penulisan 240 TB.

Kingston juga menjanjikan bahwa SSD ini akan memiliki kecepatan 35x lebih kencang dibandingkan dengan sebuah hard disk SATA. Jadi, sudah terbayang bagaimana kencangnya sebuah komputer jika mengganti dari HDD ke Kingston NV1. Namun, Anda harus mengecek terlebih dahulu apakah perangkat komputer yang digunakan memiliki dukungan terhadap NVMe atau tidak.

Paket Penjualan

Kingston tidak menyertakan apa pun pada paket penjualannya. Paket penjualan dari Kingston NV1 mirip dengan sebuah flash disk atau SD Card. Jadi, Anda tidak akan menemukan kotak paket penjualan.

Desain

Kingston NV1 NVMe SSD hanya menggunakan satu sisi untuk menaruh semua cip dan transistornya. Pada bagian atasnya, terdapat empat buah cip NAND FH25608UCN1-4D sebesar 256 GB per cip. Dengan menggunakan kontroler Phison E13T menandakan pula bahwa SSD ini tidak menggunakan DRAM sebagai cache-nya.

Dengan menggunakan desain DRAMless SSD, membuat NV1 ada pada kelas entry level. Hal tersebut juga terlihat dari sisi atas Kingston NV1 yang tidak memiliki heatsink. Namun, stiker yang berada di bagian atas tersebut janganlah diangkat karena akan menghilangkan garansi dari SSD ini.

Kingston NV1 SSD menggunakan slot M.2 NVMe. SSD ini sendiri memiliki dimensi 22 x 80 x 2.1 mm dengan bobot yang hanya 7 gram saja. Slot M.2 sendiri juga sudah tersedia pada motherboard serta laptop yang dijual saat ini.

Pengujian

Menggunakan SSD yang memakai interface NVMe memang membuatnya memiliki kinerja yang tinggi. Kingston menjanjikan kinerja dengan nilai yang cukup fantastis, yaitu 2100 MB/s. Walaupun begitu, angka tersebut belum tentu tercapai pada saat penggunaan sehari-hari.

Pada pengujian kali ini, saya akan menggunakan dua buah software benchmark, yaitu Crystal Disk Mark dan ATTO. Crystal Disk Mark sendiri saya gunakan dua versi, yaitu versi 6 dan 7, karena keduanya memiliki perhitungan yang berbeda. Berikut adalah hasilnya

Dengan kinerja yang didapatkan, tentu saja akan membuat pekerjaan apa pun yang dilakukan pada sebuah komputer menjadi lebih cepat. Angka tersebut tentu akan membuat editing gambar dan video menjadi lebih cepat. Tidak hanya itu, pekerjaan dengan software Office juga akan terbantu pada saat membuka file dengan kapasitas besar dan dengan tab yang banyak.

Selain untuk bekerja, tentu saja kinerja tersebut akan membuat game menjadi lebih cepat di-loading. Hal ini tentu saja membuat bottleneck dari sisi penyimpanan menjadi hilang. Tentunya, hal tersebut akan mengurangi lag dari sebuah game dari sisi baca tulis media penyimpanan.

Sayangnya tanpa sebuah heatspreader, panas yang dihasilkan tidak akan bisa diturunkan. Namun setelah pengujian, keping SSD yang satu ini ternyata tidak terasa panas saat dipegang. Walaupun begitu, saya belum melakukan tes jika SSD ini digunakan untuk melakukang rendering dalam waktu yang cukup lama.

Verdict

Saat ingin mengganti media penyimpanan pada sebuah komputer, tentu saja ada dua hal yang menjadi perhatian, yaitu kapasitas dan kinerja. HDD sudah pasti memiliki kapasitas yang besar, namun kinerja yang diberikan akan rendah. SSD akan membuat kinerja sebuah sistem menjadi jauh lebih baik. Akan tetapi, Kingston NV1 memiliki keduanya, yaitu kapasitas dan juga kinerja.

Kinerja yang diberikan oleh Kingston NV1 memang sangat baik. Hasil benchmark yang ada membuat SSD yang satu ini cocok untuk segala kegiatan, mulai dari bekerja hingga bermain game. Satu hal yang disayangkan adalah writing endurance yang terlihat cukup kecil, hanya 240 TBW saja.

Kingston menjual NV1 dengan kode SNVS/1000G berkapasitas 1 TB dengan harga Rp. 2.300.000. NV1 juga bisa ditemukan dengan kapasitas 500 GB dan 2 TB. Dibandingkan dengan beberapa merek, harga ini terbilang tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, tentu saja Kingston NV1 bisa menjangkau mereka yang membutuhkan kinerja tinggi untuk sebuah komputer.

Sparks

  • Kinerja kencang mencapai 2 GB/s
  • Kapasitas besar dengan 1 TB
  • Menyertakan lisensi Acronis True Image pada bagian dalam kemasan penjualannya

Slacks

  • Tanpa heatsink
  • Write endurance yang cukup rendah

[Review] SanDisk Extreme PRO Portable SSD: Penyimpan Data Portabel NVMe Kencang

SanDisk saat ini dikenal luas melalui produk penyimpanan datanya yang berbasis flash memory. Mulai dari kartu microSD hingga SSD (Solid State Drive), saat ini produknya sudah membanjiri pasar Indonesia. Namun, tahukah kalian bahwa SanDisk saat ini sudah menjadi bagian dari produsen hard disk Western Digital? Akuisisi dari SanDisk sudah dilakukan pada tahun 2016 silam.

Saat ini, solusi dari SanDisk sudah makin banyak. Hal ini mulai dari media penyimpanan kecil seperti microSD hingga SSD yang digunakan pada banyak perangkat komputer. Bahkan, saat ini SanDisk juga sudah memiliki sebuah SSD eksternal yang bisa dibawa kemana-mana. Nama dari SSD tersebut adalah SanDisk Extreme Pro Portable SSD.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD

SanDisk Extreme Pro Portable SSD sendiri merupakan penyimpan data eksternal yang menggunakan teknologi NVMe SSD. Sebagai penyimpanan eksternal, kinerjanya mampu didongkrak oleh SanDisk hingga kecepatan 1050 MB/s. Hal ini tentu saja hanya bisa dicapai pada saat menggunakan interface USB 3.1 Gen 2.

Selain memiliki kinerja yang tinggi, SanDisk Extreme Pro Portable SSD juga tahan terhadap guncangan dan air. SSD eksternal ini sudah memiliki sertifikasi IP55 yang tahan terhadap air dan debu. SanDisk juga sudah membungkus SSD eksternal ini dengan casing berbahan karet silikon untuk lebih meredam benturan. Rangkanya sendiri terbuat dari bahan aluminium sehingga membuatnya menjadi kokoh.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD yang saya dapatkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Kapasitas 1 TB
Interface USB 3.1 Gen 2
Tipe konektor USB-C
Dimensi 96.2 x 49.55 x 8.85 mm
Bobot 79 gram

Seperti dilihat di atas, perangkat yang saya dapatkan memiliki kapasitas 1 TB. SanDisk sendiri juga memiliki varian dengan kapasitas 512 GB dan 2 TB yang saat ini sudah dijual di pasar Indonesia.

Unboxing

Didalam paket penjualan dari SanDisk Extreme Pro Portable SSD terdapat perlengkapan sebagai berikut

SanDisk Extreme Pro Portable SSD - Unboxing

Desain

Saat pertama kali membuka paket penjualannya, saya cukup senang dengan dimensinya yang kecil. Hal ini tentu saja karena SanDisk Extreme Pro Portable SSD menggunakan SSD NVMe yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan sebuah perangkat SATA berukuran 2,5″. Dengan ukuran tersebut, SSD eksternal ini menjadi lebih nyaman untuk digenggam.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD memiliki casing berbahan karet silikon. Namun bagian atasnya yang memiliki logo SanDisk menggunakan plastik polikarbonat. Pada bagian kanan atasnya terdapat sebuah lubang untuk mengaitkan SSD ini pada sebuah clip atau carabiner. Tentunya, SanDisk tidak takut perangkatnya terbentur saat dijadikan sebuah gantungan.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD - USB-C

Pada bagian bawahnya terdapat sebuah port USB-C. Port ini hadir tanpa penutup sehingga cukup rentan terkena air dan debu pada bagian yang krusial ini. Sayangnya, tidak ditemukan lampu LED pada bagian ini. Padahal, sebuah lampu LED bisa memberitahukan apakah perangkat ini sedang menyala atau tidak. Apalagi sebuah SSD tidak menimbulkan bunyi, sehingga penggunanya tidak akan mengetahui perangkatnya bekerja apa tidak saat akan rusak.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD sendiri memiliki bobot yang sangat ringan, yaitu hanya 79 gram saja. Dimensi yang dimiliki oleh perangkat ini adalah 96.2 x 49.55 x 8.85 mm yang membuatnya terlihat mungil. Dengan rangka aluminium yang ada, membuatnya tidak mudah rusak saat ditaruh pada kantung celana dan terduduki.

Pengujian

Dengan menggunakan SSD NVMe, tentu saja kinerja dari SanDisk Extreme Pro Portable SSD menjadi lebih kencang dibandingkan dengan perangkat eksternal lain di pasaran. SanDisk sendiri menjanjikan kinerja yang fantastis, yaitu sekitar 1 GB/s. Akan tetapi setelah saya coba beberapa kali, ternyata pada inetrface USB 3.2 Gen 2 saya tidak bisa menyentuh angka tersebut.

Walaupun begitu, untuk sebuah perangkat eksternal, angka di atas 900 MB/s tentu saja sudah tergolong super kencang. Bahkan, pada kecepatan seperti ini kegiatan gaming dan rendering juga akan terasa cepat seperti sebuah penyimpan internal.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD - With Box

Pada pengujian kali ini, saya menggunakan laptop ASUS TUF Gaming A15 yang memiliki port USB 3.2 Gen 2 dengan interface USB-C dan USB 3.2 Gen 1 dengan interface USB-A. Tentunya, dengan menggunakan port USB-C pada laptop ini, pengujian berjalan dengan bandwidth penuh.

Pada pengujian sequential di mana sebuah file 1 GB disimulasikan di transfer dari dan ke SSD, hasil yang didapatkan adalah sekitar 950 MB/s. Hasil seperti ini tentu saja sudah sangat kencang. Apalagi pada pengujian random di mana sebuah HDD hanya memiliki kinerja di bawah 1 MB/s, SSD ini mampu mentransfer lebih dari 30 MB/s.

Hasil kedua adalah pengujian dengan menggunakan kabel USB-A. Hasilnya cukup menggambarkan yang umum di Indonesia akan didapatkan, karena USB 3.2 Gen 2 masih belum tersebar penggunaannya. Dengan hasil seperti itu, tentu saja bermain dan melakukan rendering akan menjadi kencang, karena kinerjanya mirip dengan sebuah SSD SATA.

Hal yang menyenangkan dari SSD yang satu ini adalah suhu yang dihasilkan. Saat melakukan pengujian, saya tidak menemukan adanya panas yang berlebihan. SSD ini memang menjadi hangat pada penggunaan yang cukup lama, namun saya tidak terganggu saat memegangnya.

Verdict

Banyak para profesional dan gamer membutuhkan sebuah perangkat penyimpanan yang mudah dibawa. Namun, sebuah hard disk eksternal rentan rusak dan memiliki kinerja yang lambat. Untuk hal tersebut, SanDisk pun memiliki solusinya, yaitu dengan SanDisk Extreme Pro Portable SSD.

Kinerja yang ditawarkan sudah tidak perlu lagi diragukan. Dengan kecepatan di atas 900 MB/s, membuat SSD ini bisa digunakan untuk bermain game-game AAA serta melakukan rendering video secara langsung. SSD ini juga cocok untuk mereka yang hanya memiliki ruang penyimpanan yang kecil pada perangkat PC-nya, seperti laptop ultrathin.

Bagi yang belum memiliki teknologi USB 3.2 terbaru, tentunya tidak perlu khawatir. Hal tersebut dikarenakan SanDisk Extreme Pro Portable SSD sudah memberikan konektor USB-A yang umum digunakan pada setiap perangkat komputer. Kecepatannya pun juga mengikuti bandwidth port USB masing-masing PC.

SanDisk menjual SSD yang satu ini pada harga Rp. 3.199.000 pada toko resminya di beberapa ecommerce. Harga ini memang cukup tinggi untuk sebuah penyimpanan berukuran 1 TB. Namun dengan harga tersebut, pengguna akan mendapatkan kinerja yang sangat kencang dan tahan terhadap benturan serta percikan air dan debu.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan NVMe
  • Menyediakan dua buah kabel, USB-C dan USB-A
  • Tahan benturan, air, dan debu
  • Ringan

Slacks

  • Harga yang cukup mahal untuk sebuah penyimpan 1 TB
  • Tanpa indikator LED
  • Port USB-C tanpa penutup

Portable SSD Samsung T7 Mampu Mentransfer Data Hampir 10x Lebih Cepat dari Hard Disk Eksternal Biasa

Januari lalu, Samsung menyingkap sebuah portable SSD unik bernama T7 Touch. Unik karena perangkat itu dilengkapi sensor sidik jari untuk mengamankan data di dalamnya. Masalahnya, tidak semua orang membutuhkan proteksi secanggih ini, dan sebagian mungkin hanya mendambakan sebuah SSD berkecepatan tinggi yang bisa dibawa-bawa.

Buat mereka yang masuk kategori tersebut, Samsung T7 adalah pilihan yang lebih tepat sekaligus lebih hemat. Di Amerika Serikat, perangkat ini sekarang sudah dipasarkan dalam tiga varian kapasitas yang berbeda: 500 GB ($110), 1 TB ($200), dan 2 TB ($370), lebih terjangkau daripada T7 Touch dengan kapasitas yang sama.

Keunggulan utama perangkat seukuran kartu nama ini terletak pada kecepatan transfer datanya. Berbekal interface NVMe, T7 menjanjikan kecepatan baca maksimum hingga 1.050 MB per detik dan kecepatan tulis hingga 1.000 MB per detik saat terhubung via sambungan USB 3.2 Gen 2.

Samsung T7

Memang belum sengebut Samsung X5 yang memadukan interface NVMe dan sambungan Thunderbolt 3, akan tetapi performa T7 dua kali lebih cepat daripada pendahulunya, Samsung T5, yang masih mengandalkan interface SATA. Jujur saya pribadi kesulitan membayangkan, mengingat T5 saja sudah sempat membuat saya terkagum-kagum dengan kecepatannya. Kalau dibandingkan hard disk ekternal biasa yang masih berisi piringan, kinerja T7 diklaim 9,5x lebih cepat.

Dari segi keamanan, T7 menawarkan enkripsi AES 256-bit yang akan meminta pengguna mencantumkan kata sandi sebelum bisa mengakses isinya. Perlu dicatat, fitur keamanan ini sebaiknya dimatikan apabila hendak menyambungkan T7 ke iPad Pro, sebab aplikasi pendampingnya belum tersedia di iOS.

Secara fisik, desain T7 sebenarnya tidak jauh berbeda dari T5, hanya saja rangka aluminiumnya lebih tipis (7,6 mm dibanding 10,5 mm). Kendati demikian, T7 masih diklaim tahan benturan dan bisa selamat meski terjatuh dari ketinggian dua meter.

Sumber: SlashGear dan Samsung.

Jadi Gamer dan Kreator Konten yang Lebih Baik Berbekal SSD ‘Super Gesit’ WD Black SN750

Hingga saat ini, memilih unit penyimpanan masih belum menjadi prioritas sebagian pengguna PC. Dalam membeli laptop ataupun merakit desktop, orang umumnya lebih dulu memilih hardware-hardware yang dianggap memengaruhi langsung performa, seperti prosesor dan kartu grafis. Padahal, penggunaan storage yang tepat sebetulnya sangat memengaruhi kelancaran penggunaan.

Inilah salah satu argumen yang mendorong Western Digital untuk merancang SSD NVMe WD Black SN750 dan membawanya ke Indonesia minggu ini. Sang produsen menyampaikan bahwa WD Black SN750 telah disempurnakan agar gamer dan kalangan antusias hardware memperoleh pengalaman terbaik ketika menikmati konten berspesifikasi tinggi. Perusahaan asal San Jose itu juga percaya kreasinya bisa sangat berguna bagi para pencipta konten.

WD Black SN750 2

WD Black SN750 menawarkan empat poin dalam memenuhi kebutuhan para gamer yang biasanya sulit dipuaskan: performa khas storage Non-Volatile Memory express (NVMe), luasnya kapasitas, efisiensi aspek termal, dan adanya dukungan software untuk pengawasan serta kustomisasi. Pengembangannya juga didesuaikan dengan kondisi segmen gaming saat ini, terutama dampak dari ambisi developer permainan video buat menghidangkan konten yang kaya dan visual secantik mungkin.

WD Black SN750 7

Untuk sekarang, tidak lagi aneh jika sebuah game membutuhkan ruang penyimpanan puluhan gigabyte. Beberapa judul bahkan ada yang menembus batasan 100GB – misalnya Gears of War 4 dan Final Fantasy XV. Dan belum lama ini, dirilislah permainan yang tak disarankan buat diinstal di hard drive karena developer kurang optimal dalam pengembangannya. Ia baru dapat berjalan normal jika dipasang di SSD. Game tersebut adalah Anthem.

WD Black SN750 10

WD Black SN750 11

 

Live demo

Demo yang dilakukan tim JagatReview menunjukkan perbedaan kecepatan baca dan tulis yang signifikan antara SSD NVMe WD Black SN750 dengan penyimpanan berjenis hard disk 7200RPM (sayang mereka enggan menyebutkan merek dan jenisnya). Menggunakan hard drive, waktu boot Windows 10 terasa begitu menyiksa, dan hal ini menjadi lebih menonjol begitu Anda mulai mengerjakan aktivitas komputasi sehari-hari.

WD Black SN750 1

Di sesi tes unzip file sebesar 100GB, HDD yang memiliki kecepatan antara 60 sampai 70MB per detik membutuhkan waktu 25 hingga 30 menit. Penggunaan SSD biasa (160-170MBps) bisa memangkas durasi kira-kira separuhnya, namun dengan WD Black SN750 segala proses tersebut berlangsung kurang dari empat menit. Dalam pengujian CrystalDiskMark 6, software mencatat kecepatan read di 3300,7MB/s dan write 3006.4MB/s.

WD Black SN750 4

Beralih ke Anthem, akan membutuhkan waktu 1 menit 37 detik untuk melanjutkan permainan setelah tombol start diklik di PC ber-hard disk, sedangkan WD Black SN750 bisa memotongnya jadi 47 detik saja. Keterbatasan hard drive baru betul-betul terlihat begitu Anda mulai bertualang di belantara Anthem. Game berjalan tersendat-sendat walaupun sistem dipersenjatai CPU Intel Core high-end dan GPU Nvidia GeForce RTX 2080 (serta RAM 8GB, batasan minimal buat menjalankan game). Anthem baru tersaji mulus dan layak dinikmati setelah hard drive ditukar dengan WD Black SN750.

WD Black SN750 5

 

Desain istimewa dengan dua opsi model

SSD NVMe WD Black SN750 mempunyai wujud sebesar thumb drive. Terlepas dari ukurannya yang mungil itu, tersimpan ruang storage seluas 250-gigabyte sampai 2-terabyte. Western Digital menawarkan dua opsi WD Black SN750, yakni varian standar yang dapat dibubuhkan di laptop serta model ber-heatsink untuk PC desktop.

WD Black SN750 dengan dan tanpa heatsink.

Heatsink tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Western Digital dan EKWB. Rancangan pendingin pasif berbahan aluminium ini stylish namun elegan serta tidak berlebihan sehingga penampilannya tetap menarik bagi kalangan non-gamer. Dalam sejumlah skenario, kehadirannya bisa menekan suhu hingga 20 derajat Celcius tanpa perlu menurunkan kecepatan. Perlu dicatat bahwa heatsink tidak bisa dilepas-pasang. Sewaktu membeli, Anda harus menentukan dulu versi yang dibutuhkan.

WD Black SN750 16

Menurut Western Digital, setidaknya ada tiga aspek mengapa WD Black SN750 ideal buat para gamer. Pertama, gesitnya kemampuan SSD NVMe anyar mereka berguna ketika kita mengunduh dan menginstal permainan. Selanjutnya, kehadiran komponen ini mempersingkat waktu load – terutama game dengan dunia yang terbuka luas. Dan ketiga, WD Black SN750 sempurna untuk multitasking – terutama bagi Anda yang gemar merekam video dan streaming sesi gaming.

WD Black SN750 9

 

Gaming mode

Tak hanya laptop atau periferal gaming saja yang kini dibekali software serta mode berbeda. SSD NVMe WD Black SN750 juga memilikinya. Di sana, Anda dipersilakan memonitor sisa ruang penyimpanan, kondisi kesehatan, hingga temperatur. Selain itu, kita dapat mengaktifkan ‘gaming mode‘ untuk memaksimalkan performa SSD dan menghilangkan latency. Caranya sangat mudah, hanya tinggal mengklik switch.

WD Black SN750 3

Tampaknya, Western Digital telah meng-upgrade desain UI dan penampilan software ini, dimaksudkan untuk menggarisbawahi identitas ‘WD Black’ sebagai storage berkinerja tinggi.

WD Black SN750 8

 

Harga dan ketersediaan

WD Black SN750 tanpa heatsink sudah mulai dipasarkan di Indonesia, disajikan dalam pilihan kapasitas berbeda. Produk bisa Anda dapatkan via toko resmi Western Digital di Lazada, Shopee dan Tokopedia. Sekali lagi, ia cocok buat notebook dan harganya bisa Anda lihat di bawah:

  • 250GB: Rp 1,23 juta
  • 500GB: Rp 2,2 juta
  • 1TB: Rp 4,3 juta
  • 2TB: Rp 8,5 juta

WD Black SN750 17

 

Dan ini adalah daftar harga WD Black SN750 dengan heatsink EKWB. Mereka rencananya akan hadir di triwulan kedua 2019.

  • 500GB: Rp 2,2 juta
  • 1TB: 4,5 juta
  • 2TB: Rp 9,4 juta

WD Black SN750 18

WD Black SN750 6

WD Black SN750 14

[Review] Western Digital Black NVME SSD: Kencang untuk Gamer dan Editor

Perusahaan Western Digital selama ini kita kenal sebagai produsen hard disk. Semakin lama, teknologi penyimpanan menjadi lebih kencang dan canggih. Sayangnya, Western Digital sepertinya belum mau berpindah dari perangkat dengan piringan.

Hal tersebut berubah pada saat Western Digital mengakuisisi SanDisk yang dikenal sebagai vendor perangkat penyimpanan berbasis flash. SanDisk pun juga dikenal memiliki media penyimpanan untuk komputer, yaitu Solid State Drive. Tentunya, setelah penggabungan tersebut, Western Digital pun memiliki semua teknologi SSD yang ada.

WD Black SSD -

Teknologi SSD yang ada tidak melulu menggunakan antar muka Serial ATA atau SATA. Oleh karena SATA sepertinya sudah menemukan titik tertingginya, interface yang dipilih yaitu yang selama ini sudah ada: PCI-express. Dengan menggunakan interface ini, terbentuklah sebuah form factor baru bernama Non Volatile Memory Express atau NVMe.

Dengan platform NVMe ini, bandwidth yang dimiliki sebuah media penyimpanan akan dapat mencapai 3 GB/s, tergantung dari kontroler dan cip NAND yang digunakan. Tentunya, hal ini membuat sebuah SSD NVMe yang menggunakan form factor M.2 bisa jauh lebih kencang dari SATA.

Kali ini, Western Digital pun ternyata sudah memiliki sebuah SSD yang menggunakan form factor M.2. Dan kebetulan, DailySocial sudah mendapatkan sampel pengujian dari SSD terbaru mereka ini.

Untuk spesifikasinya dapat dilihat berikut ini:

Model WDS100T2X0C
Kapasitas 1 TB
Interface M.2 NVMe
NAND SanDisk 64 Layer 3D TLC
Kontroler SanDisk

Dengan kecepatan teoritis sampai dengan 3 GB/s, tentu saja membuat pekerjaan seseorang dalam bidang editing lebih cepat. Tidak hanya para editor foto dan video saja, para gamers juga bakal mendapatkan keuntungan saat menggunakan SSD yang satu ini.

Saat melakukan review Western Digital Black SSD, kami menggunakan spesifikasi sebagai berikut

Prosesor Intel Core i9 9900K ES
Motherboard Gigabyte Z390 UD
RAM 2x 8GB Corsair Vengeance RGB Pro DDR4 3200MHz
HSF Noctua NH-D15
PSU AX1600i
Keyboard Corsair K70 RGB MK.2 SE Rapid Fire
Mouse Corsair Harpoon RGB Gaming Mouse
Monitor MSI Optix MAG27C

Paket Penjualan

Sayangnya, Western Digital tidak menyertakan apa pun kecuali SSD itu sendiri pada paket penjualannya. Bentuk dari paket penjualan tersebut adalah sebagai berikut

WD Black SSD - Paket Penjualan

Desain

Western Digital Black NVMe SSD hanya menggunakan satu sisi untuk menaruh semua cip dan transistornya. Empat cip yang ada pun juga ditutup oleh sebuah heat spreader yang membuat suhu SSD ini bakal lebih dingin dibandingkan yang tidak menggunakan pendingin.

WD Black SSD - Belakang

SSD ini memiliki dimensi 22 x 80 x 2,3 mm. Yup, sekecil itu. Dan biasanya penempatan slot M.2 tidak akan memenuhi ruang slot penyimpanan lainnya.

WD SSD Dashboard

Sepertinya Western Digital sudah mempersiapkan semua yang dibutuhkan, termasuk sebuah software yang mampu mendeteksi kegiatan dari WD Black NVMe SSD. Software yang dapat di-download langsung pada website resminya ini bernama SSD Dashboard.

Sayangnya, SSD Dashboard tidak dapat melakukan TRIM yang akan mengembalikan performa SSD setelah lama dilakukan kegiatan penulisan data. Walaupun begitu, kami telah mencoba menggunakan tips TRIM yang sudah kami ulas.

Pengujian

Sebuah SSD dengan interface NVMe merupakan media penyimpanan terkencang yang ada saat ini untuk sebuah komputer konsumen. Oleh karena itu, pengujian pun harus disesuaikan dengan kinerja dari SSD tersebut.

Untuk menguji SSD, kami menggunakan dua metode, yaitu metode sintesis dan metode transfer data. Untuk metode sintesis, kami menggunakan software HDTune dan Crystal Disk Mark. Untuk metode transfer data, kami menggunakan file sebesar 4482 MB yang terdiri dari beberapa ratus foto dan satu file zip dengan besar yang sama.

Sebagai pembanding, kami menyertakan SSD SATA Western Digital Blue yang menggunakan form factor SATA 3. Hal ini untuk menunjukkan seberapa kencang WD Black NVMe SSD dibandingkan dengan SSD SATA yang umum beredar di pasaran. Berikut adalah hasilnya

Dengan hasil seperti ini, kinerja sebuah komputer tentu saja akan meningkat. Kinerja rendering sebuah video saat dikerjakan dengan prosesor paling cepat akan memiliki bottleneck pada penyimpanan. Dengan WD Black NVMe SSD, pekerjaan tersebut akan lebih cepat selesai.

Apalagi jika sebuah game yang saat ini memiliki kapasitas yang besar. Untuk melakukan loading file-file yang banyak dan berukuran kecil, tentu saja akan lebih kencang saat menggunakan SSD dibandingkan HDD. Akan tetapi, dengan menggunakan WD Black NVMe SSD sudah pasti akan lebih kencang lagi.

Verdict

Saat membeli sebuah media penyimpanan memang harus memikirkan dua hal: kinerja dan kapasitas. Saat memilih kapasitas, biasanya pilihan akan jatuh ke HDD yang memiliki kinerja rendah. Saat memilih kinerja, SSD tentu akan menjadi pilihan walaupun kapasitasnya lebih kecil. WD pun memiliki solusi keduanya dengan WD Black NVMe SSD.

Kinerja yang ditawarkan WD Black NVMe SSD memang sangat kencang. Hal ini menandakan bahwa para editor video dan foto serta gamer yang membutuhkan kecepatan loading software tinggi cocok untuk memilikinya. Kinerjanya bahkan melebihi SSD SATA yang ada saat ini.

Dengan kinerja tinggi tentu saja akan berdampak pada harganya. WD Black NVMe SSD ini dijual dengan harga Rp. 5.400.000 (MSRP). Dengan harga ini, memang pasar yang disasar menjadi menengah ke atas. Oleh karena itu, untuk harga yang lebih terjangkau, WD masih menyediakan alternatif lain, yaitu WD Blue SSD.

Sparks

  • Kinerja kencang
  • Tidak panas
  • Kapasitas besar

Slacks

  • SSD Dashboard tidak menyertakan fungsi TRIM
  • Harga cukup mahal

Lewat Samsung X5, Samsung Kembali Pecahkan Rekor Portable SSD Tercepat

Dominasi Samsung di ranah pengembangan memory dan storage seakan tidak terkejar. Baru setahun yang lalu, mereka meluncurkan Samsung T5, yang diklaim sebagai portable SSD tercepat pada saat itu. Sekarang, mereka sudah punya penerusnya yang bahkan lebih ngebut lagi.

Dinamai Samsung X5, ia merupakan portable SSD pertama Samsung yang mengusung teknologi interface NVMe (non-volatile memory express). Dibandingkan interface SATA, kemampuan transfer data NVMe berkali-kali lipat lebih kencang. Alhasil, X5 pun jauh lebih sigap dibanding T5.

Samsung X5

Memangnya sengebut apa? Dibantu oleh konektivitas USB-C Thunderbolt 3, X5 menawarkan kecepatan baca hingga 2.800 MB/s, bandingkan dengan T5 yang ‘cuma’ 540 MB/s. Kecepatan tulisnya pun mencapai angka 2.300 MB/s. Gambaran lebih jelasnya seperti ini: memindahkan video 4K berukuran 20 GB ke X5 bisa diselesaikan dalam waktu 12 detik saja – saya pastikan tidak ada typo di paragraf ini.

Secara estetika, desain X5 tampak jauh lebih agresif ketimbang T5, mengindikasikan bahwa performanya memang lebih superior. Rangkanya terbuat dari logam dan diklaim tahan benturan meski tidak sengaja terjatuh dari ketinggian 2 meter. Di dalamnya, ada sebuah heat sink untuk menyalurkan panas ke luar secara efisien, mencegah perangkat overheating selama beroperasi.

Samsung X5

Samsung X5 bakal dipasarkan secara global mulai 3 September mendatang. Harganya jelas tidak murah: $400 untuk varian berkapasitas 500 GB, $700 untuk 1 TB, dan $1.400 untuk 2 TB. Di kisaran harga ini, target pasarnya tentu saja adalah kalangan kreator konten yang berkutat dengan filefile besar setiap harinya.

Sumber: Samsung.