Tag Archives: ohdio

Validasi Ide Startup

Pentingnya Validasi Ide Sebelum Mengembangkan Startup

Mereka yang antusias dengan kewirausahaan, terutama dalam bentuk startup, pasti pernah terbersit suatu ide bisnis. Namun yang namanya ide bisnis tetaplah sebuah ide, ia belum terukur dan belum tervalidasi.

Maka akan wajar apabila gagasan bisnis itu terbentur dengan sejumlah pertanyaan seperti: (1) Apakah ide tersebut sudah tepat sasaran? (2) Apakah semangat dan wawasan dalam gagasan itu sudah mencerminkan kebutuhan pasar? (3) Dan yang tak kalah penting, bagaimana mengukur kebutuhan pasar agar produk yang dihasilkan nanti bisa dipakai khalayak?

Founder & CEO KaryaKarsa Ario Tamat berbagi pengalamannya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ario sudah bergelut di dunia startup sejak 2011 silam, ketika menciptakan Ohdio lalu mendirikan Wooz.in. Minat di bidang musik, pengalaman kerja di dunia teknologi dan keyakinan tak ada layanan serupa di saat itu membuat Ario cukup yakin bahwa produknya akan diterima pasar. Namun kenyataan membuktikan semua itu tidak cukup.

“Karena waktu itu berasumsi kami tahu industri musik, orang pasti mau pakai, dan belum ada di pasar. Tapi itu semua asumsi dan nyatanya tidak ada yang pakai,” cetus Ario.

Pengalaman pahit itu membawa bekal berharga bahwa tak semua gagasan bisnis, sebrilian apa pun menurut kita, bisa melahirkan produk yang dibutuhkan konsumen. Ada beberapa fase yang harus dilalui ide itu sebelum menjadi produk jadi yang andal.

Lean startup dapat menjadi metode yang dapat ditempuh karena ini sudah menjadi panduan umum bagi mereka yang ingin mendirikan startup. Ario menjabarkan metode ini berdasarkan pengalamannya dalam #SelasaStartup kali ini.

Fokus ke konsumen

Ario meringkas lean startup sebagai konsep pengembangan ide, sampai ide itu valid dan siap dilempar ke pasar. Hal yang digarisbawahi oleh Ario adalah fokus ke pertumbuhan konsumen alih-alih gagasan bisnis itu sendiri. Mengenali kebutuhan konsumen menjadi lebih penting ketimbang terpaku pada gagasan bisnis dalam hal ini.

Cara mengenal konsumen ini bisa bervariasi. Pilihannya bisa sesederhana menyebar kuesioner via Google Form atau wawancara langsung untuk menggali informasi lebih dalam. Fase ini penting karena kita dapat mengenal lebih dekat apa yang konsumen butuhkan, apa yang mereka keluhkan dari layanan yang ada, sehingga mengikis kadar bias dari ide bisnis yang kita kantongi.

Ario mencontohkan bahaya dari bias ini jika ada produk pengenalan wajah dan sudah meluncur ke publik namun ternyata di beberapa orang dengan fisik tertentu ia tak berfungsi. Perkara itu semata-mata muncul karena dalam pembuatan teknologinya, sampel wajah yang dipakai hanya berasal dari rupa fisik ras Kaukasian.

“Ketika kalian punya ide itu sebenarnya asumsi. Sejauh kalian belum bisa punya data untuk membuktikan itu benar, itu asumsi,” tegas Ario.

Harus berbeda

Jika informasi yang dibutuhkan dari konsumen sudah terkumpul maka bentuk ide bisnis bisa dikatakan lebih matang. Tapi bagaimana kalau sudah ada layanan komersial dengan ide bisnis tersebut? Ario menjawabnya dengan mencari celah masalah di layanan yang sudah ada itu.

Hampir semua layanan memiliki persoalannya sendiri dengan kadar yang belum tentu serupa. Peran kita adalah mencari tahu apa masalahnya dan berapa besar kadarnya itu. Tanpa menawarkan faktor pembeda maka hampir mustahil bagi pemilik ide bisnis dapat bersaing.

“Kalau enggak ada masalah kalian enggak punya kesempatan untuk masuk. Kalau sekadar pengen bikin aja, ya enggak apa-apa, tapi apa yang bisa bikin bisnis kalian lebih unggul. Problem banyak kok di dunia,” gurau Ario.

Berani bereksperimen

Sebuah eksperimen dapat terjadi secara disengaja maupun tidak. Sebuah proyek buku digital hasil kumpulan artikel seputar musik dan teknologi buatan Ario adalah buktinya. Ide Karyakarsa sendiri sudah dimiliki Ario sejak dua tahun sebelum platform itu meluncur ke khalayak.

Ide itu berangkat dari pencarian metode alternatif bagi musisi untuk mendapat pemasukan selain dari metode konvensional. Buku yang ia tulis sendiri ternyata menjadi pemicu utama yang meyakinkan Ario bahwa ide bisnis KaryaKarsa dapat berjalan.

Buku bertajuk Musik, Bisnis, dan Teknologi di Indonesia itu berhasil menarik ratusan pembaca dan lebih jauh lagi dalam sepekan ada 10 orang yang bisa rela memberikan uang untuk membaca bukunya. Ario mendorong eksperimennya lebih jauh dengan membuat platform yang bisa dipakai bagi para kreator konten dan memungkinkan penggemar karya mereka menyisihkan uangnya sebagai bentuk apresiasi yang saat ini berwujud KaryaKarsa dengan total pemasukan lebih dari Rp1 miliar.

“Di saat itu asumsinya adalah gue aja yang nobody bisa, masa’ sih orang yang punya follower banyak, selebriti, atau orang terkenal enggak?” imbuhnya.

Ohdio Peroleh Pendanaan dari Pranala Group

Layanan streaming musik lokal Ohdio mengumumkan perolehan pendanaan dari Pranala Group, yang terdiri dari sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis digital. Salah satu hasil pendanaan ini adalah peluncuran ulang LaguGalau.com, sebuah segmen khusus lagu-lagu sendu, untuk desktop dan mobile browser.

Sejak kehabisan bahan bakar dan ditinggal oleh salah satu pendirinya, Ohdio praktis cukup stagnan dan mengandalkan spin off sejumlah situs untuk mempertahankan bisnisnya.

Kehadiran Pranala Group, yang di antaranya memiliki Wooz.in yang juga dipegang oleh Co-Founder Ohdio Ario Tamat, diharapkan mampu memberi sinergi bagi kedua belah pihak, termasuk memperkuat produk yang ditawarkan Ohdio untuk para brand dan agency secara umum.

Selain Wooz.in, Pranala Group juga menaungi Think.web, Talklink PR, dan Inmotion.

Ramya Prajna dari Pranala Group dalam rilis persnya menyatakan, “Bergabungnya Ohdio ke dalam keluarga Pranala memperkuat visi kami untuk memberdayakan usaha-usaha muda Indonesia dan kami harapkan akan saling memperkuat dan menguntungkan.”

Ario menambahkan, “Kami sangat senang dapat bergabung dengan keluarga Pranala. Tentunya, banyak yang bisa dilakukan bersama-sama dan dipelajari juga bersama. Mudah-mudahan baru ini dapat terus memperkuat Ohdio untuk ke depannya.”

Ario kepada DailySocial menyebutkan, selain LaguGalau, Ohdio memiliki beberapa proyek di pipeline pasca pendanaan ini. Yang ia bisa ceritakan saat ini adalah pengembangan segmen teknologi musik B2B (seperti yang diusahakan melalui Ohdio for Business).

Application Information Will Show Up Here

B Dash Camp is Back in September 2015

B Dash Ventures, a Japan-based VC, will hold another B Dash Camp this coming September 17-18, 2015 in Kyoto, Japan. B Dash Ventures focuses on providing seed, early, or later stage funding to startups that have potential to be the next generation tech company. It opens the opportunity to startups that are based outside Japan to grab a bite of their money.

Continue reading B Dash Camp is Back in September 2015

Ohdio and Tees Present E-Commerce Service at Ohdio’s Themed Music Sites

Ohdio keeps experimenting in order to scale up its brand value in 2015. After building a number of niche music sites with certain themes, the platform now jumps into a partnership with Tees by establishing a themed e-commerce segment at LaguGalau, Lagu70an, Lagu80an, Lagu90an, and Musikselamanya. The service is best accessed through desktop. Continue reading Ohdio and Tees Present E-Commerce Service at Ohdio’s Themed Music Sites

Ohdio dan Tees Hadirkan Layanan E-Commerce di Situs-Situs Musik Niche-nya

Kemitraan Ohdio dan Tees untuk Membangun Toko Online di Situs Muiche Milik Ohdio / DailySocial

Ohdio terus bereksperimen untuk meningkatkan value brand-nya di tahun 2015 ini. Setelah membangun beberapa situs musik niche dengan tema tertentu, kini mereka bermitra dengan toko merchandise online Tees dengan membuka segmen e-commerce bertema di situs LaguGalau, Lagu70an, Lagu80an, Lagu90an, dan Musikselamanya. Layanan ini optimal jika diakses melalui desktop.

Continue reading Ohdio dan Tees Hadirkan Layanan E-Commerce di Situs-Situs Musik Niche-nya

Ohdio Produced More Spin Offs and Opened the Opportunity for Partnership

Ohdio announced three new spin offs, Lagu70an, Lagu80an, and Lagu90an. These three websites complete Lagugalau and Musikselamanya that exist earlier. They also open the opportunity for brands and agencies to collaborate through Ohdio for Business. Continue reading Ohdio Produced More Spin Offs and Opened the Opportunity for Partnership

Ohdio Buat Lebih Banyak Situs “Spin Off” dan Buka Kesempatan Kerja Sama Bisnis

Situs Lagu90an dari Ohdio / Lagu90an

Ohdio mengumumkan kehadiran tiga situs spin off baru, Lagu70an, Lagu80an, dan Lagu90an. Tiga situs ini melengkapi Lagugalau dan Musikselamanya yang lebih dulu hadir. Mereka juga membuka kesempatan bagi brand dan agency untuk bekerja sama melalui Ohdio untuk Bisnis.

Continue reading Ohdio Buat Lebih Banyak Situs “Spin Off” dan Buka Kesempatan Kerja Sama Bisnis

Ohdio Hadirkan Layanan Playlist Musik Terkurasi “Lagu Galau”

Layanan radio online khusus musik Indonesia Ohdio kembali menggeliat. Setelah sempat berhibernasi sekian lama tanpa aktivitas, mereka merilis layanan khusus berupa playlist musik terkurasi Lagu Galau, berdekatan dengan perayaan Hari Kasih Sayang. Seperti namanya, Lagu Galau berisi kumpulan lagu-lagu sendu (mellow) yang biasa didengar oleh kaum muda saat hati sedang galau.

Menurut Co-Founder Ohdio Ario Tamat, Lagu Galau memang merupakan pengembangan platform Ohdio untuk mendengarkan musik Indonesia (secara legal) dengan lebih sederhana. Lagu Galau adalah situs dengan tema khusus dan pendengar yang khusus juga. Ia mengatakan, “(Lagu Galau) Bertolak belakang dengan berbagai layanan musik lain yang makin rumit dengan custom playlistdan fitur lain.”

Lagu Galau memang sangat sederhana. Saat ini hanya bisa diakses melalui browser desktop, Lagu Galau akan langsung memperdengarkan koleksi lagu-lagu sendu khas Indonesia begitu diakses. Hanya tersedia tombol mute untuk mematikan suara. Jika koleksi “standar” masih “kurang sendu”, tersedia menuGalau Maksimal.

Ario mengungkapkan, “Lagu Galau sendiri sih bagian dari strategi yang lebih jangka panjang yang melibatkan berbagai komponen lain. Soal business modeldan spin off belum bisa cerita dulu.”

Ohdio sendiri secara bisnis kini ditangani oleh Ario. Co-founder yang lain, yang sudah tidak full time mengurusi Ohdio, tetap terlibat di belakang layar.

Playlist lagu mellow memang tidak eksklusif dimiliki oleh Lagu Galau. Ohdio atau layanan streaming asal Australia Guvera juga memiliki koleksi playlist lagu-lagu sendu khusus Indonesia. Yang ditawarkan oleh eksperimen Lagu Galau adalah kesederhanaan layanan, tanpa memerlukan login, koneksi ke Facebook, atau memilih sendiri lagu-lagu yang ingin didengar. Sebagai salah satu layanan musik streaming asli lokal, kita tunggu bagaimana hasil eksperimen Ohdio kali ini.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. Ada perubahan judul artikel yang dilakukan tanpa mengubah isi dan maksud tulisan. 

Ohdio Menggeliat dengan Hadirkan Layanan Playlist Musik Terkurasi “Lagu Galau”

Tampilan Situs Lagu Galau / DailySocial

Layanan radio online khusus musik Indonesia Ohdio kembali menggeliat. Setelah sempat berhibernasi sekian lama tanpa aktivitas, mereka merilis layanan khusus berupa playlist musik terkurasi Lagu Galau, berdekatan dengan perayaan Hari Kasih Sayang. Seperti namanya, Lagu Galau berisi kumpulan lagu-lagu sendu (mellow) yang biasa didengar oleh kaum muda saat hati sedang galau.

Continue reading Ohdio Menggeliat dengan Hadirkan Layanan Playlist Musik Terkurasi “Lagu Galau”

Enam Pilihan Layanan Streaming Musik Yang Dapat Dinikmati di Indonesia

Layanan streaming musik mulai bermunculan di Indonesia dan jenisnya pun cukup bervariasi, mulai dari yang menggunakan model radio, playlist, koleksi “pribadi” maupun kombinasi di antaranya. Jika dulu orang banyak mengumpulkan lagu secara fisik melalui kaset maupun CD, kini dengan semakin tersedianya koneksi internet yang cepat dan hadirnya teknologi pendukung streaming yang cukup andal, para penyedia layanan musik pun mulai berbondong-bondong menawarkan akses musik melalui streaming menggantikan akuisisi per lagu atau per album layaknya media fisik. Kami kali ini membahas beberapa layanan streaming musik yang dapat dinikmati dari Indonesia baik secara resmi maupun tidak.
Continue reading Enam Pilihan Layanan Streaming Musik Yang Dapat Dinikmati di Indonesia