Tag Archives: olympus

OM Digital Solutions Umumkan Kamera Mirrorless MFT Pertamanya, Olympus PEN E-P7 dan Lensa 8-25mm

OM Digital Solutions telah mengumumkan kamera mirrorless Micro Four Thirds (MFT) pertama mereka sejak mengakuisisi brand Olympus pada awal tahun, yaitu Olympus PEN E-P7. Bila dilihat dari nomor serinya, kamera ini merupakan penerus Olympus PEN E-P5 yang dirilis tahun 2013.

Meski begitu dari segi penampilan, Olympus PEN E-P7 mewarisi desain premium yang khas dari Olympus PEN-F. Bagian depan ada tombol switch color mode, tetapi tanpa dibekali elektronik viewfinder dan memiliki layar flip ke bawah untuk selfie atau vlog.

Bagian inti dari kamera mirrorless ini adalah Live MOS sensor beresolusi 20MP Micro Four Thirds dan prosesor gambar TruePic VIII. Sistem autofocus-nya mengandalkan 121 contrast AF point, lengkap dengan mode Super Spot, Face, Eye Priority.

Seperti kebanyakan kamera MFT, Olympus PEN E-P7 telah dilengkapi fitur 5-axis in-body image stabilization (IBIS) yang menurut rating dari CIPA dapat mengkompenasi goyangan hingga 4,5 stop. Sementara, kemampuan videonya mencapai resolusi 4K pada 24p, 25p, dan 30p dengan bitrate 102 Mbps atau 1080p hingga 60p.

Selain pengumuman PEN E-P7, OM Digital Solutions juga memperkenalkan lensa kelas atas terbarunya, M.Zuiko Digital ED 8-25mm F4 Pro. Lensa ini menawarkan bidang pandang setara ultra-wide angle 16mm yang dapat diperbesar hingga 50mm dan aperture F8 di kamera bersensor full frame.

Lensa ini terdiri dari 16 elemen dalam 10 grup, mencakup elemen khusus seperti Super ED, ED, dan EDA. Untuk menekan berbagai jenis aberasi termasuk aberasi kromatik guna menghasilkan foto beresolusi tinggi yang tajam di seluruh rentang zoom. Sementara, elemen DSA secara signifikan dapat mengurangi aberasi sagittal comatic.

Selain itu, ZERO Coating dan bentuk lensa yang dioptimalkan membantu menekan ghost dan flaring ketika memotret dalam kondisi backlit. Bodi lensa juga tahan percikan dan debu yang setara dengan sertifikasi IPX1 sehingga dapat digunakan di lingkungan berat seperti saat turun hujan.

Untuk ketersediannya, Olympus PEN E-P7 akan tersedia pada bulan Juni dalam kombinasi warna hitam perak dan putih perak. Harganya dibanderol 799€ (sekitar Rp13,7 jutaan) untuk body only dan 899€ (Rp15,4 jutaan) dengan lensa kit M.Zuiko Digital ED 14-42mm F3.5-5.6 EZ. Sementara, lensa M.Zuiko Digital ED 8-25mm F4 Pro dibanderol US$1.099 (Rp15,6 jutaan).

Sumber: DPreview

Olympus

Olympus Menyelesaikan Transfer Bisnis Pencitraan ke OM Digital Solutions

Pada Juni 2020, salah satu pelopor tren kamera mirrorless Olympus dengan sensor Micro Four Thirds (MFT) memutuskan untuk menjual bisnis pencitraannya ke Japan Industrial Partners Inc (JIP). Rincian lebih lanjut terungkap pada bulan September 2020, ketika Olympus menjabarkan kerangka kerja tentang bagaimana transfer akan dilakukan.

Kini Olympus menegaskan bahwa transisi telah selesai seperti yang diharapkan. Efektif per tanggal 1 Januari 2021, Olympus telah menyelesaikan transfer divisi pencitraannya ke OM Digital Solutions Corporation, anak perusahaan Japan Industrial Partners Inc (JIP) yang sekarang meneruskan brand Zuiko dan OM.

Olympus_JIP

Dalam pengumumannya, Olympus mengatakan Shigemi Sugimoto telah ditunjuk sebagai presiden dan CEO OM Digital Solutions di bawah bendera JIP. Bisnisnya berpusat pada kamera digital terutama mirrorless, lensa yang dapat dipertukarkan, IC recorder, dan lainnya.

Pengumuman juga menyebutkan, kepala penjualan, marketing, serta research dan development untuk produk pencitraan akan dipindahkan ke kantor pusat OM Digital Solutions Co di Takakuramachi, Hachioji-shi, Tokyo. Sementara, untuk produksi akan dilakukan di fasilitas pabrik yang ada di Provinsi Dong Nai, Vietnam.

OM Digital Solutions juga memastikan akan memberikan dukungan pelanggan untuk produk pencitraan yang dijual oleh Olympus. Pada 1 Januari 2021, OM Digital Solutions memiliki total modal 37 miliar yen dan memiliki sekitar 2.000 karyawan global. Sementara, Olympus Corporation akan berkonsentrasi pada Medical dan Scientific Solutions dalam upayanya menjadi perusahaan teknologi medis global.

Shigemi Sugimoto mengatakan akan terus mengembangkan dan memperkenalkan produk unik untuk menciptakan nilai baru sambil terus menyediakan produk berkualitas tinggi dan sangat andal. Termasuk brand Zuiko dan OM yang didasarkan pada teknologi optik dan pencitraan digital yang dikembangkan oleh Olympus selama bertahun-tahun.

Penjualan kamera digital memang mengalami penurunan dari tahun ke tahun, keadaan diperparah dengan pandemi covid-19. Faktornya lain karena pasar kamera digital tergerus oleh kamera smartphone yang meski menggunakan sensor gambar kecil tetapi pemrosesan gambarnya bisa dibilang canggih.

Sumber: DPreview

Olympus-M.Zuiko-Digital-ED-100-400mm-F5.0-6.3-IS-3

Olympus Juga Umumkan Kehadiran Lensa Zoom Super Telephoto M.Zuiko Digital ED 100-400mm F5.0-6.3 IS

Selain memperkenalkan kamera mirrorless OM-D terbarunya, E-M10 Mark IV. Olympus juga mengumumkan kehadiran lensa zoom super telephoto M.Zuiko Digital ED 100-400mm F5.0-6.3 IS.

Mengingat crop factor sensor Micro Four Thirds dengan full frame sebanyak 2x, maka 100-400mm ekuivalen dengan 200-800mm. Lensa ini juga kompatibel dengan teleconventer MC-14 1.4x dan MC-20 2.0x sehingga bisa zoom lebih jauh lagi, ideal untuk memotret subjek yang sulit didekati seperti burung dan satwa liar.

Misalnya bila menggunakan teleconventer MC-20 2x, artinya 100-400mm menjadi 200-800mm yang setara dengan 400-1.600mm. Bila menggunakan bodi kamera Olympus terbaru, lensa ini mendukung focus stacking dan punya image stabilization bawaan hingga tiga stop.

Lensa M.Zuiko Digital ED 100-400mm F5.0-6.3 IS ini tahan debu dan cipratan air dengan berat 1.120 gram. Jarak fokus minimum adalah 1,3 meter di seluruh rentang zoom dan memiliki filter berdiameter 72mm menggunakan lapisan ZERO (Zuiko Extra-low Reflection Optical) untuk mengurangi flare dan ghosting.

Untuk ketersediaannya, Olympus M.Zuiko Digital ED 100-400mm F5.0-6.3 IS dijadwalnya akan dikirim pada 8 September 2020. Harganya dijual US$1.500 atau sekitar Rp21,8 jutaan.

Sumber: DPreview

olympus-umumkan-kamera-mirrorless-e-m10-mark-iv

Olympus Umumkan Kamera Mirrorless E-M10 Mark IV dengan Sensor MFT 20MP

Bagi yang tertarik ingin mencoba kamera buatan Olympus, mereka memiliki lini mirrorless entry-level yaitu OM-D E-M10 series. Saat ini, E-M10 II (body only) dijual dengan harga Rp6.799.000 dan Rp10.999.000 untuk E-M10 III (body only) di Indonesia.

Kini Olympus telah memperkenalkan generasi keempatnya, yaitu OM-D E-M10 Mark IV. Perubahan penting yang berada di dalam antara lain sensor Micro Four Thirds baru beresolusi 20MP (generasi sebelumnya 16,1MP) dengan prosesor TruePic VIII.

Dari luar, kamera mirrorless bergaya SLR ini kini dibekali layar yang bisa di flip ke bawah untuk memudahkan aktivitas nge-vlog dan selfie. Olympus turut memperbarui sistem autofocus continuous agar fokus tidak berkeliaran ke subjek lain dan menambah dukungan pengisian daya lewat port USB.

Selain itu, E-M10 IV juga mewarisi fitur unggulan dari generasi sebelumnya. Sebut saja, 5-axis image stabilization, electronic viewfinder OLED 2,36 juta titik, dibekali sejumlah scene mode dan Art Filter, serta perekaman video 4K pada 30 fps.

Olympus OM-D E-M10 Mark IV akan tersedia dalam pilihan warna black dan silver. Untuk body only dibanderol US$699 atau sekitar Rp10 jutaan dan US$799 atau Rp11,6 jutaan dengan lensa kit 14-42mm F3.5-5.6 EZ.

Sumber: DPreview

kamera-olympus-juga-bisa-jadi-webcam-dan-ungkap-roadmap-lensa-terbarunya-1

Kamera Olympus Juga Bisa Jadi Webcam dan Ungkap Roadmap Lensa Terbarunya

Kabar soal pamitnya Olympus di industri kamera memang sangat mengejutkan. Setelah akhir tahun 2020 nanti, bisnis pencitraan Olympus akan diteruskan oleh Japan Industrial Partners.

Bagi pengguna kamera Olympus, harusnya tidak perlu khawatir. Sebab, Olympus telah mengumumkan roadmap lensa terbaru mereka dan softwate OM-D Webcam Beta.

Ya, mengikuti jejak Canon, Fujifilm, dan Panasonic, pemilik kamera Olympus juga memungkinkan mengubah kamera sebagai webcam berkualitas tinggi untuk aktivitas live streaming dan video conference. Saat ini, ada lima model perangkat yang didukung, yaitu:

  • Olympus OM-D E-M1X
  • Olympus OM-D E-M1
  • Olympus OM-D E-M1 Mark II
  • Olympus OM-D E-M1 Mark III
  • Olympus OM-D E-M5 Mark II

Cara menggunakan kamera Olympus sebagai webcam sangat mudah, pertama download dan install softwate OM-D Webcam Beta untuk platform Windows 10, Olympus tidak menyebut ketersediaan untuk platform MacOS. Setelah itu sambungkan kamera melalui port USB Type-C, buka aplikasi video conference yang Anda gunakan misalnya Zoom atau yang lain dan pilih opsi kamera Olympus.

Sebagai catatan, OMD-D Webcam Beta tidak menampilkan audio. Jadi, Anda tetap mengandalkan mikrofon internal komputer atau mikrofon USB eksternal. Dengan begitu, Anda bisa bebas menempatkan kamera di lokasi terbaik.

150-400mm-1536x761

Untuk roadmap atau gambaran lensa yang akan datang, Olympus mengungkap detail soal lensa M.Zuiko Pro 150-400mm F4.5 dengan built-in teleconverter 1.25x. Lensa ini pertama kali diumumkan pada Januari 2019 dan akan tiba pada musim dingin 2020 atau sekitar September.

olympus-roadmap-lensa

Bersama dengan update firmware untuk pengguna OM-D E-M1X yang membawa kemampuan Intelligent Subject Tracking Autofocus. Satu lagi, Olympus telah menambahkan lensa M.Zuiko Pro ED 8-25mm F4 Pro ke dalam roadmap.

Sumber: PetaPixel

digerogoti-smartphone-olympus-menyerah-di-industri-kamera

Digerogoti Smartphone, Olympus Menyerah di Industri Kamera

Setelah kurang lebih 84 tahun berkiprah, Olympus salah satu pelopor tren kamera mirrorless telah memutuskan menjual bisnis pencitraannya. Termasuk sahamnya ke perusahaan Jepang bernama Japan Industrial Partners.

Penjualan kamera digital memang menurun dari tahun ke tahun, bahkan sebelum keadaan diperparah dengan pandemi covid-19 yang melanda dunia. Imbasnya banyak pekerjaan fotografi harus tertunda bahkan dibatalkan yang berujung pada melemahnya permintaan kamera baru.

Tidak dipungkiri juga, salah satunya faktornya karena pasar kamera digital tergerus oleh smartphone. Padahal kamera mirrorless Olympus menargetkan pasar menengah, mereka yang bukan fotografer profesional dan menginginkan sesuatu yang lebih baik daripada kamera compact tapi tidak mau repot menggunakan kamera DSLR. Pasar tersebut dengan sangat cepat ditelan oleh smartphone.

Perjanjian antara Olympus dan Japan Industrial Partners, rencananya bakal difinalisasi pada tanggal 30 September mendatang dan ditargetkan bakal mencapai kesepakatan pada akhir tahun 2020. Nantinya Japan Industrial Partners akan melanjutkan bisnis kamera di bawah merek Olympus. Mereka akan tetap membuat kamera dan menjual peralatan kamera, serta mempertahankan R&D dan fasilitas manufaktur di seluruh dunia. Yang terpenting, tetap menyediakan after-sales kepada pemilik kamera Olympus yang ada.

Olympus mengatakan telah melakukan apa yang bisa dilakukan untuk bertahan dan mengurangi biaya. Namun kerugian yang dialami divisi kamera Olympus selama tiga tahun berturut-turut dan tergerusnya pasar kamera oleh smartphone menjadi latar belakang keputusannya. Selain kamera, Olympus sendiri dikenal sebagai pembuat alat-alat kebutuhan medis yang mengandalkan lensa optik.

Sumber: DPreview

Olympus OM-D E-M1 Mark III Unggulkan Image Stabilizer yang Sangat Advanced

Olympus baru saja memperkenalkan OM-D E-M1 Mark III, suksesor dari OM-D E-M1 Mark II dan OM-D E-M1X sekaligus. Premis yang diangkat di sini adalah menghadirkan hampir semua keunggulan E-M1X – macam fitur Live ND misalnya – dalam wujud yang jauh lebih ringkas (tanpa vertical grip), serta tentu saja menyuguhkan sejumlah pembaruan.

Seperti yang bisa kita lihat, fisik kamera ini nyaris identik dengan E-M1 Mark II, dengan pengecualian pada joystick 8 arah dan sejumlah tombol lain. Juga semakin disempurnakan lagi adalah intensitas weather sealing-nya; kamera ini secara resmi telah mengantongi sertifikasi IPX1.

Olympus OM-D E-M1 Mark III

Untuk sensornya, E-M1 Mark III masih menggunakan sensor Four Thirds beresolusi 20,4 megapixel yang sama seperti sebelumnya. Kendati demikian, Olympus telah menyematkan image processor generasi terbarunya, TruePic IX, dan sistem stabilizer-nya turut di-upgrade sehingga mampu mengompensasi getaran sampai 7 stop exposure.

Perpaduan prosesor dan stabilizer baru ini juga mewujudkan fitur bernama 50MP Handheld High Res Shot. Sesuai namanya, pengguna dapat mengambil foto beresolusi luar biasa tinggi (hasil penggabungan beberapa foto sekaligus) tanpa harus mengandalkan tripod. Kalau ada tripod, resolusinya malah bisa ditingkatkan lagi menjadi 80 megapixel.

Olympus OM-D E-M1 Mark III

Perihal autofocus, E-M1 Mark III masih mengandalkan sistem yang sama yang terdiri dari 121 titik phase-detection berjenis cross-type. Yang berbeda, kamera ini mengemas satu fitur unik bernama Starry Sky AF, yang dirancang supaya penggiat astrofotografi tidak harus mengandalkan teknik focusing secara manual dalam berkarya.

Selebihnya, E-M1 Mark III masih merupakan kamera yang sama kapabelnya seperti pendahulunya, baik dari segi performa (burst shooting 18 fps dengan AF tracking) maupun videografi (4K dengan stabilizer 5-axis). Juga sangat berguna adalah kompatibilitas kamera ini dengan power bank USB-C PD (Power Delivery).

Di Amerika Serikat, Olympus OM-D E-M1 Mark III rencananya akan dipasarkan mulai 24 Februari mendatang seharga $1.800 (body only). Bundel bersama lensa M.Zuiko 12-40mm F2.8 Pro ditawarkan seharga $2.500, sedangkan yang bersama lensa M.Zuiko 12-100mm F4 Pro seharga $2.900.

Sumber: DPReview.

Lebih Kecil Lagi dari Pendahulunya, Olympus OM-D E-M5 Mark III Justru Tawarkan Peningkatan Performa

Keputusan Panasonic untuk terjun ke segmen mirrorless full-frame sempat membuat saya bertanya dalam hati terkait nasib Olympus. Seperti yang kita tahu, keduanya sudah sejak lama menjalin aliansi dan melahirkan platform Micro Four Thirds, akan tetapi yang sejauh ini sudah mantap memperluas portofolionya barulah Panasonic.

Olympus di sisi lain masih teguh pendirian. Mereka baru saja meluncurkan OM-D E-M5 Mark III, kamera mirrorless terkecilnya saat ini. Selisih umur empat tahun dari E-M5 Mark II rupanya dimanfaatkan Olympus untuk mematangkan miniaturisasi sejumlah teknologi secara signifikan.

Olympus OM-D E-M5 Mark III

Salah satu komponen yang diciutkan adalah image stabilizer 5-axis yang tertanam langsung di kamera. Meski ukurannya lebih kecil dari milik E-M5 Mark II, kinerjanya justru sedikit lebih efektif; sanggup mengompensasi guncangan hingga 5,5 stop exposure, atau sampai 6,5 stop dengan bantuan lensa yang kompatibel.

Komponen lain yang diperkecil adalah modul baterainya, akan tetapi Olympus mengklaim daya tahannya sama persis seperti yang terdapat di pendahulunya (hingga 310 kali jepret). Secara fisik, E-M5 Mark III masih mempertahankan rancangan yang cukup identik terlepas dari dimensinya yang mengecil. Aspek weather-sealing-nya pun turut disempurnakan sehingga E-M5 Mark III layak memperoleh sertifikasi IPX-1.

Satu lagi yang disusutkan ukurannya adalah viewfinder elektronik (EVF), yang pada kamera ini hanya memiliki tingkat perbesaran 0,68x (turun dari 0,74x). Kendati demikian, kualitasnya lebih baik berkat pemakaian panel OLED beresolusi 2,36 juta dot ketimbang LCD.

Olympus OM-D E-M5 Mark III

Urusan performa, E-M5 Mark III mewarisi jeroan milik kakaknya yang lebih mahal dan lebih besar, E-M1 Mark II. Sensor Four Thirds yang digunakan sama persis, dengan resolusi 20 megapixel dan 121 titik phase-detection autofocus, demikian pula prosesor TruePic VIII-nya.

Kecepatan menjepret tanpa hentinya tercatat 30 fps dengan fokus dan exposure terkunci, atau 10 fps dengan AF dan AE tracking menyala. Memang belum selevel E-M1 Mark II (yang sejatinya sudah masuk level DSLR), akan tetapi masih cukup impresif untuk ukuran kamera sekecil ini, yang bobotnya tidak sampai 420 gram.

Olympus OM-D E-M5 Mark III

Fitur lain yang diwarisi dari kakaknya adalah mode High Res Shot 50 megapixel, yang menggabungkan delapan foto menjadi satu dengan detail luar biasa. Untuk video, E-M5 Mark III siap merekam dalam resolusi paling tinggi 4K 30 fps. Selagi merekam, image stabilization-nya akan dibantu oleh electronic stabilization.

Olympus OM-D E-M5 Mark III rencananya akan dijual mulai akhir November mendatang seharga $1.200 (body only). Paket bersama lensa 14-150mm f/4.0-5.6 juga akan ditawarkan seharga $1.800.

Sumber: DPReview.

Masih Tangguh, Olympus Tough TG-6 Lebih Jago Urusan Macro Photography Dibanding Pendahulunya

Olympus baru saja merilis kamera anyar. Melihat wujudnya, kita bisa langsung tahu karakter rugged yang ditawarkan oleh kamera bernama Olympus Tough TG-6 ini. Lalu jika kita jeli, kita juga akan menyadari bahwa tampilan luarnya nyaris tidak berbeda ketimbang pendahulunya, Olympus Tough TG-5, yang dirilis dua tahun silam.

Dari segi fisik, Tough TG-6 memang tidak membawa pembaruan yang berarti. Parameter-parameter ketangguhannya masih sama persis: tahan air sampai kedalaman 15 meter tanpa casing, dustproof dan shockproof dari ketinggian 2,4 mm, crushproof sampai 100 kgf, dan freezeproof hingga -10° C. Sedikit berbeda adalah penambahan lapisan anti-reflektif di sekitar sensor TG-6 untuk meminimalkan efek flare dan ghosting.

Sensor yang digunakan pun masih sama: 1/2,3 inci backside-illuminated CMOS dengan resolusi 12 megapixel, lengkap dengan dampingan prosesor TruePic VIII dan lensa 25-100mm f/2.0-4.9. Yang agak berbeda, TG-6 dibekali mode mikroskop yang cukup advanced. Jadi ketika sedang mengunci fokus pada subjek yang berada hanya 1 cm di depan lensa, kamera ini masih bisa memperbesar gambar sampai 44x lipat.

Olympus Tough TG-6

Singkat cerita, Tough TG-6 lebih bisa diandalkan untuk keperluan macro photography ketimbang pendahulunya. Hal yang sama juga berlaku pada skenario bawah air mengingat Olympus juga telah membekali kamera ini dengan mode mikroskop khusus selagi menyelam.

Pembaruan lainnya mencakup LCD beresolusi lebih tinggi; 1,04 juta dot dibanding 460 ribu dot milik pendahulunya. Selebihnya, kamera ini masih menyimpan segala kelebihan yang sudah pendahulunya tawarkan, mulai dari kemampuan merekam video 4K, focus stacking sampai kemampuan untuk menyematkan data-data seperti lokasi, suhu, ketinggian atau arah pada foto dan video yang diambil.

Olympus memilih akhir Juni mendatang sebagai jadwal pemasaran Tough TG-6. Banderol harganya dipatok $449, sama persis seperti model sebelumnya. Mengingat pembaruan yang dihadirkan tergolong kurang signifikan, mungkin akan lebih bijak apabila konsumen Tough TG-5 tidak terburu-buru melakukan upgrade.

Sumber: DPReview.

sharp-bergabung-dengan-olympus-dan-panasonic-kembangkan-kamera-micro-four-thirds-yang-mampu-merekam-video-4k

Sharp Bergabung Gunakan Micro Four Thirds, Kembangkan Kamera yang Mampu Merekam Video 8K

Olympus dan Panasonic bersama-sama mengumumkan standar Micro Four Thirds (MFT) pada tahun 2008. Uniknya yang saya ketahui adalah kamera mirrorless flagship terbaru dari Olympus yakni OM-D E-M1X memiliki kinerja yang sangat cepat diranah fotografi. Sebaliknya, Panasonic dengan Lumix GH5 dan GH5S berhasil menetapkan standar baru di segmen videografi.

Meski begitu, Panasonic juga akhirnya turut terjun ke segmen mirrorless full frame dengan Lumix S1 dan S1R. Sementara, Olympus sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan menyusul jejak Panasonic dan masih sangat percaya diri dengan platform Micro Four Thirds.

Kabar terbaru menurut press release yang diterbitkan oleh Olympus melalui website global mereka, Sharp turut bergabung mengembangkan produk dengan standar Micro Four Thirds yang sanggup merekam video beresolusi 8K.

Bila video 8K direkam pada aspek rasio 16:9, artinya paling tidak akan membutuhkan resolusi 33,2 MP yang tertanam pada sensor MFT. Sebagai informasi, kamera mirrorless MFT dari Olympus dan Panasonic terbaru masih mengusung resolusi paling tinggi kamera-kamera terbarunya menawarkan resolusi 20 MP.

Pada ajang CES 2019 lalu, Sharp sebenarnya sudah menunjukkan prototipe kamera 8K dengan sensor Micro Four Thirds. Prototipe tersebut masih belum berfungsi, tapi dalam tahap awal pengembangannya diharapkan akan mampu merekam video 8K pada 30 fps dalam codec H.265.

Sumber: DPreview