Tag Archives: olympus pen

Olympus PEN E-PL9 Hadir Membawa Penyempurnaan Desain dan Kemampuan Merekam Video 4K

Olympus PEN Lite (E-PL) merupakan salah satu lini kamera mirrorless tertua. Generasi pertamanya (E-PL1) diumumkan di tahun 2010, jauh sebelum segmen mirrorless bisa dikategorikan mainstream. Selama kiprahnya, seri E-PL selalu diposisikan sebagai kamera mirrorless berharga terjangkau dengan penampilan yang atraktif, dan itu masih dipertahankan hingga kini.

Buktinya bisa kita lihat dari Olympus PEN E-PL9, penerus E-PL8 yang diumumkan di tahun 2016. Perawakan ringkas bergaya rangefinder-nya masih menjadi daya tarik utama, lengkap dengan balutan kulit imitasi yang tak cuma menambah kesan elegan, tapi juga membantu memantapkan genggaman.

Bicara soal grip, tonjolan di bagian depan kanan E-PL9 jauh lebih besar ketimbang pendahulunya, dan ini sudah pasti berpengaruh positif terhadap kenyamanan pengoperasiannya. Mengintip panel atasnya, kenop untuk mengganti mode kamera juga bertambah besar, dan tidak seperti pendahulunya, E-PL9 dibekali pop-up flash.

Olympus PEN E-PL9

Terkait spesifikasinya, E-PL9 mengemas sensor 16 megapixel sekaligus prosesor TruePic VIII yang sama persis seperti milik OM-D E-M10 Mark III, yang secara hierarki masih duduk di atas E-PL9. Sistem autofocus-nya pun sama, dengan total 121 titik dan dukungan face sekaligus eye detection.

Yang membedakan kedua kamera ini adalah sistem image stabilization-nya. E-PL9 mengusung sistem 3-axis, sedangkan OM-D E-M10 Mark III lebih superior dengan sistem 5-axis. Kendati demikian, sistem 3-axis saja sebenarnya sudah cukup efektif mengompensasi guncangan selama pengguna menggenggam kamera.

Sensor dan prosesor baru ini juga memungkinkan E-PL9 untuk merekam video 4K 30 fps, menjadi yang pertama dari seri E-PL yang menembus pencapaian ini. Juga baru adalah konektivitas Bluetooth, yang belakangan memang menjadi prioritas produsen-produsen kamera demi memudahkan proses menyambungkan kamera ke smartphone atau tablet. Dalam kasus E-PL9, gambar bisa dipindah ke ponsel meski kamera dalam keadaan tidak menyala.

Olympus PEN E-PL9

Selebihnya, pengguna seri E-PL masih akan dimanjakan oleh gaya pengoperasian yang sama. Layar sentuh 3 incinya masih bisa diputar 90 derajat ke atas, atau 180 derajat ke bawah, sedangkan baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 350 jepretan.

Olympus berencana melepas E-PL9 ke pasaran mulai pertengahan bulan Maret mendatang. Harganya dipatok 699 euro bersama lensa power-zoom 14-42mm f/3.5-5.6, atau 549 euro untuk body-nya saja.  Pilihan warna yang tersedia ada tiga: hitam, coklat dan putih.

Sumber: DPReview.

Olympus Perkenalkan Kamera Micro Four Thirds Baru yang Stylish Serta Terjangkau

Desas-desus mengenai penerus kamera mirrorless Pen E-PL7 sudah terdengar berbulan-bulan lalu. Saat itu, kabarnya kamera anyar tersebut cocok bagi mereka yang beranggapan bahwa model Pen-F terlalu besar dan mahal. Perangkat sengaja disiapkan buat memperkuat lineup Micro Four Thirds di lini entry-level, tapi tidak berarti produk ini low-end atau murahan.

Beberapa saat lalu, perusahaan spesialis produk optik dan reprografi asal Jepang itu resmi memperkenalkan Pen E-PL8 di event Photokina di Cologne, Jerman. Pen E-PL8 akan menggantikan E-PL 7, diramu sebagai ‘jembatan’ bagi para pemula serta mereka yang biasa menggunakan kamera smartphone untuk beralih ke sistem interchangeable camera lens. Dan dari sisi penampilan, ia terlihat sangat cantik.

Wujud Pen E-PL8 bisa diibaratkan seperti versi kecil Pen-F, yang pada dasarnya merupakan versi modern dari kamera 35mm legendaris Olympus. Keluarga Pen memang terkenal dengan desain khas yang stylish – bisa berperan jadi aksesori fashion. Untuk E-PL8, produsen memoles lagi sisi estetikanya, dapat kita lihat dari perhatian Olympus terhadap case dan bagian strap, tanpa melupakan aspek fungsi. Ada pilihan lapisan ‘kulit’ berwarna putih, hitam dan coklat, dipasangkan di tubuh perak matte.

Olympus Pen E-PL8 1

Olympus tahu konsumen sering kali menggunakan Pen mereka buat mengambil self-portrait. Maka dari itu penciptanya kembali menyajikan keleluasaan dalam memutar layar LCD touchscreen 3-incinya 180 derajat ke bawah, dan 90 derajat ke atas, ditambah sejumlah penyempurnaan agar proses selfie dan perekaman video jadi lebih mudah.

Olympus Pen E-PL8 dibekali sensor CMOS Four Thirds 16,1-megapixel, dipadu sistem image stabilization tiga-poros, unit baterai 8,5Wh, serta kemampuan continuous shooting 8fps dan menyajikan 81 titik autofocus. Spesifikasi tersebut memang tidak jauh berbeda dengan Pen E-PL7. Kamera turut mewarisi kesanggupakan memproses JPEG (cropping, penyesuaian bayangan, koreksi red-eye) dan file Raw.

Khusus buat Raw, prosesnya lebih detail, menawarkan Anda kebebasan untuk mengganti parameter gambar saat mengambil gambar, contohnya highlight dan bayangan atau membubuhkan beragam filter – seperti di E-M10 II. Menemani Pen E-PL8, Olympus turut menyingkap lensa-lensa baru untuk mendukung kamera Micro Four Thirds mereka: sebuah 25mm f1.2 seharga US$ 1.200, lensa 12-100mm f4 plus image stabilization dengan harga US$ 1.300, dan lensa macro 30mm f3.5 seharga US$ 300.

Pen E-PL8 sendiri ditawarkan di harga yang terjangkau, cuma separuh Pen-F, yaitu US$ 550 (hanya body) dan US$ 650 (dengan lensa kit 14-42mm). Produk akan tersedia di bulan Oktober 2016

Via The Verge. Sumber: DPreview.

Olympus Coba Hidupkan Kembali Sejarah Mereka Lewat PEN-F

Entah kenapa kamera dengan desain yang retro tampak begitu manis di mata. Padahal seandainya ada smartphone yang desainnya terinspirasi ponsel lawas, saya kira penampilannya belum tentu menarik, malah bisa jadi kelihatan jelek.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pabrikan kamera memang sedang gencar-gencarnya menerapkan konsep desain retro pada produk-produk terbarunya. Kendati demikian, apa yang dilakukan Olympus baru-baru ini bisa dibilang sangatlah tidak umum. Mereka mencoba menghidupkan kembali salah satu kamera analognya di era 1960-an.

Kamera tersebut adalah Olympus PEN-F. Namanya sama persis seperti yang mereka rilis di tahun 60-an tersebut, dan desainnya pun juga sangat mirip, sanggup mengelabui orang-orang sampai mereka mengira bahwa ini merupakan kamera lawas.

Olympus PEN-F

Namun tentunya kesamaan PEN-F baru dengan versi lamanya ini hanya terbatas pada desainnya saja. Fitur dan teknologi yang disematkan sangat-sangat 2016. Salah satunya adalah sensor Micro Four Thirds 20 megapixel yang dibarengi oleh sistem image stabilization 5-axis. Perpaduan ini bisa dipastikan akan sangat membantu menghasilkan gambar berkualitas di kondisi minim cahaya.

Olympus pun turut membekali PEN-F dengan kemampuan pemotretan “Hi-Res” seperti yang diperkenalkan OM-D E-M5 Mark II tahun lalu. Pada dasarnya fitur ini akan memotret sejumlah gambar dan mengolahnya menjadi satu gambar beresolusi 50 megapixel ketika kamera ditempatkan di atas tripod.

Untuk urusan video, yang mendambakan opsi perekaman 4K mungkin akan sedikit kecewa – PEN-F hanya bisa merekam dalam resolusi maksimum 1080p. Namun paling tidak kamera ini sangat cekatan dalam membekukan aksi-aksi super-cepat berkat shutter speed maksimumnya yang bisa mencapai angka 1/8.000 detik.

Olympus PEN-F

Kembali bicara soal fisik, panel atas PEN-F dipenuhi oleh sederet kenop berbahan logam. Yang cukup menarik adalah sebuah kenop yang terletak di depan, di sisi kanan lensa. Kenop ini akan memberikan akses cepat ke sejumlah mode pemotretan kreatif seperti black and white maupun filter lainnya ala Instagram.

Di belakang, Anda akan disambut oleh layar sentuh 3 inci yang dapat diputar-putar sedemikian rupa. Layar ini turut ditemani oleh sebuah viewfinder elektronik yang mengemas panel OLED beresolusi tinggi.

Olympus PEN-F

Secara keseluruhan, apalagi jika menimbang dari segi fitur dan performa, PEN-F ini sangat mirip seperti kamera mirrorless unggulan Olympus, yakni OM-D E-M1. Harganya pun juga mirip ketika siap dipasarkan pada bulan Maret mendatang, yakni $1.200 body only – ia kompatibel dengan semua lensa Micro Four Thirds besutan Olympus, Panasonic maupun pabrikan-pabrikan lainnya.

Satu-satunya perbedaan paling menonjol adalah, bodi PEN-F tidak weatherproof. Pun begitu, desainnya yang kelewat retro pasti bisa menjadi nilai plus tersendiri.

Sumber: Engadget dan Olympus.