Tag Archives: on-demand

Laporan Keuangan GoTo H1 2023

Rugi Bersih GoTo Susut di Semester Pertama 2023, Kejar Profitabilitas Lewat Strategi Terjangkau

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) mencatat penurunan rugi bersih sebesar 49% (YoY) menjadi Rp7,2 triliun di semester I 2023. Dengan perbaikan adjusted EBITDA yang menyusut 69% menjadi -Rp2,8 triliun, GoTo masih optimistis dapat mencapai target profitabilitas di kuartal IV 2023.

Dalam ringkasan kinerja keuangan semester I 2023, perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,8 triliun atau tumbuh 102% dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya yang sekitar Rp3,39 triliun. GoTo menyebut bahwa pertumbuhan ini turut didorong oleh peningkatan monetisasi di seluruh lini bisnis dengan take rate keseluruhan mencapai 4,1% atau naik 40 bps (YoY).

Laporan keuangan GoTo H1 2023

Lini bisnis yang dirangkum dalam ringkasan kinerja ini antara lain on-demand, e-commerce, fintech, dan logistic. Secara umum, empat bisnis mencatatkan perbaikan pada adjusted EBITDA, terutama lini on-demand menyusut 87% menjadi -Rp410 miliar; serta e-commerce menyusut 80% menjadi -Rp752 miliar.

Dari sisi Gross Transaction Value (GTV), lini on-demand dan e-commerce mengalami penurunan masing-masing sebesar 7% menjadi Rp26 triliun dan 8% menjadi Rp121 triliun. Sementara, lini e-commerce mencatatkan pertumbuhan pendapatan bruto tertinggi sebanyak 14% menjadi Rp4,4 triliun.

“Produk Mode Hemat dan layanan Gojek terus mencetak pengguna baru, serta membawa kembali pengguna nonaktif. Langkah ini sejalan dengan strategi pertumbuhan inti unit bisnis on-demand untuk memperluas total pasar potensial (TAM) dengan menyasar konsumen yang memprioritaskan harga,” tulis manajemen GoTo dalam keterangan resminya.

Berdasarkan analisis internal, GoTo dapat menggandakan potensi pasar di bisnis on-demand (Gojek) apabila menjangkau lebih banyak kelompok konsumen yang memprioritaskan harga (budget customer). Maka itu, strategi ini tengah digenjot perusahaan pada layanan GoFood Hemat, GoCar Hemat, dan GoTransit Multimoda.

Pada lini e-commerce (Tokopedia), perusahaan mengklaim telah mengurangi 15% dari total biaya logistik e-commerce lewat layanan logistik in-house GoTo Logistics (GTL). Sementara di lini Financial Technology, perusahaan baru saja melepas (spin-off) aplikasi GoPay agar dapat memperluas basis pengguna secara inklusif di luar ekosistem Gojek dan Tokopedia.

Ketersediaan aplikasi GoPay juga menjadi langkah strategis GoTo untuk memperkenalkan layanan keuangan ke pengguna baru, misalnya pinjaman tunai dan kolaborasinya dengan Bank Jago dengan manajemen risiko kredit yang efektif. Pihaknya mencatat pinjaman konsumtif GoTo naik 21% (QoQ) menjadi Rp1 triliun di 2Q23

Pada lini logistic, GoTo mencatat telah melayani sekitar satu per lima pengiriman di Tokopedia. Subsidi biaya pengiriman per pesanan tercatat turun 15% sejak awal 2023. Dengan mengelola logistik secara in-house dan layanan fulfillment-nya, pihaknya dapat menurunkan biaya logistik lebih jauh.

Performa unit bisnis GoTo H1 2023

Paparan kinerja

Dalam sesi Earning Call Kinerja GoTo (16/8), Direktur Utama GoTo Patrick Walujo mengungkap bahwa cash burn masih menjadi tantangan utama mengejar profitabilitas, perusahaan telah memperketat biaya selama tiga kuartal terakhir.

Namun, GoTo mengklaim telah berhasil menekan biaya secara ekstensif, tercermin dari berkurangnya biaya insentif dan pemasaran produk sebesar 43% (YoY) atau setara dengan penghematan sebesar Rp2,7 triliun di 2Q23.

“Pemangkasan biaya berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis. Maka itu, kami tetap mengikuti guidance dengan target mencapai adjusted EBITDA positif di 4Q23. Ini bukan tujuan akhir kami, melainkan mencapai pertumbuhan profit yang berkelanjutan,” ungkap Patrick dalam sesi Q&A.

Wakil Direktur Utama GoTo Thomas Husted menambahkan bahwa perusahaan terus melakukan pemangkasan biaya yang tidak esensial bagi bisnis inti. “Kami akan fokus untuk menjadi tech independent dengan mengurangi ketergantungan pada penyedia solusi teknologi pihak ketiga. Kami sudah deep dive dan ternyata [spending-nya] besar. Kami akan deploy tim teknologi di internal dan mencari solusi untuk menjadi organisasi yang lean.”

GoTo menargetkan adjusted EBITDA di 2023 berada di kisaran -Rp3,8 triliun hingga -Rp4,5 triliun. Ini adalah revisi dari target sebelumnya, yakni antara -Rp4,6 triliun hingga -Rp5,3 triliun karena ada perbaikan kinerja di paruh pertama 2023.

Sejalan dengan perbaikan kinerja, lanjut Patrick, saat ini perusahaan tengah mengobservasi bisnis intinya, termasuk on-demand dan e-commerce. Berdasarkan hipotesis di lini on-demand, perusahaan mengobservasi produk Mode Hemat memiliki potensi profitabilitas lebih baik daripada produk existing. “Kami tengah memantau, jika hasilnya baik, kami akan berinvestasi lebih ke sana.”

Di lini e-commerce, perusahaan juga tengah memperbaiki assortment produk di platformnya untuk mendorong ketertarikan pengguna, terutama pada segmen budget customer. Dengan strategi tersebut, GoTo dapat meningkatkan penawaran layanan, misalnya melalui pinjaman (lending), dan mendorong total pasar potensial (TAM) untuk meningkatkan basis pelanggannya.

Affordability strategy menjadi fokus kami sekarang untuk membidik budget customer. Analisis kami menunjukkan strategi ini dapat mendorong pertumbuhan pasar. Mode Hemat telah terbukti hasilnya bagus. Kami akan terus mempertajam strategi agar layanan kami appealing bagi budget customer,” tambah Direktur E-Commerce GoTo Melissa Siska Juminto.

Hingga per 30 Juni 2023, GoTo memiliki posisi keuangan kas dan setara kas sebesar Rp25,4 triliun serta fasilitas kredit sekitar Rp4,65 triliun, di mana Rp3,1 triliun belum digunakan.

Application Information Will Show Up Here
Grup GoTo cetak rugi bersih Rp3,9 triliun, menyusut 41% dari periode yang sama di tahun sebelumnya / GoTo

Dampak Efisiensi, GOTO Dapatkan Tren Kinerja Positif di Q1 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) belum lama ini mengumumkan kinerja perusahaan pada kuartal pertama tahun 2023. Laporan ini menunjukkan bahwa strategi efisiensi yang digunakan perusahaan cukup efektif untuk menekan kerugian serta meningkatkan pertumbuhan EBITDA yang disesuaikan. Capaian ini tidak lepas dari kontribusi bisnis on-demand dan e-commerce.

Pada tanggal 31 Maret 2023 dan 31 Desember 2022, perseroan mencatat total akumulasi rugi masing-masing sebesar Rp122,3 triliun  dan Rp118,4 triliun. Secara spesifik, rugi bersih untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023 mencapai Rp3,9 triliun, angka ini menyusut 41% dibandingkan dengan Rp6,6 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

Di awal tahun ini, Grup GOTO juga sempat menerbitkan panduan baru yang menyatakan fokus perseroan untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023. Pada kuartal pertama ini, Grup GOTO berhasil meningkatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan 49% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Direktur Utama Grup GOTO Andre Soelistyo menegaskan bahwa perseroan telah berada pada pertengahan jalan menuju target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat dan terus melangkah menuju profitabilitas. Percepatan linimasa ini akan didorong oleh optimisasi pendapatan, manajemen biaya dan pertumbuhan produk dalam ekosistem.

Pada kuartal pertama 2023, perseroan terus mengoptimalkan monetisasi dan mengurangi biaya di seluruh organisasi. Pendapatan kotor tumbuh 14% YoY menjadi Rp6 triliun, sedangkan insentif dan biaya pemasaran produk turun sebesar Rp2,6 triliun atau 39% YoY. Marjin kontribusi grup berbalik positif sebesar 0,4% dari GTV3, meningkat 224 bps YoY mencapai Rp 636 miliar.

CFO Grup GOTO Jacky Lo mengungkapkan, “Peningkatan pertumbuhan pendapatan dan rasionalisasi insentif telah membuat marjin kontribusi Grup menjadi positif pada kuartal pertama — tonggak penting bagi perusahaan, karena kami berupaya mendorong profitabilitas dalam unit bisnis.”

Manajemen struktur biaya tetap yang ketat juga disinyalir mendorong hasil yang menguntungkan, secara signifikan mengurangi basis OpEx dan mengurangi pembakaran uang tunai. “Ke depannya, mempertahankan disiplin biaya merupakan inti dari strategi jangka panjang kami, karena basis biaya yang lebih rendah akan memberi kami fleksibilitas tambahan untuk mengalokasikan modal untuk percepatan pertumbuhan di masa depan.” ungkap Lo.

Kinerja positif ini diikuti harga saham GOTO yang perlahan mulai kembali menanjak setelah anjlok hingga di bawah Rp100 per saham.

Dampak efisiensi

Dalam laporan ini, perseroan juga mengaku telah mengimplementasikan tindakan untuk mengendalikan biaya grup secara ketat serta meningkatkan ketelitian  dalam memastikan bahwa setiap unit bisnis dalam ekosistem dapat memberikan kontribusi optimal. Di akhir tahun 2022 lalu, Grup GOTO mengumumkan PHK pada 12% atau sekitar 1300 orang karyawannya.

Secara periodik, perseroan disebut telah meninjau efisiensi organisasi dengan tujuan untuk mengonsolidasi sejumlah fungsi bisnis pendukung dan menurunkan skala bisnis non-inti. Selain itu juga terus menurunkan insentif dan membuatnya lebih terarah dengan berfokus kepada segmen konsumen yang berkualitas tinggi.

Pada saat yang bersamaan, Grup GOTO juga berupaya mendorong inovasi produk untuk memberikan nilai tambahan kepada para pelanggannya. Sebagai contoh, dengan meningkatkan teknologi pemasaran untuk mengarahkan pedagang kepada segmen konsumen yang lebih relevan.

Sebagai tambahan, Grup GOTO juga menawarkan produk pembiayaan yang memberikan penyertaan finansial kepada pelanggan yang tidak memiliki akses kredit. Layanan-layanan tersebut memungkinkan perseroan untuk meningkatkan produktivitas dan menumbuhkan monetisasi.

Total pendapatan bersih Grup GOTO yang terkonsolidasi dari segmen operasional mencapai Rp1,49 triliun. Empat segmen yang memiliki kontribusi paling besar adalah bisnis on demand, e-commerce, logistik dan teknologi finansial.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
GOTO optimistis dapat mencetak hasil positif untuk EBITDA yang disesuaikan pada kuartal IV 2023 dalam rangka mempercepat profitabilitas

GOTO Optimistis Capai EBITDA Positif di Akhir 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) optimistis dapat mencetak hasil positif untuk EBITDA yang disesuaikan pada kuartal IV 2023 dalam rangka mempercepat target profitabilitas. Target ini diestimasi terealisasi lebih cepat dari proyeksi sebelumnya, yakni 18 bulan atau kuartal II 2025.

Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menyampaikan target ini akan membawa perseroan semakin mendekati arus kas operasional positif. Hal ini merupakan hasil dari rencana strategis GoTo, meliputi optimisasi pendapatan (revenue optimization), pengelolaan beban usaha (cost management), serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi (ecosystem product growth).

“Perseroan harus menempuh langkah baru yang memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan di atas pertumbuhan pesat. Hal ini dicapai dengan terus melakukan inovasi produk yang memastikan terciptanya nilai jangka panjang bagi GoTo dan para pemangku kepentingan,” katanya dalam keterangan pers, kemarin (16/2).

Menurutnya, secara struktur EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) merupakan proxy indikator untuk menunjukkan arus kas yang dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis secara mandiri, tanpa pendanaan eksternal.

EBITDA yang disesuaikan merupakan ukuran keuangan non-PSAK yang dimulai dengan rugi sebelum pajak penghasilan dan menyesuaikan untuk beban penyusunan dan amortisasi, penghasilan keuangan, biaya bunga, hingga perhitungan kerugian atas penurunan nilai investasi pada entitas asosiasi.

Andre melanjutkan, sepanjang tahun lalu perseroan telah menerapkan rencana matang untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas, berfokus pada optimisasi pendapatan, pengelolaan beban usaha secara disiplin, serta pengembangan berbagai produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi.

“Perseroan memiliki sumber daya manusia yang tepat, didukung oleh likuiditas yang mencukupi untuk melaksanakan rencana kami, sejalan dengan misi kami untuk membangun ekosistem teknologi paling berdampak di Indonesia, dan mampu memberi nilai positif bagi masyarakat.”

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo menambahkan, margin kontribusi untuk kuartal IV 2022 telah melampaui pedoman kinerja perseroan, sementara nilai transaksi bruto (GTV) dan pendapatan bruto berada dalam pedoman kinerja perseroan.

“Hal ini menunjukkan perseroan dapat terus tumbuh secara sehat sambil terus melaju cepat menuju profitabilitas. Perseroan melakukan kajian secara berkala untuk memastikan implementasi optimal dari strategi bisnsi yang berfokus pada bisnis intinya,” kata Lo.

Ia juga menuturkan bahwa perseroan sedang mempertimbangkan opsi untuk melakukan divestasi aset non-core (non-inti), seiring dengan fokus mencapai target profitabilitas di akhir tahun ini.

Berikut tiga langkah strategis GoTo yang sudah diterapkan sejak 2022:

    • Optimisasi Pendapatan

Mencakup eksplorasi peluang untuk optimalisasi struktur komisi di unit bisnis On-Demand Services dan E-Commerce, termasuk yang telah diumumkan pada bulan Desember 2022 dan Januari 2023 lalu. Strategi ini juga meliputi pengembangan bisnis dengan margin pendapatan lebih tinggi, seperti iklan, layanan transportasi premium, serta produk pinjaman yang terus dikembangkan.

    • Pengelolaan Beban Usaha

Mencakup analisis menyeluruh yang dilakukan secara rutin terhadap tiap komponen beban usaha, untuk memastikan setiap biaya yang dikeluarkan memberikan imbal hasil yang optimal yang mendukung pencapaian target profitabilitas perseroan. Hal ini meliputi optimisasi biaya insentif dan marketing yang lebih tepat sasaran, unifikasi poin penghargaan, serta inisiatif rasionalisasi biaya lain, termasuk pengembangan infrastruktur engineering bersama, piranti dan aplikasi middle layer, optimisasi beban operasional, serta peningkatan efisiensi dan efektivitas organisasi

    • Pengembangan Produk berbasis Ekosistem Terintegrasi

Keunggulan kompetitif GoTo berada pada ekosistem produk yang meliputi layanan On-Demand Services, E-Commerce, dan Financial Technology. Perseroan akan terus mengembangkan produk-produk yang memanfaatkan keunggulan tersebut, sehingga mampu memberikan lebih banyak solusi bagi pelanggan dan mendukung pertumbuhan berkualitas secara jangka panjang.

Saat ini perseroan belum memaparkan kinerja keuangannya secara penuh untuk periode kuartal IV dan full year. Rencananya akan disampaikan pada Maret mendatang.

Kinerja keuangan

  1. Di kuartal IV 2022, nilai GTV Grup GoTo tumbuh 18% (YoY) mencapai Rp162 triliun. Di Sepanjang 2022, GTV tahunan naik 33% mencapai Rp613 triliun.
  2. Pendapatan bruto di kuartal IV 2022 dan kinerja full year hanya disampaikan berada pada batas atas pedoman kinerja.
  3. Margin kontribusi di kuartal IV 2022 dan kinerja full year, hanya disampaikan berada pada batas atas pedoman kinerja.
GoTo Divestasi

GoTo Pertimbangkan Divestasi Aset untuk Dorong Kinerja

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus berupaya mengencangkan ikat pinggang keuangannya agar dapat merealisasikan profitabilitas. Pihaknya tengah menjajaki langkah divestasi aset yang sekiranya tidak berdampak signifikan terhadap keuntungan perusahaan.

“Kami mempertimbangkan opsi divestasi pada aset non-core dan portofolio investasi. Kami tidak akan melakukan investasi baru yang tidak memberikan kontribusi terhadap percepatan profitabilitas,” ujar Direktur Keuangan GoTo Jacky Lo dalam paparan public expose GoTo, Kamis (8/12).

Selain ini, GoTo telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk menekan beban operasional dan fokus terhadap kualitas pelanggan dan penghematan biaya untuk menuju pertumbuhan yang sustainable. Adapun, pihaknya terus melanjutkan strategi peningkatan monetisasi, insentif, hingga inovasi demi mendorong customer engagement di berbagai lini produk.

“Margin kontribusi dan EBITDA kami menunjukkan peningkatan solid. Pada layanan on-demand, margin kami tumbuh positif di kuartal III 2022, lebih cepat dua kuartal dari pedoman kinerja yang ditetapkan perusahaan,” ungkapnya.

GoTo fokus untuk mengejar profitabilitas dengan mendorong bisnis inti yang terdiri dari lima lini bisnis, yakni GotoPlus, GopayLater Cicil, GopayCoins, GoTransit, dan Gofood Hemat. Pada November lalu, GoTo memangkas lebih dari 1.000 karyawan demi membatasi pengeluaran perusahaan.

Performa sahamnya juga terus merosot sejak IPO pada April lalu. Per hari ini, harga saham GoTo tercatat di level Rp87 dari harga awal penawaran perdana sebesar Rp346 per lembar saham. Market cap-nya anjlok di kisaran Rp103 triliun.

Rugi bengkak

Berdasarkan laporan keuangan di kuartal III 2022, rugi GoTo tercatat membengkak sebesar 32% menjadi Rp20,9 triliun dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp15,8 triliun.

Total nilai transaksi (GTV) juga tumbuh 33% (YoY) menjadi Rp161 triliun. Pendapatan bersih melesat 206% menjadi Rp4,5 triliun dari periode sama tahun lalu senilai Rp1,4 triliun.

GTV pada layanan on-demand tercatat sebesar Rp15,7 triliun atau 24% (YoY), sedangkan pendapatan brutonya sebesar Rp3,5 triliun atau tumbuh 31% (YoY). Sementara, GTV e-commerce melalui Tokopedia naik 15% menjadi Rp69,9 triliun dengan pendapatan brutonya senilai Rp2,2 triliun. 

Pertumbuhan ini didukung dengan take rate bisnis C2C melalui implementasi skema komisi baru untuk mitra pedagang C2C, peluncuran skema biaya platform baru, dan pemanfaatan value-added service seperti iklan dan logistik.

Adapun di segmen fintech, GoTo mencatatkan pertumbuhan GTV dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 78% dan 48% (YoY). Inisiatif perusahaan dalam memperluas penetrasi dompet digital GoPay ke seluruh ekosistem mendorong peningkatan penggunaan.

Perusahaan mengaku optimistis dapat merealisasikan margin positif layanan on-demand pada kuartal I 2023 dan e-commerce pada kuartal IV 2023. Dengan begitu, GoTo dapat mencapai margin kontribusi positif pada kuartal I 2024.

“Perbaikan margin usaha sejalan dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan yang menunjukkan resiliensi bisnis kami dan kekuatan perekonomian Indonesia. Capaian kinerja keuangan dan operasional ini menegaskan bahwa GoTo berada di jalur pertumbuhan yang tepat sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia,” ujar Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo.

Application Information Will Show Up Here
Grup GoTo Umumkan Kinerja di Kuartal Ketiga 2022 / GoTo

Catat Penguatan Kinerja di Kuartal III 2022, GoTo Optimistis Menuju Kondisi Profitabilitas

Grup GoTo, hasil peleburan dua entitas (Gojek dan Tokopedia) yang membentuk ekosistem digital terbesar di Indonesia pada hari ini (22/11) mengumumkan kinerja keuangan dan operasional untuk kuartal ketiga tahun 2022 (3Q22). Laporan ini menunjukkan adanya pertumbuhan pendapatan dan penggerusan rugi EBITDA yang disesuaikan.

Pada kuartal III ini, GoTo secara konsisten mempercepat langkah menuju profitabilitas dengan terus mendorong monetisasi, melakukan efisiensi terhadap belanja insentif, serta mengoptimalkan beban usaha.

Perusahaan baru saja mengumumkan PHK pada 12% atau sekitar 1300 orang karyawannya.

Total nilai transaksi (GTV) di kuartal ketiga tumbuh 33% (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai 161 triliun Rupiah. Hal ini disebut telah melampaui target pencapaian perusahaan di kuartal tersebut.

Di samping itu, perusahaan juga membukukan pendapatan bersih senilai 4,5 triliun Rupiah, tumbuh 206% dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya senilai 1,4 triliun Rupiah. Angka ini mencakup kontribusi dari tiga layanan utama perusahaan, yaitu on-demand, e-commerce, dan fintech.

Segmen on-demand services tumbuh mencapai 15,7 triliun pada 3Q22, dipicu  peningkatan layanan mobilitas, termasuk kegiatan sektor konvensional yang berangsur normal, seperti kembali ke sekolah dan bekerja dari kantor.

Upaya monetisasi terus berkembang seiring pertumbuhan layanan premium. Hal ini bersamaan dengan peningkatan biaya platform untuk layanan mobilitas dan take rate dari skema komisi merchant serta biaya platform pada bisnis pesan antar makanan.

Di segmen e-commerce, peningkatan mobilitas masyarakat menuju aktivitas sosial secara fisik tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan GTV. Tercatat pertumbuhan pendapatan bruto segmen ini pada 3Q22 melampaui pertumbuhan GTV, meningkat 27% YoY di angka 2,2 triliun Rupiah.

Hal ini didukung take rate bisnis konsumen-ke-konsumen (C2C) melalui implementasi skema komisi baru untuk mitra pedagang C2C, peluncuran skema biaya platform baru, dan pemanfaatan value-added service seperti iklan dan logistik.

Pada segmen fintech (financial technology), GoTo masih konsisten mencatatkan pertumbuhan GTV dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 78% dan 48% YoY. Inisiatif perusahaan dalam memperluas penetrasi dompet digital GoPay ke seluruh ekosistem mendorong peningkatan penggunaan.

Ke depannya, pihak GoTo mengungkap akan terus meningkatkan margin kontribusi melalui optimalisasi beban promosi, bersamaan dengan pergeseran sumber pendapatan dengan produk yang memiliki margin lebih tinggi khususnya pinjaman, di mana Perseroan secara aktif melakukan uji coba terhadap produk baru, seperti pinjaman tunai yang sudah mulai diuji coba pada Oktober 2022.

Masih merugi

Tidak bisa dimungkiri bahwa perusahaan hingga saat ini masih belum mencetak laba. Dengan meningkatnya beban-beban perusahaan, rugi bersih GoTo makin membengkak. Hingga kuartal III 2022, rugi bersih perusahaan 20,9 triliun Rupiah, melonjak 32% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai 15,8 triliun Rupiah.

Rincian beban termasuk beban penjualan dan pemasaran yang mencapai Rp11,27 triliun, meningkat dua kali lipat lebih dari tahun lalu. Beban pokok pendapatannya juga meningkat sebesar 52,43% (yoy) menjadi Rp3,85 triliun.

Lalu beban umum dan administrasi GoTo meningkat 67,45% (yoy) menjadi Rp8,62 triliun, beban pengembangan produk naik menjadi Rp3,33 triliun, beban penyusutan dan amortisasi Rp2,27 triliun, serta beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp1,36 triliun.

Meskipun begitu, perusahaan tetap optimistis menargetkan margin kontribusi positif pada kuartal I 2024, disokong margin positif dari on-demand service (kuartal I 2023) dan e-commerce (kuartal IV 2023).

Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo mengungkapkan, “Perbaikan margin usaha sejalan dengan pertumbuhan pendapatan Perseroan, yang menunjukkan resiliensi bisnis kami dan kekuatan perekonomian Indonesia. Capaian kinerja
keuangan dan operasional pada kuartal ini menegaskan bahwa Perseroan berada di jalur pertumbuhan yang tepat sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia.”

Alasan GOTO Rumahkan 12% Karyawan, Ingin Lebih Efisien dan Fokus di Layanan Inti

Setelah ramai pemberitaan terkait isu pemutusan hubungan kerja, Grup GoTo akhirnya memberikan pernyataan resmi terkait strategi efisiensi yang dilakukan perusahaan. Hal itu disampaikan pada hari ini (18/11) melalui townhall yang melibatkan seluruh karyawan dan dipimpin langsung oleh Grup CEO GoTo Andre Soelistyo.

Sebanyak 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan tetap Grup GoTo akan segera dirumahkan atas dasar efisiensi. Perusahaan mengungkapkan bahwa hal ini merupakan langkah strategis yang harus diambil dalam upaya mendorong percepatan kemandirian finansial perusahaan.

Seperti diketahui dalam laporan keuangan grup GoTo per semester I (H1) 2022, perseroan disebut masih mengalami rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp13,64 triliun, naik 117,28% yoy. Adapun pada semester I 2022, perseroan mengalami rugi bersih Rp6,28 triliun.

Tantangan makro ekonomi global juga berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. Keputusan efisiensi ini diambil supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan positif bagi semua stakeholder dalam ekosistemnya.

Pihaknya mengakui bahwa efisiensi ini merupakan keputusan sulit namun tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, perusahaan berkomitmen untuk memberi dukungan yang komprehensif selama masa transisi mengingat kontribusi para karyawan pada perusahaan selama ini.

Karyawan terdampak akan memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan di tiap negara tempat GoTo beroperasi. Lebih dari itu, GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial seperti tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice-in-lieu).

Selain itu, perusahaan juga memberi dukungan pencarian kerja serta layanan konseling. Karyawan terdampak berhak memiliki laptop yang saat ini mereka gunakan, mengakses berbagai program pelatihan, serta dapat bergabung ke direktori alumni GoTo dan mendapat rekomendasi untuk bekerja dalam jaringan rekanan bisnis grup GoTo. Fasilitas ini akan tersedia hingga akhir bulan Mei 2023.

Sepanjang 2022, sejumlah startup terpantau melakukan efisiensi bisnis dengan merumahkan karyawannya, antara lain Xendit, JD.ID, LinkAja, Shopee, HappyFresh, serta Tokocrypto.

Fokus selanjutnya

Dalam pemaparan sebelumnya, manajemen GoTo sendiri menyebutkan bahwa perseroan saat ini tengah memiliki prioritas untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengarahkan fokus pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce, dan fintech.

Segmen bisnis on-demand GoTo akan terus berkembang, seiring berangsur kembalinya mobilitas masyarakat, utamanya di sisi online food delivery (OFD). Layanan GoFood kini telah menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Akselerasi layanan ini menjadi signifikan salah satunya berkat pandemi.

Di samping itu, GoTo disebut telah mencatatkan kenaikan kinerja pada segmen bisnis e-commerce dan fintech. Secara rinci, bisnis ini mencatatkan performa baik dengan kenaikan pendapatan bruto sebesar 57 persen menjadi Rp4,01 triliun dari Rp2,56 triliun untuk e-commerce. Lalu, disusul fintech naik 52 persen menjadi Rp759,43 miliar dari sebelumnya Rp501,22 miliar.

Andre turut menjelaskan, strategi perusahaan yang bergeser dari bisnis berbasis subsidi menuju diferensiasi produk bekerja dengan baik, sebagaimana ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan lintas platform, serta memberikan ruang bagi perusahaan untuk menajamkan fokus dan meningkatkan jumlah pelanggan loyal yang menghasilkan monetisasi bernilai tinggi.

Kuartal kedua tahun 2022 menampilkan pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan, didukung peningkatan monetisasi, belanja insentif yang lebih efektif, dan pemanfaatan beban operasional secara lebih optimal. GOTO membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,38 triliun, naik 73,32% secara yoy dari Rp1,96 triliun di kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Sejak awal tahun, pihaknya mengaku telah melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, serta negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama. Pada akhir kuartal kedua 2022, perusahaan tercatat menghemat biaya struktural sebesar Rp800 miliar dari berbagai aspek, termasuk teknologi, pemasaran dan outsourcing.

Application Information Will Show Up Here
Strategi Profit Grab

Grab Kejar Profitabilitas, Dorong Bisnis “On-demand Grocery” dan Bank Digital di Indonesia

Baru-baru ini petinggi Grab Holdings Limited (NASDAQ: GRAB) membagikan proyeksi kinerja keuangan dan strategi perusahaan untuk menuju profitabilitas. Target utamanya adalah menjadi ekosistem superapp terbesar dan platform on-demand paling efisien di Asia Tenggara.

Sebagaimana dirangkum dalam laporannya, Grab masih mencatat rugi sebesar $1 miliar atau Rp15,3 triliun di semester I 2022, tetapi turun dari rugi di periode sama tahun lalu sebesar $1,46 miliar atau Rp22,3 triliun. Total Segment Adjusted EBITDA di semester I 2022 rugi $94 juta atau Rp1,43 triliun, dari untung $21 juta atau Rp319 miliar di semester I 2021.

Adapun, di kuartal II 2022 saja, Grab melaporkan sebanyak 62% dari total pengguna memakai dua atau lebih layanan atau naik dari 12% di 2018. Selain itu, sebanyak 69% dari mitra roda dua Grab melayani pesanan transportasi dan food delivery. Di 2021, Grab mengantongi sebesar $8,9 miliar atau tumbuh 24% dari tahun sebelumnya yang dihasilkan oleh mitra driver, delivery, dan merchant.

Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan mengaku bahwa perusahaan telah berupaya keras untuk mengejar profitabilitas dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Maka itu, pihaknya telah menyiapkan rencana baru yang akan mencerminkan berbagai rencananya menuju keuntungan.

“Sepuluh tahun dan sepuluh miliar perjalanan kemudian, kami merasa baru mencapai permukaannya saja dalam mendorong kemajuan di Asia Tenggara. Kami meyakini ada runway pertumbuhan besar di depan kami untuk melayani kawasan ini, dan kami berada di posisi yang baik dengan sumber daya yang dimiliki saat ini. Kami akan memanfaatkan kekuatan ekosistem superapp untuk menegaskan kepemimpinan kami di Asia Tenggara, tetapi sambil terus mengoptimalkan biaya yang dimiliki,” jelasnya.

Proyeksi dan rencana selanjutnya

Grab menyiapkan sejumlah rencana solid  untuk mendorong pertumbuhan seluruh lini bisnisnya, mulai dari program berlangganan GrabUnlimited, GrabForBusiness, online grocery, kemitraan lokal, dan iklan. Kemudian, Grab berencana ekspansi GXS Bank ke Malaysia dan Indonesia pada 2023, bank digital ini baru saja meluncur di Singapura. Adapun, operasional GXS Bank ditargetkan breakeven pada 2026.

Pihaknya memahami bahwa pasar UMKM dan pekerja gig di Asia Tenggara kurang terlayani oleh bank tradisional. Dengan memiliki data seperti perilaku penggunaan pada superapp dan pendapatan mereka, pihaknya dapat memperluas layanan perbankan secara akurat.

“Pada saat yang sama, kami juga meluncurkan teknologi eksklusif untuk meningkatkan efisiensi platform bagi merchant dan mitra driver kami. Kami juga berencana fokus pada layanan fintech sehingga dapat melayani pelanggan dengan baik melalui peluncuran digibank,” ungkap Chief Operating Officer Grab Alex Hungate.

Grab menargetkan Group Adjusted EBITDA pada semester II 2022 mencapai $380 juta atau naik 27% dari semester sebelumnya. Perusahaan juga membidik breakeven pada Group Adjusted EBITDA dapat tercapai di semester II 2024. Dari sisi pendapatan, Grab memproyeksikan pendapatan tahun ini mencapai $1,3 miliar. Tahun depan, Grab menargetkan pendapatannya tumbuh 45%-55% (YoY) dengan constant currency basis.

Di tahun ini, Grab memperkenalkan inisiatif baru bernama Just-in-Time Allocation yang bertujuan meningkatkan akurasi perkiraan waktu pada layanan food delivery dan memungkinkan pengemudi memenuhi lebih banyak pesanan. Per Juli 2022, Grab mencatat ada sekitar 12 juta menit waktu tunggu mitra driver yang berhasil dihilangkan dibandingkan Februari 2022.

Per Agustus 2022, ada sekitar 22% pengurangan waktu tunggu untuk mitra delivery, 19% batch job, dan 11% perjalanan per jam transit dibandingkan kuartal IV 2021.S

Grab juga akan menambah jumlah merchant 40% lebih banyak dibandingkan 2020, dengan mengembangkan self-serve tools dan fitur automasi lain. Di samping itu, Grab akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan mitra driver di tahun mendatang.

Gandeng Trans Retail

Terbaru, Grab juga mengumumkan kemitraannya dengan raksasa hypermarket chain PT Trans Retail Indonesia milik CT Group untuk menawarkan layanan grocery berbasis on-demand. Pada layanan ini, Grab juga beroperasi di Malaysia dengan mengakuisisi Jaya Grocer.

Menurut perusahaan, kemitraannya bersama Trans Retail dapat menciptakan cost-sustainable dalam membangun platform on-demand untuk mobilitas dan pengiriman on-demand paling efisien. Selain itu, pihaknya dapat meningkatkan skala bisnis on-demand grocery dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki Trans Retail Indonesia pada aset retail, warehouse, dan daya beli.

Saat ini, Trans Retail Indonesia memiliki lebih dari 110 hypermarket dan supermarket yang tersebar di 28 kota di Indonesia. Pada sinerginya, baik Grab dan Trans Retail Indonesia akan melakukan integrasi dua arah. Trans Retail akan menghubungkan layanan utama Grab ke seluruh gerai miliknya, sedangkan Grab akan memanfaatkan infrastruktur hypermarket Trans Retail untuk beroperasi dengan biaya lebih rendah. Salah satunya adalah menutup dark store dan dan memindahkan operasionalnya ke Trans Retail.

Sebagai informasi, Trans Retail Indonesia juga mengoperasikan layanan online grocery AlloFresh melalui perusahaan patungan yang didirikan bersama PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) , dan Growtheum Capital Partners (investor AlloBank).

Application Information Will Show Up Here
Seekmi berupaya hadirkan layanan on-demand menyeluruh, kini akan mulai masuk ke segmen B2B / Seekmi

Rencana Seekmi Tambah Layanan Baru dan Fokus Sasar Segmen B2B [UPDATED]

Seekmi, platform yang menawarkan layanan dan jasa untuk pembersihan dan pemasangan AC, pipa ledeng, alat rumah tangga, kebersihan, dan laundry, saat ini terus memperluas kolaborasi strategis dan mulai fokus menyasar sektor B2B.

Kepada DailySocial.id, CEO Seekmi Clarissa Leung menceritakan perkembangan bisnisnya saat ini. Diceritakan ketika pandemi berlangsung, memang banyak orang yang segan untuk melakukan pemesanan pembersihan AC di rumah mereka, berakibat pada turunnya jumlah pemesanan dan traksi pengguna.

Untuk bisa terus menjalankan bisnis, Seekmi menghadirkan layanan jasa disinfeksi. Namun sayangnya hanya beberapa bulan saja pengguna yang kemudian melakukan pesanan. Ketika kondisi sudah mulai pulih dan banyak orang kemudian terbiasa untuk hidup berdampingan dengan pandemi, layanan jasa disinfeksi tersebut juga mengalami penurunan pemesanan.

“Namun saat ini kami sudah mulai melihat kondisi sudah mulai pulih dan permintaan dari pengguna juga makin banyak dengan mulai terbiasanya banyak orang dengan kondisi saat ini. Untuk pencegahan kami selalu menyiapkan tim sebelum memberikan layanan kepada pengguna,” kata Clarissa.

Dalam 18 bulan terakhir, kendati ekosistem tengah bergejolak, Clarissa mendapati minat investor yang tetap tinggi untuk berinvestasi di ruang layanan on-demand. Namun demikian, memang ada sinyal kehati-hatian dalam mereka melakukan analisis dan seleksi calon portofolio, khususnya di sektor bisnis yang terdampak operasionalnya akibat Covid-19.

Dari kalangan target pengguna juga saat pandemi kemudian menjadi waktu yang tepat bagi mereka untuk lebih fokus kepada kebutuhan sehari-hari hingga pengobatan. Sehingga layanan jasa seperti Seekmi tidak menjadi prioritas.

Kantongi pendanaan tahun 2019

Tahun 2019 lalu perusahaan telah mengantongi pendanaan dari sejumlah venture capital dan angel investor. Di antaranya adalah GDP Ventures, AddVentures, hingga Prasetia Dwidharma. Investor sebelumnya seperti Ventek Ventures, Convergence Ventures (sekarang AC Ventures), dan CyberAgent Capital juga terlibat dalam putaran pendanaan ini.

Tidak disebutkan lebih lanjut oleh Clarissa tahapan pendanaan yang diterima oleh perusahaan tahun 2019 lalu. Namun demikian dirinya menegaskan runway perusahaan saat ini masih sangat cukup dan perusahaan akan terus fokus untuk menghadirkan layanan dan produk yang menguntungkan. Sebelumnya Seekmi telah mendapatkan pendanaan awal dari sejumlah angel investor dan melanjutkan pendanaan putaran seri A.

Didukung oleh tim yang loyal, Seekmi mengklaim mampu bertahan saat pandemi meskipun harus mengurangi pengeluaran. Di sisi lain mereka juga kemudian menghadirkan inovasi baru dengan menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan besar dan ternama seperti IKEA, Panasonic, Coca Cola, dan Orang Tua Group. Mulai dari bantuan untuk pengiriman dan pemasangan hingga perbaikan dan pemeliharaan, dilancarkan oleh Seekmi kepada segmen B2B.

“Kami memilih untuk merahasiakan semua aktivitas kami terutama dari kompetitor. Saat ini kami sudah menjadi pemain B2B yang kuat dan kami memiliki hubungan baik dengan perusahaan besar tersebut,” kata Clarissa.

Ke depannya perusahaan juga sedang menyiapkan inovasi baru. Salah satunya adalah layanan pijat atau massage. Masih dalam persiapan, jika sesuai dengan target layanan ini akan segera diluncurkan oleh Seekmi dalam waktu dekat untuk kawasan terbatas. Inovasi lainnya juga akan di luncurkan oleh Seekmi.

Ketika sebelum pandemi dulu Seekmi fokus untuk melakukan ekspansi dan telah hadir di 8 kota, namun saat ini fokus Seekmi adalah hanya di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.

Kolaborasi dengan Tokopedia

Untuk memperluas layanan mereka, Seekmi juga telah menjalin kerja sama strategis dengan Tokopedia dalam bentuk layanan Tokopedia Clean. Kerja sama ini menurut Clarissa menjadi sangat strategis, karena bisa digunakan oleh pengguna Tokopedia yang jumlahnya sudah sangat masif saat ini.

Sebelumnya tahun 2020 lalu kerja sama dengan e-commerce seperti ini juga telah dilangsungkan. Selain Tokopedia, waktu itu juga menggandeng Lazada. Hanya saja bentuknya masih berupa Official Store Seekmi di masing-masing e-commerce, belum menjadi fitur khusus yang terintegrasi.

Di sisi lain dirinya melihat, Tokopedia sebagai perusahaan teknologi juga menyadari bukan hanya layanan fintech saja yang kemudian bisa diberikan, namun juga layanan lain seperti yang ditawarkan oleh Seekmi.

“Kami sudah bekerja dengan Tokopedia dalam beberapa tahun terakhir dan kami telah menjadi mitra terdepan mereka untuk layanan kebersihan. Mereka cukup puas dengan hasilnya yang kemudian banyak dimanfaatkan oleh pengguna untuk melakukan pemesanan layanan yang kami tawarkan,” kata Clarissa.

Selain pembersihan AC layanan yang juga banyak dipesan di Tokopedia adalah jasa untuk kebersihan rumah dan properti lainnya hingga layanan untuk laundry. Selain dengan Seekmi, Tokopedia Clean juga menggandeng platform serupa di antaranya adalah Klik N Clean.

Disclosure: Senin (19/9) kami melakukan pembaruan atas koreksi yang diberikan narasumber terkait beberapa informasi yang disampaikan

Application Information Will Show Up Here
Traveloka masuk vertikal on-demand logistik melalui kehadiran Traveloka Send untuk sementara baru tersedia di Jabodetabek

Traveloka Masuk Layanan Logistik On-Demand Lewat Fitur “Traveloka Send”

Traveloka yang sejak pandemi menjelma menjadi superapp gaya hidup, makin perdalam solusi dengan merambah vertikal on-demand logistik melalui kehadiran “Traveloka Send”. Untuk sementara layanan ini baru tersedia untuk konsumer yang berlokasi di Jabodetabek. Belum ada keterangan resmi yang disampaikan perusahaan terkait ini, pun saat dihubungi oleh DailySocial.id.

Menurut laman situsnya, layanan ini disediakan oleh grup Traveloka di bawah badan hukum PT Ciptaloka Karsa Teknologi. Adapun mitra pengemudinya memanfaatkan mitra sendiri dan pihak ketiga independen yang telah bekerja sama.

Pada tahap awal, Traveloka Send baru tersedia untuk pengiriman maksimal 12 km. Persyaratan lainnya, barang maksimal memiliki berat 5 kg atau dimensi lebih besar dari 40x40x30 cm3, dan tidak bisa digunakan untuk mengirim barang seperti peledak, hewan hidup, logam mulia, dan jenis-jenis tertentu lainnya.

Traveloka sejauh ini memiliki mitra pengemudi yang direkrut untuk mengakomodasi pengiriman layanan pesan-antar makanan Traveloka Eats, selain juga didukung oleh Lalamove.

Bisa dikatakan, masuk ke vertikal logistik ini jadi salah satu cara Traveloka dalam meningkatkan utilitas mitra pengemudi agar mereka memperoleh tambahan penghasilan di luar Traveloka Eats. Traveloka Eats itu sendiri baru tersedia di Jabodetabek, Bandung, dan Bali.

“Tes ombak” ala Traveloka

Seperti diketahui, pada bulan lalu Traveloka resmi menutup layanan e-grocery Traveloka Mart setelah beroperasi selama enam bulan sejak dibuka pada Maret 2022. Manajemen menyampaikan penutupan ini merupakan bagian dari strategi bisnis dan prioritas perusahaan.

Seperti kebanyakan pemain e-grocery lainnya, Traveloka Mart menyajikan kemitraan dengan berbagai peritel besar dan toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, seperti produk segar dan makanan beku. Setelah transaksi terjadi, mitra pengemudi akan mengantarkan pesanan ke rumah konsumen.

Meski tidak ada data pendukung, disinyalir keputusan untuk menutup Traveloka Mart karena kalah saing dengan pemain quick commerce yang sejatinya menjadi spesialis di vertikal tersebut. Ditambah lagi, strategi “bakar duit” yang jorjoran untuk akuisisi konsumen, tidak bisa dipertahankan dan difokuskan di layanan ini saja apabila Traveloka mau jadi perusahaan yang berkelanjutan. Fokus perusahaan harus ditempatkan pada layanan yang terus mencetak pertumbuhan yang stabil.

Layanan on-demand bisa dikatakan tidak sebakar duit dari layanan e-grocery. Menurut Co-founder dan CEO RaRa Delivery Karan Bhardwaj, banyak orang bersedia membayar dua hingga tiga kali lebih banyak untuk pengiriman hari yang sama dibandingkan pengiriman hari berikutnya, dan biaya yang lebih tinggi untuk pengiriman dalam waktu satu jam. Menjadikan bisnis pengataran ini dinilai bisa menguntungkan dan berkelanjutan.

Namun demikian, sebenarnya ada layanan lain yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan bisnis akomodasi dan perjalanan di superapp Traveloka, misalnya layanan investasi emas bekerja sama dengan Pegadaian. Menurut informasi di aplikasi, mereka akan segera melengkapi opsi produk investasi dengan instrumen lainnya.

Dibandingkan dengan kompetitor terdekatnya, misalnya Tiket.com dan Pegipegi, cara Traveloka membangun ekosistem layanan memang berbeda. Mereka tidak membatasi hanya pada layanan yang bersinggungan langsung dengan perjalanan dan penginapan. Lebih dari itu Traveloka mencoba menawarkan pengalaman gaya hidup yang lengkap dalam satu aplikasi. Para rivalnya masih tetap fokus untuk memperdalam layanan perjalanan dan akomodasi dengan berbagai fitur pendukungnya.

Application Information Will Show Up Here
CEO DROP Ridhwan Basamalah / DROP

Strategi D-Laundry Gairahkan Bisnis On-Demand

Bisnis laundry merupakan industri yang sudah lama diperhitungkan di Indonesia karena potensi bisnisnya menjanjikan, banyak dicari oleh berbagai lapisan masyarakat. Persebarannya juga tidak melulu di area perumahan saja tapi juga indekos yang memiliki populasi mahasiswa.

Namun pada 2016, sebelum D-Laundry hadir, industri ini sepenuhnya masih berjalan secara konvensional. D-Laundry yang merupakan produk dari PT Drop Global Tech (DROP) ini berusaha mendigitalkan bisnis laundry dengan pendekatan on-demand.

Dari perjalanannya hingga kini, tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dalam sesi #SelasaStartup kali ini mengundang CEO DROP Ridhwan Basamalah sebagai pembicara. Ia banyak memberikan pandangannya tentang bisnis laundry on-demand, prospek, dan tantangannya terutama selama pandemi ini.

Industri on-demand dulu dan sekarang

Ridhwan menuturkan, dibandingkan saat D-Laundry baru dirintis dengan sekarang, kondisi saat ini jauh lebih kondusif. Saat itu, perkembangan ekonomi digital baru didorong oleh kehadiran pemain e-commerce, ditandai hadirnya Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak, juga bisnis on-demand seperti Gojek, Grab, hingga Uber.

“Mereka mulai bertumbuh-tumbuhnya. Di satu sisi, perkembangan tersebut mempermudah startup lainnya untuk ikut tumbuh. On-demand itu sendiri industrinya mana kepikiran naik ojek bisa pesan pakai app. Ini bentuk kemajuan teknologi yang merupakan suatu keniscayaan,”

Dia melanjutkan, “Bertepatan dengan itu DROP lahir di Depok karena kami lihat di sana banyak mahasiswa dan jasa laundry belum tersentuh. Industri laundry ini besar tapi belum ada yang jadikan sebagai business on-demand.”

Sebagai bisnis konvensional, tentunya memperkenalkan konsep on-demand kepada para pengusaha laundry bukanlah hal mudah. Maka dari itu, langkah awal yang mereka lakukan adalah menyasar pengusaha laundry yang sudah memiliki jasa kurir. Lalu mengedukasi mereka dengan konsep on-demand yang mana permudah mereka mendapat order secara online.

“Konsepnya on-demand mau bisnis mana pun sama, setiap ada demand, di mana pun lokasinya akan diantar. Bedanya dengan kompetitor, kami buat app untuk konsumer untuk order, apa saja yang mau dicuci dan pilih rekanan laundry yang sesuai preferensi dan lokasi terdekat. Nanti kurir laundry yang dipilih akan dijemput ke titik penjemputan.”

Persebaran jasa laundry di Indonesia itu sendiri ada di kota lapis dua dan tiga, bukan di kota utama. Ridhwan bilang, industri ini unik karena jasa laundry punya segmentasi masing-masing, di kota yang punya banyak universitas pasti menjadi lahan empuk untuk para pengusaha karena di sana dihuni oleh mahasiswa yang hidup di indekos. “Kalau dilihat juga, pemain laundry konvensional terbesar di Indonesia yang sudah punya ratusan cabang itu, justru pertama kali hadirnya di Yogya.”

Kembangkan bisnis

Ridhwan melanjutkan, sejak 2016 beroperasi hingga akhirnya D-Laundry dapat pendanaan tahap awal di 2021, perusahaan sepenuhnya berjalan dengan dana sendiri (bootstrap). Satu tips yang paling penting dilakukan sejak awal adalah selalu memvalidasi bisnis apakah berjalan atau tidak.

Cara terdekat untuk melihatnya adalah apa yang masih menjadi masalah di lapangan. Di balik masalah ada kesempatan yang bisa digarap dan lebih mudah untuk penetrasi ke pasar. “Jadi masuk ke market-nya tidak susah karena solusi yang ditawarkan bisa menyelesaikan masalah.”

Berbekal dengan strategi di atas, lamban-laun D-Laundry berinovasi dari awalnya platform yang menghubungkan konsumen dengan penyedia jasa laundry terdekat. Lalu mulai fokus ke masalah di merchant dengan menyediakan aplikasi khusus dilengkapi dengan fitur manajemen laundry, di antaranya kasir POS, manajemen produksi, pencatatan keuangan, akuntansi, manajemen pegawai, insights, pembayaran digital, hingga nota digital.

Berbeda dengan POS untuk industri F&B kebanyakan, di bisnis laundry punya keunikan. Misalnya, tempo pembayaran yang bisa di awal layanan dan juga di akhir, menyesuaikan keinginan pelanggan untuk pencatatan dan pembukuan. “Ini tantangan kami saat develop fitur pencatatan. Sekarang semua mitra kami bisa pakai fitur POS di aplikasi merchant.”

Saat pandemi, perusahaan memutuskan untuk membuat pusat inovasi dan pengembangan (R&D) berbentuk usaha laundry yang dikembangkan sendiri. Namanya, Swash Clean yang berlokasi di Tebet, Jakarta. Inisiasi awalnya adalah pihaknya ingin mengetahui lebih mendalam bisnis laundry dengan langsung terjun langsung ke bisnisnya dan mengembangkan solusi yang tepat guna agar dapat disebarluaskan.

Namun langkah tersebut membuat munculnya para pengusaha baru yang tertarik untuk terjun tapi belum ada keahlian. D-Laundry perluas solusi sebagai konsultan, memberikan rekomendasi terbaik, termasuk install peralatan hingga pelatihan. “Kemudian di 2022 ini kondisi ekonomi berangsur pulih, yang awalnya hanya konsultan sekarang jual all-in, kita tawarkan paket laundry Swash Clean dengan model franchise untuk dorong orang mau jadi laundry-preneur.”

Tak berhenti di situ perusahaan berencana untuk mengembangkan teknologi IoT ke dalam sistem mereka, mengingat saat ini sudah banyak peralatan rumah tangga yang dapat terhubung dengan jaringan internet. Baru mulai tahun ini perusahaan mulai ekspansi ke area non-Jabodetabek.

Application Information Will Show Up Here