Tag Archives: online donation

kitabisa

Gojek Announces Online Donation Service Go-Give

Gojek announces an online donation service Go-Give, a collaboration with fundraising platform Kitabisa as exclusive partner. Go-Give allows users to donate, for alms, and calculate directly from Gojek app using Go-Pay.

Sonny Radhityo, Gojek’s Head of Third Party Platform said, Go-Give is a service for easier and simpler donation. The latest feature is part of Gojek’s ambition to become super app, allowing users to do anything through the app.

“We’ve been encouraged from the start to be scientist, through experiment to see user’s interest on the potential feature or service. Then, we decided to make its own tile as Gojek’s official service,” he added (5/8).

Before the launching, Go-Give held its first trial in November 2018 through donation for natural disaster victims with Kitabisa. It was only shuffle card, that needs to be scrolled of the app’s interface.

Within six months, this service is said to facilitate 343 goodwill campaign and collected Rp2.3 billion from 75 thousand contributors.

The tile version of Go-Give will be gradually distributed to all users. It’ll be among 22 Gojek’s official services, such as Go-Food, Go-Car, and Go-Send.

Kitabisa is an exclusive partner to sort all campaigns, to ensure all funds to be well distributed. While making the donation, users are required to provide full name and email or WhatsApp contact. Go-Give set Rp1,000 minimum donation to unlimited.

“The email and WhatsApp contact will be used to notify users of the fundraising progress,” Alfatih Timur, Kitabisa’s CEO said.

Based on Kitabisa report, the online donation trend has increased by two times in 2017-2018. Last Ramadhan, the online donation collected through Gojek’s app has increased by 12 times.

“Our first commitment is to give social impact, regardless its performance, we feel the need to facilitate Gojek’s users to donate. Therefore, Go-Give will sustain,” Radhityo said.

Third party services

The relaunched Gojek's third party services
The relaunched Gojek’s third party services

Radhityo opens to bring this along with other third party as Gojek’s official service in tile version. However, they haven’t decided on the next service.

“We’ll keep making innovation, whether our offering wanted by users, we’ll make it official like Go-Give.”

Gojek is getting enriched as an open platform by partnering with various parties to build up its ecosystem, in a form of shuffle card. Currently, there are Go-Mall (JD.id and Blibli), Go-News (Kumparan), Go-Travel (Tiket and Reddorz), Go-Komik (Comics), and Umma app following Ramadhan moment.

He didn’t explained the total visit from the latest content. It is said all the third party services have gotten positive response from public.

“It receives positive response of our internals, they feel so helped with our service that they can do anything through Gojek’s app,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Gojek meresmikan layanan donasi online Go-Give, hasil kerja sama dengan platform penggalangan dana Kitabisa yang sudah dimulai sejak November 2018

Gojek Resmikan Layanan Donasi Online Go-Give

Gojek meresmikan layanan donasi online Go-Give, hasil kerja sama dengan platform penggalangan dana Kitabisa sebagai mitra eksklusif. Go-Give memungkinkan pengguna untuk berdonasi, zakat, infaq, dan sedekah (ZIS), dan kalkulator zakat langsung dalam aplikasi Gojek dengan metode pembayaran Go-Pay.

Head of Third Party Platform Gojek Sonny Radhityo menerangkan, Go-Give adalah layanan yang menjawab kebutuhan masyarakat akan kemudahan dan kenyamanan dalam berdonasi. Layanan teranyar ini adalah bagian dari ambisi perusahaan menjadi super app, membuat pengguna bisa melakukan apapun lewat aplikasi Gojek.

“Sedari awal kita didorong untuk be scientist, biasanya eksperimen dulu mau lihat animo pengguna dalam menanggapi fitur atau layanan yang berpotensial. Akhirnya oke kita putuskan untuk buat jadi tile sendiri sebagai layanan official dari Gojek,” terang Sonny, kemarin (8/5).

Sebelum diresmikan jadi layanan resmi, Go-Give pertama kali diuji coba pada November 2018 lewat penggalangan dana untuk korban bencana alam bersama Kitabisa. Saat itu bentuknya masih shuffle card, yang harus di-scroll terlebih dahulu dalam tampilan muka aplikasi Gojek.

Dalam waktu enam bulan disebutkan layanan ini telah memfasilitasi 343 kampanye kebaikan dan mengumpulkan dana sejumlah Rp2,3 miliar dari 75 ribu donatur.

Versi tile dari Go-Give secara bertahap akan digulirkan ke seluruh pengguna. Nantinya fitur ini akan bersanding di antara 22 layanan resmi Gojek lainnya, seperti Go-Food, Go-Car, dan Go-Send.

Kitabisa menjadi mitra eksklusif yang akan menyortir seluruh kampanye yang dibuat, sehingga dipastikan seluruh dana masyarakat dapat tersalur dengan baik. Saat berdonasi pengguna akan dimintai nama lengkap dan email atau nomor WhatsApp. Minimal donasi di Go-Give mulai dari Rp1.000 sampai tidak terbatas.

“Email atau nomor WhatsApp itu dimaksudkan untuk memberi pengguna terkait progress dari penggalangan dana yang mereka pilih,” tambah CEO Kitabisa Alfatih Timur yang turut hadir.

Menurut laporan Kitabisa, tren donasi online meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2017-2018. Ramadan tahun lalu, jumlah donasi online yang terhimpun dengan memanfaatkan aplikasi Gojek tumbuh 12 kali lipat.

“Komitmen kita dari awal adalah memberikan social impact, regardless bagaimana performanya kita merasa ada kewajiban untuk permudah pengguna Gojek untuk berbagi. Sehingga Go-Give bakal terus ada ke depannya,” kata Sonny.

Layanan pihak ketiga lainnya

Layanan 3rd party Gojek yang telah dirilis / Gojek
Layanan third party Gojek yang telah dirilis / Gojek

Sonny membuka kemungkinan untuk membawa layanan bersama pihak ketiga lainnya untuk dibawa sebagai layanan resmi Gojek versi tile. Namun pihaknya belum menentukan layanan mana berikutnya yang akan dipilih.

“Kita bakal selalu berinovasi, kalau memang sesuatu yang kita tawarkan ini diinginkan oleh pengguna pasti bakal kita jadikan layanan resmi seperti Go-Give.”

Gojek semakin memperkaya diri sebagai open platform dengan menggandeng berbagai pihak untuk meramaikan ekosistemnya, dalam bentuk shuffle card. Terhitung saat ini ada Go-Mall (bersama JD.id dan Blibli), Go-News (bersama Kumparan), Go-Travel (bersama Tiket dan Reddoorz), Go-Komik (bersama para komika), dan aplikasi Umma dalam rangka menyambut bulan Ramadan.

Sonny tidak merinci seberapa banyak durasi kunjungan yang dihasilkan dari kehadiran berbagai konten baru tersebut. Diklaim seluruh layanan dengan pihak ketiga ini telah memberikan sentimen yang positif dari masyarakat.

“Sentimennya positif dari data internal kami, mereka terbantu dengan layanan kami sehingga dengan mudah bisa melakukan apapun dalam aplikasi Gojek,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Platform crowdfunding Pedulisehat telah mendukung pengumpulan dana hampir 100 kampanye

Platform Crowdfunding Pedulisehat Fokus Bantu Pembiayaan Pengobatan Penyakit Kritis

Besarnya biaya pengobatan yang kerap menjadi beban saat menderita penyakit kritis, menjadi alasan utama Pedulisehat didirikan. Platform ini mencoba membantu orang yang mengalami kesulitan finansial yang disebabkan penyakit kritis, melalui donasi atau penggalangan dana.

Pedulisehat didirikan CEO Raymond Chen dan didukung para investor yaitu Qingsongchou, Sinar Mas Multiartha, Multiverse Holding Limited, dan Yucn Limited.

Kepada DailySocial, Raymond menyebutkan, Pedulisehat menyediakan platform teknologi penggalangan dana berbasis media sosial (social media crowdfunding platform).

“Secara khusus Pedulisehat menyediakan platform atau wadah bagi para pasien yang kesulitan dalam hal keuangan untuk melakukan pengobatan penyakit serius yang diderita. Mereka dapat membuat penggalangan dana di platform Pedulisehat sehingga memudahkan bagi para calon donatur dan donatur untuk memberikan donasi.”

Pedulisehat dilengkapi dengan pilihan metode donasi (metode pembayaran) yang beragam, seperti Go-Pay, OVO, dan Virtual Account beberapa bank ternama.

“Pedulisehat bukan merupakan platform penggalangan dana dan donasi online yang menerima segala project atau campaign. Kami hanya fokus di kesehatan,” kata Raymond.

Target Pedulisehat tahun ini

Di bulan Maret 2019, Pedulisehat mencatat telah berhasil mencapai hampir 100 kampanye yang selesai penggalangan dananya, meski Raymond tidak menyebutkan total donasi dan jumlah donatur yang berhasil dikumpulkan.

Tahun ini Pedulisehat ingin mengembangkan fungsi teknologi agar tersedia fitur-fitur yang lebih bermanfaat bagi para pengguna. Di sisi lain, Pedulisehat juga ingin meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan banyak mitra yang memiliki nilai dan tujuan yang sama.

“Diharapkan Pedulisehat bisa menjadi platform penggalangan dana dan donasi online kesehatan terbaik dan terpercaya di Indonesia. Pedulisehat memiliki value yang berbeda dengan platform lainnya, yang mana kami menjunjung tinggi bahwa kesehatan adalah fondasi utama bagi manusia untuk hidup. Karena hanya pada saat kita sehat, kita dapat mengejar impian dan harapan lainnya agar bisa terwujud,” tutup Raymond.

MameCoin to focus on collecting blockchain-based online donations for the ignored transparency process

MameCoin to be Launched in Indonesia, Offering Donation Transparency with Blockchain Technology

The lack of transparency and attention for donation encouraged MameCoin to expand to Indonesia. Unlike the similar platform, MameCoin offers a solution for online donation using blockchain technology based cryptocurrency.

Sendy Ariani, MameCoin’s CEO explained that Indonesians haven’t been able to prove the raised donations are correctly received by those in needs. It’s possible to give donations to a trusted organization via bank transfer, the thing is: donation can’t be made in a small amount due to the minimum transfer amount of IDR 10 thousand.

“What if we want to donate IDR 500? We can just put it in the donation box at the traffic light, restaurant, or mini markets. However, back to problem number one, we can’t make sure the donations received by the right target,” Ariani told DailySocial.

Therefore, MameCoin offers an online donation platform using cryptocurrency. There’s a token released called MAME that has been listing in the abroad exchange market, such as CoinExchange, DexDelta, and TokenJar.

The platform is still in development and the donation can’t be collected yet. She revealed the platform is to be released soon. Later, the platform will use MAME coins for its transaction.

The similar condition to Japan

MemeCoin is originally coming from Japan and founded in June 2018. Indonesia becomes the second country to be penetrated, established two months later along with the local entity. Japan’s situation is kind of similar to Indonesia, often to experience natural disasters, such as the earthquake, rainstorm, and others which takes so many lives.

MameCoin Japan has partnered with two non-profit organization (NPO), Team Rescue and Rescue Assist. As illustrated, each NPO has acquired 500 thousand MAME coins.

“MameCoin Japan and Indonesia are similar, we are to provide the donation service globally. In Indonesia, we only wished to partner with Sekolah Relawan.”

MameCoin can donate starting from 1 Rupiah, send the donation to countries in 24hrs with affordable cost, and the customer is claimed to be able to choose the donation target easily.

MameCoin business model

She continued, later, when MameCoin donation platform has released, to start the donation, the company will filter every donation projects submitted to MameCoin. The first step is to enter the target donation to receive MameCoin as a donation. Partners should provide valid information, no frauds.

The company will double-check the information before submitting to the public. Moreover, customers can look for it in the donation lists, what kind of projects to support and why choosing it. The customers can transfer their MameCoin token to the project. The recipients can exchange MameCoin to Rupiah in the existing exchange market.

“In terms of business monetization, we take the operational cost for customers who want to withdraw MameCoin in platform into another wallet. The product demand using blockchain with the increasing MameCoin price will increase our assets.”

MameCoin will expand to other local exchange markets to be easier to reach, the closest one is Nusax.

“We’ll be listing MameCoin to the larger-scale local exchange markets to increase liquidity. In addition, it increases our activities in ASEAN besides Indonesia and Japan.”

Given the blockchain technology is still new for Indonesians, they will increase partnership with the non-profit organizations open for donation. Therefore, MameCoin chance to be known and trusted will also increase. Partners with local exchange markets to be actively acquiring investors in purchasing tokens.

“We’ll be regularly holding charity events independently or involving other parties,” she concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MameCoin memfokuskan diri pada pengumpulan donasi secara online berbasis blockchain untuk mengusung proses transparansi yang selama ini diabaikan

MameCoin Segera Meluncur di Indonesia, Andalkan Transparansi Donasi dengan Teknologi Blockchain

Proses pengumpulan donasi yang kurang transparan dan sering terabaikan mendorong MameCoin untuk hadir di Indonesia. Berbeda dengan platform sejenis, MameCoin menawarkan solusi donasi online dengan menggunakan mata uang kripto berbasis teknologi blockchain.

CEO MameCoin Sendy Ariani menjelaskan, selama ini orang Indonesia belum bisa membuktikan apakah donasi yang diberikan telah diterima dengan tepat oleh tujuan donasi. Bisa saja mengirim donasi ke organisasi terpercaya melalui transfer bank, namun masalah berikutnya yang terjadi: donasi tidak bisa dilakukan dengan jumlah yang kecil sebab minimal transfer bank adalah Rp10 ribu.

“Bagaimana jika kita ingin donasi Rp500? Kita bisa saja memasukkan ke kotak-kotak donasi di lampu merah, rumah makan atau mini market, tapi kembali ke masalah nomor satu. Kita tidak bisa memastikan donasi kita sampai ke pihak yang tepat,” ujar Sendy kepada DailySocial.

Oleh karena itu, MameCoin menawarkan platform donasi online dengan mata uang kripto. Ada token yang dirilis bernama MAME untuk digunakan pengguna saat berdonasi. Hanya saja, sementara ini baru tersedia koin MAME yang sudah listing di bursa exchange luar negeri, seperti CoinExchange, DexDelta, dan TokenJar.

Sedangkan platform donasinya masih dalam tahap pengembangan sehingga proses pengumpulan donasi belum bisa dilakukan. Sendy mengungkapkan platform akan dirilis dalam waktu dekat. Nantinya platform tersebut akan menggunakan koin MAME untuk transaksi donasinya.

Kemiripan kondisi dengan Jepang

MameCoin sejatinya berasal dari Jepang dan baru berdiri pada Juni 2018. Indonesia menjadi negara kedua yang disambangi, dengan entitas lokal resmi berdiri dua bulan kemudian. Kondisi di Jepang kurang lebih sama dengan Indonesia, sering mengalami bencana alam, seperti gempa bumi, hujan badai, dan lainnya yang tak jarang menimbulkan banyak korban.

MameCoin Jepang telah bekerja sama dengan dua yayasan non profit (NPO), Team Rescue dan Rescue Assist. Sebagai gambaran, masing-masing NPO sudah mengantongi 500 ribu koin MAME hingga kini.

“MameCoin Jepang dan Indonesia itu sama, karena kita mau menyediakan layanan berdonasi ini secara global. Untuk Indonesia saja, kami baru mau bekerja sama dengan Sekolah Relawan.”

MameCoin bisa mengirimkan donasi mulai dari 1 Rupiah, bisa mengirim donasi ke antar negara selama 24 jam dengan biaya terjangkau, dan pengguna diklaim juga dapat memilih tujuan donasi dengan mudah.

Model bisnis MameCoin

Sendy melanjutkan, nantinya apabila platform donasi MameCoin sudah resmi dirilis, untuk memulai proyek donasi, perusahaan melakukan filter untuk setiap proyek donasi yang masuk ke MameCoin. Langkah awal dimulai dengan memasukkan tujuan donasi yang ingin menerima MameCoin sebagai donasi. Mitra diharuskan untuk memberikan keterangan yang benar dan tidak asal-asalan.

Perusahaan akan mengecek kembali sebelum ditayangkan ke publik. Setelah itu, pengguna bisa mencari di daftar donasi, proyek apa yang ingin didukung dan menilai sendiri proyek seperti apa yang ingin mereka bantu. Pengguna dapat mengirim token MameCoin miliknya ke proyek donasi. Penerima donasi dapat menukarkan MameCoin ke Rupiah di bursa exchange yang ada.

“Sementara untuk monetisasi bisnis, kami menarik biaya operasional yang dikenakan apabila pengguna ingin menarik MameCoin dari platform ke wallet lain. Dari permintaan pengembangan produk yang menggunakan blockchain dan ketika harga MameCoin meningkat, maka aset kita pun bertambah.”

MameCoin akan menambah kehadirannya di berbagai bursa exchange lokal agar semakin mudah dijangkau pengguna, yang terdekat rencananya segera hadir di Nusax.

“Kami akan listing MameCoin ke tempat exchange yang berskala lebih besar dari yang ada sekarang untuk meningkatkan likuiditas. Di samping itu meningkatkan kegiatan kita di ASEAN, selain di Indonesia dan Jepang.”

Mengingat teknologi blockchain masih dianggap asing oleh orang Indonesia. Pihaknya akan perbanyak kerja sama dengan mitra yayasan non profit yang dapat menerima donasi. Dengan begitu, kesempatan MameCoin untuk diketahui dan dipercaya orang bisa meningkat. Bekerja sama dengan bursa exchange lokal untuk secara aktif menarik investor yang mau membeli token.

“Kami juga akan rutin mengadakan charity event yang diadakan sendiri atau berpartisipasi dengan pihak lain,” pungkasnya.