Tag Archives: online marketing

Bagaimana Cara Mengoptimalkan Social Commerce untuk Meningkatkan Penjualan?

Social commerce saat ini menjadi salah satu platform andalan masyarakat untuk berbelanja. Social commerce menjadi pilihan yang tepat bagi para pedagang untuk memasarkan produknya secara online.

Sekecil apapun bisnisnya, akan lebih baik jika merambah ke pasar digital karena konsumen di era digital saat ini cenderung lebih memilih belanja online daripada belanja offline yang dianggapnya lebih efektif dan efisien dari segi apapun, terutama waktu. Terlebih, situasi pandemi yang telah membatasi mobilitas masyarakat membuat masyarakat semakin mengandalkan belanja online sekaligus mendorong UMKM untuk beradaptasi dengan platform digital.

Berbagai kategori mulai dari fashion, home and living, beauty and care, electronic, hingga food and beverage sekalipun bisa memperluas pasarnya di platform digital. Namun, pedagang yang ingin merambah ke pasar digital perlu memperhatikan platform mana yang tepat untuk produknya.

Pemilihan yang tepat ini tentunya perlu mempertimbangkan berbagai aspek dengan tujuan agar pedagang dapat mengoptimalkan platform tersebut untuk memperluas pemasarannya sekaligus meningkatkan penjualan. Selain mengenali karakter konsumen dari produk, Anda juga perlu mempertimbangkan karakter dari masing-masing platform yang akan dipilih apakah cocok untuk karakter konsumen produk Anda atau tidak. Simak tips pemilihan social social commerce berikut.

Tips Memilih Media Sosial sebagai Social Commerce yang tepat

  • Tentukan target konsumen Anda

Bukan hanya sebelum merambah ke pasar digital, bahkan target konsumen sudah harus ditentukan sejak awal pada saat Anda merencanakan bisnis yang akan Anda jalankan.

Menentukan pasar dan target konsumen serta mengenali karakter dan preferensi target konsumen menjadi hal yang sangat penting karena hal tersebut akan menjadi dasar penentuan strategi pemasaran ke depannya, termasuk menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam memilih platform social commerce yang tepat untuk memperluas pasar dan penjualan.

  • Kenali karakter pengguna setiap media sosial

Dalam memilih media sosial sebagai platform penjualan online, Anda perlu mempertimbangkan pengguna dari setiap media sosial. Pilihlah media sosial yang penggunanya sesuai dengan target konsumen untuk produk Anda, baik itu kesesuaian usia, jenis kelamin, profesi, demografi, preferensi, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh, Instagram didominasi oleh pengguna dibawah 35 tahun dan memiliki fokus pada konten berbentuk foto atau video. Maka dari itu Instagram cocok untuk bisnis dengan kategori produk yang membutuhkan penekanan pada visual seperti produk kecantikan atau pakaian.

  • Pilih platform yang sesuai dengan jenis bisnis Anda

Lihat kecocokan platform yang akan dipilih dengan jenis bisnis Anda. Tentunya semua jenis bisnis dapat merambah ke pasar digital, tetapi dengan melihat kesesuaian jenis bisnis dengan platform digital yang dipilih akan membantu anda memfokuskan kegiatan dan strategi pemasaran. Misalnya produk Anda membutuhkan penekanan visual, maka Anda dapat lebih mengoptimalkan penggunaan Instagram dan Tiktok.

Merambah pasar digital berarti memperluas target konsumen potensial Anda. Melalui platform yang dipilih, Anda dapat menjangkau lebih banyak calon konsumen, berinteraksi secara langsung dengan mereka, dan mempersuasi mereka melalui konten yang Anda sajikan. Setelah memilih platform mana yang tepat, Anda perlu menentukan strategi untuk dapat mengoptimalkan platform tersebut.

Strategi Mengoptimalkan Social Commerce untuk Meningkatkan Penjualan

  • Mengunggah konten secara berkala

Buat konsumen Anda selalu terhubung dengan produk Anda melalui konten yang diunggah. Konten bisa berupa produk/katalog baru atau sekedar konten interaktif dengan konsumen Anda.

Jika Anda mengunggah konten, tentunya konten akan muncul di halaman media sosial konsumen dan membuat konsumen selalu mengingat brand Anda. Anda dapat membuat konten kreatif dalam bentuk foto, video, atau bahkan dalam bentuk teks.

  • Perhatikan kualitas konten yang diunggah

Jika platform yang Anda gunakan mengutamakan visual seperti Instagram, maka Anda perlu memperhatikan kualitas foto atau video yang dibagikan. Jangan sampai membagikan konten dengan resolusi rendah yang akan membuat citra produk Anda menurun.

  • Responsif dan Interaktif

Pelayanan Admin yang mengelola platform online akan turut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Salah satu kemudahan yang ditawarkan social commerce adalah dimana brand dapat berinteraksi langsung dengan konsumennya, baik melalui kolom komentar atau fitur direct message.

Maka dari itu, penting untuk memberikan pelayanan yang ramah dan responsif kepada konsumen yang mengajukan pertanyaan atau mengadukan keluhan.

  • Mengikuti tren yang sedang naik

Mengikuti tren akan membantu Anda dalam membuat konten yang menarik. Orang cenderung ingin tahu apa yang sedang menjadi tren saat itu, dengan membuat konten sesuai tren akan mendorong konten Anda untuk menjangkau lebih banyak audiens.

digital marketing

Panduan Lengkap Digital Marketing di Asia Tenggara Bagi Pemula (Bagian 2)

Pada seri tulisan sebelumnya dibahas mengenai gambaran umum tentang digital marketing bagi pemula. Dari sana dapat disimpulkan bahwa mempelajari digital marketing dapat membuka jalan karir yang luas di berbagai perusahaan.  Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai channel online marketing.

Digital marketing terdiri dari beberapa channel online yang berfungsi untuk membantu suatu perusahaan menjangkau calon pelanggan kapanpun mereka menghabiskan waktu di internet. Baik saat mereka membaca sesuatu di internet, melakukan pencarian online, bersosialisasi melalui media sosial, atau berbelanja via online.

Untuk saat ini, kita akan melihat dua klasifikasi dasar dari channel-channel online marketing terlebih dahulu, yaitu Acquisition VS Retention Channels dan Organic VS Paid Channels.

Acquisition vs Retention Channels

Perbedaan penting yang pertama di antara channel-channel online marketing adalah perbedaan antara Acquisition Channel dan Retention Channel.

Acquisition Channel adalah channel marketing yang memungkinkan sebuah perusahaan pertama kali mendapatkan pengguna. Misal, channel marketing yang digunakan untuk membuat seseorang mengunduh aplikasi Grab untuk kali pertama atau untuk membuat seseorang melakukan pembelian pertama melalui Shopee, masuk ke dalam kategori Acquisition Channel.

Berbeda dengan Acquisition Channel, Retention Channel adalah channel marketing yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mendorong pelanggan mereka agar melakukan transaksi lagi. Misal, setelah seseorang melakukan pembelian melalui aplikasi Traveloka, orang tersebut akan menerima email secara terus-menerus dari Traveloka yang memberikan informasi mengenai layanan dan penawaran-penawaran lainnya. Salah satu contoh retention channel yang populer adalah melalui email marketing atau melalui notifikasi aplikasi.

Organic vs Paid Channels

Perbedaan penting yang kedua di antara channel-channel online marketing adalah perbedaan antara Organic Channel dan Paid Channel.

Organic channel adalah channel yang tidak mengharuskan suatu perusahaan untuk membayar setiap kali terdapat pertambahan kunjungan ke website atau aplikasi perusahaan tersebut.

Misal, saat seseorang mengklik suatu link yang terdapat di dalam email yang dikirimkan oleh sebuah perusahaan dan mendarat ke website perusahaan tersebut, perusahaan tersebut tidak perlu membayar biaya apapun untuk setiap klik atau kunjungan ke website tersebut. Perusahaan tersebut memperolehnya dengan gratis atau, dalam kata lain, secara organik.

digital marketing

Lain halnya saat anda melihat banner promosi pada sebuah website seperti pada Kompas.com, perusahaan yang mengiklankan (pada contoh di bawah adalah Nissan) membayar untuk setiap kesan (impression) yang dibuat oleh banner tersebut atau setiap klik yang dilakukan oleh pengunjung di banner tersebut. Oleh karena itu, setiap kunjungan website yang terjadi karena klik seperti itu dianggap berbayar.

digital marketing

Organic Channel pada awalnya lebih sulit untuk berkembang dan membutuhkan investasi awal yang lebih besar dalam bidang tenaga kerja, sehingga organic channel biasanya dipakai untuk tujuan jangka panjang.

Paid Channel lebih mudah untuk dipakai dan tidak memerlukan investasi awal yang besar, namun seiring dengan pertumbuhan perusahaan anda biayanya akan semakin mahal karena perusahaan harus membayar untuk setiap kunjungan website/download yang didapatkan dari iklan.

Bagaimana Cara Memilih Channel Online Marketing yang Tepat?

Sangatlah penting untuk memprioritaskan upaya online marketing anda pada channel yang lebih sesuai dengan sifat bisnis Anda.

Kami menyarankan untuk melihat setiap channel berdasarkan 3 kriteria, yaitu Skalabilitas, Penargetan, dan Biaya (Customer Acquisition Cost).

Berdasarkan pengalaman kami, 3 kriteria diatas dapat memberikan kerangka yang cukup kuat untuk memulai dan menghindari buang-buang waktu (dan uang) di channel yang tidak sesuai dengan bisnis anda.

Skalabilitas

Seberapa besar marketing channel yang anda gunakan? Jika anda dapat menghabiskan uang yang tak terbatas, berapa banyak orang yang dapat anda jangkau di channel tersebut?

Google dan Facebook (termasuk Instagram, WhatsApp, & Messenger, yang semuanya dimiliki oleh Facebook) adalah dua online marketing channel terbesar saat ini, karena hampir semua orang yang menggunakan internet juga menggunakan layanan mereka.

Dominasi Google dan Facebook dalam bidang online marketing tercermin oleh pangsa digital marketing mereka (Alphabet = perusahaan induk Google).

digital marketing

Untuk suatu channel, semakin besar dan fleksibel, semakin bagus pula channel tersebut, karena anda dapat menggunakannya seiring dengan pertumbuhan perusahaan dan penjualan anda.

Di sisi lain, jika suatu channel memiliki memiliki skalabilitas yang kecil, maka anda hanya dapat menggunakannya sampai pada titik tertentu saja. Hal ini sangat tidak ideal karena anda harus mencari channel lain untuk digunakan begitu anda mencapai titik jenuh (yang berarti anda harus membuat strategi baru, yang akan memakan waktu dan menghabiskan biaya).

Penargetan

Agar digital marketing anda menjadi efektif, anda harus mampu menargetkan pengguna yang tepat untuk produk atau layanan yang anda tawarkan.

Jika produk anda menargetkan orang-orang berpenghasilan tinggi, maka anda akan membuang-buang uang jika iklan anda menargetkan masyarakat berpenghasilan rendah. Hal yang sama akan terjadi jika anda menjual produk anda pada area tertentu. Akan menjadi sia-sia jika anda mengiklankan produk anda di Surabaya padahal produk anda hanya dijual di Jakarta.

Saat ini terdapat 2 jenis penargetan online, yaitu Behavioral Targeting dan Demographic Targeting.

Behavioral Targeting

Behavioral targeting adalah penargetan berdasarkan niatan seseorang untuk membeli produk atau layanan tertentu melalui tindakan yang mereka lakukan.

Misalnya, jika seseorang ingin membeli smartphone, orang tersebut mungkin terlebih dahulu membandingkan harga smartphone tersebut diantara toko-toko online untuk melihat toko online manakah yang menjual dengan harga lebih murah.

digital marketing

Ini adalah salah satu contoh di mana anda dapat menjangkau orang tersebut dengan beriklan di Google pada keyword tertentu. Iklan anda dapat muncul setiap kali seseorang melakukan pencarian dengan keyword yang sesuai dengan produk anda.

Demographic Targeting

Dengan Demographic Targeting anda dapat menargetkan calon pelanggan berdasarkan demografi dan ketertarikan (interest) mereka. Misalnya, (secara hipotesis) anda dapat menargetkan wanita + tinggal di Bandung + menempuh pendidikan di ITB + menyukai musik Rock. Penargetan jenis ini tersedia di platform seperti Facebook atau Instagram.

Untuk penargetan jenis ini, pengguna tidak perlu melakukan tindakan apapun, tetapi pengguna akan ditargetkan secara otomatis jika memiliki kecocokan terhadap kriteria demografi dan interest yang anda tentukan. Kriteria penargetan yang dapat anda atur sangat tergantung pada platform yang anda gunakan.

Kelebihan menggunakan Demographic Targeting dibanding Behavioral Targeting adalah anda dapat langsung mencapai target pengguna tanpa perlu menunggu mereka melakukan suatu tindakan. Namun kelemahannya adalah target anda semakin lama akan semakin terbiasa dengan iklan anda dan akan semakin jarang mengklik karena tidak ada niatan membeli yang akan memicu iklan anda.

Biaya (CAC)

Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru yang membeli produk atau layanan untuk pertama kalinya disebut Customer Acquisition Cost (CAC).

Untuk lebih mengerti mengenai CAC, mari kita lihat contoh berikut:

  • Perusahaan X mempekerjakan seorang digital marketer dengan gaji Rp 10 juta per bulan.
  • Perusahaan X melakukan pemasaran melalui Facebook Ads dengan biaya Rp 20 juta per bulan.
  • Sebagai hasilnya, mereka mendapatkan 100 pelanggan baru setia bulannya (pelanggan baru = pelanggan yang pertama kali melakukan pembelian di perusahaan tersebut)
  • Maka, CAC mereka dapat dihitung dengan cara : (10 juta + 20 juta) / 100 pelanggan = Rp 300.000,- per pelanggan

CAC merupakan salah satu metrik yang penting untuk diperhatikan dalam digital marketing. Bahkan mungkin yang paling penting. Seorang digital marketer yang baik seharusnya mengetahui dengan baik CAC setiap channel yang digunakan.

Mengingat bahwa setiap acquisition channel memiliki CAC yang berbeda, sebuah perusahaan bisa saja tidak memanfaatkan channel tertentu dengan CAC yang terlalu tinggi karena akan sulit untuk mendapatkan keuntungan. Semakin tinggi CAC yang dapat perusahaan anda bayarkan, semakin banyak acquisition channel yang dapat anda investasikan.

Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai channel online marketing, kami menyarankanmu untuk mengikuti Program Digital Marketing RevoU.

Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Tim RevoU. RevoU adalah platform pendidikan online digital marketing, yang membantu penggunanya untuk memulai karier di industri teknologi.

Terapkan lima cara ini untuk memanfaatkan Instagram sebagai bagian strategi pemasaran / Pexels

Lima Cara Memanfaatkan Instagram untuk Kegiatan Pemasaran

Berawal dari media sosial untuk berbagi foto, Instagram kini sudah menjadi media utama untuk brand hingga UKM melancarkan kegiatan pemasaran. Tampilannya yang menarik dan didukung dengan tools pendukung dan analytics yang lengkap, menjadikan Instagram sebagai media sosial ideal untuk bisnis.

Artikel berikut ini akan membahas lima cara yang mendasar yang perlu diketahui jika memanfaatkan Instagram untuk kegiatan pemasaran.

Memanfaatkan tautan dengan cerdas

Instagram memberikan kesempatan memuat tautan di kolom profil. Sudah banyak brand yang memanfaatkan fitur ini untuk mengarahkan langsung pelanggan ke situs atau landing page khusus yang bisa mendorong traffic situs. Cara lain yang bisa dimanfaatkan brand adalah mengumpulkan data pelanggan untuk kemudian diolah menjadi mailing list/subscriber.

Yang perlu dicermati adalah lakukan perubahan strategi tautan secara berkala sehingga menciptakan kreativitas baru yang tetap relevan.

Memanfaatkan Instagram Stories

Saat ini fitur Instagram Stories sudah mulai dimanfaatkan brand sebagai teaser atau informasi yang mengarahkan pelanggan ke situs atau halaman khusus brand. Selain bersifat langsung dan hanya dalam waktu 24 jam, Instagram Stories merupakan fitur yang selalu dilihat oleh pengguna Instagram secara organik maupun berbayar. Jika dikemas secara menarik, Instagram Stories berbayar akan lebih mudah diterima pengguna dan tidak berkesan “mengganggu.”

Instagram Stories juga menjadi fitur yang ideal bagi brand menampilkan konten baru secara cepat. Memanfaatkan tab Explore, Instagram Stories juga lebih mudah ditemukan target pengguna brand.

Menjadwalkan posting Instagram

Jika sebelumnya cukup sulit untuk menjadwalkan posting di Instagram, kini dengan sejumlah tools posting di Instagram bisa dijadwalkan. Meskipun hanya dalam bentuk draft, memanfaatkan tools tersebut posting bisa dibuat lebih baik di awal, sehingga saat waktunya dipublikasi menjadi posting yang sesuai dengan strategi pemasaran yang direncanakan.

Lebih teratur memanfaatkan #tagar

#Tagar menjadi fitur yang banyak diterapkan saat melakukan kegiatan pemasaran memanfaatkan Instagram. Namun jika ingin postingan tampil lebih rapi dan menarik, tempatkan #tagar yang relevan dengan posting di Instagram. Temukan terlebih dahulu #tagar yang tepat dengan mencari #tagar yang paling popular atau #tagar yang ingin dikustomisasi secara khusus. Agar tampilan #tagar tidak terlihat secara langsung di tulisan posting, coba sematkan #tagar di kolom komentar.

Memanfaatkan user-generated content

Instagram adalah platform sosial yang memungkinkan brand melakukan interaksi dengan pelanggan secara langsung. Jika pelanggan menampilkan foto atau produk dari brand, segera berikan respon kepada pelanggan tersebut dalam bentuk Likes atau repost. Jangan lupa selalu memberikan penghargaan kepada pelanggan Anda yang sudah membantu mempromosikan produk secara sukarela.

Gaet Perhatian Konsumen dengan Video Berdurasi Pendek

Tahukah Anda, bahwa kita hanya punya 8 detik untuk mendapatkan perhatian dari konsumen? Selain itu, dengan adanya sekitar 90 juta masyarakat Indonesia yang sudah terkoneksi internet –dengan penetrasi sebesar 43 persen mengakses internet menggunakan smartphone, pemasar semakin ditantang untuk memikirkan kembali strategi pemasaran.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh brand adalah menggunakan video berdurasi pendek (short form video). Biasanya video ini berdurasi kurang dari 10 menit. Berikut adalah tips untuk membuat short form video yang menarik:

Tell Your Story

Bagaimanapun konsumen adalah pemenangnya. Jika Anda hanya fokus pada promosi brand, konsumen tidak akan memilih Anda. Konsumen membutuhkan informasi tentang apa saja yang bisa brand Anda berikan untuk mereka. Hal apa saja yang dapat menguntungkan mereka dari brand Anda. Bukan hanya menampilkan keunggulan, namun juga keahlian.

Brand seperti Tokopedia dalam akun Instagram-nya konstan menampilkan short video yang dapat menunjukkan apa saja yang bisa dilakukannya untuk konsumen mereka. Selain itu juga ada Uber yang membuat short video dengan memberi edukasi mengenai aplikasi terbaru mereka.

Selain itu, kenapa tidak mencoba menampilkan “behind the scene” dari brand Anda? Bukankah konsumen juga bagian dari brand? Sehingga tidak ada salahnya jika konsumen mengetahui apa yang terjadi di dalam sebuah brand dan apa saja yang brand lakukan di dalam. Dari situ Anda bisa menunjukkan personality dari brand Anda. Membawa konsumen untuk lebih terhubung dengan brand agar mereka merasa memiliki brand Anda. Misalnya saja, Anda dapat menayangkan video mengenai apa saja yang karyawan lakukan dan keceriaan mereka saat bekerja dapat menjadi motivasi bagi konsumen untuk selalu terhubung dengan brand.

Seperti perusahaan online marketing Constant Contact berikut yang menampilkan aktivitas pegawainya berkontribusi dalam kegiatan amal yang dilakukan perusahaan tersebut. Tidak ada salahnya menampilkan kebaikan yang ada pada diri Anda. Hal ini dilakukan untuk memperkuat engagement antara konsumen dengan brand. Karena menurut data yang didapat dari mereka, lebih mudah untuk mendapatkan repeat customers ketimbang new customers.

Play with different tools

Begitu banyak keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari sebuah short video di media sosial, kenapa tidak untuk mulai mencobanya dengan beberapa platform.

Anda dapat menggunakan aplikasi Hyperlapse yang dapat memberi efek video singkat untuk menceritakan kisah Anda. Bagi Anda yang ingin membawa konsumen melakukan perjalanan singkat di kantor Anda, aplikasi ini jawabannya.

Kemudian ada juga Flipagram yang mampu menghidupkan gambar dari video yang Anda buat dengan memasukkan efek suara yang Anda inginkan. Seperti menambahkan suara teriakan pada event konser musik, dan lain sebagainya. Dan yang sudah tidak asing lagi yaitu aplikasi Stop Motion, dapat membantu Anda membuat short video dengan teknik stop-motion yang menyenangkan. Tidak perlu biaya mahal, Anda sudah dapat mem-posting short video menarik di akun media sosial dari brand Anda.

Short form video memberikan brand kesempatan untuk mengolah story tentang brand dan produk Anda dengan cara kreatif dan berbeda. Di jaman di mana konsumen ingin sesuatu yang berbeda dari brand, kenapa Anda tidak mencobanya?


Disclosure: Tulisan tamu ini ditulis oleh Gina Dwi Prameswari. Gina adalah Content Consultant di BBOX Consulting. Ia bisa dihubungi melalui blog BBOX 

Transformasi Penggunaan Media Sosial: Dari Jejaring Sosial ke Jejaring Pasar

Penggunaan media sosial meningkat tajam seiring dengan perkembangan pengguna internet di Indonesia. Tak hanya di Indonesia, fenomena ini bisa dikatakan terjadi di hampir semua negara di dunia. Tak heran jika kemudian penggunaan media sosial semakin meluas. Jika dulu media sosial hanya difungsikan sebagai wadah atau platform untuk berjejaring dan membentuk pertemanan, maka seiring dengan meningkatnya pengguna media sosial dan aktivitas mereka di dalamnya, fungsi media sosial pun semakin meluas.

Sebagai salah satu media sosial dengan user terbanyak di dunia, Facebook merupakan contoh nyata dari adanya transformasi penggunaan media sosial ini di kalangan user. Facebook pada awalnya hanya didirikan sebagai tempat untuk berjejaring antar mahasiswa di Universitas Harvard. Platform yang berdiri tahun 2004 ini dibuat oleh seorang mahasiswa di sana bersama dengan beberapa rekannya di asrama tempat mereka tinggal. Mahasiswa itu kini kita kenal sebagai CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Seiring dengan berjalannya waktu, Facebook berkembang dan semakin diminati oleh banyak orang. Ekspansi pun dilakukan ke daerah-daerah lain, termasuk di Indonesia hingga saat ini. Berbagai fitur baru pun ditambahkan. Salah satunya dalam fungsi lain Facebook sebagai marketing channel berupa platform analytics, iklan, dan juga berbagai pengaturan algoritma yang memungkinkan user untuk semakin nyaman menggunakan Facebook.

Hingga kini, Facebook memiliki jumlah pengguna aktif sekitar 1,8 juta di seluruh dunia. Jumlah fantastis inilah yang membuat Facebook menjadi salah satu platform paling strategis untuk melakukan berbagai proses marketing, dari mulai branding, user acquisition, hingga sales conversions semua bisa dilakukan di platform yang memiliki warna identik biru ini.

Mengenal berbagai metrics di Facebook Marketing

Sebagai salah satu tools digital untuk melakukan marketing, tentunya Facebook membutuhkan proses belajar yang terus-menerus dari marketer yang menggunakannya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat Facebook memang memiliki berbagai aturan dan perubahan algoritma yang membuat cara-cara marketing ikut berubah.

Jika kita mengamati, proses atau aktivitas setiap user pada Facebook umumnya tak jauh dari kegiatan posting, like, komentar, dan juga sharing post antar sesama user. Tak cuma dari segi user yang menggunakan Facebook sebagai media sosial untuk berjejaring, kegiatan yang sama juga dilakukan bagi marketer yang melakukan proses social media marketing. Bedanya hanya, pada marketing, segala sesuatu harus terukur menggunakan metrics yang jelas.

Secara umum kita mengenal ada berbagai jenis metrics dalam Facebook marketing, misalnya saja reach, engagement, dan juga conversion. Masing-masing metrics tersebut dapat kita gunakan sesuai dengan tujuan masing-masing bisnis, seperti misalnya untuk meningkatkan brand awareness, untuk lead generation, maupun untuk sales conversion.

Jika kita mem-posting sesuatu di halaman bisnis Facebook yang kita miliki, kita bisa menghitung berapa jumlah reach yang diperoleh dalam sebuah postingReach tersebut artinya menunjukkan seberapa jauh jangkauan yang dapat dicapai dalam sebuah post di halaman bisnis. Jika post tersebut kemudian dianggap menarik bagi orang lain, ada kemungkinan user, dalam hal ini audiens, akan melakukan tindakan lanjutan seperti misalnya like, sharing, ataupun memberikan komentar pada post tersebut. Aktivitas inilah yang kemudian diukur sebagai adanya engagement.

Engagement menunjukkan sejauh mana post yang kita berikan pada audiens dapat menarik mereka untuk melakukan interaksi. Nah, jika kemudian berdasarkan dalam sebuah post terdapat call-to-action untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya menginstal aplikasi, menyukai halaman, atau yang lain, inilah yang kemudian diukur dengan metrics conversion. Artinya, sejauh mana post tersebut mampu dikonversi menjadi suatu aktivitas yang memiliki value dalam bisnis.

Ketiga metrics tersebut sama-sama memiliki peranan penting dalam proses Facebook marketing. Lagi-lagi, poin paling pentingnya adalah apa tujuan dari bisnis yang kita jalankan. Adapun metrics atau ukuran-ukuran keberhasilan suatu proses marketing dapat ditentukan setelahnya.

Logo LabanaID

Panduan Dasar Pemasaran Digital bagi UKM

Menjadi sebuah realitas binsis, bahwa saat ini transformasi pemasaran digital menjadi agenda penting untuk dijalankan, termasuk bagi usaha kecil menengah (UKM), terlebih startup teknologi. Sebuah riset dari Forbes pernah mengemukakan, bahwa 80-90 persen dari total konsumen saat ini cenderung banyak melakukan riset online sebelum membeli sesuatu. Dan salah satu mekanismenya yakni menggunakan mesin pencari, mayoritas Google.

Dan menurut hasil riset dari Trellis, 90 persen dari pengguna mesin pencari tersebut hanya terpaku pada hasil pencarian di halaman pertama. Untuk itu menjadi penting, selain desain produk yang apik untuk ditampilkan online, SEO (Search Engine Optimization) perlu dipertimbangkan dalam strategi bisnis. Namun untuk mencapai semua itu, pengusana pemula pun perlu untuk mengidentifikasi komponen yang menjadi persenjataan dalam menjalankan pemasaran digital.

Syarat paling minimal, setidaknya pengusaha tersebut berivestasi pada pembuatan website, tulisan blog dan media sosial. Namun di luar itu alat seperti email untuk pemasaran hingga kit pemasaran untuk meningkatkan awareness terhadap brand perlu untuk dimiliki. Bentuknya pun perlu penyesuaian, mari kita bahas satu per satu.

Website

Memiliki website dengan tampilan profesional penting untuk meningkatkan kredibitlas bisnis. Website berisikan beberapa poin, yaitu (1) menginformasikan siapa diri kita, (2) apa yang ditawarkan, (3) di mana basis bisnis tersebut berada, dan (4) bagaimana calon pengguna dapat menghubungi. Kendati tidak memiliki kemampuan teknis, membuat website saat ini tidak sesulit dulu. Karena sudah ada beragam CMS siap terap, atau bahkan penyedia jasa pembuatan web yang dapat diakses secara digital.

Jika membutuhkan sentuhan custom dari website tersebut, selain bisa merekrut anggota tim yang didedikasikan sebagai pengembang web, melalui situs basis data freelancer, pengusaha dapat memberikan penawaran kerja sama di sana. Selain sifatnya sementara, dapat menyesuaikan kebutuhan dan budget yang dimiliki. Karena saat berbicara tentang website, bukan hanya unsur estetikanya saja, namun seperti yang sudah disinggung sebelumnya, SEO juga perlu dipertimbangkan.

SEO penting untuk memastikan website mudah ditemukan melalui mesin pencari, menggunakan kata kunci spesifik yang digunakan.

Konten blog

Berkaitan dengan kebutuhan sebelumnya, SEO merupakan sesuatu yang sangat dinamis, dengan cepat dapat bergeser bersamaan dengan persaingan pemasaran digital antar binsis. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendongkrak dan mempertahankan nilai SEO adalah dengan menghadirkan konten digital yang selalu diperbarui, salah satunya melalui blog. Tulisan di blog (yang disematkan di website) dapat berisi konten tentang produk atau layanan yang ditawarkan, ditulis dengan mengkaji ketentuan dalam melesatkan unsur SEO.

Misalnya dengan pemilihan judul dan kata kunci yang tepat dan sesuai dengan bisnis yang dijalankan. Selain itu konten blog juga dimanfaatkan sebagai media edukasi pelanggan, misalnya dengan memberikan petunjuk untuk pemakaian produk, atau mengumumkan promo yang sedang dijalankan oleh bisnis.

Komponen untuk branding

Pemasaran digital perlu didukung dengan konten yang menarik, oleh karenanya branding perlu dilakukan. Komponen yang perlu dipikirkan mulai dari desain logo, pemilihan warna dominan hingga tagline untuk brand yang diusung. Tujuannya untuk memudahkan orang mengingat dan memahami pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan penawaran produk atau layanan yang diusung.

Media sosial

Dalam menentukan media sosial yang akan dimaksimalkan dalam pemasaran, pelaku bisnis perlu mempertimbangkan banyak hal, salah satunya target konsumen dan kegunaan dari media sosial itu sendiri. Misalnya media sosial hanya ingin digunakan untuk showcase produk, maka Instagram, Pinterest, atau YouTube akan sangat cocok untuk mengakomodasi. Namun jika untuk berkomunikasi dengan pelanggan, mungkin media seperti Twitter lebih cocok. Pun demikian untuk penentuan target pasar, harus disesuaikan demografinya. Apakah calon konsumen lebih banyak menggunakan Facebook, Path atau lainnya.

Pemasaran melalui email

Kendati sudah menjadi cara lama, mengirikan penawaran melalui email menjadi cara yang cukup efektif. Email konsumen atau calon konsumen bisa didapat dari banyak cara, mulai dari menampilkan kolom berlangganan di website, membuat survei hinnga menawarkan versi trial dari produk yang meminta pengguna untuk mendaftarkan emailnya. Pemasaran di email masih menjadi penting, karena konten yang disampaikan dapat lebih kaya dan memiliki penjelasan yang jelas. Hal ini didukung oleh riset MarketingSherpa yang menyatakan bahwa pengguna dewasa yang menjadi konsumen pontensial 72 persen masih menggunakan email.

“Influencer Marketing Platform” Sociabuzz dan Rencana Bisnis di Tahun 2017

Implementasi media sosial untuk sebuah brand telah membawa cara baru dalam mengembangkan bisnis untuk menyentuh pasar dalam pendekatan yang lebih ramah. Peluang ini dimanfaatkan oleh SociaBuzz yang memposiskan dirinya sebagai influencer marketing platform. Setelah mendapatkan pendanaan awal di tahun 2015 silam, kini SociaBuzz berencana untuk memperluas jaringan influencer mereka yang berasal dari luar Indonesia dan merambah platform media sosial baru di tahun 2017 nanti.

SociaBuzz adalah influencer marketing platform yang pada dasarnya mengusung konsep online marketplace yang menghubungkan bisnis dengan social media influencer. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pemasaran word-of-mouth di media sosial seperti Instagram, Blog, Youtube, dan Twitter.

SociaBuzz sendiri sebenarnya sudah hadir sejak 2012 dalam versi beta, tetapi baru berbentuk PT dan operasional secara penuh mulai dari Maret 2015. Sebulan setelahnya, SociaBuzz berhasil mendapatkan pendanaan awal sebesar $62.500 dari angel investor. Adalah Rade Tampubolon yang kini menjabat sebagai CEO dan Eddy Yansen sebagai CTO yang menginisiasi lahirnya SociaBuzz di Indonesia.

Rade mengatakan, Awal terbentuknya SociaBuzz adalah karena masalah yang saya alami sendiri saat masih bekerja di brand dalam menjalankan influencer marketing secara manual. Banyak waktu dan tenaga yang terbuang hanya untuk menjalankan campaign dengan beberapa influencer dan untuk melakukannya dengan banyak lagi akan lebih painful. Maka dari itu, tercetus ide untuk automate semua prosesnya. Lalu saya menghubungi rekan saya Eddy Yansen untuk membuat sebuah influencer marketing platform.”

Pencapaian dan operasional di tahun 2016

Tidak lama setelah mendapatkan pendanaan tahap awal, SociaBuzz sendiri berhasil menjadi salah satu startup terpilih yang berhak untuk mengikuti batch ketiga program akselerator Ideabox. Di tahun 2016, Rade menyampaikan bahwa mereka telah berhasil menyelesaikan program tersebut hingga ke ajang DemoDay. Ini merupakan salah satu pencapaian SociaBuzz di tahun 2016.

Di sisi operasional, Rade juga mengklaim bahwa kini jumlah brand  yang menggunakan layanan SociaBuzz telah mencapai lebih dari 550 brand. Sedangkan untuk jumlah influencer, SociaBuzz berhasil merangkul lebih dari 10.000 akun social media influencer dalam platform mereka.

Terkait dengan monetisasi layanan, Rade mengungkapkan bahwa pihak SociaBuzz akan menerima komisi dari setiap penghasilan yang didapat oleh influencer yang terdaftar. Sementara itu bagi influencer yang ingin bergabung akan ada proses penyaringan secara manual oleh pihak SociaBuzz dengan melihat konten dari masing-masing akun yang ada. Namun, Rade menekankan bahwa siapa saja sebenarnya bisa bergabung dengan Sociabuzz, mulai dari selebriti, selebgram, youtuber, blogger, buzzer, sampai micro-influencer.

Dari sisi advertiser, SociaBuzz menyediakan layanan escrow yang dapat di top-up melalui metode transfer antar bank. Jadi, saat advertiser mempekerjakan influencer, biayanya akan akan ditahan SociaBuzz terlebih dahulu yang kemudian baru diteruskan ke pihak influencer jika pekerjaannya sudah selesai. Sementara kinerja dari para influencer sendiri, menurut Rade, secara umum dapat diukur dengan melihat beberapa parameter seperti engagement dan clicks.

“Secara ROI, studi dari luar membuktikan bahwa untuk setiap $1 yang di spend advertiser, ROI – adalah $6,50. Pengukuran yang umum dilakukan di influencer marketing adalah jumlah engagement yang terjadi [likes, comments, re-tweet, shares], impressions, views, reach, dan clicks,” jelas Rade.

Rencana SociaBuzz untuk tahun berikutnya

Saat ini influencer yang bergabung dengan SociaBuzz kebanyakan memang berasal dari tanah air. Pun begitu, Rade menyebutkan bawah ada beberapa influencer dari luar negeri yang bertanya apakah mereka bisa bergabung di SociaBuzz. Hal ini yang kemudian menjadi rencana selanjutnya SociaBuzz untuk mengarungi tahun 2017.

Rade mengatakan, “Kami berencana untuk menambah influencer dari luar Indonesia [tahun depan]. Kami akan bekerja sama dengan freelancer di negara-negara lain untuk membantu merekrut influencer  untuk bergabung di platform SocaBuzz dan juga melakukan partnership dan integration dengan platform atau network influencer lainnya di negara-negara tersebut.”

“Negara yang ingin kami fokuskan terlebih dahulu adalah yang berada di South East Asian. Namun, kami juga mau tes negara-negara lain karena beberapa waktu lalu sudah ada beberapa influencer dair Italia, Africa, dan lainnya yang menanyakan ke kami apakah mereka boleh bergabung di SociaBuz,” lanjutnya.

Di samping menambah jaringan influencer dari luar Indonesia, Rade juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan mulai mencoba menambah jaringan media sosial yang akan terintegrasi. Namun, ini akan disesuaikan dengan kebutuhan advertiser dan juga perkembangan yang ada. Saat ini, menurut Rade, pihaknya tertarik untuk mengeksplorasi kemungkinan di platform seperti Snapchat, LINE, BBM, Pinterest, dan juga Bigo.

Rencana lainnya yang akan dijajaki kemungkinannya adalah penambahan metode pembayaran untuk top-up saldo di rekening escrow yang saat ini baru bisa menerima transfer antar bank. Di samping itu, untuk memudahkan kolaborasi antara advertiser dan influencer, Rade juga ingin SociaBuzz nantinya akan menghadirkan sebuah mobile application.

“Untuk memudahkan kolaborasi antara advertiser dan influencer, kami ingin menghadirkan mobile apps. Selain itu, kami juga ingin menghadirkan layanan atau fitur yang bisa membuat influencer dan content creator lebih menghasilkan dan sejahtera. Saat ini itu semua baru ide saja dan masih perlu kami validasi ke depannya,” ujar Rade.

Sebagai informasi, SociaBuzz sebenarnya tidak sendirian di ranah ini. Masih ada Blogmint, influencer marketing platform asal India, yang juga bermain di kolam yang sama dengan SociaBuzz di Indonesia.

Lima Cara Efektif Memasarkan Startup Secara Online

Setiap tahun strategi pemasaran kerap berubah, sepanjang tahun 2016 ini sudah banyak cara baru dan channel terkini yang bisa dimanfaatkan untuk melancarkan kegiatan pemasaran secara online. Memiliki akun media sosial saja tidak cukup ampuh untuk bisa memasarkan startup Anda secara digital, terutama untuk startup yang baru saja diluncurkan, dibutuhkan strategi berbeda yang baiknya diterapkan untuk melancarkan kegiatan pemasaran. Artikel berikut ini akan membantu Anda memasarkan startup Anda dengan tepat secara online.

Buat konten video

Saat ini video sudah menjadi cara ampuh untuk menarik lebih banyak pengguna, meningkatkan traffic dan berpotensi untuk menjadi viral. Buatlah konten video sederhana memanfaatkan software yang ada, kemudian isi konten video dengan narasi singkat dalam bentuk voice over (VO) atau caption sederhana. Meskipun terkesan sedikit mahal dan cenderung mengeluarkan biaya yang lumayan besar, namun konten video buatan sendiri tidak akan memakan pengeluaran yang besar namun mampu untuk menarik perhatian dan melancarkan kegiatan pemasaran.

Personalisasi

Kebanyakan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh startup menargetkan pengguna dalam skala yang cukup besar, sehingga sense personal menjadi kurang dan tidak memberikan impact yang baik. Menurut Len Davis, CEO sebuah agensi periklanan Chicago, PUREi, lakukan kegiatan pemasaran secara personal, yaitu menjangkau pelanggan loyal Anda yang telah terbiasa dan mencintai produk dari startup Anda. Lakukan kegiatan ini secara rutin dan pastikan pelanggan setia Anda akan terus menggunakan produk secara berkelanjutan dengan kegiatan pemasaran secara personal.

Jaga reputasi ‘brand‘ online

Media sosial bisa menjadi cara yang mudah untuk membesarkan sebuah brand sekaligus menjatuhkannya. Untuk itu pastikan apa yang dimuat di akun media sosial startup Anda telah melalui proses filtering yang ketat dan tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan. Jika adanya serangan negatif secara online, segera lakukan antisipasi dengan bijak dan elegan. Cara mudah untuk bisa mengontrol semua itu adalah, dengan melakukan penyetelan Google Alerts terhadap nama perusahaan, jika ada mention yang bersifat negatif dalam media sosial, dengan demikian perusahaan bisa melihat siapa saja orang-orang yang memiliki niat tidak baik untuk perusahaan Anda.

Jalankan juga kegiatan offline

Salah satu kunci keberhasilan kegiatan pemasaran online startup adalah jika disertai dengan kegiatan offline. Banyak pilihan yang bisa dilakukan untuk kegiatan aktivasi offline, seperti mengikuti kegiatan bazaar, eksibisi, meet-up dan masih banyak lagi. Dengan melakukan pertemuan atau interaksi langsung dengan pelanggan lama dan baru saja, bisa menumbuhkan awareness kepada mereka dan selanjutnya tertarik serta ingin mengetahui lebih jauh produk secara online. Kegiatan ini telah sukses dilancarkan oleh Berrybenka, Bukalapak, Tokopedia.

Content Marketing

Satu hal yang pasti adalah content marketing atau konten pemasaran yang bisa menjangkau lebih banyak lagi pengguna baru untuk mencoba produk startup Anda. Ciptakan konten menarik yang bukan hanya bermanfaat namun juga sarat dengan informasi tentang produk atau layanan yang dimiliki oleh startup. Upayakan untuk membuat konten banyak di share oleh pengguna di platform media sosial yang berbeda. Studi yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa 30% pencarian yang dilakukan melalui mesin pencari Google kebanyakan hasilnya adalah konten yang menarik dan banyak dikunjungi.

Survey McKinsey Nyatakan Media E-Mail Jauh Lebih Efektif Dalam Pemasaran Ketimbang Media Sosial

Seperti yang sudah diketahui, upaya pemasaran dalam ranah online saat ini sangat berkaitan erat dengan platform media sosial. Seperti halnya pada Facebook dan Instagram yang terakhir dilaporkan sebagai platform media sosial paling efektif dalam memacu bisnis, sebuah survey terbaru yang dilakukan oleh McKinsey & Company malah mengungkapkan media e-mail nyatanya jauh lebih efektif dalam hal pemasaran online ketimbang platform media sosial.
Continue reading Survey McKinsey Nyatakan Media E-Mail Jauh Lebih Efektif Dalam Pemasaran Ketimbang Media Sosial