Tag Archives: online pawn

Pegadaian Kucurkan Investasi Rp1,2 Triliun untuk Jadi Perusahaan Fintech / Pegadaian

Pegadaian Kucurkan Investasi Rp1,2 Triliun untuk Jadi Perusahaan Fintech

Pegadaian mengalokasikan investasi sebesar Rp1,2 tiliun untuk mewujudkan ambisinya sebagai perusahaan fintech tahun ini. Sebagian besar anggaran tersebut akan diarahkan untuk pengembangan aplikasi Pegadaian Digital Services (PDS), menggaet 6 ribu agen, memperluas produk layanan, dan going global.

“Kami akan lari jarak jauh, oleh sebab itu capex yang kami sediakan tahun ini cukup besar karena kami akan going global. Akhirnya Pegadaian akan memiliki jasa gadai, fidusia, dan fintech,” terang Direktur Utama Pegadaian Sunarso dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Untuk menjadi perusahaan fintech, lanjut Sunarso, transformasi perseroan saat ini sudah melalui tahap dreaming untuk menjadi perusahaan fintech, setelah melalui tahapan diagnosis. Seluruh proses dilakukan secara 4D.

Selanjutnya mereka masuk ke tahapan design dan delivery untuk mendukung rencana melantai di bursa pada 2020. Perseroan akan terus melakukan digitalisasi proses bisnis, meningkatkan kenyamanan layanan di outlet, revitalisasi gudang dan logistik, serta pelayanan prima kepada nasabah.

PDS menjadi senjata Pegadaian untuk masuk ke ranah fintech, melayani nasabah dan calon nasabah yang berasal dari kalangan millennial. Nasabah bisa mengajukan gadai atau pengajuan kredit mikro sesuai kebutuhan nasabah, mengakomodasi nasabah yang ingin membuka tabungan emas, membayar angsuran, dan melakukan top up tabungan emas.

Lewat aplikasi ini, ditargetkan Pegadaian dapat menjaring dua juta nasabah baru sampai akhir tahun ini. Diharapkan total nasabah perseroan dapat mencapai 11,5 juta orang.

Sektor gadai sendiri secara umum tidak memiliki banyak pemain resmi. Selain pegadaian, terdapat pula Pinjam yang fokus memberikan pelayanan gadai secarara online.

Buka kedai kopi

Agar dapat menjaring nasabah dari kalangan millennial, Sunarso menuturkan perseroan menganut strategi “jemput bola” dengan membuka kedai kopi “The Gade” yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta.

Di dalam kedai ini, nasabah dapat berkenalan dengan produk-produk Pegadaian yang selama ini belum banyak dikenal kalangan millennial. Nasabah dapat mengakses berbagai layanan Pegadaian seperti mengajukan modal usaha, gadai barang, dan sebagainya.

Ke depannya Pegadaian segera menambah gerai kedai kopi di lokasi lainnya di seluruh Indonesia. Kehadiran kedai kopi ini juga diharapkan bisa menjaring nasabah dari kaum laki-laki yang dinilai belum tergarap optimal oleh perseroan.

Tercatat 72% nasabah aktif Pegadaian adalah ibu-ibu, dengan sekitar 68% nasabah berusia di bawah 45 tahun.

“Sepertinya kaum laki-laki cenderung ada rasa gengsi untuk mengakses Pegadaian. Maka kami membuka kafe The Gade agar mereka tidak malu-malu lagi untuk ke Pegadaian.”

Tak hanya itu, Pegadaian juga meluncurkan produk gadai tanpa bunga untuk menjangkau pengguna millennial khususnya mahasiswa. Untuk produk ini, nasabah bisa mengajukan pinjaman maksimal Rp500 ribu dengan tenor dua bulan. Produk tersebut ditargetkan dapat menjaring satu juta nasabah

Application Information Will Show Up Here

.

Online Pawn Service Pinjam to Launch Sharia Business

Pinjam, a startup in the online pawn industry, is soon to launch sharia business for its business diversification. It is to be available in market in Q3 of 2018.

“So, this year’s planning is to launch sharia-based product. It still needs to find a clear DNA product. Later, when it has been launched, it will be faster to apply [compared to conventional sharia business],” said Teguh B Ariwibowo, Pinjam’s CEO and Founder, as quoted by Digination.

For this new business development, the team has made a sharia committee to supervise and created opportunities for partnership with related parties, such as Maal Wat Tamwil Agency (BMT). The CEO also claimed partnership with an app that’s having nearly two million agents.

It must be done to make this fintech service comply with sharia principal and cover customer’s needs.

“We already have had sharia team to supervise, also partners with an app with two million agents. Furthermore, we talk to the community along with BMT.”

Pinjam currently has two main products called “gadai online” (online pawn) and “pinjaman mikro” (microloans). Gadai online’s target is individual, they can apply for loan starting from Rp2 million to Rp5 million. While microloans are specific for entrepreneurs with a maximum loan of Rp100 million.

Recently, p2p lending Investree has also launched its sharia business. The company’s research shows that this business line has disbursed Rp2,7 billion from 313 lenders for 1,340 borrowers.

Investree has become the first fintech company to receive a Recommendation Letter of Sharia Experts Team from National Sharia Council – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). It means Investree becomes a party in designing, providing inputs, and supervising sharia-based products as part of “Fatwa Fintech Syariah” in the near future.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Layanan Gadai Online Pinjam Segera Luncurkan Bisnis Syariah

Pinjam, startup yang bergerak di bisnis gadai online, mengungkapkan akan segera meluncurkan bisnis syariah sebagai langkah diversifikasi usaha. Rencananya bisnis ini akan hadir pada kuartal ketiga tahun ini.

“Jadi planning tahun ini kita insya Allah luncurin produk yang syariah based. PR-nya adalah masih cari DNA produk yang benar-benar syariah. Sehingga nanti kita launch itu apply-nya lebih cepat, bukan terkesan [bisnis] konvensional yang di-syariah-kan,” terang CEO dan Founder Pinjam Teguh B Ariwibowo seperti dikutip Digination.

Adapun untuk perkembangan bisnis barunya tersebut, pihaknya telah membentuk dewan pengawas syariah dan membuka kerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti BMT (Badan Maal Wat Tamwil). Teguh juga mengungkapkan saat ini perusahaan telah bekerja sama dengan salah satu aplikasi yang sudah memiliki hampir dua juta agen.

Hal ini dilakukan agar saat diluncurkan nanti, layanan fintech ini sesuai dengan prinsip syariah dan mewadahi kebutuhan nasabah.

“Kita sudah punya dewan pengawas syariah, sudah kerja sama dengan salah satu aplikasi yang basisnya sudah sampai dua juta agen. Kemudian kita sudah ngobrol sama komunitasnya dan paralel ngobrol dengan BMT.”

Saat ini Pinjam memiliki dua produk utama, yaitu gadai online dan pinjaman mikro. Gadai online menyasar individu sebagai nasabah, nilai pinjaman yang bisa diajukan mulai Rp2 juta-Rp5 juta. Sementara pinjaman mikro khusus untuk pelaku UMKM dengan maksimal nilai pinjaman Rp100 juta.

Baru-baru ini, layanan p2p lending Investree telah meresmikan bisnis syariahnya. Dari hasil uji coba yang dilakukan perusahaan, lini bisnis ini telah menyalurkan dana pinjaman sebesar Rp2,7 miliar dengan 313 peminjam dan 1.340 penerima pinjaman.

Investree menjadi perusahaan fintech pertama yang mengantongi Surat Rekomendasi Penunjukkan Tim Ahli Syariah dari Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Dengan surat ini, Investree menjadi pihak yang turut merancang, memberi masukan, dan mengawasi berjalannya produk berbasis syariah sebagai bagian dari proses hadirnya Fatwa Fintech Syariah dalam waktu dekat.

Pinjam Kenalkan Layanan “Gadai Instant”

Pinjam, salah satu perusahaan teknologi finansial yang menyediakan layanan pinjaman atau lending kepada UMKM, meluncurkan layanan Gadai Instant. Layanan Gadai Instant dihadirkan untuk memudahkan para nasabah Pinjam untuk mengajukan pinjaman dana cepat dengan jaminan dan nilai taksiran yang kompetitif. Peluncuran layanan Gadai Instant ini dilakukan seiring acara Pesta Wirausaha yang diadakan komunitas Tangan Di Atas.

Gadai Instant ini diluncurkan setelah sebelumnya Pinjam berhasil membantu 2500 nasabah dan mempunyai anggota lebih dari 30.000 sejak pertama kali Pinjam beroperasi melalui layanan mereka. Kurang lebih dana 20 miliar Rupiah sudah disalurkan menjadi pinjaman kepada para nasabah Pinjam.

Hadir di bawah produk Gadai Online, layanan Gadai Instant menawarkan kemudahan bagi para nasabah Pinjam karena proses penaksiran barang sampai dengan pencairan dana dapat dilakukan langsung di tempat yang telah ditentukan.

“Sangat disayangkan apabila potensi wirausaha tidak dapat dikembangkan secara maksimal. Dengan pendanaan yang tepat dan cepat, tentunya pelaku wirausaha akan lebih cepat berkembang. Aset menganggur yang tidak memberikan keuntungan, melalui gadai, dapat diubah menjadi aset yang jauh lebih berharga, misalnya saja, sebagai modal usaha. Tentunya dengan perubahan nilai aset tersebut, kami yakin ada diikuti dengan perubahan-perubahan lain seperti perubahan ekonomi masyarakat.” ucap Co-Founder dan CEO Pinjam Teguh B. Ariwibowo.

Teguh lebih lanjut menjelaskan jika selama ini kurir yang datang kepada nasabah, melalui Gadai Instant proses taksir akan diadakan di tempat. Sebuah cara yang disebut bisa mempercepat proses pengadaan pinjaman karena penaksir datang langsung menemui nasabah.

Untuk penaksir, Pinjam memastikan penaksir mereka merupakan penaksir yang terlatih yang memastikan nilai taksiran yang nasabah dapatkan merupakan nilai yang bersaing dengan harga pasar. Proses penaksiran barang dapat diamati langsung oleh nasabah membuat nilai taksiran lebih reliable dan memberikan rasa aman bagi nasabah. Kemudahan lain yang ditawarkan adalah adanya layanan jemput bagi nasabah. Dengan banyaknya kemudahan ini diharapkan fitur Gadai Instant bisa bermanfaat bagi nasabah yang membutuhkan dana cepat dengan efisiensi waktu yang tinggi.

Dalam acara yang sama, Pinjam juga mengenalkan kembali layanan Pinjaman Usaha. Produk ini membantu nasabah melakukan pinjaman yang besarnya sesuai dengan yang dibutuhkan dengan tenor 3 sampai 12 bulan. Bantuan ini bertujuan membantu pemilik usaha untuk mendapatkan modal atau meningkatkan usaha mereka dengan jaminan BPKB kendaraan atau SHM tanah atau rumah.

Tahun ini Pinjam menargetkan membantu 50.000 nasabah di Indonesia dengan perluasan akses melalui kemitraan dan kolaborasi sebagai fokus utama. Termasuk menjangkau para pelaku UKM, UMKM dan para pemangku kepentingan untuk menjadi bagian dari perubahan mereka melalui berbagai inovasi yang dihadirkan.

“Semenjak awal didirikannya Pinjam.co.id, kami ingin kami terus berkembang bersama masyarakat. Produk kami tidak hanya mencerminkan Pinjam.co.id tetapi juga merupakan solusi inovatif yang didapatkan dari terus menggali apa yang dapat kami kembangkan dan kami tawarkan kepada masyarakat,” tutup Teguh.

Head of Technology Baru Pinjam dan Inovasi yang Segera Diimplementasikan

Platform Pinjam yang melakukan transaksi gadai secara online pertengahan tahun 2016 ini telah memiliki anggota baru yang bertanggung jawab menangani sisi teknologi startup fintech ini. Sofian Hadiwijaya kini menjadi Head of Technology di Pinjam. Sebelumnya Sofian pernah bekerja Kudo.

“Resminya saya bergabung dengan Pinjam sejak bulan Juli 2016, direkrutnya saya sebagai Head of Technology pada dasarnya untuk membenahi sistem yang ada serta mengembangkan inovasi dengan teknologi terkini,” kata Sofian kepada DailySocial.

Pengalamannya sebagai anggota tim IT di Kudo memberikan inspirasi kepada Sofian untuk mulai merancang teknologi serta sistem yang tepat. Proyek pertama yang kemudian dilakukan oleh Sofian yaitu memindahkan sistem yang sebelumnya menggunakan third-party hingga menggunakan teknologi terkini.

“Dulu Pinjam masih menggunakan cPanel dengan domain yang tidak jelas, which is fine untuk startup yang masih baru berdiri dan mengandalkan third-party, namun ketika sudah mulai berkembang terutama fintech idealnya harus bisa memiliki sistem sendiri dengan teknologi terkini,” kata Sofian.

Setelah bergabungnya Sofian saat ini Pinjam telah menggunakan Amazon Web Service (AWS) dan memperbarui sistem front-end dan back-end di Pinjam.

“Sebelum saya masuk saya sudah merancang sistem baru yang ideal untuk Pinjam seperti apa. Saat ini kita menggunakan Amazon Web Service (AWS) dan kita baru dapat kredit lagi di SoftLayer jadi development server. Kita ada sekitar 14 server yang live di development dan production dan sudah diimplementasikan bulan Juli. Dulu mengandalkan teknologi PHP dan sekarang menganut teknologi kekinian,” kata Sofian.

Menambah fitur terbaru dan berencana meluncurkan aplikasi mobile

Bergabungnya Sofian sebagai Head of Technology bakal mendukung lebih banyak rencana serta inovasi yang akan dikembangkan. Di antaranya adalah segera meluncurnya fitur Search di situs Pinjam untuk memudahkan pengguna melakukan pencarian produk gadai dengan cepat.

“Selama ini pengguna masih kesulitan untuk menemukan produk yang ingin dicari karena tidak adanya fitur Search tersebut. Nantinya bukan hanya detil produk yang didapatkan dengan cepat dan mudah, tafsiran harga juga sudah dilengkapi,” kata Sofian.

Disinggung tentang aplikasi mobile memang masih belum populer di kalangan penggiat fintech, Sofian mengungkapkan rencana untuk meluncurkan aplikasi mobile memang sudah ada, namun Sofian dan tim Pinjam masih ingin menggali pendekatan yang bermanfaat untuk pengguna untuk dapat memaksimalkan user experience saat menggunakan Pinjam di aplikasi mobile.

“Layanan yang ditawarkan Pinjam pada dasarnya berbeda dengan [layanan] e-commerce, yaitu ketika pinjaman telah didapatkan biasanya aplikasi akan segera di-uninstall. Berbeda dengan aplikasi mobile e-commerce yang dilihat secara rutin,” kata Sofian.

Layanan tambahan dan target Pinjam

Sejak berdiri sekitar tahun 2015 lalu, Pinjam mengklaim telah memiliki lebih dari seribu peminjam. Pinjam juga mencatat produk yang paling banyak digadaikan adalah gadget seperti smartphone.

“Saat ini kita telah merubah nilai pinjaman kepada pelanggan, mulai dari Rp 200 ribu setelah sebelumnya dimulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 100 juta setelah sebelumnya sampai Rp 25 juta saja. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan lebih banyak peluang kepada pelanggan,” kata Sofian.

Layanan lain yang rencananya akan dikembangkan oleh Pinjam adalah Pinjam online yang ditargetkan untuk kalangan individu seperti karyawan, wirausahawan, dan lainnya.

“Kami ingin semua proses berjalan dengan transparan untuk memudahkan pelanggan yang ingin melakukan pinjaman melalui Pinjam,” kata Sofian.

Bukan hanya kalangan perorangan yang diincar, Pinjam juga berencana untuk memberikan kesempatan kepada merchant e-commerce terkemuka di Indonesia, untuk memanfaatkan layanan Pinjam untuk menambah modal usaha di bawah naungan bisnis e-commerce yang mereka daftarkan.

“Saat ini kami masih melakukan pendekatan dengan layanan e-commerce besar di Indonesia agar bisa menawarkan layanan Pinjam kepada merchant mereka yang pada umumnya adalah kalangan UMKM di seluruh Indonesia,” kata Sofian.

Sebelumnya Koinworks telah melakukan kemitraan dengan layanan e-commerce seperti Lazada untuk memberikan pinjaman dana kepada merchant yang telah bergabung. Hal serupa akan dilancarkan juga oleh Pinjam.

“Layanan lain yang ingin dikembangkan oleh Pinjam dengan memanfaatkan sumber dari [layanan] e-commerce adalah untuk kalangan individual yang membutuhkan uang untuk hal-hal yang personal seperti membeli smartphone baru atau mengganti laptop lama dengan model baru. Nantinya bisa di-posting barang bisa digadaikan namun tetap ter-listing di [layanan] e-commerce tersebut. Nantinya ketika barang sudah laku, selisih antara pinjaman dan harga barang bisa dikembalikan kepada orang tersebut,” kata Sofian.

Untuk layanan yang terakhir, Sofian menambahkan hal tersebut masih menjadi rencana dan belum segera diluncurkan. Dengan potensi yang ada, Sofian optimis layanan ini nantinya akan diminati oleh masyarakat Indonesia.

Bermitra dengan pegadaian offline

Dengan sistem serta teknologi yang ada, Pinjam terbilang telah memiliki layanan dan sistem yang terpadu dan tentunya selaras dengan arahan pemerintah untuk menyasar masyarakat Indonesia yang masih unbankable dan di sisi lain mengedepankan model branchless. Peluang tersebut membuka kesempatan bagi semua pegadaian yang masih menjalankan bisnisnya secara offline untuk mulai mengadopsi teknologi dengan bergabung menjadi mitra Pinjam.

Pegadaian sendiri saat ini masih menjadi bisnis yang memiliki keuntungan besar dengan jumlah transaksi bisa mencapai 100 triliun Rupiah per tahunnya. Layanan yang ditawarkan Pinjam diharapkan bisa memaksimalkan jalannya usaha pihak pegadaian dan membantu pengguna yang membutuhkan.

“Sesuai dengan arahan dari OJK, kami dari Pinjam membuka kesempatan untuk pegadaian yang ingin mengimplementasikan layanan gadai online untuk kemudian bergabung menjadi mitra dari Pinjam,” kata Sofian.

PT Pegadaian Luncurkan Layanan Gadai Online Tahun Depan

Banyaknya perusahaan financial technology (fintech) lahir di Indonesia turut membuat perusahaan pelat merah seperti Pegadaian ikut andil berpartisipasi dengan mendirikan gadai online. Rencananya layanan ini akan diluncurkan tahun depan.

Riswinandi, Direktur Utama Pegadaian, menjelaskan pertimbangan tersebut didasarkan pada geliat fintech yang cukup agresif akhir-akhir ini. Ia mengharapkan gadai online bisa menjadi jalur cepat untuk konsumen dalam mencairkan pinjamannya.

“Kami mulai memantau perkembangan fintech sejak setahun ini, ada juga masukan dari konsumen. Akhirnya kami mulai merencanakan pendirian gadai online dan diharapkan bisa launch tahun depan,” ujarnya, Rabu (12/10).

Kendati demikian, dia mengaku pihaknya masih mempertimbangkan proses bisnis seperti apa yang akan dipilih Pegadaian. Pasalnya, dalam menyalurkan pinjaman Pegadaian tetap ingin mempertahankan proses tatap muka antara konsumen dengan petugas Pegadaian sebagai langkah perlindungan dan keamanannya.

Salah satu gambaran proses bisnis, lanjutnya, konsumen yang ingin menggadaikan barangnya dapat mengakses aplikasi gadai online lalu mengisi data pribadinya secara lengkap. Pihak Pegadaian kemudian akan melakukan verifikasi data. Bila data diterima, nasabah akan menerima nomor antrian saat mendatangi kantor Pegadaian.

“Masih [di]pikirkan proses bisnisnya, tapi pada intinya kami tetap ingin ada proses tatap muka karena ini kan barang berharga mereka yang mau digadaikan ke kami. Jangan sampai terjadi dispute karena ini salah satu bentuk service kami.”

Pegadaian merupakan salah satu pemain gadai offline terbesar dan tertua di Indonesia yang dimiliki oleh pemerintah. Awalnya pangsa bisnis Pegadaian terbesar adalah bisnis gadai, namun setelah pemain gadai swasta mulai menjamur kini Pegadaian melakukan diversifikasi usaha. Saat ini bisnis Pegadaian meliputi gadai, kredit mikro, investasi emas, pembiayaan melalui fidusia, remitansi, dan PPOB.

Kompetitor Pegadaian di ranah online adalah Pinjam yang cukup eksis setelah berhasil memperoleh pendanaan Seri A bulan Juni lalu.

Resmi Perkenalkan Diri, Pinjam Indonesia Lakukan Banyak Optimasi Layanan

Setelah hadir dalam versi beta hampir setahun yang lalu, kemarin malam (15/12) Pinjam Indonesia resmi meluncur. Pinjam Indonesia merupakan startup teknologi yang bergerak di bidang keuangan untuk membenatu memberikan layanan pinjaman dana. Bersaman dengan peluncurannya tersebut, Pinjam Indonesia juga mengumumkan peluncuran fitur baru dan beberapa rencana mereka untuk tahun depan.

Layanan Pinjam Indonesia sejatinya telah hadir sejak sepuluh bulan lalu, namun baru bisa diakses oleh publik dalam versi beta dua bulan setelahnya. Setelah delapan bulan pengembangan dan uji produk, kemarin malam Pinjam Indonesia resmi memperkenalkan diri ke publik.

BPinjam Indonesia juga melakukan optimasi tampilan situs, meluncurkan fitur Dana Siaga, mengumumkan akan segera menghadirkan aplikasi mobile (Android dan iOS), fitur Dana Amanah, dan berencana melebarkan sayap ke 10 kota besar.

Co-Founder Pinjam Indonesia Teguh B. Ariwibowo mengatakan, “Kami sudah punya [produk] gadai online, yang kami launching hari ini adalah Dana Siaga. Nanti juga ada yang namanya Dana amanah.”

“Dana siaga dan Gadai Online ini konsepnya adalah kami mencairkan berdasarkan kolateral [jaminan-red] yang customer kami punya. Jadi, kami lihat nama, nomor ponsel, alamat, dan semua [informasi] basic-nya […] untuk mencairkan dana. […] Ke depannya, kita akan mengotomatisasi itu,” lanjut Teguh menjelaskan.

Rencana Pinjam Indonesia untuk tahun depan

[Kiri-kanan] CEO Pinjam Indonesia Teguh B. Ariwibowo, Costumer Pinjam Indonesia Rafael Rio, dan Strategic Advisor Pinjam Indonesia David Remberth / DailySocial

Sementara itu untuk tahun depan Pinjam juga berencana akan melebarkan sayap operasional mereka 10 kota besar di Indonesia. Kota-kota yang menjadi target adalah, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Makassar, Jogjakarta, Balikpapan, dan termasuk akan mencoba di Sukabumi. Selain itu, Pinjam Indonesia juga menargetkan memiliki 100 distribution channel dan business partner.

Teguh mengatakan, “Kami ingin distribution channel kami ada di seluruh Indonesia. Target kami, kami kerjakan 100 plus business partner sampai tahun 2016 akhir. Sama ekspansi di 10 kota.”

“Jadi secara konsep di masing-masing kota [yang jadi target ekspansi] akan ada kantor operasional. Kantor tersebut nantinya akan mengurus rekanan-rekanan bisnis kami yang akan served konsumen kami. […] Contohnya bila ingin gadai emas, konsumen bisa menggadai di toko emas yang rekanan dengan kami. […] Sekarang kami sedang prototype ini di Semarang dan Bali, […] kebanyakan adalah Koperasi.” papar Teguh.

Jangka waktu pinjaman di Pinjam Indonesia maksimal 12 minggu, sedangkan dana yang dicairkan oleh Pinjam Indonesia saat ini masih berada di kisaran 2-3 juta Rupiah. Menurut Teguh, kebanyakan jaminan yang masuk adalah elektronik dan BPKB kendaraan. Ke depannya Teguh berjanji untuk menambah jaminan ke kategori luxury brand.

Tiga Bulan Beroperasi, Platform Gadai Online Pinjam Indonesia Klaim Miliki 3000 Pendaftar

/ Shutterstock

Pinjam Indonesia, yang beberapa waktu lalu sempat kami beritakan kehadirannya, kini telah resmi meluncur. Pinjam adalah layanan yang memberikan kemudahaan pada pelanggannya untuk mendapatkan pinjaman melalui sistem gadai barang secara online. Setelah tiga bulan resmi beroperasi, mereka mengklaim bahwa kini telah memiliki 3000 pendaftar di platform mereka untuk daerah Jabodetabek yang merupakan wilayah operasional utamanya.

Continue reading Tiga Bulan Beroperasi, Platform Gadai Online Pinjam Indonesia Klaim Miliki 3000 Pendaftar

Pinjam Indonesia Tawarkan Solusi Keuangan “Immediate Cash” dengan Sistem Gadai Barang Secara Online

Ilustrasi Immediate Cash / Shutterstock

Mendapatkan pinjaman uang dengan sistem gadai barang sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Meskipun demikian kebanyakan bisnis pinjaman ini masih dilakukan dengan sistem offline. Kalaupun ada yang bersifat online, itu masih bisa dihitung dengan jari. Melihat kesempatan ini, Pinjam Indonesia mencoba hadir dengan solusi “immediate cash” bagi mereka yang sedang membutuhkan bantuan keuangan.

Continue reading Pinjam Indonesia Tawarkan Solusi Keuangan “Immediate Cash” dengan Sistem Gadai Barang Secara Online