Traveloka didirikan tahun 2012 lalu oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert. Platform tersebut pada awalnya hanya fokus kepada pemesanan dan pembelian tiket pesawat dan hotel atau yang dikenal dengan online travel agent (OTA), saat ini telah bertransformasi menjadi lifestyle superapp.
Dalam acara Tech in Asia Conference 2021, President Traveloka Caesar Indra menyebutkan, meskipun sejak lama telah memosisikan perusahaan sebagai lifestyle superapp beberapa waktu lalu, namun saat ini Traveloka telah meresmikan aplikasi mereka lebih dari sekadar platform OTA.
“Transformasi ini saya lihat menjadi relevan dengan makin banyaknya ragam layanan dan produk yang kami hadirkan. Bukan hanya fokus kepada travel saja namun juga ke finansial hingga layanan dan produk gaya hidup.”
Berawal sebagai pemain yang mendominasi di sektor travel kemudian mulai merambah menjadi end to end solution untuk pengguna dan kebutuhan gaya hidup mereka, Traveloka hingga saat ini masih fokus kepada core bisnis mereka yaitu travel, layanan lokal, dan finansial.
Ke depannya perusahaan berencana untuk terus menambah layanan yang dibutuhkan oleh pengguna. Memanfaatkan data dan insight yang mereka miliki, kerja sama lebih luas dengan institusi finansial dan lainnya juga akan menjadi fokus dari Traveloka.
Adaptasi perusahaan saat pandemi
Secara khusus Traveloka saat ini memiliki tiga ekosistem layanan. Di antaranya adalah travel dan akomodasi, Xperience, dan fintech. Setelah diluncurkan tahun 2015 layanan paylater milik mereka yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna melakukan pembelian, menjadi salah satu unggulan produk fintech milik Traveloka.
Saat pandemi ketika perusahaan harus melakukan adaptasi terhadap perubahan gaya hidup dari pengguna, pilihan layanan buy now, stay later juga telah menjadi kekuatan perusahaan untuk tetap bisa menjalankan bisnis sekaligus membantu mitra hotel untuk bisa terus beroperasi.
Sementara untuk layanan Xperience yang di dalamnya terdapat Eats, Traveloka saat pandemi juga menghadirkan layanan baru yaitu Order Now serta referensi review dan direktori produk untuk restoran yang tergabung menjadi mitra. Tercatat saat ini ada sekitar 18 ribu restoran yang telah terdaftar dalam platform.
Inovasi lain yang diklaim telah berhasil dilakukan oleh Traveloka adalah, menjadikan platform sebagai pilihan bagi pengguna untuk melakukan Covid-19 testing. Bekerja sama dengan pemerintah Traveloka telah menangani pemesanan testing di sekitar 600 testing center di 130 kota melalui aplikasi.
“Effort lain yang kami lakukan adalah untuk menemukan cara baru agar bisa memberikan layanan kepada pengguna menyesuaikan perubahan customer saat ini. Salah satunya adalah ekspansi layanan lokal dan layanan fintech,” kata Caesar.
Rencana bisnis dan IPO Traveloka
Meskipun pandemi belum usai, namun Traveloka optimis kegiatan traveling domestik hingga internasional secara perlahan akan pulih kembali. Dilihat dari mulai dilonggarkannya travel restriction di beberapa negara. Dalam hal ini Traveloka bersama dengan pemerintah Indonesia dan negara lainnya, mulai menggencarkan kegiatan awareness dan edukasi untuk mempermudah kegiatan traveling saat pandemi.
“Kami optimis Indonesia yang merupakan pasar travel terbesar dan didukung dengan pertumbuhan populasi middle class saat ini, masih banyak di antara mereka yang belum pernah melakukan perjalanan wisata ke luar negeri. Semoga dalam waktu dekat dengan mulai dilonggarkannya kegiatan tersebut bisa berjalan normal kembali,” kata Caesar.
Disinggung seperti apa rencana IPO perusahaan ke depannya, Caesar enggan untuk menjelaskan lebih lanjut. Seperti yang diberitakan sebelumnya Co-Founder & CEO Traveloka Ferry Unardi mengatakan, setelah melewati masa tersulitnya di awal Covid-19, tahun ini menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan untuk go public. Ia meyakini kondisi perusahaan sudah siap dan pasar juga dinilai akan menyambut baik.