Tag Archives: opera

Opera Akuisisi Pengembang Engine GameMaker dan Dirikan Divisi Opera Gaming

Pada pertengahan tahun 2019 lalu, Opera meluncurkan sebuah browser unik bernama Opera GX yang didedikasikan untuk para gamer. Per bulan Desember 2020 kemarin, Opera GX tercatat memiliki sekitar 7 juta pengguna aktif bulanan, naik 350% dibanding setahun sebelumnya.

Namun siapa yang menyangka kalau eksperimen ini pada akhirnya memicu ketertarikan ekstra terhadap industri gaming bagi Opera. Di tahun 2021 ini, Opera rupanya sudah siap untuk menceburkan kakinya lebih dalam lagi ke sektor gaming, dan langkah tersebut mereka awali dengan mengakuisisi YoYo Games, perusahaan asal Skotlandia yang dikenal sebagai developer dari GameMaker Studio 2.

GameMaker merupakan game engine 2D yang cukup populer di kalangan developer indie. Software ini sudah eksis selama lebih dari dua dekade, dan telah membantu melahirkan sejumlah game indie legendaris macam Spelunky maupun Hotline Miami. GameMaker juga banyak dipakai oleh orang-orang yang tertarik menciptakan video game, tapi tidak punya waktu untuk mendalami dunia programming secara intensif.

Permainan yang digarap menggunakan GameMaker bisa dijalankan di banyak platform, termasuk halnya di browser. Kendati demikian, Opera tidak punya niatan untuk menciptakan game eksklusif buat Opera GX. Tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan komunitas di kalangan pengguna Opera GX, sekaligus menawarkan software GameMaker Pro 2 ke kalangan developer.

Spelunky, salah satu game indie populer yang dikerjakan menggunakan GameMaker / Steam
Spelunky, salah satu game indie populer yang dikerjakan menggunakan GameMaker / Steam

Pada kenyataannya, akuisisi senilai $10 juta atas YoYo Games ini menjadi basis atas dibentuknya divisi baru Opera Gaming, yang akan berfokus mengembangkan kapabilitas sekaligus peluang monetisasi Opera di ranah gaming. Singkat cerita, Opera melihat peluang yang menjanjikan di sektor gaming, dan mereka tidak segan menginvestasikan sumber daya yang lebih banyak lagi di sini.

Sejauh ini Opera memang belum menyingkap rencana konkretnya mengenai Opera Gaming. Menyinergikan Opera GX dan GameMaker semestinya menjadi salah satu agenda mereka, tapi spesifiknya seperti apa masih belum diketahui. Apakah nantinya Opera GX bakal dilengkapi akses cepat ke forum GameMaker, sehingga para developer bisa saling berbagi insight dengan mudah?

Semuanya memang masih sebatas spekulasi, tapi pastinya akan sangat menarik melihat upaya Opera mendiversifikasi bisnisnya ke ranah gaming.

Sumber: VentureBeat dan PR Newswire.

Versi Baru Opera Hadirkan Integrasi Instagram

Secara popularitas, Opera memang masih kalah jauh dibanding browserbrowser macam Google Chrome, Mozilla Firefox, atau bahkan Microsoft Edge. Namun secara fitur, Opera bisa dibilang paling getol bereksperimen.

Buktinya bisa kita lihat pada versi terbarunya, Opera 68, yang datang membawa integrasi Instagram. Bersamaan dengan Facebook Messenger, WhatsApp, dan Telegram, Instagram kini menduduki sidebar sebelah kiri Opera. Jadi dengan mengklik icon Instagram di sidebar, pengguna bisa mengaksesnya tanpa mengganggu deretan tab yang sedang dibuka.

Timing dari peluncuran integrasi Instagram pada Opera ini bukanlah suatu kebetulan. Baru-baru ini, Instagram meluncurkan fitur DM (Direct Message) pada versi web-nya. Perlahan tapi pasti, Instagram di desktop jadi semakin mirip di mobile, jadi tidak terlalu mengherankan melihat Opera menyulapnya menjadi salah satu aplikasi terintegrasi.

Opera 68 dengan integrasi Instagram

Namun lagi-lagi yang menjadi pertanyaan adalah, siapa kira-kira yang bakal memanfaatkan fitur ini? Pastinya banyak. Satu contoh yang paling gampang adalah mereka yang ingin menonton live stream tanpa diganggu deretan komentar dari penonton lain; di versi web-nya, komentar ditampilkan di sisi kanan live stream, bukan menutupi porsi bawahnya.

Contoh lain yang saya bayangkan adalah para pelaku bisnis online. Berkat integrasi ini, DM di Instagram dapat mereka akses kapan saja tanpa harus meninggalkan tab Tokopedia, Bukalapak, Shopee, maupun platform lain yang sedang dibuka. Andai diperlukan, jendela Instagram ini bahkan bisa di-pin di samping jendela browser.

Buat yang tertarik, Opera 68 saat ini sudah bisa diunduh di Windows, macOS maupun Linux.

Sumber: Opera.

Google Earth Kini Dapat Diakses Lewat Firefox, Opera, dan Microsoft Edge

Tahun 2017 lalu, Google merombak desain Google Earth sekaligus memensiunkan aplikasi desktop-nya. Sebagai gantinya, Earth dapat diakses langsung melalui browser komputer, tanpa perlu meng-install apa-apa. Sayangnya tidak semua browser, melainkan hanya Chrome.

Itu dikarenakan Google menggunakan teknologi Native Client (NaCl) dalam mengembangkan Earth versi web, dan yang mendukung NaCl hanyalah Chrome sendiri. Kala itu, belum ada standar web yang cukup mumpuni untuk mewujudkan fitur-fitur kompleks Earth. Tiga tahun berselang, situasinya sudah berubah drastis.

Sekarang, teknologi seperti WebAssembly sudah kian matang hingga pada akhirnya mampu menggantikan NaCl. Alhasil, Earth kini sudah bisa kita akses di komputer melalui browserbrowser lain seperti Firefox, Opera, dan Microsoft Edge. Satu-satunya yang belum kebagian jatah cuma Safari di macOS.

Edge? Ya, buat yang sudah lupa, Microsoft sudah sejak lama mengumumkan bahwa browser bawaan Windows 10 itu bakal mengadopsi Chromium, yang tidak lain merupakan versi open-source dari Google Chrome. Dan belum lama ini, Edge versi baru yang berbasiskan Chromium itu akhirnya sudah dirilis secara resmi untuk diunduh oleh publik.

Google bilang mereka akan terus memoles kinerja Earth di ketiga browser ini. Mereka juga sudah berencana untuk menghadirkan dukungan terhadap Safari, namun tentunya itu juga memerlukan keterlibatan dari Apple sendiri.

Sumber: 9to5Google dan Google.

Versi Terbaru Opera untuk Android Hadirkan Fitur Dark Mode yang Komprehensif

Kalau bukan karena Android 10, hype fitur Dark Mode mungkin tidak akan setinggi sekarang. Tampilan serba gelap ini awalnya memang terkesan sepele, namun sekali mencoba, sulit rasanya untuk melupakannya, terutama buat konsumen yang mayoritas jam pemakaian ponselnya berlangsung menjelang tidur di malam hari seperti saya.

Dark Mode merupakan fitur bawaan sistem, yang artinya ia cuma bisa diterapkan di aplikasi-aplikasi bawaan saja, kecuali ada upaya ekstra dari developer aplikasi pihak ketiga untuk meng-update, maupun seperti yang dilakukan OPPO melalui ColorOS 7. Salah satu contoh upaya developer yang patut diapreasi adalah yang dilakukan Opera baru-baru ini.

Opera 55 Night Mode

Lewat Opera versi 55 yang baru saja diluncurkan, para pengguna Android diberi kebebasan untuk mengatur intensitas Dark Mode sesuai preferensinya masing-masing. Jadi yang disuguhkan di sini bukan sekadar tampilan cerah atau gelap, melainkan yang amat spesifik hingga mencakup temperatur warna.

Ya, seandainya tampilan gelap bawaan Opera masih terasa menyilaukan, Anda bisa menyempurnakannya lebih lanjut dengan menurunkan tingkat kecerahan (dimming), serta mengganti temperatur warnanya menjadi kekuningan (warm). Lebih menarik lagi, pengaturan ini berlaku untuk semua situs, termasuk yang belum dirancang untuk mendukung Dark Mode.

Opera 55 Night Mode

Opera juga memastikan tidak ada elemen menyilaukan yang tersisa, macam keyboard contohnya. Jadi saat keyboard-nya muncul di layar, Opera akan menumpukkan overlay di atasnya supaya ia tidak kelihatan terang sendiri. Tentu saja, seperti halnya fitur Dark Mode bawaan sistem, pengaturan di Opera ini dapat dijadwalkan sesuai jam matahari terbit dan terbenam.

Kalau dipikir-pikir, Opera mungkin terkesan terlalu serius menyikapi tren Dark Mode ini. Namun mereka sebenarnya punya alasan tersendiri: markas besar tim developer Opera berada di kota Oslo, Norwegia. Di sana, seperti di negara-negara Skandinavia lainnya, jam terbit matahari sangatlah pendek – hanya sekitar enam jam per hari – terutama di musim dingin seperti sekarang.

Sumber: Opera.

Application Information Will Show Up Here

Opera 64 Hadirkan Fitur Tracking Blocker Terintegrasi

Sejak merilis fitur VPN terintegrasi, Opera banyak dipandang sebagai browser yang memprioritaskan aspek privasi. Tidak puas dengan itu saja, Opera lanjut merilis fitur adblocker terintegrasi. Apakah upaya mereka memperjuangkan privasi konsumen sudah selesai? Rupanya belum.

Versi teranyar Opera 64 yang dirilis baru-baru ini memperkenalkan satu tambahan lagi, yakni tracker blocker. Jadi selain iklan, Opera sekarang juga bakal memblokir third-party tracker. Dampak positif yang bakal paling mudah kelihatan adalah, pengguna akan lebih jarang ‘dibuntuti’ dari situs ke situs oleh iklan produk tertentu.

Opera 64

Opera memang merancang fitur ini dengan tujuan utama untuk melindungi privasi konsumen. Namun mereka juga mengklaim bakal ada peningkatan dari sisi performa. Berkat tracker blocker, proses loading suatu halaman situs bisa dipercepat hingga 20 persen. Digabungkan dengan adblocker, peningkatan kecepatannya malah bisa mencapai angka 76 persen kata Opera.

Tentu saja Opera memastikan kedua fitur ini dapat diaktifkan atau dinonaktifkan dengan mudah, apalagi mengingat belakangan ini semakin banyak situs media yang meminta pengunjungnya untuk mematikan fitur serupa agar dapat mengakses kontennya. Bagi yang rutin mengunjungi salah satu situs tersebut, mereka bisa menonaktifkan adblocker dan tracker blocker khusus untuk situs itu saja.

Opera 64

Selain tracker blocker, Opera 64 juga menghadirkan fitur Snapshot yang lebih komprehensif. Di samping sekadar mengambil screenshot, fitur ini sekarang juga bisa dipakai untuk menyimpan halaman situs ke format PDF secara langsung, atau mengambil screenshot satu halaman penuh (dari atas sampai ke bawah).

Fitur corat-coret hasil screenshot-nya juga ikut disempurnakan. Pengguna sekarang dapat menambahkan teks, mengubah hasil screenshot-nya menjadi meme jika perlu. Selain via toolbar, fitur Snapshot ini juga dapat diakses menggunakan shortcut Shift+Ctrl+5.

Sumber: Opera.

Browser Opera GX Didedikasikan untuk Para Gamer

Opera memang bukan browser nomor satu perihal popularitas, akan tetapi untuk urusan kemauan bereksperimen, posisi Opera berada cukup di atas. Fakta ini kembali mereka buktikan lewat browser anyar yang mereka luncurkan, yakni Opera GX.

Bukan kebetulan peluncurannya bertepatan dengan perhelatan event E3, sebab Opera GX memang didefinisikan sebagai browser-nya para gamer. Sederhananya, Opera GX merupakan varian Opera standar yang telah dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan para gamer.

Opera GX

Kebutuhan primer gamer tentu saja adalah performa, dan Opera GX mewujudkannya lewat fitur unggulan berupa CPU dan RAM Limiter. Sesuai namanya, kedua fitur ini dirancang untuk membatasi seberapa besar tenaga CPU dan RAM yang dipakai oleh Opera GX, sehingga pada akhirnya tidak mengganggu jalannya sesi gaming.

Kalau Anda sehari-harinya browsing menggunakan Chrome, Anda pasti tahu bagaimana rakusnya browser itu menyedot tenaga CPU dan RAM. Ini kerap menjadi masalah bagi gamer yang menikmati permainan favoritnya sembari melangsungkan sesi live streaming, dan di sinilah Opera GX mencoba menawarkan solusi.

Opera GX

Fitur gaming lain yang ditawarkan Opera GX adalah integrasi Twitch. Usai menyambungkan akunnya, pengguna dapat mengakses Twitch kapan saja lewat sidebar di sebelah kiri. Mereka bahkan bakal menerima notifikasi ketika streamer yang mereka follow sedang memulai sesi live.

Ketiga, ada fitur yang dinamai GX Corner. Fitur ini sejatinya merupakan agregator berbagai macam berita maupun deal menarik seputar dunia gaming. Semua ini memang bisa kita temukan di belantara internet, tapi tentunya akan lebih mudah apabila dijadikan satu dan dikemas secara menarik.

Opera GX juga mengunggulkan desain tampilan yang sarat dengan nuansa gaming, semisal aksen warna yang dapat diubah-ubah, dan yang dapat tersinkronisasi dengan sistem pencahayaan Razer Chroma. Ini menurut saya tidak terlalu penting, yang lebih penting adalah bagaimana Opera GX juga menawarkan fitur-fitur andalan Opera versi standar.

Opera GX

Fitur-fitur tersebut mencakup VPN dan pemblokir iklan terintegrasi, tidak ketinggalan pula fungsi video pop-out. Juga tersedia secara default adalah integrasi layanan seperti Facebook, WhatsApp dan Telegram, sehingga pengguna dapat melangsungkan percakapannya lewat sidebar browser.

Opera GX saat ini masih berstatus early access. Kita dibebaskan mengunduhnya dan berpartisipasi dalam proses penyempurnaannya selagi menanti versi finalnya dirilis ke depannya.

Sumber: Opera.

Lepas Label Beta, Fitur VPN Gratis Kini Bisa Dipakai di Browser Opera Android

Pada bulan April tahun lalu, Opera secara mengejutkan “membunuh” layanan VPN gratisnya, Opera VPN yang kemudian memunculkan anggapan bahwa Opera tak lagi menganggap penting fitur tersebut. Tetapi, langkah sebaliknya justru diambil menyusul pengumuman yang dirilis bulan lalu bahwa Opera ytelah memulai proses penambahan fitur VPN gratis ke browser versi Android-nya. Kini, label beta telah ditanggalkan dan perlahan semua pengguna Opera Android bisa berselancar lebih aman dan nyaman.

Update terbaru ini dikatakan sudah disematkan di versi terakhir Opera Browser di Google Play Store. Dikutip dari Ubergizmo, dikatakan bahwa fitur VPN gratis di browser Opera Android yang digulirkan tidak akan dibatasi dan bersifat gratis, di mana pengguna dapat mengatur lokasi di beberapa tempat seperti Eropa, Amerika dan juga Asia. Opsi berlabel “optimal” juga disematkan untuk menawarkan jaringan paling stabil dan cepat yang tersedia.

ofa_51_beta_blog_2

Menurut Opera, fitur ini diharapkan dapat membantu pengguna untuk memegang kendali lebih baik dari sebelumnya, menjaga privasi mereka ketika menjelajah dunia maya sembari tetap memperoleh kualitas jaringan yang optimal. Dengan fitur ini pula, pengguna browser Opera tidak perlu lagi mengunduh aplikasi pihak ketiga atau bahkan mengorbankan uang untuk berlangganan ke layanan VPN premium. Semua benefit ini didapatkan hanya dengan satu sentuhan aktivasi fitur VPN di Opera Browser.

ofa_51_beta_blog_1

Sebagai informasi tambahan, fitur VPN di Opera dimotori oleh Surfeasy, perusahaan yang dibeli pada tahun 2015 lalu. Imbuhan ini memungkinkan Opera menghadirkan berbagai fitur keamanan yang mencegah pembajakan privasi, seperti memblokir cookie dialog, cryptojacking dan ad blocking. Karenanya, Opera kini dengan berani secara aktif menawarkan dompet crypto yang menjadi salah satu opsi aman bertransaksi cryptocurrency yang terjangkau, aman dan nyaman.

Opera Touch untuk iOS

Opera Touch Akhirnya Dipastikan Mendukung Perangkat iOS

Opera Software punya inisiasi baru yang disebut dengan Opera Touch. Kreasi baru ini pertama kali diluncurkan pada bulan April 2018 lalu namun hanya terbatas untuk pengguna Android. Baru kemaren, perusahaan akhirnya secara resmi mengumumkan kehadiran browser lintas platform itu ke perangkat iOS yang akan terjadi pada tanggal 1 Oktober mendatang.

Opera Touch adalah inisiatif baru setelah sebelumnya Opera Software juga merilis Neon. Dirancang untuk mobile, Opera Touch menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan kebanyakan peramban.

Kelebihan pertama, ia memberikan kemudahan penjelajahan dunia maya dengan satu tangan lewat tombol unik bernama FAB atau Fast Action Button. Tombol ini selalu ada di bagian bawah layar, sangat dekat dengan posisi jangkauan ibu jari pengguna. Tap satu kali, maka keyboard akan muncul dan kita siap mengetikkan alamat situs atau kata kunci pencarian. Selain itu, tombol ini juga dapat menampilkan secara cepat beberapa fungsi lain seperti tombol ke tab lain, kembali dan refresh.

Opera Touch

 

Keunggulan kedua, Opera punya kemampuan baru yang disebut dengan Flow, sebuah kapabilitas untuk menyinkronkan aktivitas berselancar di mobile dan desktop. Untuk memakainya, pengguna hanya perlu memindai QR code yang tampil di browser desktop menggunakan ponsel satu kali. Setelahnya, perambang di desktop dan Opera Touch akan seketika terhubung.

Ketiga, Opera Touch menggunakan teknologi web terbaru untuk menjaga keamanan pengguna. Semua data yang dikirim menggunakan browser sepenuhnya dienkripsi secara menyeluruh. Tak ketinggalan, browser juga menyematkan perlindungan cryptojacking. Apabila Anda sudah merasa yakin dengan apa yang ditawarkan oleh Opera Touch, Anda bisa mengikuti fase pengujian private di tautan ini, atau menunggunya hadir di 1 Oktober mendatang.

Sumber berita Opera.

Opera Jajal Benamkan Dompet Cryptocurrency di Platform Android

Cryptocurrency sukses memperoleh tempat dan mulai mendapatkan perhatian dunia dalam beberapa tahun terakhir. Bitcoin menjadi salah satu mata uang digital paling populer dengan nilai pasar $118 miliar pada kuartal pertama 2018. Sebuah angka yang dulunya tak pernah terlintas di benak pengamat. Dan kini, berkat ide-ide kreatif di balik perusahaan muda ManageGo dan Purse.io, menukarkan koin virtual dengan berbagai kebutuhan bahkan real-estate menjadi mungkin untuk dilakukan.

Perhatian serius juga ditunjukkan oleh perusahaan piranti lunak Opera yang menginisiasi peluncuran fitur baru bernama Opera Crypto, dompet Cryptocurrency berbasis browser yang dapat diakses dari smartphone. Fitur berani ini dibenamkan ke dalam versi baru browser Opera for Android yang masuk fase beta mulai kemaren waktu setempat. Versi ini bisa dijumpai di Play Store, di mana Anda dapat ikut serta untuk melihat bagaimana cara kerjanya sekaligus memberikan umpan balik untuk menyempurnakan fiturnya. Sayang, laman resmi yang tadinya memuat informasi soal Opera Crypto ditarik kembali oleh Opera dan hingga kini belum bisa diakses.

Opera Crypto Waller

Menurut laman tersebut, sebagaimana dikutip terlebih dahulu oleh Theverge, bahwa browser Opera baru untuk perangkat Android akan menggabungkan dukungan untuk Ethereum Web3 API dengan fungsionalitas dompet crypto yang mudah digunakan. Dengan demikian, pengguna crypto tidak perlu lagi mengakses browser berbasis web, atau memasang ekstensi web dalam bertransaksi baik mengirim, menerima ataupun melakukan pembayaran dengan Cryptocurrency. Semua itu mungkin sekali dilakukan di perangkat Android yang memasang browser Opera beta baru.

Bahkan Opera juga membenamkan dukungan keamanan yang ada di perangkat Android seperti PIN, sidik jari dan pola untuk mengamankan transaksi Cryptocurrency yang dilakukan langsung dari browser.

Keseriusan Opera membantu adopsi penggunaan Cryptocurrency sekaligus meningkatkan faktor keamanannya sudah ditunjukan jauh-jauh hari. Awal tahun ini, mereka juga membekali browser desktop dari 50 cryptojackers dan memperbarui konverter mata uang di dalamnya untuk mendukung beberapa Cryptocurrency yang umum dipergunakan.

Browser Opera Touch Tawarkan Kemudahan Mengoperasikan dengan Satu Tangan

Setahun yang lalu, Opera mewujudkan visi browser desktop masa depannya lewat Opera Neon. Tahun ini, mereka ingin kembali menerapkan pendekatan yang sama, tapi untuk segmen mobile. Dari situ lahirlah browser anyar bernama Opera Touch.

Prinsip yang dianut Touch adalah memberikan kita kemudahan selagi menggunakan ponsel dengan satu tangan. Mengapa hanya satu tangan? Karena pada prakteknya kita memang lebih sering browsing menggunakan smartphone selagi berada di luar rumah, dan selagi satu tangan lainnya disibukkan oleh berbagai hal, entah itu membawa barang belanjaan atau malah sedang menikmati es krim.

Opera Touch

Guna mewujudkan visi tersebut, Opera mendesain satu elemen interface yang sangat inovatif bernama FAB, singkatan dari Fast Action Button. Tombol ini selalu ada di bagian bawah layar, sangat dekat dengan posisi jangkauan ibu jari pengguna. Tap satu kali, maka keyboard akan muncul dan kita siap mengetikkan alamat situs atau kata kunci pencarian.

Tap lalu tahan, maka akan muncul sejumlah icon. Ada icon untuk me-refresh halaman, untuk menutup halaman, atau untuk berpindah ke tab lainnya. Semuanya menggunakan satu jari saja dan dalam satu gerakan yang menyambung: sentuh, tahan, geser, lalu lepas.

Saat browser baru dibuka pun yang langsung muncul adalah tampilan keyboard, sehingga kita tinggal mengetikkan alamat situs yang ingin dikunjungi atau kata kunci pencarian. Pencarian menggunakan perintah suara turut didukung, demikian pula untuk fitur pemindaian QR code.

Selain kemudahan pengoperasian dengan satu tangan, keunggulan lain Touch adalah fitur sinkronisasi dengan Opera versi desktop. Opera menjuluki sistem ini dengan istilah Flow, dan untuk mengaktifkannya, pengguna hanya perlu memindai QR code yang tampil di browser desktop menggunakan ponsel satu kali. Dari situ browser desktop dan Opera Touch akan langsung terhubung, lengkap dengan bumbu enkripsi yang aman.

Opera Touch

Entah itu link, gambar ataupun video – bahkan tab yang sedang dibuka sekalipun – semuanya bisa disimpan dalam Flow dan bakal tersinkronisasi antar perangkat. Untuk mengaksesnya, tinggal buka saja tab Flow, baik di desktop maupun mobile menggunakan Opera Touch.

Opera Touch saat ini sudah bisa diunduh secara cuma-cuma di Android, sedangkan versi iOS-nya dijadwalkan menyusul dalam waktu dekat. Untuk bisa menggunakan fitur Flow, pastikan browser Opera di desktop sudah di-update ke versi yang terbaru.

Sumber: Opera.

Application Information Will Show Up Here