Tag Archives: Opera Mediaworks

Mencermati Masa Depan Teknologi “Mobile Advertising” Global

Saat ini secara perlahan sudah banyak brand hingga perusahaan mulai meninggalkan televisi untuk platform beriklan. Hal tersebut tentunya terjadi karena makin meningkatnya penetrasi smartphone di kalangan masyarakat Indonesia. Perubahan ini ternyata memberikan peluang baru untuk memanfaatkan mobile sebagai media untuk beriklan, dengan konsep baru dan segar. Mulai dari meningkatkan engagement hingga interaktif dengan pengguna.

Dalam kesempatan Global Mobile Internet Conference (GMIC) Jakarta 2017, Managing Director AdColony Asia Pacific Vikas Gulati menyampaikan presentasi singkatnya seputar tren mobile video disruption dan masa depan mobile advertising.

Konten yang kreatif mempengaruhi kesuksesan iklan

Salah satu fungsi dari iklan adalah agar brand bisa mempromosikan produknya kepada masyarakat dan berharap bisa menarik perhatian untuk kemudian membeli produk tersebut. Cara konvensional yang sebelumnya banyak difokuskan kepada iklan televisi, saat ini mulai bergeser kepada mobile. Beriklan di mobile pun kemudian banyak dimanfaatkan oleh brand dengan berbagai konten untuk menarik perhatian pengguna.

Namun demikian menurt Gulati, iklan yang bersifat seadanya tanpa adanya sentuhan kreativitas, akan menjadi sia-sia dan membuang budget saja. Ketika semakin banyaknya ad block saat ini, dan layanan video streaming berlangganan yang menghilangkan iklan dengan biaya berlangganan, brand harus lebih pintar membuat iklan yang menarik dalam waktu singkat.

“Jangan hanya berpikir pendapatan atau result jangka pendek apa yang bisa didapatkan oleh brand, fokuskan kepada iklan yang memiliki akuntabilitas, faktanya saat ini tidak semua iklan di mobile dalam format video memberikan impact yang sama.”

Streaming video VS video Instant-Play™

Untuk bisa memberikan hasil yang lebih baik dalam waktu cepat kepada target pengguna, sudah waktunya brand dan perusahaan memanfaatkan teknologi video Instant-Play™ dan mulai mengurangi promosi streaming video. Selain lebih cepat dan bebas buffering, video Instant-Play™ juga disesuaikan dengan kondisi koneksi internet di Indonesia yang belum sepenuhnya cepat dan sempurna.

“Saya lihat video Instant-Play™ adalah platform iklan yang paling tepat saat ini tanpa adanya buffering atau streaming, menjadikan fitur ini tampil lebih unggul dibandingkan dengan media lainnya,” kata Gulati.

Buat iklan video sesingkat mungkin namun sarat dengan informasi dan gambar menarik yang mampu menarik perhatian dalam waktu singkat (sekitar 26 detik) saat pengguna melihatnya di smartphone.

Terkait dengan tren yang bakal banyak ditemui di mobile advertising adalah penggunaan teknologi touch screen, filter overlay video, hingga video interaktif yang melibatkan pengguna untuk menikmati iklan dan tentunya lebih personal.

“Untuk bisa menarik perhatian pengguna, nantinya iklan video di mobile akan jauh lebih advance, memanfaatkan teknologi, meningkatkan engagement langsung dengan pengguna, bukan sekedar visual saja,” kata Gulati.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Global Mobile Internet Conference Jakarta 2017.

Teknologi dan Komputasi Adalah Kategori Aplikasi Terpopuler di Indonesia Berdasarkan Jumlah Tayang Iklan di Dalamnya

Tidak bisa dipungkiri, iklan merupakan salah satu medium yang efektif dalam memperkenalkan suatu produk ke konsumen. Di televisi, bisa kita lihat deretan situs e-commerce yang saling berlomba-lomba memikat perhatian konsumen lewat iklan kreatifnya. Di mobile, iklan merupakan salah satu sumber pendapatan developer aplikasi.

Iklan juga merupakan alasan mengapa konsumen bisa menikmati banyak aplikasi secara cuma-cuma. Yang mengadopsi model bisnis seperti ini seringkali adalah kategori game, tapi pada nyatanya di Indonesia yang lebih populer adalah kategori teknologi dan komputasi, dilihat berdasarkan jumlah tayangan iklannya.

Penemuan ini disampaikan oleh Opera yang bertanggung jawab atas platform periklanan mobile terbesar kedua setelah Google. Lewat laporan Mobile First Insight 2016 yang mereka buat, tercatat bahwa pengguna ponsel menghabiskan rata-rata 46 menit per hari atau 23 jam per bulan untuk membuka berbagai aplikasi populer, lebih lama dari rata-rata penggunaan secara global.

Lamanya konsumsi aplikasi ini juga berdampak pada tingkat kesuksesan iklan dalam aplikasi itu sendiri. Kita semua tahu bahwa penayangan saja tidak cukup untuk menilai sukses-tidaknya sebuah iklan, tetapi juga harus diukur tingkat Click Through Rate (CTR), yakni perbandingan antara frekuensi tayang iklan dengan frekuensi klik, dan Converstion Rate (CR) yang merupakan jumlah pengunjung yang benar-benar melakukan transaksi.

5 kategori aplikasi terpopuler berdasarkan impresinya / Opera Mediaworks
5 kategori aplikasi terpopuler berdasarkan impresinya / Opera Mediaworks

Urutan 5 kategori aplikasi yang paling populer atau yang memiliki impresi terbesar adalah sebagai berikut:

  • Teknologi dan komputasi
  • Game
  • Jejaring sosial
  • Layanan komunikasi
  • Musik, video dan media

Sedangkan untuk 5 kategori aplikasi dengan CTR tertinggi adalah:

  • Pendidikan
  • Gaya hidup
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Game

Untuk yang memiliki Conversion Rate tertinggi adalah:

  • Kesehatan dan kebugaran
  • Olahraga
  • Shopping
  • Game
  • Gaya hidup

Gambar header: Pixabay.

Lima Tren Mobile Tahun 2016 di Asia Pasifik Menurut Opera Mediaworks

Tren mobile tahun 2016 untuk kawasan Asia Pasifik (APAC) telah berjalan, dan di awal tahun biasanya selalu menjadi momen yang dimanfaatkan banyak pihak untuk memperkirakan tren yang akan berkembang. Kali ini prediksi tersebut datang dari Opera Mediaworks. Disampaikan Managing Director Opera Mediaworks APAC Vikas Gulati, setidaknya ada lima poin yang disoroti tentang dunia mobile di tahun 2016 untuk kawasan APAC.

Konten video mobile terus berkembang

Tahun 2015 adalah tahun bagi video mobile. Pertumbuhan yang pesat didorong tingginya konsumsi dari beragam sistem operasi di negara-negara yang menjadikan perangkat mobile sebagai “layar pertama” yang dilihat. Opera sendiri mencatat bahwa APAC adalah kawasan dengan permintaan video tertinggi di Q2 tahun lalu.

Vikas menyampaian, “Faktanya, konsumsi terhadap video dan pengeluaran brand akan bertambah besar, lebih besar dari yang dapat kita bayangkan. Native videos akan meraih momentum di Facebook, Instagram, Twitter, Snapchat, dan lainnya. Di tahun 2016, kita akan melihat peningkatan adopsi format native video di antara pengiklan dan penerbit premium.”

Mobile apps memimpin dan mobile web mengikuti

Dengan tingkat penetrasi perangkat mobile yang tinggi, jumlah waktu yang dihabiskan dengan perangkat mobile juga ikut meningkat. Indonesia, sebagai negara yang memiliki penetrasi perangkat mobile tinggi juga merasakan hal tersebut. Ini tak lepas dari semakin maraknya aplikasi yang hadir dengan menawarkan kekayan konten yang beragam.

“Tren saat ini, yang menunjukkan bahwa mobile apps mendapatkan lebih banyak traffic daripada aktivitas browsing biasa di mobile web, akan mengalami peningkatan. Mobile apps memiliki format yang lebih kaya dan menghadirkan pengalaman yang jauh lebih baik daripada mobile web. […] Di masa yang akan datang, kita akan menyaksikan integrasi konten in-app yang lebih mendalam dan kreatif,” ujar Vikas.

Regulasi, larangan, dan reaksi pelanggan

Pemblokiran iklan (Ad-blocking) adalah salah satu isu hangat yang mencuat di tahun 2015, selain peningkatan konten video. Ini tak lepas dari isu iklan yang menggagu yang berujung pada reaksi perlawanan dari konsumen. Menurut Vikas, isu ini akan jadi lebih hangat di tahun 2016 dan berkembang lebih jauh ke ranah penerapan pengawasan kualitas iklan.

Vikas mengatakan, “Kita juga akan melihat lebih banyak penerapan pengawasan pemerintah terhadap kualitas iklan, penggunaan data, dan dorongan terhadap transparansi dalam segala hal, tidak hanya dalam hal kualitas media yang dibeli, tetapi juga data. Perusahaan juga harus lebih transparan saat menjelaskan bagaimana mereka menggunakan data konsumen.”

Format baru, hiburan baru, alat-alat baru

Pesatnya penetrasi mobile di pasar APAC, terutama ponsel pintar, diyakini Vikas akan dapat menutup kesenjangan atas akses konten dan informasi yang selama ini ada. Hal tersebut juga dipercaya akan menghadirkan kecerdasan buatan yang lebih pintar dan membawa pembayaran melalu mobile menjadi lebih populer.

M-commerce secara bertahap [akan] menjadi pusat perhatian di negara-negara berkembang yang sangat kuat penetrasi mobile-nya. Pembayaran mobile akan menjadi hal yang umum. […]. Pemain-pemain baru di bidang data publik [juga akan bermunculan. Tahun ini kita [juga] akan menyaksikan konsolidasi kekayaan data dari telekomunikasi, bank, dan penyedia jasa ritel dalam sebuah platform umum yang akan mampu menyediakan mobile audiences yang tepat sasaran bagi industri.”

Tahun 2016 adalah tentang “brand dan performance

Vikas juga  memaparkan bahwa dalam strategi periklanan di ranah mobile batas antara brand dan performance akan menjadi semakin tipis di tahun 2016 ini. Contoh paling nyatanya adalah perilaku para pengembang yang akan mulai fokus untuk menargetkan pengguna berkualitas.

Vikas mengatakan, “Performance business di industri mobile akan semakin berkembang pesat dan tahun 2016 ini para developer akan mengurangi fokus untuk sekedar mengejar jumlah install. Mereka akan lebih memusatkan perhatian untuk menemukan dan menargetkan pengguna berkualitas.”

“Tidak hanya itu, kita tidak akan melihat lagi brand mengejar performance hanya dalam perangkat mobile. Kami melihat terjadinya pengembangan platform ke saluran seperti televisi dan OOH (out-of-home) untuk mempercepat kesuksesan. Ketika ini sudah menjadi praktek yang umum, nantinya ampanye brand berbasis mobile akan memasukkan unsur respon secara langsung,” tandasnya.

Indonesia adalah Pasar Berpotensi Besar untuk Iklan Video

Opera Mediaworks menerbitkan laporan State of Mobile Advertising untuk kuartal ketiga 2015. Di sini, Opera Mediaworks kembali menyoroti adopsi smartphone dan kaitannya dengan pertumbuhan penghasilan iklan melalui iklan high value, rich-media, dan video di kawasan Asia Pasifik. Menariknya, ditemukan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk iklan video jika mengacu pada rasio impresi iklan video yang mencapai 10 persen. Angka ini tertinggi untuk kawasan Asia Tenggara.

Adopsi smartphone terus berkembang pesar dan berimplikasi pada peningkatan pertumbuhan penghasilan iklan melalui iklan high value, rich media, dan video. Menurut laporan State of Mobile Advertising APAC yang diterbitkan Opera Mediaworks dan Mobile Marketing Association, kawasan Asia Pasifik (APAC) dan Oceania telah menunjukkan transisi yang cepat ke arah smartphone.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa di Asia Pasifik platform Android masih menjadi sistem operasi unggulan dengan perolehan 67,1 persen, kategori lain-lain serta feature phone berhak atas 30,4 persen, dan sisanya ada di iOS. Namun, untuk pasar Indonesia, ditemukan bahwa lebih dari separuh pengguna ponsel masih menggunakan feature phone. Indonesia sendiri dalam laporan State of Mobile Advertising kali ini berada dalam grup P6 bersama Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan India.

“Asia Pasifik adalah area yang sangat beragam, dan pertumbuhan mobile marketing telah membuat area ini berkembang dari empat menjadi enam negara,” jelas Managing Director Mobile Marketing Association APAC Rohit Dadwal.

“Bekerja sama dengan Opera Mediaworks untuk laporan ini membuat kami mampu menyediakan data bagi pemasar, pengiklan, dan penerbit, serta meyakinkan mereka bahwa industri dapat beradaptasi dan berkembang untuk membuat industri yang kondusif bagi mobile campaign.”

Dengan pesatnya pertumbuhan jumlah pengguna smartphone di Asia, termasuk Indonesia, bila ditinjau dari sisi bisnis tentu dapat memberikan peluang bagi para pemasar dan pengiklan. Apalagi dalam hal iklan video yang menunjukkan bahwa Asia Pasifik, termasuk Indonesia, mencatat permintaan tertinggi untuk format mobile video advertising dalam laporan sebelumnya.

“Kemampuan untuk memberikan nilai yang memiliki dampak optimal dari sebuah iklan video pada smartphone adalah faktor yang memberikan kekuatan pada potensi monetisasi di sebuah pasar,” jelas Managing Director Opera Mediaworks Asia Vikas Gulati melalui keterangan persnya.

“Tipe iklan ini sangat efektif dalam menarik perhatian, menjalin keterikatan dengan audiens, dan pada akhirnya mengubah mereka menjadi konsumen mobile.”

Dalam laporan kali ini, jika mengacu pada tingginya rasio impresi iklan video, Australia memang berada dalam urutan tertinggi (19 persen), diikuti oleh Jepang (15 persen), dan Indonesia (10 persen). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah pasar yang paling potensial untuk iklan video di kawasan Asia Tenggara, diikuti dengan Thailand dan Malaysia dengan ratio sebesar 7 persen.

share of video advertising- SMA APAC Q3

Dengan potensi yang dimiliki, seharusnya hal tersebut dapat membuka peluang baru untuk monetisasi, khususnya segmen e-commerce, travel, dan games yang memiliki audience besar di Indonesia.

Meskipun demikian, perlu diingat juga bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tren dan perilaku pasar yang majemuk. Penggunaan feature phone yang masih tinggi juga akan menjadi tantangan bagi pengiklan untuk melakukan monetisasi.

audience segment size- SMA APAC Q3

Temuan menarik lainnya terkait dengan situs lokal favorit yang dikunjungi. Berdasarkan laporan ini, Tokopedia adalah situs lokal favorit savvy shopper di Indonesia. Savvy shopper di sini mengacu kepada pembeli online yang melek teknologi.

Bila Anda tertarik melihat laporan lengkap State of Mobile Advertising APAC Q3 dari Opera Mediaworks, Anda dapat mengunjungi tautan berikut ini.

Opera Mediaworks Brings Integrated Instant-Play HD Mobile to Indonesia

According to the State of Mobile Advertising 2015, Indonesia is one of countries where the people spend most of their times on mobile devices. Moreover, Indonesia also has high level of demand todars video ads content. That being said, Opera Mediaworks brings along its Instant-Play HD Mobile feature for Video to Indonesia, which has been integrated with Moat Analytics that allows it to present the best digital ads solution. Continue reading Opera Mediaworks Brings Integrated Instant-Play HD Mobile to Indonesia

Opera Mediaworks Bawa Fitur Instant-Play HD Mobile yang Terintegrasi Platform Moat Analytics ke Indonesia (UPDATED)

Managing Director Asia Pasifik Opera Mediaworks Vikas Gulati meyakini bahwa konten video akan menjadi konten hangat di iklan media digital / Shutterstock

Mengacu pada laporan State of Mobile Advertising 2015, Indonesia adalah salah satu negara yang kerap menghabiskan banyak waktunya dengan perangkat mobile. Selain itu, Indonesia juga tunjukkan permintaan yang tinggi terhadap konten periklanan video. Berlandaskan hal tersebut, Opera Mediaworks membawa fitur Instant-Play HD Mobile untuk Video ke Indonesia yang telah terintegrasi dengan Moat Analytics untuk memberikan solusi iklan digital yang tepat sasaran.

Continue reading Opera Mediaworks Bawa Fitur Instant-Play HD Mobile yang Terintegrasi Platform Moat Analytics ke Indonesia (UPDATED)

Opera Mediaworks: Asia Pacific Reflects the Highest Demand on Mobile Video Advertising

Opera Mediaworks published the State of Mobile Advertising Q2 which unveils that APAC, including Indonesia, notes an incredibly high demand on Mobile Video Advertising. Indonesia gets inducted into the big four, or commonly called as Power 4 (P4), along with India, Vietnam, and the Philippines. Those four Asian Pacific countries note 545 percent increase in terms of smartphone adoption since 2013. Continue reading Opera Mediaworks: Asia Pacific Reflects the Highest Demand on Mobile Video Advertising

Laporan Opera Mediaworks: Asia Pasifik Mencatat Permintaan Tertinggi Untuk Format “Mobile Video Advertising”

/ Shutterstock

Melalui laporan State of Mobile Advertising Q2 untuk Asia Pacific (APAC), Opera Mediaworks mengungkapkan bahwa APAC, termasuk Indonesia, mencatat permintaan yang tinggi untuk format Mobile Video Advertising. Indonesia sendiri masuk dalam empat besar, atau Power 4 (P4), bersama India, Vietnam, dan Filipina sebagai kawasan di Asia Pasifik yang mencatat peningkatan sebesar 545 persen dalam hal adopsi smartphone sejak tahun 2013.

Continue reading Laporan Opera Mediaworks: Asia Pasifik Mencatat Permintaan Tertinggi Untuk Format “Mobile Video Advertising”

Opera Mediaworks Opens Regional Office in Singapore

Opera’s business line which focuses on mobile ads, Opera Mediaworks, announced the opening of its APAC regional office in Singapore. The office will be responsible for managing developing markets in the region, including in Indonesia which has one of the most Opera users in the world. Opera Mediaworks appointed ex-Vserv’s Head for Southeast Asia, Vikas Gulati, as its Managing Director Asia. Continue reading Opera Mediaworks Opens Regional Office in Singapore

Platform Periklanan Mobile Opera Mediaworks Buka Kantor Regional di Singapura

Tim Opera di Kantor London / Opera

Unit bisnis Opera yang fokus ke periklanan mobile Opera Mediaworks mengumumkan pembukaan kantor regionalnya untuk kawasan Asia Pasifik yang berpusat di Singapura. Nantinya kantor regional ini akan mengurusi pasar-pasar berkembang di kawasan ini, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu pengguna Opera terbesar di dunia. Opera Mediaworks menunjuk mantan pimpinan Vserv di Asia Tenggara Vikas Gulati sebagai Managing Director Asia.

Continue reading Platform Periklanan Mobile Opera Mediaworks Buka Kantor Regional di Singapura