Tag Archives: operating system

OPPO Resmikan ColorOS 11, Bakal Tersedia di 28 Perangkat

Baru beberapa hari setelah Google meluncurkan Android 11 secara resmi, OPPO langsung tancap gas dengan menyediakan versi public beta dari ColorOS 11 untuk Find X2 dan Find X2 Pro.

Sebentar, di mana ColorOS 8, 9, dan 10? Tidak ada, dan OPPO sebenarnya punya maksud baik. Daripada dibuat bingung seperti sebelumnya – ColorOS 7, tapi versi Android-nya 10 – sekarang konsumen bisa langsung tahu bahwa ColorOS 11 memakai Android 11 sebagai basisnya.

Persoalan nama sudah beres, saatnya membahas fitur dari ColorOS 11. Selain sebagian besar fitur yang Android 11 hadirkan, ColorOS 11 tentu juga menawarkan beberapa pembaruan lainnya.

Di ColorOS 11, tema utamanya pada dasarnya adalah kustomisasi. Hampir semua dari bagian tampilan ColorOS 11 dapat dikustomisasi oleh pengguna. Wallpaper misalnya, pengguna dapat menciptakan wallpaper sendiri dengan corak yang beraneka ragam hanya dengan menjepret foto, lalu membiarkan algoritma mendeteksi warna-waran yang terkandung dalam foto tersebut.

Bahkan fitur Dark Mode di ColorOS 11 pun bisa dikustomisasi lebih lanjut. Total ada tiga opsi skema warna gelap yang ditawarkan pada ColorOS 11: gelap total, gelap agak kebiruan, dan gelap agak abu-abu. Semuanya dengan tingkat kontras yang berbeda yang dapat disesuaikan dengan selera masing-masing, serta dapat dijadwalkan untuk aktif secara otomatis.

Juga menarik adalah kustomisasi terhadap fitur always-on display. Pengguna pada dasarnya bisa menciptakan sendiri corak-corak menarik yang akan ditampilkan pada lock screen, atau bisa juga sebatas menampilkan namanya. Bahkan fitur yang sebelumnya masih berstatus eksperimental, seperti misalnya Ringtone Maker, kini sudah diintegrasikan secara penuh ke ColorOS 11.

Selain soal tampilan, ColorOS 11 tentu juga membawa peningkatan fungsionalitas. Satu fitur baru yang paling menarik kalau menurut saya adalah Three-Finger Translate, yang merupakan hasil kolaborasi OPPO dengan Google langsung. Fitur ini pada dasarnya menggabungkan kemudahan mengambil screenshot menggunakan tiga jari pada ColorOS dengan fitur pendeteksian teks dan terjemahan milik Google Lens.

Jadi semisal Anda sedang membuka situs dalam bahasa asing yang tidak Anda pahami, cukup usap layar menggunakan tiga jari, lalu pilih opsi baru bertuliskan “Translate” di bawah. Dari situ Google Lens akan langsung mendeteksi teksnya, lalu menampilkan hasil terjemahannya.

ColorOS 11 juga menjanjikan peningkatan dari sisi smoothness, terutama pada perangkat yang mengemas layar 120 Hz seperti seri Find X2. Teknologi UI First yang mereka kembangkan sudah di-upgrade lebih jauh lagi pada ColorOS 11, dan hasilnya adalah pemanfaatan RAM hingga 45% lebih efisien, serta peningkatan responsivitas sebesar 32% dan frame rate 17%.

ColorOS 11 3-Finger Translate

Terakhir, ada fitur bernama Battery Guard yang menurut OPPO terinspirasi oleh kekhawatiran berlebih pengguna smartphone di tanah air terhadap ‘kesehatan’ baterai milik perangkatnya masing-masing. Fitur ini sejatinya memanfaatkan AI untuk mempelajari kebiasaan charging pengguna, dengan tujuan untuk mengoptimalkan prosesnya dan menghindarkan perangkat dari skenario-skenario buruk yang mungkin timbul akibat tegangan listrik yang kurang stabil.

Jadi kalau misalnya pengguna rutin mengisi ulang perangkat di malam hari selagi tidur, proses charging akan dihentikan dengan sendirinya saat sudah mencapai 80% dari kapasitas total. Barulah saat pengguna sudah bangun, charging akan kembali dilanjutkan. Dengan begitu, pengguna bisa lebih diyakinkan bahwa perangkat tidak mungkin terkena risiko overcharging karena dicolok semalaman.

Oke, semua itu terdengar menarik, tapi mungkin pertanyaan yang lebih penting adalah, apakah smartphone yang saya pakai bakal kebagian? Kabar baiknya, OPPO sudah menjadwalkan total ada 28 perangkat secara global yang akan menerima update ColorOS 11 sampai kuartal kedua tahun depan. Berikut timeline lengkapnya:

  • Mulai 14 September: Find X2, Find X2 Pro, Find X2 Pro Automobili Lamborghini Edition
  • Mulai 30 September: Reno3, Reno3 Pro, F17 Pro
  • Mulai Oktober: Reno4 Pro 5G
  • Mulai November: Reno4 5G, Reno4 Pro
  • Mulai Desember: Reno4, F11, F11 Pro, F11 Pro Marvel’s Avengers Limited Edition, A9, A92, A72, A52
  • Mulai kuartal pertama 2021: Reno 10x Zoom, Reno2, Reno2 F, Reno2 Z, Reno3 Pro 5G, A91, F15
  • Mulai kuartal kedua 2021: Reno, Reno Z, A5 2020, A9 2020

Antisipasi Masalah, Huawei Luncurkan Sistem Operasi Bikinannya Sendiri, Harmony OS

Samsung sudah lama punya Tizen, dan sekarang Huawei pun punya Harmony OS. Alasan di balik lahirnya kedua sistem operasi tersebut berbeda. Bagi Huawei, yang menjadi alasan tentu saja adalah potensi diputusnya kerja sama antara Google dan Huawei sebagai imbas langsung dari “trade war” antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Harmony OS adalah solusi yang disiapkan seandainya skenario terburuk itu benar-benar terjadi. CEO Huawei, Richard Yu, menjelaskan bahwa sistem operasi bikinan mereka ini sungguh berbeda dari Android maupun iOS, utamanya berkat arsitektur microkernel yang digunakan.

Huawei Harmony OS

Dari kacamata sederhana, Harmony OS menjanjikan kompatibilitas dengan banyak perangkat sekaligus, termasuk halnya smartwatch ataupun smart TV. Di Tiongkok, Huawei bahkan sudah merilis Honor Vision, smart TV sekaligus perangkat pertama yang menjalankan Harmony OS. Satu OS untuk semua, kira-kira demikian premis simpel yang hendak dihidangkan Harmony OS.

Arsitektur microkernel juga membawa sejumlah keunggulan lain, salah satunya adalah “Deterministic Latency Engine”, yang memungkinkan sistem untuk memprioritaskan aplikasi atau kegiatan sehingga semuanya berjalan dengan kapasitas maksimum. Menurut Huawei, Harmony OS punya performa lima kali lebih gegas ketimbang sistem operasi lain yang tersedia saat ini.

Huawei Harmony OS

Selanjutnya, Harmony OS juga diklaim mampu beradaptasi dengan layout layar yang berbeda secara otomatis, dengan harapan developer tidak perlu membuang waktu terlalu banyak hanya untuk menyesuaikan aplikasinya dengan beragam perangkat yang ukuran layarnya bervariasi. Bicara soal aplikasi, Harmony OS juga dirancang agar dapat menjalankan aplikasi-aplikasi Android, HTML5 maupun Linux.

Versi awal Harmony OS rencananya bakal meluncur ke sejumlah smartwatch dan perangkat pintar, sebelum akhirnya merambah kategori lainnya. Smart TV sudah, mungkin sebentar lagi kita bakal melihat Huawei Watch edisi Harmony OS?

Sumber: Wareable.

Microsoft Sedang Godok Versi Windows 10 yang Lebih Hemat Storage

Sebagian besar konsumen memang tidak akan mempermasalahkan size besar yang dihabiskan Windows 10 pada hard disk (atau SSD) milik laptop maupun PC-nya. Namun ini merupakan problem besar bagi mereka yang laptop-nya hanya memiliki ruang penyimpanan sebesar 16 GB untuk sistem operasi.

Laptoplaptop ini memang bisa menjalankan Windows 10 saat keluar dari pabrik, akan tetapi versinya mentok di situ saja. Pasalnya, tidak ada ruang lagi untuk meng-install update terbaru yang dirilis Microsoft. Lalu apa gunanya memakai iterasi terbaru Windows kalau tidak bisa mendapatkan versi yang paling gres?

Untuk itu, Microsoft tampaknya sedang menyiapkan solusinya dalam bentuk edisi baru Windows 10, yang secara internal mereka sebut dengan nama Windows 10 Lean. Selesai di-install, Lean rupanya bisa menghemat kapasitas penyimpanan hingga sebesar 2 GB dibandingkan jika kita meng-install Windows 10 Home atau Pro.

Pertanyaannya, apa saja yang hilang dari edisi ini? Menurut informasi yang berhasil digali Windows Central, yang dihilangkan cuma komponen-komponen yang dinilai non-esensial, macam Registry Editor atau Internet Explorer, dan lain sejenisnya. Sisanya sama persis seperti Windows 10 biasanya, dan Lean pun masih mendukung instalasi aplikasi 32-bit.

Selain itu, sumber Windows Central juga mengatakan bahwa kemungkinan proses instalasi update pada Windows 10 Lean bakal berlangsung lebih lama. Kompromi ini harus dilakukan demi mencegah terjadinya rollback di tengah-tengah proses update, yang pada akhirnya bakal menggagalkan proses update itu sendiri.

Sejauh ini Lean masih dalam tahap pengembangan, dan belum ada yang bisa mengestimasikan kapan Microsoft bakal merilisnya secara publik – tidak menutup kemungkinan bagi Microsoft untuk membatalkannya secara menyeluruh.

Sumber: Windows Central.

Android Wear Resmi Punya Nama Baru

Dibanding watchOS (sistem operasi yang dijalankan Apple Watch), menurut saya Android Wear punya nama yang lebih catchy. Kita tahu bahwa itu merupakan sebuah sistem operasi berkat label “Android” (dengan fondasi yang memang sama), sedangkan label “Wear” mengindikasikan konteks spesifiknya di ranah wearable.

Kendati demikian, Google merasa Android Wear belum bisa merefleksikan visi mereka. Google juga bilang bahwa nama ini tidak bisa merepresentasikan para konsumennya, sebab tidak semua pengguna smartwatch Android Wear merupakan pengguna perangkat Android – seperti yang kita tahu, Android Wear sebenarnya juga kompatibel dengan iOS.

Pada kenyataannya, di tahun 2017 kemarin setidaknya satu dari tiga pengguna smartwatch Android Wear adalah pengguna iPhone. Data ini diungkap oleh Google sendiri, dan mereka pun menilai harus ada nama baru yang lebih pas untuk Android Wear.

Wear OS by Google

Pilihannya jatuh pada “Wear OS”, diikuti oleh embel-embel “by Google”. Nama baru ini diumumkan menjelang event Baselworld, di mana kemungkinan besar kita bakal melihat beberapa smartwatch baru yang menjalankan sistem operasi besutan Google tersebut.

Selain namanya, logonya juga berubah, tapi sayangnya sejauh ini Google hanya mau berbagi soal itu saja. Kemungkinan Google bakal membahas lebih detail mengenai versi baru Wear OS pada ajang Google I/O di bulan Mei mendatang. Selagi menunggu, sebaiknya kita membiasakan diri dulu dengan nama barunya yang jadi kurang catchy itu.

Sumber: Google.

Apple Umumkan macOS High Sierra, Berikut Fitur-Fitur Barunya

Di samping iOS 11, Apple turut memperkenalkan versi terbaru dari macOS. Dijuluki macOS High Sierra, ia melanjutkan jejak macOS Sierra selagi membawa penyempurnaan di balik layar – tidak kelihatan langsung, tapi signifikansinya cukup besar.

Berikut adalah fitur-fitur baru yang paling menarik dari macOS High Sierra.

Apple File System (APFS)

High Sierra menjadi versi macOS pertama dalam 30 tahun terakhir yang menggunakan file system baru. APFS dirancang untuk perangkat generasi modern, dengan arsitektur 64-bit secara native dan sederet fitur keamanan. Imbasnya pada pengguna mungkin tidak langsung terasa, tapi Anda bakal terkejut melihat proses copy file yang sangat cepat, bahkan hampir instan.

High-Efficiency Video Coding (HEVC)

macOS High Sierra turut membawa dukungan untuk codec video H.265 alias HEVC, sama seperti iOS 11, baik untuk playback maupun untuk encoding. HEVC sejatinya menawarkan tingkat kompresi hingga 40% lebih baik ketimbang H.264, yang berarti ukuran file video bisa lebih kecil tanpa mengalami penurunan kualitas.

Metal 2 dan dukungan VR

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, HTC Vive jadi kompatibel dengan perangkat Mac / Apple
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, HTC Vive jadi kompatibel dengan perangkat Mac / Apple

High Sierra memulai debut API grafis Metal 2, yang diklaim bisa meningkatkan performa hingga 10x lipat dibanding versi sebelumnya. Tak melulu soal grafis, developer juga dapat memanfaatkan Metal 2 untuk keperluan machine learning, baik yang melibatkan speech recognition, natural language processing maupun computer vision.

Kehadiran Metal 2 dan penyegaran spesifikasi lini Mac pada akhirnya juga berujung pada dukungan virtual reality. Namun bukan untuk konsumsi, melainkan untuk kreasi konten VR. Lebih lanjut, Apple telah mengajak Valve, Unity dan Epic untuk memboyong development tool mereka ke macOS.

Valve? Ya, headset HTC Vive nantinya dapat disambungkan ke Mac, tapi sekali lagi bukan untuk konsumsi, melainkan lebih mengarah ke proses kreasi konten untuk platform SteamVR. Tidak ketinggalan, Apple pun juga akan meng-update aplikasi Final Cut Pro X supaya pengguna dapat mengedit video 360 derajat.

Safari yang lebih awas soal privasi

Safari pada High Sierra terus menambahkan fitur-fitur yang dirancang untuk melindungi privasi pengguna. Utamanya adalah Intelligent Tracking Prevention, yang akan memastikan pengiklan tidak mengendus riwayat browsing Anda. Bukan, ini bukan untuk memblokir iklan, melainkan menjaga supaya iklan yang Anda jumpai tidak itu-itu saja berdasarkan riwayat browsing.

Selain itu, Safari juga dapat mendeteksi situs-situs yang biasa memutar video secara otomatis, dan pada akhirnya menghilangkan mood membaca pengguna. Pengguna bebas menyesuaikan pengaturannya, sehingga situs favorit, seperti YouTube misalnya, tetap bisa mengaktifkan fitur autoplay.

Penyempurnaan pada Photos

Fitur editing Photos kini tak kalah dari Photoshop / Apple
Fitur editing Photos kini tak kalah dari Photoshop / Apple

Aplikasi Photos pada High Sierra telah dilengkapi fitur-fitur editing yang lebih komprehensif dan merinci, dan pengguna pun sekarang juga bisa menyunting Live Photos. Anda lebih memilih Photoshop? Aplikasi itu bisa langsung dibuka dari Photos, dan hasil suntingannya juga bisa langsung disimpan kembali ke Photos.

Sinkronisasi iMessage via iCloud

iMessage pada High Sierra semakin efektif berkat sinkronisasi via iCloud, yang berarti semua pesan yang masuk ke iPhone Anda juga akan muncul di Mac. Lebih penting lagi, karena pesan-pesannya disimpan di iCloud, Anda bisa sedikit lebih menghemat storage milik Mac Anda.

macOS High Sierra akan tersedia secara cuma-cuma untuk semua pengguna mulai musim semi mendatang. Asalkan perangkat Anda kompatibel dengan Sierra, nantinya Anda juga bisa menikmati update ke High Sierra.

Sumber: Apple.

Fitur-Fitur Baru iOS 11 yang Perlu Anda Ketahui

Dalam beberapa tahun terakhir, iOS selalu menjadi daya tarik utama dari event WWDC. Tahun ini, iOS memasuki versi yang ke–11, dan bersamanya datang sederet pembaruan yang menarik, termasuk fitur-fitur khusus untuk lini iPad.

Berikut adalah rangkuman fitur-fitur baru iOS 11 yang perlu Anda ketahui.

Akses aplikasi iMessage yang lebih mudah

Seperti yang kita tahu, tahun lalu iOS 10 memperkenalkan aplikasi untuk iMessage, yang memungkinkan pengguna untuk saling berbagi stiker maupun mengakses fungsi-fungsi lainnya. Dengan iOS 11, akses ke aplikasi-aplikasi tersebut jadi semakin mudah berkat desain app drawer baru yang diposisikan tepat di bawah kotak input teks, dan pengguna tinggal menggeser ke kiri atau kanan untuk membuka masing-masing aplikasi.

Tampilan baru App Store

Tampilan aplikasi App Store di iOS 11 / Apple
Tampilan aplikasi App Store di iOS 11 / Apple

Prinsip desain App Store sejatinya tidak berubah sejak fitur ini diluncurkan pertama kalinya. iOS 11 bakal menghadirkan App Store yang benar-benar baru, dengan tab aplikasi dan game yang dipisahkan supaya pengguna bisa lebih mudah menemukan konten yang mereka mau.

App Store baru ini juga menitikberatkan pada aspek kurasi, dengan tab berlabel “Today” yang akan menyoroti sejumlah aplikasi pilihan tim editor internal Apple, termasuk debut aplikasi-aplikasi eksklusif seperti Monument Valley 2, lengkap dengan cerita dari developer-nya.

Penyempurnaan pada Siri

Siri pada iOS 11 punya suara yang lebih alami sekaligus ekspresif. Apple tak lupa menerapkan teknologi machine learning supaya Siri bisa memahami konteks dengan lebih baik dan menawarkan rekomendasi berdasarkan pola penggunaan. Tidak kalah menarik, Siri kini juga siap menerjemahkan bahasa Inggris ke sejumlah bahasa lain.

Apple Pay untuk transfer uang antar pengguna

iOS 11 memperkenalkan fungsi baru layanan Apple Pay, yakni untuk mentransfer uang antar sesama pengguna. Melalui aplikasi Apple Pay yang terintegrasi dalam iMessage, pengguna dapat mengirim dan menerima uang secara instan, atau mereka juga bisa meminta bantuan Siri untuk urusan bagi-bagi uang ini.

Tampilan baru Control Center

Pada iOS 11, Control Center kini menjadi satu dengan app switcher di iPad / Apple
Pada iOS 11, Control Center kini menjadi satu dengan app switcher di iPad / Apple

Control Center pada iOS 11 punya tampilan baru yang lebih ringkas, tidak lagi dibagi menjadi halaman-halaman terpisah. Dipadukan dengan fitur 3D Touch, pengguna dapat mengakses beragam fungsi yang ditawarkan Control Center tanpa perlu menggesernya ke kiri atau kanan lagi.

Fitur kamera baru

Live Photos pada iOS 11 kini bisa dibubuhi sejumlah efek menarik seperti Loop, Bounce maupun Long Exposure. iOS 11 juga memperkenalkan format gambar baru bernama High Efficiency Image File (HEIF) yang menawarkan teknologi kompresi yang lebih efektif ketimbang JPEG.

Video juga mendapat perlakuan yang sama dengan hadirnya dukungan codec H.265, atau yang dikenal juga dengan istilah HEVC. Terakhir, khusus iPhone 7 Plus yang dibekali kamera ganda, fitur Portrait Mode kini dapat memanfaatkan optical image stabilization (OIS), HDR dan True Tone flash.

Peta indoor untuk Apple Maps

iOS 11 menghadirkan peta dalam ruangan untuk Apple Maps yang meliputi sejumlah bandar udara dan pusat perbelanjaan. Tentunya fitur ini sangat bergantung pada lokalisasi, sehingga ketersediaannya masih terbatas di sejumlah kota dan negara saja. Lebih lanjut, mode navigasi kini juga akan menampilkan batas kecepatan dan panduan jalur yang lebih merinci.

Do Not Disturb While Driving

Bicara soal navigasi, iOS 11 memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan fitur Do Not Disturb ketika sedang mengemudi. Selagi aktif, semua notifikasi bakal disetop untuk sementara dan layar perangkat akan dimatikan. Saat ada pesan masuk misalnya, perangkat juga dapat mengirimkan balasan secara otomatis untuk memberi tahu bahwa Anda sedang mengemudi.

Dukungan augmented reality (AR)

iOS 11 membawa dukungan native untuk konten augmented reality (AR) / Apple
iOS 11 membawa dukungan native untuk konten augmented reality (AR) / Apple

iOS 11 juga menjadi langkah awal Apple dalam menjajaki ranah augmented reality. Developer dapat mengakses kumpulan API khusus AR yang memadukan teknologi computer vision sekaligus komponen internal perangkat iOS demi menciptakan konten AR yang interaktif sekaligus immersive.

AirPlay 2

iOS 11 memperkenalkan protokol wireless baru AirPlay 2. Perubahannya cukup drastis, dimana AirPlay 2 kini menawarkan dukungan audio multi-room sehingga pengguna dapat mengontrolnya dengan mudah via Control Center, aplikasi Home atau tentu saja, Siri.

Apple Music jadi lebih sosial

Apple Music pada iOS 11 jadi semakin mirip Spotify. Para pelanggan dapat membuat profilnya masing-masing dan mengikuti pengguna lain. Dari situ Apple Music akan menyajikan deretan playlist atau musik yang sedang didengarkan oleh orang-orang yang Anda follow.

Fitur baru khusus iPad

Aplikasi Files untuk iPad / Apple
Aplikasi Files untuk iPad / Apple

Sejauh ini fitur-fitur baru yang ditawarkan iOS 11 mungkin terdengar biasa, akan tetapi pembaruan yang dibawa untuk iPad sangat signifikan, dengan fokus pada aspek multitasking dan produktivitas.

Yang pertama, ada aplikasi baru bernama Files, yang sejatinya merupakan adaptasi Finder dari macOS. Lewat Files, pengguna dapat mengakses semua file, baik yang disimpan di perangkat atau di layanan cloud seperti iCloud Drive, Box, Dropbox maupun Google Drive.

Drag-and-drop pada iOS 11 juga mendukung multi-touch / Apple
Drag-and-drop pada iOS 11 juga mendukung multi-touch / Apple

Dari situ pengguna bisa memindahkan file antar aplikasi dengan mekanisme drag-and-drop seperti di komputer. Tak cuma file, teks maupun link juga bisa dioper dari satu app ke yang lain dengan drag-and-drop.

Dock milik iPad dengan iOS 11 bisa dimunculkan dari aplikasi apa saja / Apple
Dock milik iPad dengan iOS 11 bisa dimunculkan dari aplikasi apa saja / Apple

iOS 11 juga menghadirkan desain dock baru untuk iPad, yang sekarang bisa diisi dengan lebih dari enam aplikasi. Tampilannya mirip dengan di macOS, dan dock ini juga bisa dimunculkan dari dalam aplikasi apa saja. Juga berpenampilan baru adalah app switcher, yang akan semakin mempermudah pengguna berpindah aplikasi.

Integrasi Apple Pencil pada iPad Pro juga semakin mendalam berkat iOS 11. Pengguna dapat mengakses aplikasi Notes dari lock screen hanya dengan menyentuh layar menggunakan Pencil. Notes sendiri kini mengemas fungsi untuk memindai dan menganotasi dokumen.

Seperti biasa, iOS 11 bakal tersedia untuk publik secara cuma-cuma mulai musim semi mendatang. Daftar perangkat yang kompatibel bisa Anda lihat sendiri di situs resmi Apple di bagian paling bawah.

Sumber: Apple.

Microsoft Umumkan Situs Khusus Berisi Daftar Pembaruan yang Dibawa Tiap Update Windows 10

Update demi update telah dikirim Microsoft guna menyempurnakan Windows 10 sejak pertama kali sistem operasi tersebut diluncurkan pada pertengahan tahun lalu. Kendati demikian, pengguna tidak banyak yang tahu pembaruan apa saja yang dibawa setiap update-nya, kecuali kalau update-nya cukup besar seperti yang dirilis pada bulan November kemarin.

Sebagian besar pengguna mungkin tidak terlalu peduli, tapi tetap saja ada pengguna yang ingin tahu pembaruan apa saja yang Microsoft kirim dalam setiap update Windows 10. Demi mengedepankan transparansi, Microsoft pun meluncurkan situs baru yang memaparkan update Windows 10 secara mendetail.

Dalam situs tersebut, pengguna dapat memantau pembaruan atau perbaikan apa saja yang dibawa Windows 10 dari versi ke versi. Mayoritas memang dari sisi teknis, menjadikannya sebagai sumber informasi yang lengkap bagi para geek maupun pengelola IT di berbagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kesejahteraan PC seluruh karyawan lainnya.

Microsoft berjanji untuk terus memperbarui situs ini setiap kali update Windows 10 dirilis. Yang terbaru misalnya pada tanggal 9 Februari kemarin, pengguna bisa melihat ringkasan perbaikan yang dibawa update tersebut. Microsoft tak lupa menjelaskan bahwa update bulan ini belum memperkenalkan fitur yang benar-benar baru.

Sumber: The Verge. Gambar header: Windows 10 via Shutterstock.

Apa Itu iOS

Apa Itu iOS, Sejarah dan Berbagai Versinya?

Anda pastinya sering mendengar nama iPhone disebutkan, tapi tidak demikian untuk iOS. Padahal, keduanya sama sekali tidak dapat dipisahkan. Lalu apa itu iOS sebenarnya? Tak usah bingung, kita akan membahasnya dari awal.

Apa itu iOS?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita bisa mengibaratkan iOS sebagai Windows. Hanya saja, kalau Windows diperuntukkan bagi PC maupun laptop, iOS dirancang untuk perangkat iPhone, iPad dan iPod Touch.

Pada dasarnya iOS merupakan sistem operasi mobile seperti Android, jadi kita bisa juga menganggapnya sebagai nyawa dari perangkat. Secara fungsi keduanya amat mirip, tapi cara kerjanya sangatlah berbeda. Salah satu contohnya, di Android ada istilah launcher aplikasi, sedangkan di iOS tidak; semua icon aplikasi akan ditampilkan di layar utama (homescreen).

Perbedaan kedua yang cukup mencolok adalah, Android dikembangkan dengan konsep open-source, sedangkan iOS dikembangkan secara tertutup oleh Apple sendiri, tanpa campur tangan dari luar.

Namun demikian, sejak iOS 9, Apple telah sedikit berubah haluan menjadi lebih ‘terbuka’ bagi para pengembang aplikasi. iOS versi terbaru itu memperkenalkan fitur widget pada bagian Notification Center. Seperti yang kita tahu, widget merupakan salah satu fitur andalan Android selama beberapa tahun.

Kehadiran fitur widget ini pun membuka potensi iOS menjadi lebih luas lagi dengan bantuan aplikasi pihak ketiga. Menggunakan aplikasi Launch Center Pro misalnya, pengguna iOS pada dasarnya bisa mendapatkan fitur launcher aplikasi pada Notification Center, atau bahkan akses cepat untuk mengaktifkan fungsi-fungsi tertentu di berbagai aplikasi.

Perbedaan yang ketiga, iOS tidak mengenal tombol “Back”, yang biasa disimbolkan dengan tanda panah ke kiri di Android, baik dalam wujud tombol fisik atau virtual. Perangkat iOS cuma memiliki satu tombol “Home” saja, yang fungsinya untuk keluar dari aplikasi.

Ada banyak keuntungan dan kerugian dari perbedaan-perbedaan ini. Maka dari itu, sangat sulit memperdebatkan mana yang lebih bagus karena dari cara kerjanya saja sudah sangat-sangat berbeda.

Sejarah dan versi-versi iOS

Pada awalnya iOS punya nama yang berbeda, yaitu iPhone OS. Versi pertamanya diumumkan bersama dengan iPhone orisinil pada 9 Januari 2007. Almarhum Steve Jobs pada saat itu menjelaskan bahwa iPhone OS mengambil OS X milik perangkat Mac sebagai dasarnya.

Versi perdana iPhone OS ini tidak dilengkapi App Store. Semua aplikasi yang tersedia hanya buatan Apple sendiri. Barulah di iPhone OS 2, bersamaan dengan diluncurkannya iPhone 3G pada tanggal 11 Juli 2008, Apple menghadirkan dukungan aplikasi pihak ketiga beserta App Store.

Pada tanggal 17 Juni 2009, Apple merilis iPhone OS 3 bersama dengan iPhone 3GS. Fitur baru yang paling dikenang dari versi ini adalah dukungan copypaste. iPhone OS 3 juga bertanggung jawab atas tersedianya fitur in-app purchase (transaksi di dalam aplikasi) untuk pertama kalinya.

Menginjak versi keempatnya, tepatnya pada tanggal 21 Juni 2010 bersamaan dengan diumumkannya iPhone 4, iPhone OS akhirnya berganti nama menjadi iOS 4,. Hal ini didasari oleh penjelasan Apple bahwa sistem operasi tersebut tak hanya tersedia untuk iPhone saja, tetapi juga iPod Touch – plus iPad orisinil yang menyusul di tahun yang sama. Dalam versi ini, fitur baru yang paling berkesan adalah dukungan multitasking.

Mulai iOS 5, tiap versi baru iOS diumumkan lebih dulu ketimbang iPhone baru di ajang WWDC (Worldwide Developer Conference). iOS 5 pertama diumumkan pada 6 Juni 2011. Versi kelima ini menghadirkan sederet fitur baru, di antaranya iCloud, iMessage dan Siri. Untuk pertama kalinya juga, perangkat dengan iOS 5 bisa diaktivasi tanpa harus menyambung ke komputer atau laptop.

iOS 6 diumumkan pada tanggal 11 Juni 2012, sebelum akhirnya dirilis bersamaan dengan iPhone 5. Versi ini memperkenalkan Apple Maps untuk pertama kalinya, dan ternyata respon pengguna terhadap Apple Maps sangat-sangat negatif. Hal ini berujung pada dipecatnya Scott Forstall, pimpinan tim pengembang iOS sejak versi pertamanya.

Mulai iOS 7, tim pengembangnya dipimpin oleh Craig Federighi yang sebelumnya bertanggung jawab atas pengembangan OS X untuk Mac. Versi ini diumumkan pada tanggal 10 Juni 20113, dan dirilis bersama dengan iPhone 5S.

Perubahan paling mencolok dari iOS 7 adalah tampilannya yang menjadi lebih datar secara menyeluruh. Semua icon aplikasinya berubah, dan tampilan antar mukanya banyak didominasi warna putih. Dari segi fitur, Apple menambahkan AirDrop, Control Center dan tentu saja dukungan Touch ID yang dimiliki iPhone 5S.

iOS 8 diumumkan pada tanggal 2 Juni 2014, lalu dirilis bersamaan dengan iPhone 6. Versi ini banyak membawa perubahan di balik layar, memperbaiki sederet bug yang ada pada iOS 7 serta fitur baru seperti Family Sharing, iCloud Drive, Continuity dan aplikasi Health.

Versi terakhir yang dirilis adalah iOS 9, diumumkan pada tanggal 8 Juni 2015. Versi ini menghadirkan aplikasi baru bernama News, sedangkan aplikasi Passbook diganti namanya menjadi Wallet. Di saat yang sama, iOS 9 juga memperkenalkan Siri yang lebih proaktif serta tentu saja dukungan fitur 3D Touch yang dibawa iPhone 6s dan 6s Plus.

Gambar header: Apple.

Tak Lagi Opsional, Windows 10 Kini Akan Diunduh Otomatis Lewat Windows Update

Awal bulan yang lalu, Microsoft secara resmi mengungkapkan bahwa Windows 10 sudah merambah lebih dari 200 juta perangkat. Kemarin, Net MarketShare dan StatCounter mengumumkan bahwa adopsi Windows 10 sudah melebihi Windows XP dan Windows 8.1, meski masih berada cukup jauh di bawah Windows 7.

Lambat laun, adopsi Windows 10 kemungkinan besar akan menyalip Windows 7. Namun kondisi ini bisa terealisasi dalam waktu dekat semisal ‘trik’ yang dijalankan Microsoft berjalan mulus. Trik tersebut adalah ‘memaksa’ pengguna untuk melakukan update ke Windows 10.

Namun tentu saja supaya tidak mengulangi kelancangan yang terjadi tahun lalu, paksaan tersebut datang dalam wujud perubahan status Windows 10 di Windows Update dari sebelumnya berlabel “optional” menjadi “recommended”. Ini berarti semua PC Windows 7, 8 atau 8.1 yang Windows Update-nya diset otomatis akan mengunduh Windows 10 tanpa meminta izin terlebih dulu.

Selesai diunduh, pengguna bisa memilih untuk segera memulai atau menunda proses instalasinya. Mereka akan diberi kesempatan selama 31 hari untuk melakukan roll back menuju versi Windows yang sebelumnya digunakan.

Microsoft juga tidak mau dicap egois dan seenaknya sendiri. Maka dari itu, pengguna juga diberi kebebasan untuk memblokir update secara manual. Pun begitu, pengguna harus melakukannya sesegera mungkin, terutama bagi yang Windows Update-nya memang diset otomatis.

Kalau Anda termasuk pengguna Windows 7, 8 atau 8.1 yang mengandalkan koneksi internet dengan kuota terbatas, mungkin akan lebih baik apabila Windows Update dinonaktifkan untuk sementara. Paling tidak sebelum semuanya sudah siap – terutama kuota data – untuk update ke Windows 10.

Sumber: The Guardian. Gambar header: Windows 10 via Shutterstock.

TSM Kembangkan Sistem Operasi ID3 OS Untuk Perangkat Android Lokal

TSM Technologies (TSM) sebagai sebuah design house smartphone lokal baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya sedang menggarap sebuah sistem operasi mobile bernama ID3 OS (dibaca: IDE OS). ID3 OS merupakan sebuah sistem operasi berbasis Android. Dalam pengembangannya, TSM mengungkapkan bahwa pihaknya tidak hanya membumbui dengan pembaruan User Interface (UI), melainkan melakukan pengembangan dari level kernel.

Pengembangan pada kernel sistem operasi memungkinkan TSM untuk mendesain bagaimana sebuah perangkat keras dalam sebuah perangkat dioperasikan. Diungkapkan oleh Direktur Pengembangan Bisnis TSM Joegianto, nantinya ID3 OS ini akan memiliki kecakapan sekelas sistem operasi CyanogenMod. CyanogenMod dikenal sebagai sebuah sistem operasi open-source berbasis Android yang dapat dipasang bebas di smartphone ataupun tablet.

Sebagai design house smartphone lokal TSM menemui isu krusial yang selama ini belum terselesaikan baik oleh pengembang perangkat lokal. Isu tersebut berkaitan dengan sulitnya menghadirkan pembaruan (update) sistem operasi bagi penggunanya. Dan yang selama ini banyak dilakukan oleh produsen lokal ialah memberikan sebuah single-update, artinya sistem operasi yang ditanamkan akan digunakan selamanya pada perangkat tersebut tanpa adanya pembaruan. Sementara sebuah sistem operasi terkadang membutuhkan pembaruan untuk menekan celah dan menyesuaikan dengan perkembangan software yang ada.

Dalam timeline yang sudah disusun, TSM akan meluncurkan sistem operasi terbaru ini pada pertengahan Januari mendatang. ID3 OS akan dihadirkan dalam dua varian, versi Lite dan Premium. Versi Lite dari sistem operasi akan ditawarkan secara gratis, dengan fitur yang tak selengkap versi Premium. Sedangkan versi Premium akan didedikasikan untuk ponsel lokal yang menjalin kerja sama dengan TSM.

Pengembangan sistem operasi ini sejalan dengan komitmen TSM untuk mendukung vendor lokal menciptakan smartphone berteknologi 4G/LTE. Sebagai “arsitek” perangkat pintar, memiliki sistem operasi memberikan keleluasaan lebih untuk meningkatkan inovasi pengembangan perangkat, terlebih jika memiliki kontrol penuh akan akses ke perangkat keras. Untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia, TSM bekerja sama dengan Sat Nusa Persada sebagai rekanan produsen ponsel berbasis di Batam dan Qualcomm selaku pengembang chipset smartphone.