Tag Archives: Oriza Greenwillow Technology Fund

Zi.Care Kantongi Pendanaan Seri A Dipimpin Greenwillow Capital

Startup healthtech Zi.Care mengantongi $2 juta (sekitar 29,3 miliar Rupiah) dari Greenwillow Capital Management dalam putaran pendanaan seri A yang ditargetkan sebesar $3 juta (sekitar 44,1 miliar Rupiah). Pendanaan tersebut disuntik melalui dana kelolaan Oriza Greenwillow Technology Fund.

Saat ini, Zi.Care mengembangkan solusi untuk digitalisasi rumah sakit, dengan fokus utama pada rekam medis elektronik (RME) yang mencakup diagnosis, hasil tes kesehatan, obat-obatan, hingga perawatan.

Zi.Care akan menggunakan pendanaan tersebut untuk memperluas jangkauan bisnisnya ke berbagai area di Indonesia. Pihaknya menargetkan kemitraan dengan 150 rumah sakit dari 100 kemitraan yang telah terealisasi di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, pada 2021 Zi.Care tercatat memperoleh pendanaan sebesar $500 ribu (lebih dari Rp7,2 miliar) dari Southeast Asia Venture Capital, Iterative VC, Telkomsel Mitra Inovasi, dan Choco-Up.

“Kami membidik pertumbuhan pendapatan hingga 100% setiap tahun, juga mendorong pangsa pasar [digitalisasi] rekam medis elektronik di Indonesia. Hal ini untuk mendukung target Kementerian Kesehatan dalam mendigitalisasi industri kesehatan,” tutur Co-Founder dan Managing Director Zi.Care Jodi Pujiyono Susanto dilansir DealStreetAsia.

Zi.Care mengklaim telah meraup pendapatan sebesar $1,3 juta di semester II 2022, serta mencapai EBITDA positif pada kuartal IV 2022. “Kami akan terus mendorongnya dengan menambah cakupan pasar dan jumlah customer untuk mencapai profitabilitas secara penuh di tahun 2023,” tambahnya.

Sementara, Managing Partner of Oriza Greenwillow Technology Fund Loh Wai Keong menambahkan, pihaknya meyakini solusi RME milik Zi.Care memiliki potensi besar di Tanah Air, dan krusial dalam mendukung transformasi digital industri kesehatan, baik bagi tenaga profesional maupun pasien.

Saat ini, startup kesehatan di Indonesia mayoritas bermain di layanan telemedis dan pemesanan produk kesehatan online, seperti Halodoc, Alodokter, dan KlikDokter. Diketahui, Alodokter menjadi platform telemedis pertama yang telah mengimplementasikan rekam medis elektronik (RME).

Sementara itu, belum banyak pelaku healthtech yang fokus pada digitalisasi fasyankes. Klinik Pintar misalnya, fokus pada segmen akar rumput dengan mendigitalisasi rantai pasok klinik. Ada juga pemain yang masuk ke layanan kesehatan korporasi berbasis platform, yakni Prixa.

Transformasi kesehatan Indonesia

Upaya pelaku healthtech untuk mentransformasi industri kesehatan Indonesia kini mendapat dukungan penuh pemerintah. Salah satunya melalui kebijakan implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) yang termuat dalam PMK No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis, yang merupakan perubahan dan pemutakhiran dari peraturan sebelumnya PMK No. 269 Tahun 2008.

Selama ini, pelaku healthtech kesulitan untuk mendigitalisasi sektor kesehatan karena terbentur peraturan yang ketat. Di samping itu, masih banyak fasilitas layanan kesehatan yang menggunakan sistem secara manual. Melalui peraturan baru ini, fasilitas layanan kesehatan diwajibkan untuk menyelenggarakan RME. Pemerintah memberikan masa transisi kepada fasilitas layanan kesehatan hingga akhir 2023.

Berdasarkan survei Kemenkes, anggaran digitalisasi RS rata-rata tak sampai 3% dari total anggaran mereka. Faktor ini membuat transformasi digital belum menjadi prioritas. Sekitar 22% dari 2.595 RS di Indonesia belum memiliki Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).

Dari 2.291 RS yang memiliki SIMRS, implementasi RME di front office baru 24% dan 64% untuk back office. Sementara, dari 737 RS, sebanyak 359 belum menerapkan RME, 175 RS baru sebagian, dan 203 RS sudah.

Application Information Will Show Up Here
Startup pengembang game lokal Anantarupa Studios mengumumkan pendanaan tahap awal senilai $3 juta dipimpin Oriza Greenwillow Technology Fund

Studio Game Lokal Anantarupa Terima Pendanaan Awal 47 Miliar Rupiah dari Greenwillow

Startup pengembang game lokal Anantarupa Studios mengumumkan penutupan pendanaan tahap awal senilai $3 juta (lebih dari 47 miliar Rupiah). Putaran ini dipimpin oleh Oriza Greenwillow Technology Fund, VC asal Singapura.

Dana segar akan digunakan untuk mempercepat ekspansi regional Lokapala, gim MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) lokal yang dibuat Anantarupa, dan menyiapkan pengembangan IP/konten Lokapala. Penandatanganan investasi ini difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai bentuk dukungan penuh pemerintah terhadap industri gim dan kekayaan intelektual nasional.

Dalam keterangan resmi, Managing Partner Oriza Greenwillow Technology Fund Loh Wai Keong menyampaikan, Anantarupa Studios mengembangkan karakter-karakter dalam Lokapala berdasarkan kesatria legendaris dalam berbagai kekayaan sejarah dan budaya di Indonesia dan Asia Tenggara. Para kesatria legendaris ini akan beresonansi dengan kuat bersama para pemain di sini dan membentuk koneksi secara emosional maupun kultural.

Menurutnya, konten gim Lokapala yang unik dapat menjadi IP unggulan dalam industri konten lain yang selalu membutuhkan konten-konten baru, seperti komik, animasi, film, medium bercerita lainnya, serta merchandising dan gamifikasi konten edukasi.

“Seluruh sektor ini tentunya akan membentuk kekuatan ekonomi kreatif baru yang berbasis IP bagi Indonesia dan wilayah Asia Tenggara lainnya, serta mampu membuka lapangan pekerjaan baru bagi para milenial.” ucapnya.

CEO Antarupa Studios Ivan Chen mengatakan, dalam ekosistem esports, mata rantai bisnisnya terpusat pada komoditas utama, yaitu gimnya. Pihaknya melihat Lokapala sebagai IP Indonesia punya potensi besar untuk menembus pasar global.

“Untuk itu kami juga mempersiapkan pengembangan IP Lokapala dengan berkolaborasi bersama sektor lain untuk memproduksi komik, animasi, film, musik, dan merchandising. Kami berharap Lokapala dapat membawa IP Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Ivan.

Potensi bisnis gim

Ivan melanjutkan, mengutip dari data yang ia peroleh, industri gim adalah industri konten atau IP terbesar di dunia yang mampu menyumbang transaksi hingga Rp3.200 triliun pada 2022. Jumlah ini tiga kali lebih besar daripada industri film di dunia. Menurut riset, sebanyak 61% dari total transaksi industri gim seluler mencapai $136 miliar di 2022, meningkat 170% lebih cepat dari pertumbuhan industri secara menyeluruh.

Potensi tersebut menarik sejumlah pemodal ventura ternama yang berkomitmen untuk berinvestasi sebesar Rp12 triliun di 2023 untuk industri gim di Asia Tenggara. Oleh karenanya, industri gim diharapkan mampu memperoleh porsi investasi yang signifikan di antara negara Asia Tenggara lainnya.

Ivan berambisi bahwa Lokapala punya peluang besar untuk menguasai pasar Asia Tenggara, mengingat 90% pemain gim di regional ini memainkan gim esports. Bahkan, beberapa negara di Asia Tenggara mulai mengembangkan wisata esports sebagai program pariwisata di negaranya karena esports menjadi medium komunikasi bagi generasi muda, melintasi batasan-batasan budaya dan bahasa.

Saat ini, Anantarupa Studios sedang mempersiapkan uji server untuk kawasan Asia Tenggara, serta mengembangkan beberapa mode gim dan fitur baru, seperti Battle Pass dan inter-regional matchmaking untuk mengakomodasi para pemain lintas negara.

Lokapala adalah IP dari Anantarupa Studios dan dipublikasi oleh Dunia Games dan Upoint Games. Gim esports bergenre MOBA 5v5 ini mengutamakan strategi dan kerja sama tim dengan sentuhan budaya nusantara. Adapun Anantarupa Studios didirikan oleh Ivan Chen dan Diana Paskarina pada 2011, berfokus pada pengembangan bisnis custom game, AR, VR, dan layanan B2B lainnya.

Visi perusahaan adalah menjadi leading IP developer di Indonesia, dengan mengangkat kekayaan warisan budaya Indonesia dan memperkenalkan ke pasar global. Pada 2018, perusahaan bertransformasi menjadi perusahaan gim dengan genre MOBA. Timnya telah mencapai lebih dari 80 orang.

Application Information Will Show Up Here