Tag Archives: Orzon Ventures

Hangry umumkan perolehan pendanaan segar sebesar $22 juta, terdiri dari ekuitas dan pinjaman, dipimpin oleh Journey Capital Partners

Hangry Umumkan Pendanaan 316 Miliar Rupiah, Amunisi Lanjutkan Ekspansi

Startup kuliner multi-brand sekaligus brand aggregator Hangry mengonfirmasi perolehan pendanaan segar sebesar $22 juta (sekitar 316 miliar Rupiah). Journey Capital Partners memimpin putaran yang terdiri dari pendanaan ekuitas dan pinjaman ini, bersama dengan Orzon Ventures, dan Sassoon Investment Corporation (SassCorp). Alpha JWC Ventures, Genesis Alternative Ventures, dan Innoven Capital, yang merupakan investor lama Hangry turut berpartisipasi dalam putaran ini.

Diklaim putaran ini membuat Hangry berhasil mengumpulkan dana sebesar $35 juta jika digabungkan dengan putaran seri A pada tahun lalu. Angka yang dikonfirmasi ini lebih besar dari yang diberitakan sebelumnya oleh DailySocial.id pada 1 April 2022 kemarin. Diprediksi valuasi perusahaan saat ini mendekati $150 juta, mengokohkan pada status “centaur”.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan perusahaan pada hari ini (18/4), Hangry akan memanfaatkan dana segar tersebut untuk memperluas dan menambah lebih banyak outlet secara nasional, mengakuisisi brand-brand kuliner unggulan lainnya, dan membangun brand in-house untuk menjangkau berbagai target pelanggan. Perusahaan pun menyatakan rencananya untuk memulai ekspansi regional mulai 2024 mendatang.

“Kami selalu bercita-cita untuk membangun brand dengan hidangan berkualitas yang dapat dinikmati di seluruh dunia. Berasal dari Indonesia, Hangry tidak hanya akan membangun brand sendiri, tetapi juga mengakuisisi brand F&B terdepan lainnya [..] sehingga Hangry dapat memiliki beberapa merek pemenang, dan dapat dengan lebih cepat mencapai visi serta untuk memenuhi selera dan minat pelanggan yang berbeda-beda,” ucap Co-founder dan CEO Hangry Abraham Viktor.

Pencapaian perusahaan

Outlet Hangry / Hangry

Hangry mengawali kehadirannya dengan menerapkan konsep cloud kitchen dan multi-brand pada November 2019. Startup ini dipimpin oleh Abraham Viktor, Robin Tan, Andreas Resha, Sari Lauda, Arlene Sutjiamidjaja, dan Wenyou Tan.

Saat ini, Hangry meluncurkan beberapa brand unggulan dengan jenis menu bervariasi, seperti Moon Chicken by Hangry (ayam goreng ala Korea), San Gyu by Hangry (masakan asli Jepang), dan Ayam Koplo by Hangry (inovasi baru pada berbagai hidangan ayam tradisional)–semuanya dengan harga yang relatif terjangkau mulai dari Rp15.000 – Rp70.000 per porsi dan memiliki peringkat rata-rata 4,7 dari skala 5 di berbagai platform pengiriman.

Adapun jumlah outlet Hangry mencapai lebih dari 70 dengan pendapatan tumbuh lebih dari 23 kali lipat dan lebih dari 10 juta porsi makanan dan minuman terjual sepanjang 2019-2021. Diklaim, saat ini Hangry mampu menjual lebih dari satu juta porsi produk per bulan dari empat brand-nya. Angka ini akan terus meningkat seiring bergabungnya Accha, brand kuliner India, ke keluarga Hangry.

Menurut Abraham, menambahkan brand baru selalu menjadi bagian dari rencana perusahaan karena konsep Hangry adalah perusahaan multi-brand dan multi-channel. “Baik itu membangun brand baru atau mengakuisisi brand lain, kami akan mengelola brand-brand yang dapat menjadi juara dalam kategorinya dan siap secara global,” jelas Abraham.

Dukungan dari para investor dengan keahlian masing-masing dipercaya dapat menjadi amunisi tambahan dalam mewujudkan ambisi perusahaan. Dia mencontohkan, misalnya Journey Capital Partners dengan keunggulan dalam strategi bisnis dan aspek operasional; Orzon Ventures dengan pengalaman kuat mereka pada bisnis F&B di kawasan ASEAN melalui restoran populer mereka di Thailand.

Kemudian, Sassoon Investment Corporation (SassCorp) dengan jaringan F&B yang luas, yaitu kedai kopi terkemuka di Singapura yang semuanya akan berperan penting dalam tiap perkembangan Hangry ke depannya. “Kemudian, Hangry juga tetap melanjutkan dan memperkuat kerja sama dengan Alpha JWC Ventures yang sudah mendukung Hangry sejak awal. Karena bagaimanapun juga, mencapai tujuan yang besar perlu kerja sama tim yang baik.”

“Sebagai investasi perdana kami ke dalam ekosistem teknologi Asia Tenggara, kami sangat yakin bahwa Hangry memiliki semua komponen yang tepat untuk menjadi yang terdepan di Indonesia maupun di kawasan regional. Hangry memosisikan perusahaannya dengan tepat untuk mengikuti tren layanan pesan antar yang masif. Hangry juga telah sukses berkembang melalui brand dan outlet yang dimiliki. Melalui investasi ini, kami berharap dapat mendukung Hangry secara strategis dalam operasionalnya menuju tujuan ekspansi nasional dan regional mereka,” kata Managing Partner Journey Capital Partners Choo Weng Kin.

“Hangry terbukti selangkah lebih maju dari bisnis kuliner lainnya. Akuisisi brand eksternal yang baru-baru mereka lakukan yang tidak hanya inovatif untuk bisnis kuliner, tetapi juga meningkatkan kualitas model bisnis Hangry sebagai perusahaan multi-brand. Kami menantikan pertumbuhan pesat dari Hangry serta brand-brand-nya,” kata Partner Alpha JWC Ventures Eko Kurniadi.

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Hangry 2022

Hangry Dikabarkan Galang Pendanaan Lanjutan 205 Miliar Rupiah

Startup kuliner multi-brand sekaligus brand aggregator Hangry dikabarkan tengah merampungkan putaran pendanaan terbarunya. Dari data yang telah diinputkan ke regulator, saat ini nilai putaran ekuitas yang telah terkumpul mencapai $14,25 juta atau sekitar 205 miliar Rupiah.

Digabungkan dengan putaran pendanaan awal dan seri A yang didapat tahun lalu, saat ini diperkirakan valuasi perusahaan mendekati $150 juta, mengokohkan pada status “centaur”.

Sejumlah pemodal ventura dan angel investor berpartisipasi dalam investasi tersebut, termasuk Alpha JWC Ventures dan Orzon Ventures. Kami sudah mencoba meminta pernyataan ke eksekutif perusahaan. Namun sampai berita ini diterbitkan belum ada respons yang diberikan.

Perluas model bisnis dan ekspansi

Sejak didirikan tahun 2019, kini Hangry telah mengoperasikan 74 outlet yang terbesar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Hingga 2021, disampaikan juga mereka telah menjual 10 juta porsi makanan dan minuman.

Perluasan yang cukup kencang tersebut didukung model bisnis ala cloud kitchen yang diadopsi. Hal ini dilandasi model operasional Hangry mengutamakan pesanan via aplikasi food delivery — kendati beberapa waktu terakhir mereka juga mulai menyediakan opsi dine-in.

Selain mengembangkan brand makanan sendiri, tahun ini Hangry juga memulai strategi brand aggregator. Mereka akan mengakuisisi penuh brand kuliner yang dianggap potensial masuk ke ekosistem produknya. Pekan lalu, Hangry mengumumkan akuisisinya atas Accha, sebuah brand makanan khas India yang beroperasi di Jakarta.

Masuknya Accha akan melengkapi varian produk yang telah dimiliki Hangry, seperti Moon Chicken, San Gyu, Kopi Dari Pada, dan Ayam Koplo. Kendati demikian, Co-Founder & CEO Abraham Viktor memastikan bahwa pembuatan brand baru secara mandiri akan terus dilakukan, seiring dengan strategi akuisisi yang akan mulai digencarkan.

Selain itu turut dikatakan, strategi brand aggregator juga diyakini bisa mendekatkan Hangry dengan cita-citanya untuk melayani pasar global, sehingga tidak menutup kemungkinan ke depan juga akan ada brand makanan di luar Indonesia yang akan diakuisisi dan dimasukkan ke dalam ekosistemnya.

Application Information Will Show Up Here