Tanggal 26 April kemarin, Google menghelat acara final Indonesia Games Contest yang pertama kali. Dalam acara tersebut, Google mengumumkan tiga game yang berhasil merebut kursi juara dari total hampir dua ratus karya yang dikirimkan oleh developer–developer lokal.
Ketiganya, urut dari posisi yang pertama adalah Warung Chain: Go Food Express dari Touchten, Tahu Bulat dari Own Games dan Vimala: Defense Warlords dari MassHive Media. Tak hanya memenangkan hati para juri lewat presentasinya masing-masing, ketiganya juga dipilih berdasarkan polling interaktif yang diikuti oleh audiens secara langsung.
Indonesia Games Contest ini merupakan inisiatif Google guna memupuk ekosistem pengembangan game lokal Indonesia. Mereka percaya bahwa para developer tanah air punya potensi untuk masuk dalam jajaran developer top kelas dunia asalkan mendapat dukungan yang tepat.
Indonesia sendiri memang merupakan pasar yang sangat menggiurkan untuk developer aplikasi mobile, dimana sekitar 71% pengguna internet mengakses lewat smartphone, berdasarkan data yang dikumpulkan Google tahun lalu. Dan dari sekian banyak kategori aplikasi, game adalah yang paling populer dan paling sering di-install setiap bulannya.
15 finalis yang hadir dalam acara kemarin ini dipilih tidak hanya berdasarkan inovasi, desain dan aspek-aspek teknis saja, tapi juga dilihat kaitannya dengan budaya maupun tren lokal (lokalisasi). Sang juara, Warung Chain: Go Food Express, memang menampilkan deretan menu makanan yang sudah sangat kita kenal sehari-harinya, sedangkan salah satu finalis lainnya rupanya juga ada yang mengangkat tema “Om Telolet Om”.
Khusus untuk Warung Chain: Go Food Express yang menjadi juara pertama, Touchten patut berbangga karena Google berencana untuk menampilkannya dalam serial video Android Developer Story yang diproduseri oleh Google sendiri.
Daftar lengkap 15 finalis Google Indonesia Games Contest bisa dilihat di tautan berikut.
For those who not in the know, local simulation game Tahu Bulat (round tofu), which is inspired by a real tahu bulat food truck in Indonesia, was among the top five best games on Google Play in 2016 alongside big names like Pokemon Go and Clash Royale.
The game’s creator, Bandung-based Own Games Indonesia, has recently introduced a new game, which also revolves around Indonesian food, named Nasi Goreng (fried rice) The Game.
Similar to Tahu Bulat, Nasi Goreng is also a crafting game, in which players are invited to gather and combine food materials to create dishes for their restaurant.
Released in beta version, the interface of the game is similar to Harvest Moon’s cooking feature. There will be four material slots and one utensil slot in each cooking process. Users can combine materials to create seasonings, then use them to make different types of fried rice.
Food materials can be obtained through a mystery box, which will generate random food materials in accordance to a certain percentage of gameplay. There will also be rare mystery boxes that will generate unique food materials.
There are two forms of currency in the game, tickets and money, which can be used to purchase mystery boxes or expand and decorate the restaurant.
Interested testers can download the beta version of the game, which takes up less than 9 MB of storage, via Google Play. However, as it is still in beta, there might still be bugs and imperfect features in this version. Users can help the game developer by reporting the bugs or giving suggestions through the game’s Facebook fan page.
Sebelum membaca lebih lanjut, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa versi yang akan dibahas di dalam artikel kali ini masih merupakan versi beta. Gameplay yang ada di dalamnya mungkin berbeda dengan versi rilis dari versi beta. Nasi Goreng the Game merupakan karya terbaru dari Own Games, kreator dari game fenomenal berjudul Tahu Bulat.
Dalam versi beta dari Nasi Goreng, kita akan mengintip seperti apa sih suksesor dari Tahu Bulat.
Walaupun sama-sama bertema kuliner, ternyata gameplay dari Nasi Goreng ini berbeda dengan pendahulunya. Jika Tahu Bulat sukses dengan gameplay berjenis clicker, Nasi Goreng mencoba bereksperimen dengan gameplay crafting. Dalam game Nasi Goreng, pemain akan membuat kombinasi berbagai bahan makanan untuk bisa membuat dan mengumpulkan berbagai jenis makanan nasi goreng untuk restoran
Dengan permainan kombinasi dan menemukan resep baru, Nasi Goreng juga dilengkapi dengan beberapa fitur game yang menarik. Contohnya adalah fitur membeli bahan memasak yang menggunakan fitur persentase kemunculan sebuah bahan masakan ketika Anda membeli satu boks misteri. Dengan fitur ini, Anda tidak bisa serta merta membeli bahan makanan semau Anda, namun ada fitur keberuntungan yang mempengaruhi bahan makanan yang bisa Anda dapatkan.
Tentu hal ini membuat permainan menjadi lebih menarik karena akan ada bahan makanan langka atau boks misteri langka yang akan menghasilkan jenis nasi goreng yang tidak biasa.
Untuk fitur crafting di dalam game ini, Anda hanya perlu memadukan bahan makanan yang didapatkan dari boks misteri. Ada empat slot untuk bahan makanan dan satu slot untuk alat masaknya. Gameplay ini mengingatkan pada fitur memasak yang ada di game Harvest Moon. Dengan memadukan bahan mentah, pemain bisa membuat bumbu. Lalu bisa memadukan nasi dengan bumbu dan bahan lainnya untuk menghadirkan berbagai tipe nasi goreng yang berbeda.
Agar bisa memasak, Anda butuh bahan dan juga butuh uang. Untuk membeli misteri boks diperlukan tiket. Anda memiliki dua currency di dalam game ini, tiket dan uang. Untuk tiket akan muncul satu tiap waktu tertentu. Sedangkan untuk uang, ada sedikit mekanik idle game dari Tahu Bulat yang disematkan. Lalu kita juga bisa memperbesar restoran kita dengan fitur dekorasi.
Dengan visual yang konsisten sama seperti Tahu Bulat, Nasi Goreng tentu akan menjadi sebuah pilihan permainan yang akan sangat menarik bagi pemain Tahu Bulat. Dari sisi gameplay, Nasi Goreng berpotensi untuk memberikan sebuah genre permainan yang unik dan seru. Apalagi installer game ini (untuk versi beta) tidak sampai 9MB, tentu akan menjadi sebuah daya jual tersendiri.
Bagi yang ingin mencoba versi beta dari Nasi Goreng, Anda bisa menjadi tester dengan menuju tautan di Google Play. Jangan lupa bahwa ini masih versi beta sehingga akan ada cukup banyak kemungkinan bug, fitur yang belum sempurna, dan masih banyak perubahan yang bisa terjadi.
Hari ini (5/12) Google kembali merilis daftar aplikasi, game, film, hingga buku terpopuler di Google Play Indonesia sepanjang tahun 2016. Dalam daftar Yang Terbaik Dari 2016 Google Play kali ini, beberapa aplikasi mobile karya startup Indonesia seperti Tokopedia dan Go-Jek kembali menjadi raja di negeri sendiri. Sementara untuk kategori Game, Tahu Bulat berhasil masuk dalam daftar ini bersama aplikasi dengan nama-nama besar seperti Pokemon GO dan Clash Royale.
Sebelumnya, di tahun 2015 silam, Google juga pernah merilis daftar untuk aplikasi dan game terbaik. Ketika itu, aplikasi lokal seperti Go-Jek, Traveloka, Mivo, BaBe, Tokopedia, dan Sebangsa masuk dalam jajaran apliakasi terbaik. Sementara di sisi game, ada Billionaire dari Alegrium dan Dazzle (Dagelan Puzzle) dari Touchten yang berhasil masuk ke dalam daftar.
Kali ini, sedikit berbeda dari sebelumnya, Google hanya mengumumkan lima aplikasi untuk masing-masing kategori dan kategori aplikasi lokal pun dipisahkan. Secara umum, dalam kategori Aplikasi Terbaik 2016 masih dikuasai aplikasi dari luar seperti Camera 360 Lite, Opera News Lab, Face Changer 2, Google Duo, dan MSQRD.
Hal yang menarik datang dari kategori game. Bila di tahun lalu ada dua pengembang dengan dua judul game yang masuk, kali ini hanya ada satu pengembang dengan satu judul yang masuk dalam daftar ini, yaitu Tahu Bulat dari Own Games. Dia (Tahu Bulat-red) berhasil bersanding dengan nama-nama besar seperti Pokemon GO, Clash Royale, slither.io, dan Ultimate Ninja Blazing.
Own Games sendiri sebenarnya bukan pemain baru di industri game Indonesia. Mereka telah aktif sejak tahun 2011 ketika Nokia masih berjaya dan berhasil menajdi salah satu pengembang game yang cukup sukses di Nokia. Game mereka yang berjudul Beneath the Well dan Own Pet Dragons pun pernah di-pre load oleh perangkat Nokia. Sudah 5 tahun lebih Own Games terus berkarya dan mengembangkan produk-produk mereka.
Sementara untuk daftar aplikasi yang dikembangkan oleh startup Indonesia, beberapa nama lama yang sebelumnya masuk dalam daftar kembali muncul. Mereka adalah aplikasi perjalanan Traveloka, aplikasi on-demand Go-Jek, aplikasi iklan baris OLX Indonesia, aplikasi reader BaBe, dan aplikasi marketplace Tokopedia.
Untuk melihat daftar lengkapnya, Anda dapat mengunjugi halaman Yang Terbaik Dari 2016 di Google Play.
Bertempat di Sofitel Hotel Singapore, kemarin (17/10) Google menggelar ajang tahunan Google Playtime untuk yang kedua kalinya dan diikuti oleh 200 undangan pengembang aplikasi di Asia Tenggara. Own Games menjadi perwakilan pengembang aplikasi Indonesia yang berpartisipasi sebagai pembicara dalam ajang ini. Salah satu alasan Google membawa Google Playtime ke Asia Tenggara adalah pertumbuhan yang pesat di ranah aplikasi mobile untuk pasar Asia Tenggara.
Google Playtime adalah invitation-only event untuk para mitra terbaik Google Apps dan Game. Di sini, para pengembang aplikasi yang memanfaatkan Google Play sebagai saluran distribusi dapat belajar tips dan praktik terbaik tentang mengembangkan bisnisnya dengan tim Google Play lokal dan global atau pengembang lain di wilayah yang sama. Kali ini, pengembang dari Indonesia bersama dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand turut berpatisipasi sebagai pembicara.
Indonesia diwakili oleh Own Games yang mengembangkan Tahu Bulat, Vietnam oleh Rubycell, Thailand oleh Kiragames, Malaysia oleh AppXplore, Singapura oleh Carousell, dan Filipina oleh Altitude Games.
Global Director of Business Development for Apps and Games on Google Play Purnima Kochikar mengatakan, “Asia Tenggara sekarang berkembang pesat menjadi sarang inovasi digital. Kami melihat semakin banyak pengembang game terkemuka yang datang dari Asia Tenggara dan memiliki dampak tidak hanya dalam ekonomi lokal mereka, tetapi secara regional dan global.”
“Pada dasarnya di Google Playtime kami berbicara tentang tiga pilar. Inovasi intuitif yang meningkatkan akses komunitas pengembang, mengantisipasi dan menganalisa hambatan dan bisa memastikan semua orang memiliki akses, dan berpikir inovasi ke depannya yang disederhanakan sehingga pengembang dapat mengejar ketertinggalan mereka,” lanjut Purnima lebih jauh.
Di ajang keduanya ini Purnima juga melihat perbedaan yang signifikan di pasar Asia Tenggara, terutama dari sisi pertumbuhan unduhan aplikasi mobile. Hal ini dipengaruhi oleh penyebaran smartphone yang kian pesat, khususnya yang berbasis Android.
Ruang tumbuh bagi pengembang aplikasi Asia Tenggara yang makin seksi
Berdasarkan data yang dihimpun App Annie dari Q2 2014 hingga Q2 2016, aplikasi yang dibuat di negeri sendiri di Asia Tenggara mengalami peningkatan share of revenue mencapai 106%. Indonesia sendiri disebutkan mengalami peningkatan pengunduhan aplikasi hingga dua kali lipat di Q2 2016. Selain itu, pasar berkembang seperti Indonesia, Filipina, dan Vietnam pun diprediksi akan mengalami peningkatan 50% revenue di tahun 2020, meningkat 35% dari 2016.
Secara umum, data yang diungkap App Annie menyebutkan bahwa di pasar Asia Tenggara saat ini memang tengah mengalami pertumbuhan, baik itu dari sisi revenue, usage, atau unduhan aplikasi mobile. Pertumbuhan dari sisi revenue sendiri disebutkan mencapai 33% bila menggabungkan data dari Android dan iOS.
Jika dirinci, Singapura saat ini adalah negara yang menduduki peringkat pertama dari sisi revenue. Thailand mengekor dengan pertumbuhan yang disebutkan meningkat 1,5 kali lipat untuk Q2 2014-Q2 2016. Indonesia yang merupakan negara berkembang saat ini baru berada di peringkat lima dengan Vietnam berada di belakangnya.
Kondisi Indonesia sendiri saat ini disebutkan oleh Regional Director App Annie Jaede Tan sama dengan China di masa-masa awal pertumbuhan aplikasi mobile mereka. Namun, ke depannya akan terus mengalami peningkatan.
Jaede mengatakan, “Di Indonesia saat ini kami melihat peningkatan unduhan yang signifikan, peningkatan penggunaan, dan revenue yang mulai meningkat. Inilah yang kami perhatikan untuk pasar Indonesia. Kami melihat start of monetization.”
“Indonesia berbeda dengan Singapura. Masih banyak orang di Indonesia yang baru mempunyai smartphone untuk pertama kalinya dan ini membuka kemungkinan banyak pengguna baru. Tapi mereka masih belum nyaman menghabiskan uang [untuk aplikasi], belum membuat pembelian pertama. Hal ini yang sebenarnya menjadi tantangan tersulit pengembang, yaitu untuk mendapatkan pembelian pertama,” tambah Jaede.
Bila pengguna sudah mulai melakukan pembelian pertamanya, menurut Jaede, mereka akan lebih terdorong untuk melakukan pembelian berikutnya karena rasa kepercayaan mulai tumbuh. Mindset seperti inilah yang dilihat oleh Jeade mulai berubah di pasar-pasar berkembang seperti Indonesia. Pendorongnya tak lain berasal dari aplikasi-aplikasi mobile yang naik daun seperti ride sharing app dan e-commerce.
Dengan tujuan yang sama, mendorong konsumen melakukan pembelian pertamanya, Own Games menerapkan pembelian in-apppurchase dalam permainan mereka dengan harga yang terjangkau, di bawah satu dollar.
Aspek-aspek bisnis seperti mengatasi masalah monetisasi aplikasi inilah yang juga menjadi bagian pembahasan dari acara Google Playtime di Singapura kemarin. Tujuannya yakni agar para pengembang dapat mengembangkan bisnisnya di pasar lokal, di sektor yang tidak dibidik oleh para pemain besar karena kurangnya pemahaman pasar lokal. Lebih jauh, bila pengembang juga ingin merambah pasar yang lebih luas lagi ke pasar global, Google juga berjanji untuk memberikan bantuannya melalui ajang ini.
“Melalui Google Playtime kami ingin memberikan insight kepada pengembang terkait arah perkembangan Apps dan Game ke depannya dan saya harap mereka bisa mendapat inspirasi. Kedua, kami juga akan memberikan practical tips seperti user acquisition, sustainable growth, dan berharap para pengembang juga bisa saling berbicara. Ini bukan tentang Google datang dan berbicara, saya berharap mereka bisa mendapat inspirasi baru dan tips praktis, bukan hanya dari Google, tetapi juga dari pengembang lainnya,” ujar Purmina.
Meski saat ini Google Playtime masih digelar di Singapura untuk kedua kalinya, Purmina sendiri menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan acara serupa akan digelar di negara lain di Asia Tenggara. Namun, untuk saat ini pihaknya masih mencari konsep terbaik bila memang ada kesempatan untuk digelar di negara lainnya.
Own Games (akhir-akhir ini dikenal dengan game Tahu Bulat karyanya) dan Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menjalin kemitraan untuk mendirikan sebuah laboratorium riset dan pengembangan di kampus. Inisiatif ini dilaksanakan untuk memicu semangat berkreasi sekaligus memfasilitasi mahasiswa UNPAR dalam belajar mengembangkan produk digital. Laboratorium ini sendiri akan mulai beroperasi pada Oktober 2016 mendatang, dan siap menerima magang di bulan November 2016.
Nota kesepahaman yang diresmikan bersama dengan perayaan ulang tahun prodi TI UNPAR ini akan memudahkan mahasiswa mengikuti program magang menjadi bagian dalam tim pengembangan produk-produk Own Games. Seperti diketahui, bahwa Own Games tidak hanya mengembangkan solusi digital berbasis game saja, melainkan juga mengembangkan solusi aplikasi berbasis mobile dan website.
Pusat pengembangan di kampus juga ini diharapkan akan memberikan pengalaman yang membawa para mahasiswa merasakan langsung kultur sebuah startup, sehingga sedini mungkin para mahasiswa (khususnya TI) bisa mengikuti jejak langkah Own Games dalam mencetuskan perusahaan rintisan dengan produk-produk yang dapat diterima masyarakat luas.
Disampaikan oleh Founder Own Games Eldwin Viriya yang juga beralmamater UNPAR, kolaborasi ini adalah kunci utama untuk memajukan industri digital dan teknologi di Indonesia. Own Games masih merasa terdaoat adanya gap yang cukup renggang antara kebutuhan bisnis (termasuk di lanskap startup) dengan lulusan yang ada di universitas. Adanya kolaborasi ini Own Games akan berbagi manfaat sebanyak mungkin kepada mahasiswa.
Dari pihak kampus sendiri berpendapat bahwa kerja sama ini akan memperkaya sistem pendidikan prodi TI. Own Games akan memberikan banyak pengetahuan tentang game dan juga industrinya. Selain itu kampus pun mengharapkan bahwa kerja sama ini akan memicu hadirnya banyak agenda riset dan pengembangan oleh civitas akademika, termasuk dosen-dosen UNPAR, di bidang game yang saat ini masih belum tertata.
Agate Studio berkolaborasi dengan Own Games menghadirkan game berjudul Juragan Terminal.
Own Games, yang merupakan pencipta dari game Tahu Bulat, membawa game play khas dari Tahu Bulat ke dalam nuansa yang baru. Masih bertema clicker game, mari kita simak bersama seperti apakah game berjudul Juragan Terminal ini.
Juragan Terminal bercerita tentang perjalanan untuk membangun terminal yang paling baik. Tugas pemain adalah membuat terminal yang nyaman dan memiliki fasilitas yang baik, sehingga semakin banyak penumpang yang ingin naik kendaraan umum dari terminal yang dikembangkan.
Semakin banyak penumpang yang datang ke terminal, maka akan semakin besar juga setoran yang akan didapatkan.
Mengangkat genre clicker game, Juragan Terminal memiliki mekanik yang serupa dengan Tahu Bulat. Mungkin bisa dibilang Juragan Terminal merupakan versi reskin official dari Tahu Bulat. Metode bermainnya pun mirip.
Anda bisa tap di layar untuk mendapatkan uang setoran, semakin sering di-tap, semakin banyak juga uang setoran yang akan diterima. Dengan meningkatkan fasilitas di dalam terminal, maka Anda akan mendapatkan besar uang setoran yang lebih banyak.
Hal yang menarik dari game Juragan Terminal adalah kontennya yang sangat Indonesia. Dari bentuk terminalnya hingga kendaraan umum yang ada di dalam game ini sangat kental dengan nuansa Indonesia.
Tentu saja pengisi suara di dalam game ini juga menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan istilah-istilah yang sering kita dengan di dalam terminal. Nuansa lokal ini yang menjadi daya tarik tersendiri dari game Juragan Terminal.
Namun jika dibandingkan dengan Tahu Bulat, memang konten di dalamnya belum sebanyak game tersebut. Salah satu contohnya adalah ketika tulisan ini dibuat, belum ada fitur untuk membuka cabang baru di dalam Juragan Terminal.
Perbedaan lain yang cukup mencolok adalah besar ukuran installer dari Juragan Terminal yang jauh lebih besar daripada Tahu Bulat. Dengan installer size yang cukup besar, menjadi tantangan ternsendiri bagi Juragan Terminal untuk mencapai kesuksesan yang sama dari Tahu Bulat.
Meski demikian dengan konsep yang unik dan ekseskusi yang baik dari Agate Studio dan Own Games, bukan tidak mungkin Juragan Terminal akan jadi the next Tahu Bulat. Mari kita nantikan. Anda yang tertarik memainkan, silahkan unduh game-nya di Google Play.
Agent Dodge merupakan game terbaru buatan studio asal Bandung yang bernama Own Games. Kali ini Own Games mencoba untuk menghadirkan game dengan visual 3D pixel yang mirip dengan tampilan game yang cukup populer yakni Crossy Road.
Cara bermain dalam game Agent Dodge sangatlah mudah namun menantang. Objektif utama dari permainan ini adalah untuk menghindari berbagai tantangan yang ada di dalam lapangan permainan.
Akan ada berbagai rintangan yang muncul dan tugas pemain adalah memastikan karakter yang dimainkan bisa menghindari berbagai rintangan dalam arena yang cukup sempit.
Selain mengindari rintangan, pemain juga perlu mengoleksi koin yang muncul di arena. Koin tersebut nantinya dapat digunakan untuk mendapatkan berbagai koleksi karakter menarik.
Ada lebih dari 45 karakter dengan gaya visual 3D pixel yang bisa kita kumpulkan dengan bermain di dalam Agent Dodge.
Saat bermain, Anda akan berada di dalam arena dengan besar petak 5×5. Untuk bergerak dari satu titik ke titik lain pemain hanya perlu swipe di layar.
Dengan sudut pandang kamera yang agak persepektif sehingga arena berbentuk ketupat, arah swipe agak tidak berbeda dengan arah jari Anda sehingga agak sulit melakukan navigasi dan butuh waktu untuk membiasakan diri. Namun apabila sudah menguasainya, game ini cukup mudah untuk dimainkan.
Agent Dodge juga disertai dengan fitur multiplayer dimana Anda bisa bermain bersama dalam satu arena. Untuk memainkan fitur ini, Anda harus mengajak teman lain untuk bermain.
Perlu ada cukup banyak pemain yang memainkan game ini di waktu yang sama agar bisa menggunakan fitur multiplayer. Jika sedang sepi pemain, maka fitur ini tidak bisa digunakan. Own games saya kira bisa menambahkan peran komputer di dalam fitur ini agar bisa bermain bersama meski hanya ada tidak ada teman yang sedang memainkan game ini.
Dengan gameplay yang sederhana dan grafik berbasis pixel, Agent Dodge memang dibuat untuk Anda yang senang dengan game casual yang sederhana tetapi tetap penuh tantangan.
Jika suka dengan visual dari Crossy Road, Agent Dodge merupakan game yang tepat untuk dimainkan. Game ini sudah bisa diunduh di Google Play.
Walau belum resmi diluncurkan di pasar Indonesia, perangkat terbaru Nokia bersistem operasi Android Nokia X telah menarik perhatian banyak pengembang game lokal untuk berbondong-bondong “meng-hijrahkan” platform game-nya ke dalam perangkat tersebut. Pengembang permainan “Eyes on Dragon” pada Rabu (26/2) yang secara resmi telah mengumumkan kehadiran game tersebut di dalam Nokia X. Continue reading Permainan “Eyes on Dragon” Lebarkan Sayap ke Platform Nokia X→
Kerja sama antara Nokia Indonesia, Own Games dan Project Pop menghadirkan sebuah permainan yang menampilkan karakter dari personil Project Pop. Game ini diberi judul Power Pop.