Tag Archives: paid review

Pro dan Kontra Paid Review

Blogger, ada yang mengatakan blogger itu hobi, ada yang bisa pula menentang pendapat tersebut dengan menjadi blogger professional. Tidak hanya itu, bahkan ada blogger yang keluar dari pekerjaannya untuk memfokuskan diri menjadi blogger professional dan mengandalkan pemasukan dari blogging.

Ada beberapa cara bagi para blogger untuk menjaring rejeki dari blognya masing-masing, kebanyakan dengan menyediakan space iklan di blog mereka untuk para advertiser. Namun diluar itu ada juga blogger yang mendatangkan uang melalui paid review dan sponsored post.

Paid review adalah model posting blog dimana seorang blogger dibayar untuk melakukan review terhadap sebuah produk, apapun itu. Metode ini cukup populer di kalangan para blogger baik di dalam maupun luar negeri, dan juga tentunya menarik untuk para advertiser yang ingin produknya di-review. Blogger memang terkenal sebagai sumber yang independen, bebas, obyektif, dan persepsi inilah yang makin menguatkan niat para advertiser untuk membayar blogger untuk mereview produk mereka. Semakin populer blognya, makin banyak pembacanya tentu semakin mahal pula biaya untuk paid review.

Banyak blogger kondang yang mengaku dibayar oleh advertiser untuk me-review atau sekedar meletakkan link ke situs advertiser di postingan blog mereka, tentunya dengan imbalan sejumlah uang. Biasanya link bait ini disamarkan sedemikian rupa agar terkesan sangat natural, bukan spamming, dan berjalan mulus bersama isi postingan secara keseluruhan. Tentu hal ini tidak juga mudah untuk dilakukan, saya rasa ini butuh skill tersendiri.

Di kalangan blogger sendiri terdapat sebuah perdebatan mengenai etika blogging dan paid review. Ada yang berpendapat bahwa paid review adalah sesuatu yang salah karena biasanya isinya bias dan cenderung untuk menulis yang positif-positif saja mengenai produk yang diajukan oleh pengiklan. Beberapa blogger yang sering menulis paid review diblog mereka pun menolak keras hal ini. Mereka memang dibayar oleh advertier untuk mereview sebuah produk / website namun mereka bersikeras bahwa postingan mereka berimbang dan tidak bias. Semua hal dari yang positif sampai negatif mereka tuliskan tanpa ada tekanan dari advertiser. Lalu ketika saya tanya apakah mereka memberikan tanda di postingan mereka yang memberitahu pembaca bahwa postingan tersebut adalah paid review/sponsored post/ advertorial? Jawabannya bervariasi, namun kebanyakan dari mereka tidak memberikan tanda khusus untuk paid review/sponsored post/advertorial.

Lalu apa maksud dari tulisan saya ini sebenarnya? Komentar dari Blogpreneur di salah satu posting saya kemarin memang menyadarkan saya bahwa tulisan-tulisan saya di DailySocial ini sangat mungkin diincar oleh para advertiser karena memang salah satu konsepnya adalah membantu web startup lokal untuk berkembang dengan mempromosikannya kepada pembaca DS. Dan benar adanya, tidak sedikit advertiser yang menghubungi saya via email menawarkan sponsored post, paid review, dan advertorial. Dengan berat hati, tidak satupun tawaran tersebut saya terima, kenapa? Karena waktu itu saya pikir belum saatnya untuk masuk ke sana. Saya masih ingin mempertahankan orisinalitas postingan-postingan saya secara obyektif

Tidak ada yang salah dengan model bisnis paid review, I’m totally okay with it selama pembaca saya tahu bahwa posting yang mereka baca adalah paid review. Semua sponsored post/paid review/ advertorial di DS pasti akan saya bubuhkan tanda dimana para pembaca saya akan tahu bahwa yang mereka baca adalah sebuah paid review, dan pastinya advertiser tidak boleh marah ketika saya mengkritik produk mereka. Soal pembaca mau membaca atau tidak, tentu itu bukan tanggungjawab saya.

Mana yang anda pilih? Sponsored post yang secara natural diselipkan kedalam sebuah postingan (obyektivitas dipertanyakan) atau sponsored post yang ditandai (kurang menarik bagi advertiser)?