Tag Archives: PAKDE

Shipper Acquires Porter and Pakde

Shipper, a logistics aggregator platform developer startup, announced to complete its acquisition of Porter and Pakde. Details of the agreement value is undisclosed. Porter is a startup with short-distance delivery solutions, similar to services offered by GoSend or GrabExpress. While Pakde is known as a fulfillment service provider, they operate warehouses to provide logistics solutions for businesses.

Yesterday (29/9) we just spoke with Shipper’s Co-Founder & COO, Budi Handoko regarding his company’s initiative to enter the warehousing business. He said Shipper has the ambition to be a provider of logistics technology from upstream to downstream. To date, his team still finds challenges in the warehousing system and its role in supporting the growth of the e-commerce industry. These challenges are structural in nature, some are behavioral, and some are caused by technology.

The acquisition of Porter and Pakde is clearly in line with that vision. Moreover, the three companies, including Shipper, have the same customer segmentation. Budi said, “Porter’s joining Shipper will strengthen the Shipper network, therefore, we can get closer to consumers. On the other hand, Pakde’s presence allows us to serve all the needs of consumers in Indonesia, not only in terms of shipping but also in warehousing services.”

Business growth

The pandemic serves its own blessings for logistics startups in Indonesia. Consumers who increasingly rely on online buying/selling and ordering are directly contributing to increasing traction in the logistics business. With this foundation, several startups in related fields received funding this year, including Shipper.

June 2020, Shipper announced a series A funding led by Prosus Ventures (formerly Naspers Ventures) with the participation of Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, and AC Ventures. The value raised is estimated to be around $20 million or around 283 billion Rupiah. The company closed its seed round in September 2019, securing $5 million in funding.

Pakde (Paket Delivery) debuted in 2016, just received seed funding in October 2018 worth of around 6 billion Rupiah. Since its inception, it has provided operational services for online merchants, including inbound services such as stock reports and stock management. Pakde also provides warehousing services at its own warehouse and outbound services in the form of packaging and delivery of goods to partners from clients.

Meanwhile, Porter has been operating since 2015. They had a pivot a year later, focusing their target market on small business owners or merchants. The business then developed, not only serving food orders from restaurants but also facilitating the delivery of groceries from retailers and e-commerce.

Logistics potential

In terms of geography, the Indonesian market requires a unique approach. Online consumers always demand to get fast logistics services that yet affordable.

The transformation also occurred in the logistics sector, service providers do not only provide conventional delivery models – sellers deliver goods to logistics kiosks, then deliver them – now the fulfillment concept is starting to be more popular.

Fortunately, in today’s digital era, every business can use data to see trends in user consumption patterns. As an example of its use, this data can be a valuable insight for merchants or brands selling their products in e-commerce, so that they can find out which specific items are in-demand by users in which areas.

Based on this data, merchants or brands can take advantage of warehousing services provided by startups such as Shipper to accommodate fulfillment in cities that are far from their business area. Therefore, when consumers order, the delivery of goods is closer and costs tend to be cheaper.

Such solutions have also been developed by other companies; some came from logistical players, e-commerce, and e-commerce enablers. For enabler players who have expanded their services to fulfillment systems, there are TokoTalk, Sirclo, GudangAda, and Jet Commerce. Of the e-commerce players, such as TokoCabang from Tokopedia, Dikelola Shopee, following the footsteps of JD.id, and Lazada which have first developed a similar solution.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Shipper

Shipper Akuisisi Porter dan Pakde

Shipper, startup pengembang platform agregator logistik, mengumumkan telah merampungkan akuisisinya terhadap Porter dan Pakde. Tidak diumumkan terkait detail nilai kesepakatan. Porter sendiri merupakan startup dengan solusi pengiriman jarak dekat, mirip layanan yang dijajakan GoSend atau GrabExpress. Sementara Pakde dikenal sebagai penyedia layanan fulfillment, mereka mengoperasikan gudang untuk memberikan solusi logistik bagi bisnis.

Kemarin (29/9) kami baru berbincang dengan Co-Founder & COO Shipper Budi Handoko terkait inisiatif perusahaannya masuk ke bisnis pergudangan. Ia mengatakan Shipper berambisi untuk menjadi penyedia teknologi logistik dari hulu ke hilir. Sejauh ini pihaknya masih melihat ada tantangan dalam sistem pergudangan dan peranannya dalam menyokong pertumbuhan industri e-commerce. Tantangan tersebut ada yang bersifat struktural, beberapa bersifat perilaku, dan beberapa disebabkan oleh teknologi.

Akuisisi terhadap Porter dan Pakde jelas sejalan dengan visi tersebut. Terlebih ketiga perusahaan, termasuk Shipper, memiliki segmentasi pelanggan yang sama. Budi berujar, “Bergabungnya Porter dengan Shipper memperkuat jaringan Shipper sehingga kami dapat semakin dekat dengan para konsumen. Di sisi lain, hadirnya Pakde memungkinkan kami untuk melayani seluruh kebutuhan konsumen di Indonesia, tidak hanya terbatas dalam sisi pengiriman, namun juga dalam jasa pergudangan.”

Perkembangan bisnis

Pandemi memberikan berkah tersendiri bagi startup logistik di Indonesia. Konsumen yang semakin mengandalkan layanan jual-beli dan pemesanan online, secara langsung turut meningkatkan traksi bisnis logistik. Dengan landasan tersebut, beberapa startup di bidang terkait terima pendanaan di tahun ini, tak terkecuali Shipper.

Juni 2020, Shipper umumkan perolehan pendanaan seri A dipimpin oleh Prosus Ventures (sebelumnya Naspers Ventures) dengan dukungan Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, dan AC Ventures. Nilai yang berhasil dibukukan diperkirakan berkisar $20 juta atau sekitar 283 miliar Rupiah. Perusahaan menutup seed round mereka pada September 2019, bukukan dana senilai $5 juta.

Pakde (Paket Delivery) debut di tahun 2016, baru bukukan pendanaan awal di bulan Oktober 2018 dengan nilai sekitar 6 miliar Rupiah. Sejak awal mereka menyediakan jasa operasional untuk pedagang online, mencakup layanan inbound seperti stock report dan stock management. Pakde juga menyediakan layanan warehousing di gudang milik sendiri dan layanan outbound berupa pengemasan dan pengiriman barang ke partner dari klien.

Sementara Porter sudah hadir sejak tahun 2015. Mereka sempat pivot setahun kemudian, memfokuskan target pasarnya ke pemilik bisnis kecil atau merchant. Bisnisnya kemudian berkembang, tidak hanya melayani pengiriman pesanan makanan dari restoran, tapi juga memfasilitasi pengiriman belanjaan dari peritel dan e-commerce.

Peluang bisnis logistik

Dengan kondisi geografisnya, pasar Indonesia membutuhkan pendekatan yang unik. Konsumen online selalu menuntut untuk mendapatkan pelayanan logistik yang cepat, namun tetap terjangkau.

Transformasi pun terjadi di sektor logistik, penyedia layanan tidak hanya menyediakan model pengiriman konvensional –penjual mengantarkan barang ke kios logistik, lalu dilakukan pengiriman–kini konsep fulfillment mulai banyak digarap.

Untungnya, di era digital seperti saat ini, setiap bisnis dapat memanfaatkan data untuk melihat tren pola konsumsi pengguna. Contoh pemanfaatannya, data tersebut bisa menjadi insight berharga untuk merchant atau brand yang menjajakan produknya di e-commerce, sehingga mereka bisa mengetahui barang tertentu paling banyak diminati pengguna di daerah mana.

Berbekal data tersebut, lantas merchant atau brand dapat memanfaatkan layanan pergudangan yang disediakan startup seperti Shipper untuk mengakomodasi pemenuhan di kota-kota yang letaknya jauh dari basis bisnisnya. Sehingga saat konsumen memesan, pengiriman barang jadi lebih dekat dan biaya cenderung lebih murah.

Solusi seperti itu turut dikembangkan oleh perusahaan lainnya; ada yang datang dari pemain logistik, e-commerce, dan e-commerce enabler. Untuk pemain enabler yang sudah perluas layanan mereka ke sistem fulfillment ada TokoTalk, Sirclo, GudangAda, dan Jet Commerce. Dari pemain e-commerce ada TokoCabang dari Tokopedia, Dikelola Shopee, mengikuti jejak JD.id, dan Lazada yang sudah lebih dahulu.

Pakde currently owns warehouses in Bandung and Jakarta, partners with 15 business players

Logistics Service Pakde Receives Seed Funding Worth of 6 Billion Rupiah from TNKapital

A logistics startup, Paket Delivery (Pakde) announced it has obtained seed funding from TNKapital worth of $400,000 (around 6 billion rupiah) this October. Previously, in July 2018, TNKapital became an angel investor for the same company.

TNKapital is a venture capital founded at the end of 2017. It’s focused on making a financial investment, mentorship, networking, publication, and resource allocation. TNKapital’s targets are startups in logistics, application, and system for HR management, administration, convection products, and supply chain.

Founded in 2016, Pakde claims to have significant growth. The peak was marked with the increase of warehouse transaction in May 2018 up to 2015% following the increase of online shopping transaction during Ramadhan. The similar achievement was made in September 2018 through the aggressive client acquisition and warehouse extension in Bandung.

Pakde provides operational service includes inbound, such as stock report and stock management. It also provides warehousing in private owned warehouse and outbound service such as packaging and delivery from client to partners.

“Since January 2018, Pakde has been recorded up to 194% transaction, and it was a positive response for all our partners,” Nicko Batubara, Pakde’s CEO, said.

Currently, Pakde has approximately 15 partners using its service. Aside from SMEs players, the online warehouse solution has been considered by corporates, particularly in health and electronic industries.

The company is said to make an expansion to six cities in Indonesia and two in Southeast Asia. The expansion plan is its main focus for the next funding round.

“Pakde targets to grow 5 times by December 2018 from July 2018,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pakde saat ini telah memiliki gudang di Bandung dan Jakarta, menggandeng 15 mitra pemilik bisnis

Layanan Logistik Pakde Kantongi Pendanaan Awal 6 Miliar Rupiah dari TNKapital

Startup yang bergerak di industri logistik, Paket Delivery (Pakde), mengumumkan perolehan pendanaan awal dari TNKapital senilai $400 ribu (sekitar 6 miliar Rupiah) bulan Oktober ini. Sebelumnya, pada bulan Juli 2018, TNKapital telah menjadi angel investor untuk perusahaan yang sama.

TNKapital merupakan venture capital yang berdiri pada akhir 2017. Fokusnya adalah memberikan investasi finansial, mentorship, networking, publication, dan resource allocation. TNKapital fokus ke startup di sektor logistik, aplikasi dan sistem untuk pengelolaan SDM, pengelolaan administrasi, jasa pembuatan produk konveksi, dan supply chain.

Sejak didirikan tahun 2016 lalu, Pakde mengklaim mengalami pertumbuhan yang signifikan. Puncak pertumbuhannya ditandai dengan kenaikan transaksi gudang di bulan Mei 2018 sebesar 215% terdorong kenaikan transaksi belanja online selama bulan Ramadhan. Prestasi yang sama kembali dicetak pada bulan September 2018 melalui akuisisi klien secara agresif dan penambahan gudang di Bandung.

Pakde menyediakan jasa operasional, mencakup layanan inbound seperti stock report dan stock management. Pakde juga menyediakan layanan warehousing di gudang milik sendiri dan layanan outbound berupa pengemasan dan pengiriman barang ke partner dari klien.

“Sejak Januari 2018, transaksi Pakde sudah mencatat hingga 194%, dan ini merupakan respon yang positif untuk seluruh partner kami,” kata CEO Pakde Nicko Batubara.

Saat ini Pakde telah memiliki sekitar 15 mitra yang memanfaatkan layanan Pakde. Selain pelaku UKM, solusi gudang online yang dihadirkannya juga mulai dilirik korporasi, secara khusus di industri kesehatan dan elektronik.

Perusahaan disebut akan melakukan ekspansi ke enam kota lain di Indonesia dan merambah ke dua kota di Asia Tenggara. Rencana ekspansi tersebut merupakan fokus utama pendanaan di tahapan selanjutnya.

“Pakde menargetkan pertumbuhan mencapai 5 kali liat di bulan Desember 2018 dari bulan Juli 2018,” kata Nicko.

Layanan “Fulfillment” PAKDE Tawarkan Kemudahan dan Dukungan Menyeluruh untuk Pemilik Bisnis Online

Satu lagi startup lokal hadir di Indonesia, kali ini mencoba untuk menjadi enabler menyeluruh penjual online shop di tanah air. PAKDE, yang merupakan akronim Paket Delivery, berawal dari ide sang pemilik belajar dari kesuksesan layanan logistik pihak ketiga asal India, Delhivery.

Kepada DailySocial, CEO PAKDE Nicko Batubara mengungkapkan kehadiran PAKDE diharapkan bisa mengurangi kegiatan rutin dari penjual online shop yang cukup melelahkan, yaitu mengemas barang hingga pengantaran barang. PAKDE didirikan pada November 2016 lalu.

“Saya menyadari bahwa pada setiap bisnis akan selalu ada bagian non-business yang kurang menyenangkan namun tidak terelakkan. Saya teringat saat pertama kali menjual kemeja pria secara online. Kegiatan menghitung stok, mengemas barang, dan mengantar barang ke JNE merupakan hal yang menyita waktu dan pikiran,” kata Nicko.

Untuk memudahkan klien memanfaatkan layanan di PAKDE, tersedia sedikitnya 4 layanan yang paling sering dilakukan oleh penjual barang secara online. Di antaranya adalah warehousing (mulai dari 50 perak/ hari/ item), stock management, packing & delivery, inventory financing  yang merupakan bisnis unit terbaru. PAKDE memberikan tambahan dana kepada klien untuk meningkatkan kuantitas produksi.

“Mulai tahun 2017 kami juga membantu klien dalam sisi permodalan melalui program inventory financing. Tujuan kami agar pemilik bisnis bisa fokus pada core business, yakni product creation, marketing dan sales. Pemilik bisnis bisa memantau stock dan penjualan secara online melalui website PAKDE,” kata Nicko.

Tahap inbound dan outbond

Terdapat dua tahap dalam layanan PAKDE, yaitu Inbound dan Outbond. Masing-masing tahap diawasi dan dimonitor oleh tim PAKDE. Untuk tahap Inbound, barang yang diproduksi oleh vendor dikirim ke gudang PAKDE. Selanjutnya tim PAKDE akan melakukan quality control dan penghitungan inventory yang datanya dapat diakses secara online oleh pemilik bisnis.

Sementara untuk tahap Outbond, dari setiap order yang sudah terkonfirmasi pembayarannya, PAKDE akan melakukan pengecekan akhir terhadap barang tersebut, lalu mengemas barang, mencantumkan data pengiriman dan menyerahkan pada logistik pihak ketiga.

“Untuk pengiriman barang ke konsumen kami menggunakan 3rd party logistics. Sedangkan untuk pengiriman ke bazaar dan pameran memakai armada internal,” kata Nicko.

Target dan rencana penggalangan dana PAKDE

Di tahun 2017 ini diharapkan PAKDE bisa memperoleh sekitar 3 ribu pengiriman setiap bulannya. PAKDE juga berencana untuk melakukan penggalangan dana untuk tahap seed.

Saat ini PAKDE telah memiliki klien dari kalangan penjual online di Indonesia, di antaranya adalah Hijabdept, All Basic, Barber Bross, Spoil Organics, Manakala Living, Alsjeblief, Goek Golf, Nam Watch, Noob Kids. PAKDE terus berupaya untuk mengakuisisi lebih banyak klien.

“Para pemilik bisnis online yang ingin lebih efisien dalam menjalankan bisnisnya tanpa harus repot dengan pekerjaan operasional, dapat langsung mendaftar melalui situs atau melalui akun media sosial kami,” tutup Nicko.