Tag Archives: passion economy

Optimizing Passion and Digital Platform as Money Machine

Business through social media has made everything possible, including “self commercialize”. This kind of business is highly related to one’s passion. Those who are diligent and passionate about certain activities are very likely to make the money rain through it.

In #SelasaStartup’s first week of 2020, Rade Tampubolon as the CEO of SociaBuzz taught us to take a peek at opportunities and tips on turning what we love into a source of livelihood.

The internet, especially the massive use of social media, has become a crucial bridge of connection. People used to do a hobby for their own satisfaction, nowadays, other people can appreciate it through digital platforms. Thus, it is not surprising whether they’d be willing to reach into their pocket to support their favorite creators.

Tampubolon called the people who enjoy the content as true fans. They are the ones who will be loyal to the creator’s works and willing to contribute financially in order to keep the work continue. This is what he refers to as a passion economy.

With Dailysocial, Rode has shared some tips to do for those who interested in living the passion economy.

“Passion and technology are getting connected. There’s a money velocity within the association. There’s a market for any kind of passion,” he said.

Find your passion

Most people have at least one favorite activity or hobby. This is the very beginning of everything. Finding something we love, something we’ll keep doing whether it provides us no income yet wasting our time.

As previously mentioned, almost every activity has its market. For example, content creator, writer, photographer, illustrator, make up artist, podcaster, musician, and many more.

Rode has advice for those who already find their passion to not afraid to explore. Exploration is needed for their works to have its own uniqueness. The more unique, the easier his work to be discovered by the public.

Building a tribe

After finding passion, the next step is to introduce their work. The digital platform has allowed people to share their hobbies with the public. Tampubolon also said to not hesitate to show off their respective works on various platforms, such as Twitter, Instagram, whatsoever.

When the creation is unique and has such quality, then the audience will gather. The second step is to begin. He called this phase as gathering community or building a tribe.

“This one is essential because it’s the economy. I’ve heard a quote saying ‘with only 1000 true fans, one can live in prosper’. From those 1000, if only each would give 100 dollars every year, you can count the result,” he added.

By true fans, he referred to the people who do not hesitate to provide financial support as a form of appreciation for the creator.

However, to maintain a loyal audience, Tampubolon thought social media alone is not enough. He said it’s important for passion economy players to use a platform that can ensure the audience for easy access to the content.

“For example, I have 1 million followers on Vine. Then, Vine goes down, my followers is gone and I gotta start anew. Another example is a campaign on social media, once the algorithm changed, it can reduce the engagement. The algorithm doesn’t view junk content, with no benefits, we are finally trapped in the insensitive algorithm,” he said.

Therefore, he advised maintaining good relations with the true fan community in the additional platform like Sociabuzz or Patreon. On the platform, the creator can directly connect with the true fans and let the works be appreciated.

Another essential detail

Besides the two main tips, there are some things that seem trivial but cannot be ignored by creators if they want to succeed in this passion economy. First, the way to value the works.

Tampubolon advised creators not to label their work too cheap or too expensive. The way to work it out is by fixing an expensive price at first. When the price is too high for the other party, simply adjust it for a cheaper price.

“Therefore, when they get cheaper prices they will be more satisfied.”

Another tip is basic business ethics. He said there are cases when influencers who are merely interactive with service users. The stuff like writing emails properly and correctly, reading briefs carefully, responsive in communicating about business, and other stuff.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Tentang Passion Economy

Mengoptimalkan Passion dan Platform Digital sebagai Pencetak Uang

Bisnis melalui media sosial memungkinkan segalanya terjadi, termasuk “mengkomersialkan diri”. Bisnis semacam ini berkaitan erat dengan passion yang dimiliki seseorang. Mereka yang tekun dan mencintai suatu kegiatan secara disiplin sangat mungkin menjadikannya sebagai sumber penghasilan.

CEO SociaBuzz Rade Tampubolon dalam #SelasaStartup minggu pertama Februari 2020 mengajak kita mengintip peluang dan kiat mengubah apa yang kita cintai menjadi sumber penghidupan.

Internet, terutama media sosial, yang masif digunakan saat ini merupakan jembatan penghubung krusial. Jika dulu seseorang melakukan hobinya untuk kepuasan dirinya saja, maka melalui platform digital orang lain dapat ikut menikmati. Dan bukan hal yang aneh saat ini orang lain yang ikut menikmati rela merogoh uangnya untuk mendukung kreator favoritnya.

Rade menyebut penikmat karya tersebut sebagai true fans. Mereka adalah orang-orang yang akan setia dengan karya seorang kreator dan tak sungkan memberi dukungan finansial agar kreator itu terus berkarya. Inilah yang Rode sebut sebagai passion economy.

Bersama DailySocial, Rade memberi kiat yang perlu dilakukan mereka yang berminat menjalani passion economy.

Passion dan teknologi saat ini sudah mulai bertaut. Ada perputaran uang di sana. Passion apa pun ada market-nya,” ucap Rade.

Menemukan passion

Hampir setiap orang memiliki aktivitas favorit atau hobi. Ini adalah titik awalnya. Menemukan apa yang kita cintai, sesuatu yang tetap dilakukan kendati itu tak menghasilkan uang dan tanpa mengenal waktu.

Seperti yang disebut sebelumnya, hampir segala jenis kegiatan memiliki pasarnya. Sebut saja konten kreator, penulis, fotografer, ilustrator, make-up artist, podcaster, musisi, dll.

Rade menyarankan mereka yang sudah menemukan passion-nya untuk tak takut mengeksplorasi. Eksplorasi itu diperlukan agar karya yang mereka hasilkan memiliki kekhasan tersendiri. Semakin unik, semakin mudah karyanya untuk dikenal publik.

Membangun “suku”

Setelah menemukan passion tersebut, langkah berikutnya adalah memperkenalkan karya mereka. Platform digital memungkinkan setiap orang berbagi hobi mereka dengan orang banyak. Rade bahkan mengatakan agar tak sungkan memamerkan karya masing-masing di berbagai jenis platform seperti Twitter, Instagram, apa pun.

Jika karya tersebut cukup unik dan berkualitas, maka audiens pun akan bermunculan dengan sendirinya. Di sini langkah kedua dimulai. Rade menyebut fase ini sebagai membangun komunitas atau menciptakan “suku”.

“Ini penting karena ekonominya di sini. Saya pernah dengar ada kutipan yang mengatakan cukup dengan 1000 true fans, seseorang bisa hidup cukup makmur. Misalkan dari 1000 true fans itu masing-masing mau memberikan 100 dolar setiap tahun sudah dapat berapa coba,” lanjutnya.

True fans yang dimaksud oleh Rade adalah orang-orang yang tidak ragu memberikan dukungan finansial sebagai bentuk apresiasi terhadap seorang kreator.

Namun untuk memelihara audiens loyal seperti itu menurut Rade tak cukup aktif di media sosial. Menurutnya penting bagi pelaku passion economy menggunakan platform yang dapat memastikan audiens mereka tetap bisa mengakses karyanya dengan mudah.

“Misal saya punya satu juta follower di Vine. Lalu Vine tutup, follower saya hilang dong jadi mulai dari nol lagi. Atau cuma campaign di media sosial, begitu algoritmanya berubah, yang bisa melihat konten kita pun bisa berkurang. Algoritma itu tidak melihat konten receh yang tidak jelas atau bermanfaat, akhirnya kita terjebak di dalam algoritma yang tidak berperasaan,” sambung Rade.

Maka menurutnya penting untuk memelihara relasi dengan komunitas penikmat karya di platform tambahan seperti SociaBuzz atau Patreon. Karena dengan platform itu kreator dapat terhubung langsung dengan penikmatnya serta mempermudah proses apresiasi karyanya.

Detail lain yang tak kalah penting

Selain dua kiat utama di atas, ada beberapa hal yang terlihat sepele tapi tak bisa diabaikan oleh para kreator jika ingin menekuni passion economy ini. Pertama adalah cara memberi harga karya.

Rade menyarankan para kreator agar tidak melabeli karyanya terlalu murah ataupun terlalu mahal. Caranya dengan mematok harga yang lebih mahal terlebih dulu. Ketika pihak lain merasa harga itu terlalu tinggi maka tinggal menyesuaikannya agar tak terlalu mahal.

“Jadi ketika mereka dapat harga yang lebih murah mereka akan lebih puas.”

Kiat lainnya adalah etika dasar dalam berbisnis. Rade menyebut tak jarang ada kasus influencer yang masih gagap dalam berinteraksi dengan pengguna jasanya. Hal itu seperti menulis email secara baik dan benar, membaca brief dengan cermat, kecepatan merespons dalam berkomunikasi perihal bisnis, dan semacamnya.