Tag Archives: Peerapol Vayakornvichit

Marketplace Fesyen Asia Tenggara Zilingo Resmikan Kehadiran di Indonesia

Zilingo, pemain marketplace fesyen Asia Tenggara, meresmikan kehadirannya di Indonesia dengan badan hukum PT Zillion Tech Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Co-Founder dan CEO Zilingo Ankiti Bose menjelaskan sementara ini Zilingo baru bisa diakses lewat situs resminya. Untuk aplikasi mobile dalam waktu dekat akan segera dirilis, baik untuk platform Android maupun iOS.

Hadirnya Zilingo di Indonesia merupakan bagian ekspansi pasca perolehan dana Seri A tahun lalu. Saat ini Zilingo melayani konsumen yang berlokasi di Jabodetabek saja, namun rencananya pada Maret 2017 mendatang akan menjangkau seluruh konsumen di seluruh Pulau Jawa. Adapun dari sisi penjual, jumlahnya telah mencapai lebih dari 2700 penjual dengan total 100 merek lokal.

Tak hanya itu, para penjual dari Tiongkok, Thailand, dan Taiwan telah menunjukkan keseriusannya untuk ikut berjualan lewat platform Zilingo Indonesia.

“Proses pembuatan situs Zilingo Indonesia lebih cepat dari negara lainnya, kurang dari seminggu sebelum jadwal peluncuran. Kami juga telah menjaring lebih dari 100 pesanan tiap harinya. Sampai akhir tahun ini, kami menargetkan dapat menjadi pemain marketplace fesyen nomor satu di Indonesia,” kata Ankiti.

Menerapkan strategi pelokalan

Bersaing dengan kompetitor, seperti Sale Stock dan Shopee, Zilingo memiliki kiat tersendiri dalam menjalani bisnisnya di Indonesia. Ankiti menerangkan, kunci utamanya adalah melakukan pelokalan untuk seluruh lini. Dia mengaku Zilingo tidak akan berjalan sukses tanpa adanya model pernikahan integrasi sistem teknologi dari Singapura dan India untuk menciptakan nuansa pasar Indonesia.

Untuk menyeriusi bisnis Zilingo di Indonesia, pihaknya telah menempatkan tim lokal mulai dari posisi Country Manager, penjualan, pemasaran, operasional, dan customer care. Beberapa lainnya berasal dari tim pusat tinggal di Indonesia guna memahami dan mengintegrasikan proses bisnis Zilingo dan menciptakan fitur-fitur yang inovatif.

Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, Zilingo telah melakukan kerja sama dengan perusahaan logistik untuk metode pengirimannya. Tak hanya itu, untuk menyesuaikan dengan budaya orang Indonesia, Zilingo juga menyediakan opsi pembayaran lewat transfer ATM dan kolom khusus untuk koleksi Batik.

“Pelokalan telah menjadi kekuatan inti kami sejak pertama kali ekspansi di 2015 untuk menciptakan platfom sesuai kebutuhan lokal. Ekspansi akan kami lakukan bertahap, dengan menciptakan basis bisnis yang kuat di Jabodetabek sebelum ekspansi ke daerah lainnya.”

Ankiti mengklaim kebanyakan pemain e-commerce fesyen di Indonesia bermain di segmen horizontal. Mereka hanya menjual produk dari barang bermerek atau label pribadi. Zilingo menawarkan product discovery yang lebih mudah bagi para penjual. Mereka berharap bisa mendorong pemain fesyen yang sudah lama dikenal masyarakat untuk go online.

Konsep yang dianut Zilingo adalah membantu penjual UKM offline dapat berjualan secara online. Mereka menyediakan dukungan back end secara penuh untuk para penjual, mencakup pusat penjual online dan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengunduh daftar produk, mengelola inventaris, jadwal pickup dan melakukan layanan pelanggan dan pemasaran.

“Seperti penawaran kami di Zilingo Singapura dan Thailand, kami berencana untuk memperkenalkan layanan lintas-batas di Indonesia. Konsumen dapat berbelanja di platform Zilingo di seluruh Asia Tenggara dan penjual dapat menjual produknya di sana,” pungkas Ankiti.

Andalkan Pelokalan, Layanan E-Commerce Fesyen Zilingo Siap Beroperasi di Indonesia

Zilingo, layanan e-commerce fesyen Asia Tenggara, mengumumkan Indonesia sebagai negara ekspansi berikutnya yang akan dimasuki setelah Thailand dan Singapura. Meski demikian, pihak Zilingo belum bersedia memberi konfirmasi kapan tepatnya bisnisnya resmi berdiri di Indonesia.

Dijelaskan CSO Zilingo Peerapol Vayakornvichit (Chain) kepada DailySocial lewat surel, pihaknya menyadari iklim persaingan bisnis di ranah e-commerce fesyen sudah cukup sengit di Indonesia. Namun pihaknya yakin dengan strategi pendekatan yang tepat, bisnis akan lebih dapat bertahan.

Menurutnya, Zilingo akan menggunakan pendekatan bisnis dengan cara pelokalan (localization). Artinya, semua sumber Stock Keeping Unit (SKU) Zilingo di Indonesia harus memiliki keunggulan khas negara untuk menarik konsumen lokal. Pendekatan situs juga bakal dikonfigurasi sesuai dengan perilaku berinternet orang Indonesia, apakah itu dari warna tampilan situs atau jenis merchandising.

Chain melanjutkan, ada tiga hal yang menjadi kekuatan utama Zilingo untuk menarik perhatian calon penggunanya. Pertama, adanya mesin rekomendasi dan pencarian virtual dari teknologi Artificial Intelligence (AI). Lewat teknologi ini, memungkinkan konsumen untuk mengambil foto dari sesuatu yang mereka sukai dan menemukan pakaian yang mirip sesuai dengan warna, pola, dan gaya.

Kedua, cross border, artinya konsumen Indonesia dapat mengakses produk dari Thailand dan Singapura saat nantinya bisnis Zilingo sudah beroperasi penuh. Terakhir, fokus ke peritel fesyen UKM. Menurutnya, Zilingo fokus ingin membantu meningkatkan omzet bisnis dari skala tersebut yang terbilang memiliki proses bisnis yang cukup panjang.

“Label independen dari fesyen lokal yang telah terdaftar di Zilingo akan menjadi kompetitor bagi merek fesyen lain yang sudah terkenal di skala internasional,” ujarnya.

Zilingo mengklaim dalam kurun waktu kurang dari setahun sudah menggandeng lebih dari 2.000 mitra peritel yang menjual pakaian, aksesoris, tas, sepatu, dan produk gaya hidup lainnya. Dari sisi pengguna, jumlahnya sudah mencapai setengah juta aktif dan pertumbuhan bisnis diklaim mencapai 30% per bulannya.

Sekadar informasi, Zilingo didirikan sejak tahun lalu oleh Ankiti Bose dan Dhruv Kapoor. Awalnya, mereka berdua berlibur di Bangkok dan melihat potensi industri fesyen di Asia Tenggara sangat luas. Keduanya pun rela pindah domisili untuk menyeriusi bisnis ini.

Zilingo memiliki fokus utama yakni ingin memperbaiki struktur bisnis ritel fesyen UKM yang rata-rata memiliki rantai distribusi yang cukup panjang, tidak terorganisir dengan baik, tidak agregat, dan offline. Padahal, pihaknya menghitung potensi di sektor tersebut bisa mencapai $20 miliar.

Fokus Zilingo disebutkan ingin membuat platform yang terbaik agar bisa membantu ritel fesyen meningkatkan pendapatan mereka dan membantu konsumen agar bisa mendapatkan barang yang terbaik untuk mereka.

Zilingo sudah memperoleh dua kali putaran pendanaan. Yang terakhir adalah pendanaan Seri A senilai $8 juta (lebih dari 100 miliar Rupiah) yang dikucurkan Sequioa India, Venturra Capital, Susquehanna International Group, dan sejumlah investor lainnya. Sebelumnya tahun lalu mereka telah mendapatkan pendanaan awal sebesar $2 juta (sekitar 25 miliar Rupiah). Masuknya Venturra Capital adalah salah satu faktor kenapa mereka yakin berekspansi ke Indonesia.

Pemain e-commerce fesyen di Tanah Air jumlahnya sudah tidak bisa dihitung dengan jari, apalagi yang bersinggungan dengan konsep bisnis Zilingo. Sebut saja Berrybenka, Sale Stock, Shopee dan beberapa lainnya. Masuknya Zilingo membuat pasar e-commerce fesyen akan semakin panas. Strategi bisnis bakar uang akan terus terjadi ke depannya demi menarik transaksi. Toh sampai saat ini belum terlihat siapa pemenang yang berhasil menjadi pemain dominan di sektor ini.