Tag Archives: pegadaian digital

Pegadaian Digital Service

Pegadaian Manfaatkan Go-Send Hadirkan Layanan “Gadai On Demand”

Pegadaian meresmikan layanan Gadai on Demand dengan memanfaatkan Go-Send dari Gojek sebagai mitra logistiknya. Diharapkan layanan teranyar ini dapat membantu perseroan merealisasikan target 500 ribu nasabah baru dengan nilai transaksi Rp65 miliar di tahun ini.

Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono menjelaskan, kehadiran layanan ini bermula dari kesulitan para nasabah mengakses layanan Pegadaian Digital Service (PDS) saat ingin menggadaikan perhiasannya. Ada sekitar 88% pengguna memilih untuk batal transaksi karena masalah teknis di PDS.

“Memesan PDS lama karena mereka kira layanan ini tidak bisa online, makanya itu hanya 12% nasabah mengikuti layanan ini sampai selesai,” terang Teguh.

Kini dalam pembaruan sistem, nasabah dapat menggadaikan perhiasan atau logam cukup lewat aplikasi PDS. Ketika nasabah memilih layanan gadai, cukup memesan fitur pick up and delivery service. Berikutnya mengisi detail perhiasan atau logam mulia yang akan digadaikan, mulai dari jenis, kadar, dan berat.

Perseroan membatasi layanan ini, barang yang akan digadaikan nilainya tidak boleh melebihi Rp10 juta demi alasan keamanan. Setelah semua informasi diisi, nanti akan keluar perkiraan jumlah pinjaman yang bisa diajukan nasabah.

Berikutnya nasabah menentukan lokasi pengambilan dan pengiriman dan menyelesaikan proses pembayarannya. Nanti aplikasi PDS akan menghubungkan permintaan nasabah ke sistem Go-Send untuk dicarikan mitra kurirnya.

“Nasabah perlu mengikuti tata cara serah terima barang jaminan setelah mitra Go-Send datang. Caranya dengan foto barang jaminan dalam keadaan terbuka, foto barang jaminan tersebut dan dipegang oleh kurir, dan foto barang jaminan yang sudah terbukus dan dipegang oleh kurir. Lalu unggah semua foto tersebut.”

Setelah barang diterima oleh pihak Pegadaian dan diverifikasi ulang, apabila pengajuan nasabah diterima maka akan muncul notifikasi. Nasabah tinggal mengikuti verifikasi ulang dengan memasukkan OTP dan rekening penerima. Tahap terakhir, nasabah akan menerima e-paper kontrak gadai.

Teguh memastikan perseroan menjamin keamanan gadai on demand sudah ter-cover oleh asuransi. Dari seluruh proses verifikasi pun sudah dilakukan secara berlapis untuk tindakan preventifnya.

Untuk sementara layanan ini masih bersifat uji coba di beberapa lokasi di Jakarta. Pasalnya perseroan harus melakukan review berkala dan melihat respons masyarakat sebelum digulirkan ke seluruh area Jakarta dan kota besar lainnya.

“[Untuk review] tergantung respons, antusias nasabah, dan permasalahan yang ada. Namun paling tidak sebulan lah [review-nya].”

Sebagai catatan, gadai on demand baru bisa dinikmati oleh pengguna Android. Untuk versi iOS, menurut Teguh akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Kehadiran produk ini dalam rangka upaya perseroan menjawab peran dan era memenuhi kebutuhan konsumen. Ada dua produk lainnya yang dirilis perseroan dalam waktu yang bersamaan, yakni redesign kantor cabang Pegadaian dan produk gadai syariah non emas.

Seluruh inisiatif tersebut diharapkan dapat menambah jumlah nasabah hingga 12 juta orang sampai akhir tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Geser Fokus ke Online, Pegadaian Luncurkan Dua Aplikasi

PT Pegadaian (Persero) merilis dua aplikasi sebagai bentuk realisasi pergeseran strategi ke online, ditandai dengan menghentikan ekspansi pembukaan kantor unit di seluruh Indonesia pada tahun ini.

Kedua aplikasi tersebut adalah Pegadaian Digital dan Agen Pegadaian. Keduanya menyasar dua jenis pengguna, yang pertama untuk end user, sementara aplikasi kedua untuk agen. Pegadaian berkolaborasi dengan pihak ketiga sebagai pengembang aplikasi, prosesnya sudah dimulai dikembangkan sejak akhir tahun lalu.

Direktur Produk Pegadaian Harianto Widodo menuturkan bahwa pengembangan aplikasi ini merupakan ambisi perseroan untuk merealisasikan pergeseran bisnis ke online. Maka dari itu, biaya investasi yang dikucurkan untuk mengembangkan infrastruktur TI hampir menyentuh angka Rp500 miliar.

“Kami hentikan ekspansi kantor karena itu costly, jadi sekarang kita ada dua strategi pengembangan bisnis lewat digital. Pertama, langsung menyasar ke end user dan satu lagi untuk pakai sistem keagenan. Ini masih versi beta, masih banyak pengembangan fitur yang sedang kami siapkan,” terang Harianto kepada DailySocial, Rabu (21/2).

Dia mengaku pihaknya sedang melengkapi fitur agar semakin diterima masyarakat. Rencananya, versi penuh dari kedua aplikasi ini akan segera hadir pada perayaan ulang tahun Pegadaian yang akan jatuh pada awal April mendatang.

Model bisnis Pegadaian online

Dalam model bisnisnya, Pegadaian Digital menawarkan fitur booking gadai online, pengajuan pembiayaan usaha, pembukaan rekening tabungan emas, top up tabungan emas, pembayaran transaksi gadai dan mikro, dan tak lupa info harga jual/beli emas dan logam mulai terkini.

Untuk pembukaan tabungan emas, nasabah perlu memenuhi proses KYC dengan mengunjungi kantor cabang Pegadaian terdekat. Hanya saja, ada waktu tenggang sampai enam bulan untuk bertransaksi dengan maksimal nominal Rp20 juta. Apabila KYC sudah dipenuhi, nasabah baru bisa bertransaksi tanpa batas limit.

Untuk pembelian dan pembayarannya, sementara ini Pegadaian baru menyediakan metode bayar virtual account (VA) BNI.

“Ke depannya akan semakin banyak metode pembayaran sehingga bisa memudahkan nasabah kami dalam bertransaksi.”

Sedangkan untuk aplikasi Agen Pegadaian di dalamnya berisi tiga jenis agen, yakni agen pemasar, pembayaran dan gadai. Masing-masing agen memiliki tugas masing-masing, seperti menyampaikan informasi referensi dan informasi produk Pegadaian kepada calon nasabah.

Mereka juga akan menjadi channel perpanjangan tangan untuk KYC bagi nasabah yang ingin membuka rekening tabungan emas dan pencairan gadai. Untuk menjadi agen Pegadaian, bisa dari perorangan ataupun badan usaha yang sebelumnya sudah menyepakati perjanjian. Agen juga harus bersedia mengikuti pelatihan.

Harianto mengaku saat ini perseroan telah menjaring sekitar 1.800 agen di seluruh Indonesia yang terhubung dengan 4.300 kantor cabang/unit Pegadaian. Kehadiran dua aplikasi diharapkan dapat menggenjot penambahan nasabah baru dari kalangan anak muda. Diungkapkan nasabah aktif Pegadaian mencapai 9,5 juta nasabah.

Kolaborasi bisnis dengan perusahaan sejenis

Tak berhenti di peluncuran aplikasi saja, Pegadaian juga sedang melirik sejumlah perusahaan sejenis untuk melakukan kolaborasi bisnis. Salah satu perusahaan yang sedang dibidik adalah startup gadai online Pinjam.

Akan tetapi, menurut Harianto, pihaknya belum memutuskan kolaborasi seperti apa yang bisa dilakukan. Pasalnya, keduanya perusahaan masih dalam tahap diskusi lantaran memiliki model bisnis yang sama.

Kendati demikian, Harianto membantah apabila perseroan memiliki rencana untuk mengakuisisi perusahaan sebagai anak usaha.

“Belum ada rencana mau ke arah sana [akuisisi perusahaan], masih memikirkan kolaborasi bisnis seperti apa yang bisa kerjakan bersama,” pungkas dia.

Sebelumnya, Pinjam diberitakan sedang mempersiapkan penggalangan dana seri B pada tahun ini untuk ekspansi bisnis. Namun, akibat terbentur aturan POJK Nomor 31/2016, mengharuskan Pinjam untuk mencari investor dari lokal. Belum ada kabar terbaru soal ini.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here