Hampir dua tahun usai pembukaan blokir, Telkom akhirnya mengumumkan kerja sama dengan platform streaming Netflix. Kerja sama ini menghadirkan paket bundling pada layanan IndiHome dan Telkomsel, baik untuk pelanggan baru maupun existing.
“Kolaborasi dengan Netflix menjadi salah satu konsep IndiHome dalam mewujudkan window of entertainment bagi para pelanggan. Kemudahan melakukan pembayaran juga menjadi prioritas kami dalam kolaborasi ini,” ujar Direktur Consumer Service Telkom Venusiana dalam keterangan resminya.
Direktur Marketing Telkomsel Derrick Heng ikut menambahkan, kolaborasi ini dapat memperkuat posisi Telkomsel sebagai ‘The Home of Entertainment’ untuk membuka akses ke berbagai platform hiburan digital dan meningkatkan kualitas gaya hidup digital pelanggan.
“Kami mengedepankan layanan berbasis customer-centric yang didukung dengan ketersediaan konektivitas digital berteknologi broadband terdepan yang merata dan berkualitas hingga pelosok negeri,” tutur Derrick.
Bagi pengguna IndiHome, paket bundling dengan Netflix dapat dinikmati sebagai layanan add-on. Untuk aktivitasi, pelanggan existing tinggal mengklik tautan yang dikirimkan Netflix ke email terdaftar di aplikasi myIndiHome atau kanal lainnya.
Bagi pengguna Telkomsel, pelanggan Prabayar maupun Telkomsel Halo dapat berlangganan setiap bulan tanpa perlu menggunakan kartu kredit. Telkomsel menyediakan varian paket bundling kuota data dan berlangganan Netflix untuk 1 bulan mulai dari Rp62 ribu dengan pembayaran lewat pulsa.
Jika dibandingkan dengan paket yang sudah ada, paket bundling terbaru sedikit lebih mahal. Sebagai catatan, paket berlangganan untuk smartphone berkisar Rp54 ribu per bulan. Namun, layanan ini hanya dapat diakses lewat satu perangkat saja.
Sementara, paket bundling terbaru ini sudah termasuk akses ke berbagai perangkat seperti TV, laptop, smartphone dan tablet. Biaya langganan juga akan tergabung dalam satu tagihan bulanan. Keduanya sama-sama menawarkan nilai tambah tergantung dengan kebutuhan dari pelanggan.
Pemblokiran akses
Kolaborasi ini tampaknya telah lama dinantikan oleh banyak pengguna Telkom pasca-konflik pemblokiran akses beberapa tahun silam. Apalagi, Telkom (IndiHome dan Telkomsel) menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia.
Sedikit kilas balik, Telkom pertama kali memblokir akses Netflix pada 27 Januari 2016. Terhitung mulai pukul 00.00 WIB saat itu, seluruh sambungan internet Telkom tidak dapat mengakses Netflix. Pemblokiran ini pun berlaku ke seluruh penggunanya, mulai dari IndiHome, WiFi.id, dan Telkomsel.
Kala itu, dalih Telkom memblokir Netflix karena platform tersebut tidak memenuhi regulasi di Indonesia. Selain itu, pemblokiran ini disebut karena ada konten berbagai pornografi yang di platform tersebut. Kemudian hampir 4,5 tahun berselang, Telkom pun menyerah dan membuka akses Netflix ke seluruh penggunanya pada 7 Juli 2020.
Menariknya, sebelum kolaborasi ini diumumkan, Telkomsel sudah lebih dulu bekerja sama dengan Disney+ untuk menghadirkan paket layanan. Menurut survei Media Partners Asia (MPA), Disney+ bisa lebih cepat unggul penetrasinya karena menggandeng operator seluler lokal. Padahal, Disney+ baru masuk Indonesia per September 2020 kemarin.
MPA melaporkan jumlah pengguna Disney+ di Indonesia mencapai 2,5 juta, sedangkan Netflix yang sudah mengudara di tanah air sejak 2016 baru mengantongi 850 ribu per Januari 2021. Netflix pun masih kalah dari platform on-demand Viu yang memiliki 1,5 juta pengguna di periode tersebut.
Dapat dikatakan bahwa kolaborasi dengan operator seluler menjadi strategi kunci untuk memudahkan jalan masuk terhadap model pembayaran layanan dengan opsi pulsa. Dompet digital juga bisa jadi opsi pembayaran, tetapi belum semua masyarakat memakainya terlepas dari awareness-nya yang terus tumbuh. Pelanggan seluler di Indonesia masih bergantung pada pengisian pulsa.
Dari sudut pandang operator, kerja sama dengan platform streaming dapat berpotensi meningkatkan ARPU pelanggan. Operator dapat meningkatkan nilai tambah mereka sebagai penyedia jaringan.
Kolaborasi antara Telkomsel dan Disney+ juga dinilai strategis karena memberikan akses layanan Disney+ secara gratis pada paket data. Dalam pengamatan kami, operator XL Axiata pun memberikan akses gratis (semacam add-on) layanan Netflix pada beberapa paket data.
Persaingan platform on-demand
Cara-cara tersebut dapat membantu meningkatkan jumlah pelanggan–meski tidak secara organik–untuk memenangkan kompetisi di pasar streaming dan on-demand Indonesia.
Berbeda dengan Netflix yang tidak menggunakan skema iklan, platform streaming milik EMTEK, Vidio memakai skema tayangan premium dan iklan. Berbeda dengan platform on-demand sejenis, Vidio memperkuat posisinya dengan masuk ke konten olahraga yang dinilai punya peminat signifikan di Indonesia. Saat ini Vidio punya 62 juta pengguna, di mana 2,3 juta di antaranya adalah pelanggan berbayar.
Dalam konteks preferensi, survei The Trade dan Kantar melaporkan bahwa drama Korea menjadi konten paling favorit bagi 74 persen penonton OTT perempuan di Indonesia. Sementara, sebanyak 61 persen penonton laki-laki memilih konten berbau olahraga.
Total penonton Indonesia di platform OTT mencapai 83 juta dengan total menonton sebanyak 3,5 miliar jam setiap bulannya atau rata-rata 41,4 jam per bulan tiap penonton.