Tag Archives: pendanaan.com

e-KYC Fintech Dukcapil

Untuk Mitigasi Risiko, Empat Startup Fintech Kini Terhubung dengan Dukcapil (UPDATED)

Pada hari ini (11/6), Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan hak akses pemanfaatan data kependudukan untuk 13 institusi yang berasal dari jasa keuangan (terdiri atas bank, lembaga pembiayaan, dan fintech), layanan kesehatan, dan layanan amil zakat nasional.

13 institusi tersebut, di antaranya adalah Pendanaan.com, UangTeman, Ammana, Ovo, Astrido Pacific Finance, Commerce Finance, MAS Finance, Bank Oke Indonesia, BPR Tata Karya, dan Indo Medika Utama. Secara total, kini sistem Dukcapil telah terhubung oleh 2108 pengguna, baik dari lembaga pemerintah maupun non-pemerintah.

Perusahaan yang terhubung dengan sistem Dukcapil berkesempatan untuk mempercepat proses bagi masyarakat mendapatkan berbagai layanan publik, sekaligus mengefektifkan proses verifikasi kebenaran data penduduk yang akan mendapatkan pelayanan tersebut. Seluruh pengguna ini memanfaatkan data kependudukan, NIK, dan KTP Elektronik.

Sumber: AFPI
Sumber: AFPI

Bagi startup fintech, verifikasi nasabah yang cepat sangat dibutuhkan karena punya risiko pinjaman fiktif yang begitu tinggi, terlebih ini adalah bagian dari proses KYC (Know Your Customer). Dengan memanfaatkan data kependudukan, NIK, dan KTP Elektronik, tentunya akan sangat membantu saat proses identifikasi konsumen dilakukan secara jarak jauh.

“Diharapkan akses data Dukcapil dapat mencegah peminjam fiktif sehingga dapat memajukan industri, yakni memperkuat peranannya dalam menyalurkan pinjaman ke masyarakat yang belum terakses lembaga jasa keuangan,” ucap CEO Pendanaan.com Dino Martin dalam keterangan resmi.

Diterangkan lebih lanjut, akses pemanfaatan data Dirjen Dukcapil ini akan memberikan keterangan ‘sesuai’ atau ‘tidak sesuai’ pada registrasi calon nasabah UangTeman setelah melengkapi rangkaian pengecekan data melalui teknologi yang digunakan perusahaan sebelumnya, bersama dengan lembaga-lembaga yang tersertifikasi di OJK.

Secara terpisah, mengutip dari Kompas.com, CEO Ammana Lutfi Adhiansyah menyatakan akses data kependudukan hanya untuk proses KYC. Seluruh penyelenggara layanan tidak akan melihat seluruh data penduduk Indonesia.

“Kami mencocokkan data yang sudah kami punya ke Dukcapil. Ketika terjadi kecocokan, maka ada pesan dari sistem Dukcapil bahwa data pengguna terverifikasi. Setelah itu baru kita proses,” katanya.

Menurutnya, sebelum terhubung dengan Dukcapil, penyelenggara layanan kerap menggunakan bantuan pihak ketiga e-KYC untuk mencocokkan data pengguna. Yang mana, service level dengan pihak ketiga itu tentu berbeda. “Dengan kerja sama Dukcapil, proses verifikasi pengguna bisa lebih cepat,” pungkasnya.

Adapun, startup lainnya yang sudah lebih dahulu terhubung dengan Dukcapil, di antaranya LinkAja, PrivyID, Nodeflux, Pajakku, VeriJelas, dan Tunaiku.

*Catatan: perubahan jumlah pemain fintech yang terdapat pada judul artikel

Startup fintech pendanaan.com melayani pinjaman bersifat konsumtif dengan nominal mulai dari Rp1 juta. Berencana membuka pinjaman usaha produktif tahun ini

Pendanaan.com Ramaikan Industri Pembiayaan Online, Saat Ini Fokus ke Pinjaman Konsumtif

Masih rendahnya inklusi keuangan di Indonesia menjadi pekerjaan bersama seluruh stakeholder. Keberadaan teknologi finansial diharapkan menjadi pendongkrak agar penetrasi meningkat. Pendanaan.com turut meramaikan pasar ini dengan menyajikan pinjaman tunai untuk sektor konsumsi.

Startup ini sebenarnya sudah hadir di Indonesia sejak akhir 2016 di bawah kendali perusahaan induk Hadoop Fintech dari Hong Kong. Salah satu pendirinya adalah Dino Martin (CEO) yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pembiayaan Multiguna di AFPI.

“Pendanaan didirikan atas semangat untuk menciptakan inklusi keuangan yang lebih baik di Indonesia karena inklusi keuangan yang lebih baik akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk capai ke sana, butuh pemahaman big data yang baik,” terang Dino kepada DailySocial.

Pendanaan.com dengan brand KTAKilat memiliki layanan bisnis yang tidak jauh berbeda dengan pemain pembiayaan lainnya. Untuk tahap awal, Pendanaan baru menyediakan pinjaman yang bersifat konsumtif.

Dino beralasan, segmen ini dipercaya dapat melatih mesin pintar untuk “belajar” lebih cepat. Semakin banyak data yang terkumpul, mesin akan lebih pintar menganalisis profil risiko konsumen dengan prediksi yang lebih akurat. Saat ini setiap pengajuan di Pendanaan.com hanya bisa lewat smartphone.

Calon peminjam cukup meluangkan waktu sekitar 15 menit mengisi informasi yang diperlukan, seperti foto KTP, BPJS/NPWP, slip gaji, dan bukti transaksi bank. Berikutnya dalam kurun waktu 24-48 jam sistem akan memverifikasi seluruh data yang masuk — apakah disetujui atau tidak. Ketika disetujui, dana akan ditransfer ke rekening bank peminjam kurang dari dua hari.

“Kami tidak melakukan penimbunan dana nasabah, karena mengacu proses bisnis yang telah diatur OJK [..] dalam waktu kurang dari satu hari dana yang diterima dari pemberi pinjaman melalui escrow account harus sudah diterima oleh penerima pinjaman.”

Nominal dana pinjaman yang bisa diberikan Pendanaan.com mulai dari Rp1 juta dengan tenor dari tujuh hari sampai 30 hari. Kupon yang ditetapkan maksimal 14% per tahun. Untuk membayar cicilan, tersedia berbagai pilihan opsi mulai dari transfer bank, online banking, mobile banking, minimarket, atau e-wallet.

Meski belum mau membeberkan lebih jauh mengenai kinerja perusahaan, Dino memastikan penyaluran pinjaman sudah menyebar ke seluruh Indonesia — walau masih didominasi konsumen yang berdomisili di Jawa.

Rencana bisnis

Untuk mendukung ambisi perusahaan sebagai layanan pembiayaan online terdepan, Dino mengatakan perusahaan akan terus menyempurnakan kemampun mesin analisa risiko kredit agar semakin pintar dan akurat dalam memberi rating. Mereka juga berusaha memperbanyak kemitraan dengan berbagai pihak, salah satunya perbankan nasional.

Pendanaan.com segera merilis pinjaman untuk segmen produktif tahun ini agar semakin banyak pelaku usaha di kalangan UMKM, yang belum tersentuh layanan perbankan, dapat mengembangkan bisnisnya ke tingkatan lanjutan.

Kendati demikian, perusahaan belum membuka kesempatan untuk pendana dari kalangan ritel berpartisipasi dalam setiap pendanaan setidaknya untuk tahun ini. Istilah ini bisa disebut sebagai closed loop atau lebih dikenal super lender. Artinya, pendana masih terbatas dari kalangan institusi atau perorangan saja yang sifatnya eksklusif.

Para pendana yang ada di Pendanaan ini datang dari kalangan pribadi Dino yang jumlahnya dari beberapa orang. Menurutnya, dengan konsep ini perusahaan akan lebih mudah memantau dan proses KYC ke pendana juga lebih aman.

“Kita enggak buka lender untuk umum, masih closed loop atau istilahnya super lender karena lebih enak memantaunya.”

Application Information Will Show Up Here