Tag Archives: PERSONAL DEV

Pemimpin dan Bagaimana Seharusnya Memberikan Umpan Balik

Sebagai seorang pemimpin tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk merawat tim dan membawanya dalam tingkat produktivitas yang diharapkan tetapi juga mampu mengembangkan anggota tim. Dalam hal ini pemimpin harus bisa menjadi guru atau pelatih yang membimbing setiap anggota tim menemukan jalan mereka untuk berkembang, lebih baik dari waktu ke waktu. Menjadi guru atau pelatih yang baik adalah salah satu jalan menjadi pemimpin yang lebih baik, dan semua itu bisa diawali dari memberikan umpan balik yang berguna bagi setiap anggota.

Pemimpin adalah seorang guru bagi setiap anggota tim untuk mengembangkan keahlian masing-masing. Menjadi sangat penting cara pemimpin menilai, mengkritik atau memberikan masukan kepada anggota. Jika terdapat kekeliruan atau tidak sesuai dengan kepribadian anggota alih-alih termotivasi anggota bisa jadi enggan dan merasa kecil sehingga bisa menghambat produktivitas.

Berikut beberapa hal yang layak diperhatikan jika ingin memberikan kritikan, masukan atau umpan balik kepada anggota tim.

Keterbukaan

Dalam teori komunikasi keterbukaan memegang peran penting dalam hubungan di dalam tim, pun demikian dalam memberikan kritik atau saran kepada tim. Jangan terlalu sering memberikan motivasi-motivasi yang bisa mengurangi poin kritik pada kalimat-kalimat yang digunakan saat rapat atau evaluasi. Cari momen yang tepat dan sampaikan kritik dengan cara-cara yang tepat.

Contohnya, bisa gunakan kalimat “Bolehkah saya menyampaikan penilaian atau pengamatan yang mungkin kurang Anda sukai?” atau “Apakah ini saat yang tepat untuk membahas hasil pekerjaan Anda?”. Sebagai seorang pemimpin tentu mempunyai wewenang untuk menegur kapan pun, namun untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, mencari momen yang tepat dan menyampaikan secara langsung bisa dicoba.

Spesifik

Salah satu jenis umpan balik yang sensitif adalah kritik. Dalam memberikan kritikan bisa dicoba dengan menyampaikan hal yang spesifik. Misalnya, “Saya kurang suka dengan laporan bulanan yang dibuat tempo hari, apakah ada masalah?”. Kemudian sampaikan kritik secara pribadi, sehingga bisa menggambarkan tujuan kita, memperbaiki bukan untuk mempermalukan.

Kejelasan

Terkadang, ada anggapan ketika pemimpin memberikan kritik atau umpan balik adalah tanda-tanda seorang anggota tim tidak dipertahankan. Untuk menghindari anggapan seperti ini, dan membantu anggota tim keluar dari permasalahan dan performa yang kurang sesuai sampaikan umpan balik dengan alasan yang jelas. Misalnya dengan menyampaikan alasan bahwa ada target yang dikejar dan mau tidak mau harus berubah lebih baik lagi, atau alasan lain misalnya umpan balik diberikan bersamaan dengan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau semacamnya.

Pentingnya Menjadi Seorang Pemimpin yang Berkepala Dingin

Menjadi pemimpin memang tugas berat. Sebagai pengambil keputusan mereka membawa seluruh nasib anggota tim di dalam keputusan-keputusan yang diambil. Sebagai manusia mereka juga pasti bisa terserang perasaan stres, frustrasi dan semacamnya. Hal ini akan berpengaruh pada individu pemimpin itu sendiri dan tim secara menyeluruh jika pemimpin menjadi impulsif dan mulai mengabaikan fakta-fakta yang ada.

Berikut beberapa momen penting yang harus diselesaikan dengan kepala dingin meski pemimpin dalam kondisi stres.

Mendelegasikan pekerjaan penting

Sudah menjadi kewajiban setiap pemimpin menjadikan setiap orang yang ada di timnya berkembang. Cara paling efektif adalah memberikan tanggung jawab yang biasanya diemban pemimpin kepada anggota tim yang lain. Proses ini lumrah sebagai bahan untuk memberikan pengalaman dan tanggung jawab baru kepada anggota tim. Namun sayangnya keputusan ini sering salah dilakukan karena tingkat stres yang tinggi pada diri pemimpin dan keharusan segera melimpahkan wewenang kepada anggota tim yang lain.

Pemberian wewenang harus dipertimbangkan secara matang. Karena momen tersebut tidak hanya soal memberikan kepercayaan tetapi juga tetap mempertanggungjawabkan hasil yang dikerjakan. Ada banyak pertimbangan untuk memilih, tak hanya soal jam terbang tetapi juga soal kepribadian dan kemampuan teknis tapi juga kesanggupan, termasuk penilaian kinerja selama ini.

Dalam mempertimbangkan ini terkadang jika berada dalam kondisi banyak tekanan atau stres pertimbangan tidak lagi akurat. Alih-alih mengukur banyak faktor-faktor yang seharusnya menjadi pertimbangan pemimpin bisa salah dan terjebak pada kondisi keharusan memberikan wewenang. Kondisi ini paling baik diselesaikan dengan memberikan wewenang kepada mereka yang sudah terbiasa, atau mereka yang memiliki pengalaman untuk memegang tanggung jawab tersebut, bukan orang baru.

Mengomunikasikan berita yang sulit

Transparansi adalah salah satu kebutuhan dasar dalam membangun bisnis yang terpercaya, baik internal maupun eksternal. Keterbukaan informasi di tim internal sangat penting untuk menjaga hubungan baik dengan sesama, namun hal ini juga mewajibkan semua informasi disampaikan, baik atau buruk. Sebagai seorang pemimpin wajib untuk menguasai kemampuan komunikasi, mengkomunikasikan hal-hal rumit menjadi sederhana dan mengkomunikasikan berita yang buruk dengan baik agar tidak menimbulkan efek yang lebih baik.

Kemampuan komunikasi dan kemampuan diplomatis ini akan mempengaruhi pemilihan kata ketika mengabarkan sesuatu yang sulit diterima, namun harus tetap diinformasikan. Dalam kondisi stres, usahakan pemimpin bisa lebih tentang dan tidak terburu-buru dalam memberikan informasi.

Mengambil keputusan berisiko dan memecahkan masalah sulit

Mengambil dan menentukan keputusan adalah pekerjaan wajib seorang pemimpin. Terkadang selain berdasarkan data keputusan juga diambil berdasarkan intuisi atau insting. Dalam kondisi stres atau emosional akan sangat berisiko pemimpin menentukan keputusan, terlebih keputusan besar. Biasanya dalam hal seperti itu fakta-fakta yang disajikan data diabaikan dan intuisi terkadang menjadi bias.

Selain bersikap tenang dan tidak terburu-buru sebagai pemimpin harus membiasakan membaca data, apa pun kondisinya. Karena fakta yang disajikan oleh data sedikit banyak mampu mengurangi bias yang timbul. Dalam kondisi ini tergesa-gesa hanya akan menimbulkan bencana. Keputusan-keputusan impulsif hanya akan mengabaikan fakta yang ada.

Hal itu juga berlaku dalam pemecahan masalah. Ketergesaan hanya akan mengurangi proses komunikasi sehingga masalah yang harusnya diselesaikan malah menimbulkan masalah baru. Kuncinya ada pada pengendalian diri, pemimpin harus tetap berkepala dingin di setiap saat, karena dengan demikian ia akan menyelamatkan dirinya sendiri dari keputusan salah dan menyelamatkan keseluruhan tim.

Mengatur Keseimbangan antara Bekerja dan Berkehidupan

Harvard Business School (HBR) pernah mengadakan survei terhadap lebih dari 4000 pekerja dari seluruh dunia. Survei tersebut berbentuk wawancara, menanyakan bagaimana mereka mengatur keseimbangan antara waktu untuk bekerja dan berkehidupan. Jawaban yang didapat cukup unik, namun demikian ada empat poin utama yang dapat disimpulkan tentang membangun sinergi yang berimbang antara kehidupan pribadi dan di dunia kerja.

Mendefinisikan titik sukses untuk diri sendiri

Cukup beragam hasil wawancara yang disampaikan –khususnya antara pekerja pria dan wanita. Namun demikian, jika diamati berdasarkan jenjang usia responden, riset tersebut menarik kesimpulan bahwa definisi sukses itu akan bertumbuh seiring dengan waktu. Sukses dikaitkan dengan milestone yang harus diraih secara pribadi oleh seseorang.

Hasilnya ada beberapa hal, responden wanita lebih banyak menjawab seputar prestasi pribadi, kehormatan, dan berbagai capaian lainnya. Sedangkan responden pria lebih banyak menjawab terkait finansial, rumah tangga, organisasi, dan lainnya.

Mengelola penggunaan teknologi

Tidak dimungkiri, bahwa penggunaan teknologi untuk kebutuhan seperti komunikasi dan menyelesaikan pekerjaan sangat penting bagi responden survei. Hanya saja untuk mencapai keseimbangan hidup ternyata masih banyak yang mengeluhkan batasan-batasan seputar kapan dan bagaimana seharusnya teknologi berperan. Selain membantu, teknologi secara tidak langsung menghapuskan berbagai batasan antara kehidupan profesional dan personal. Email bisa datang kapan saja, dalam 24 jam dan 7 hari, pun di kala waktu prioritas untuk keluarga.

Cara yang dilakukan ialah dengan memberikan batasan diri. Waktu bekerja yang fleksibel memang cenderung membuat pekerja memiliki banyak waktu, akan tetapi ketidakpastian pun juga meningkat. Akhirnya cara yang paling sederhana dengan mengorganisir sesuai aktivitas profesional dan membuatnya untuk selalu tepat dan terselesaikan sesuai penjadwalan yang sudah dibuat.

Membangun jaringan pendukung

Salah satu hal yang juga banyak disampaikan dalam wawancara survei ialah kebutuhan untuk memiliki jaringan pendukung. Mereka adalah orang-orang di lingkungan yang banyak memberikan semangat dan masukan untuk aktivitas personal ataupun profesional yang dilakukan sehari-hari. Lingkaran yang paling berpengaruh rata-rata keluarga atau orang yang tinggal di satu rumah. Kemudian teman di lingkungan bermain dan juga di lingkungan bekerja.

Yang paling diharapkan dari dukungan ini ialah lebih ke arah emotional support. Dikatakan banyak memicu semangat dan memberikan dorongan untuk bangkit, terlebih salah menghadapi masalah yang kompleks, baik dalam berkehidupan maupun bekerja.

Bepergian menjadi investasi terbaik

Meskipun harus mengeluarkan tenaga bahkan biaya lebih, namun bepergian atau travelling dinilai para responden menjadi cara yang paling efektif untuk menemukan apa yang disebut dengan global experiences. Pengalaman yang didapat dari mengunjungi tempat baru, bertemu dengan orang baru, hingga mencoba hal-hal baru. Perjalanan ini juga akan sangat mempengaruhi keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan profesional. Perjalanan di sini bisa saja sebuah kunjungan kerja atau liburan yang dilakukan secara personal.

Kiat Memulai Karier Profesional di Lingkungan Startup

Seiring dengan berbagai kemajuan yang ada di industri startup –mulai dari akses pendanaan yang mudah, hingga akselerasi yang kian cepat—menjadikan bisnis ini pilihan bagi seseorang untuk memulai karier, termasuk kalangan fresh graduate. Tidak jarang startup yang mau memberikan gaji yang besar atau kenyamanan yang istimewa dengan ragam fasilitas bekerja dan bersantai di kantor.

Bekerja di startup juga banyak dinilai menjadi sebuah cara yang tepat untuk mengasah kemampuan diri, karena gesitnya laju bisnis kadang memaksa seseorang untuk dapat bekerja dan berinovasi lebih ekstra. Sehingga banyak orang kini mulai mempertimbangkan startup untuk tempat berkarier. Lalu bagaimana kiat menemukan startup yang tepat untuk bekerja, atau setidaknya bisa “menawarkan diri” untuk direkrut, berikut beberapa tips yang dapat diikuti.

Berpartisipasi dalam komunitas atau jaringan startup

Keterlibatan aktif dalam komunitas atau jaringan startup akan mendekatkan seseorang pada peluang karier di lini bisnis tersebut. Tidak hanya mengikuti sesi yang digelar secara langsung, namun termasuk bergabung dalam komunitas yang ada di media sosial atau kanal lainnya. Jika sudah memiliki portofolio atau kompetensi tertentu, maka layak ditunjukkan ketika ada kesempatan berdiskusi mengenai topik terkait.

Kanal komunitas dapat dimanfaatkan untuk “menjual diri”, karena kadang bagian sumber daya manusia di startup pun kesulitan menemukan talenta yang tepat. Dengan menunjukkan kemampuan kita, setidaknya akan masuk ke dalam daftar referensi yang dapat diperhitungkan ketika startup terkait membutuhkan. Atau tatkala kita mendaftarkan diri secara mandiri, setidaknya kompetensi yang dimiliki sudah tidak diragukan lagi.

Mencari informasi secara mandiri

Informasi seputar kesempatan karier umumnya dicantumkan dalam situs resmi startup. Atau kunjungi situs media yang spesifik membahas startup, umumnya di sana akan ada informasi seputar lowongan pekerjaan dari startup. Dari situ kita dapat melihat detail informasi, mengenai posisi apa yang dibutuhkan serta kualifikasinya. Melalui media itu juga sebenarnya kita dapat mengetahui sepak terjang startup, untuk mengetahui sepesat apa bisnis yang sudah berjalan –misal dalam kaitannya dengan ekspansi bisnis atau kredibilitas founder.

Ikuti sesi diskusi atau seminar khusus startup

Acara-acara yang membahas startup juga patut diikuti, di sana ada banyak pemahaman yang akan diajarkan mengenai lingkungan kerja di startup. Banyak tips juga yang bisa didapat untuk dapat bermanuver dengan berbagai kemajuan teknologi. Salah satu acara rutin yang dapat dihadiri adalah #SelasaStartup, diskusi yang menghadirkan tokoh-tokoh startup digital Indonesia yang akan spesifik membagikan ilmu seputar keahlian mereka.

Dengan mengikuti acara semacam ini juga menjadi kesempatan untuk melakukan networking langsung dengan para founder dan tokoh penting lainnya di dalam startup.

Kiat CEO Sepulsa, dari Programmer Menjadi Founder

Di era perkembangan teknologi seperti saat ini, profesi programmer banyak sekali dibutuhkan oleh bisnis, baik di tingkat korporasi maupun startup. Mungkin sering mendengar juga kabar, sebagian perusahaan bahkan berinvestasi mahal dengan membayar gaji dengan jumlah yang luar biasa untuk seorang programmer. Peranannya sangat kunci, dalam pengembangan produk atau sistem dalam bisnis digital.

Selain bisa mendapatkan jenjang karier yang cukup menawan, dengan memiliki kemampuan programmer juga dinilai dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun usaha rintisan. Salah satunya seperti diungkapkan oleh Co-Founder & CEO Sepulsa Ananto Wibisono dalam sesi presentasinya di acara diskusi mingguan DailySocial #SelasaStartup. Ananto sendiri dulunya dikenal sebagai programmer.

Di presentasinya, Ananto banyak memaparkan bahwa kemungkinan seorang programmer menjadi pendiri startup sangat mungkin, mengingat produk berbasis teknologi menjadi basis utama sebuah startup digital. Ananto juga memaparkan beberapa tips bagi para programmer yang akan mempersiapkan diri untuk menjadi pendiri startup, berikut ulasannya:

Mendapatkan pengarahan dari mentor

Kendati startup digital memang didasari dari sebuah produk teknologi, namun memiliki pemahaman menyeluruh tentang startup itu sendiri menjadi sebuah keharusan. Cara paling efektif ialah dengan memilih dan mendapatkan mentor yang tepat untuk memberikan nasihat atau gambaran umum tentang kiat memulai bisnis. DNA bisnis startup memang teknologi, namun banyak aspek lain yang perlu menyokong, misalnya dari sisi permodalan, bisnis, pemasaran dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, dari sisi soft-skill juga perlu berbagai penyesuaian, terlebih saat seseorang tersebut akan memimpin langsung usaha rintisan yang didirikan. Ada banyak aspek non-teknis yang harus disiasati untuk mampu menggerakkan laju sebuah tim.

Memahami berbagai bidang kerja

Memimpin sebuah bisnis tidak hanya dibutuhkan kemampuan teknis memprogram saja. Lebih dari itu perlu sedikit demi sedikit memahami bidang kerja lain, misalnya di bagian pengembangan bisnis, operasional bahkan sumber daya manusia. Menjadi pendiri sekaligus CEO menurut Ananto harus mampu menyusun strategi dari beragam aspek bisnis. Jadi pemahaman secara menyeluruh perlu dipahami sebelum benar-benar memutuskan memulai bisnis.

Membangun budaya tim

Budaya tim menjadi aspek pertama yang wajib diprioritaskan ketika startup sudah dimulai. Karena hal ini akan berpengaruh langsung pada kekuatan dan performa tim. Dengan gaya berpikir yang sistematis, idealnya mantan programmer dapat menyajikan budaya kerja yang lebih efektif dan transparan. Pun demikian dalam optimasi teknologi dalam produktivitas bisnis.

“Jika ingin memiliki perusahaan teknologi, sebaiknya memulai menggunakan teknologi sebagai sistem membangun budaya di perusahaan tersebut,” ungkap Ananto.

Sebagai pemimpin perusahaan harus mampu mendefinisikan suatu budaya dari organisasi yang bisa mewujudkan visi startup. Budaya yang kuat itu bukan hanya sekedar menciptakan hubungan harmonis di lingkungan kerja, tetapi memberikan pola agar individu semakin berkembang dan lebih produktif.

Application Information Will Show Up Here

Tips Memberikan Empati Bagi Anggota Tim

Memutuskan untuk mendirikan perusahaan berarti siap memimpin tim untuk berjuang. Pendekatan ke tim yang dibawahi tidak hanya soal teknis tetapi juga hubungan sosial guna terus membawa suasana nyaman dan produktif. Berempati adalah strategi yang tepat untuk meningkatkan hubungan sosial, namun harus ada batasan-batasan jelas untuk menghindari kesalahan.

Berikut beberapa hal yang dihindari dalam memberikan empati bagi anggota tim.

Merasa tahu bagaimana perasaan orang lain

Dalam sebuah perbincangan dengan anggota tim, membahas mengenai kesulitan mereka baik secara teknis maupun non teknis terkadang tanpa disadari muncul kalimat “Saya tahu bagaimana perasaan Anda”. Kalimat tersebut diharapkan bisa menimbulkan efek kesamaan rasa dan akhirnya bisa terhubung, namun hal tersebut tidak bekerja untuk semua orang. Terkadang malah memberikan efek sebaliknya.

Alternatif lainnya bisa menggunakan kalimat seperti “Kamu terlihat sangat frustasi, apa itu benar?” dan sejenisnya. Kalimat tersebut bisa membuat pemimpin seolah ingin tahu permasalahan dan menunjukkan kepedulian lebih kepada anggotanya.

Membandingkan cerita dengan milik sendiri

Sebagai pemimpin berkomunikasi intensif dengan anggota tim adalah sesuatu yang diwajibkan untuk menjaga segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Ketika tiba di mana seseorang anggota tim mengalami kejadian buruk atau kinerjanya sedang tidak baik jangan coba bandingkan kisah mereka atau kejadian mereka dengan cerita-cerita yang terjadi di diri sendiri.

Anda tidak perlu menceritkan pengalaman Anda tidak tidur demi mengerjakan masalah yang sama yang dihadapi anggota Anda, karena pengalaman dan kemampuan individu tentu berbeda. Untuk bisa menunjukkan rasa empati yang berkesan coba gunakan alternatif seperti “Saya dapat melihat Anda kesusahan tetapi saya harus mengatasi masalah kinerja tim secepatnya, apa yang bisa membantu Anda?”.

Memaksa orang menggunakan cara Anda

Setiap orang berkembang dengan pengalaman masing-masing. Kinerja, faktor pendukung, dan elemen-elemen lain tentu tidak sama. Jadi sebagai orang yang memiliki niatan berempati coba hindari memaksakan pengalaman pribadi Anda untuk diaplikasikan atau digunakan untuk menyelesaikan permasalahan orang lain.

Terlalu berlebihan

Apa pun yang berlebihan tidaklah baik. Termasuk memberikan nasihat. Jika ingin berempati lakukan secukupnya. Tidak usah terlalu banyak memberikan wejangan atau nasihat. Cukup sederhana dan sampaikan bahwa sebagai pemimpin Anda akan selalu bersama tim dan akan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Mengatasi Ketakutan Ketika Memulai Bisnis

Mengawali sebuah bisnis selalu dibarengi dengan perasaan mendebarkan, terkadang takut. Takut tidak bisa berkembang atau bahkan takut bisnis yang dikelola langsung gagal atau tidak diterima oleh masyarakat. Ketakutan-ketakutan ini sebenarnya merupakan sebuah hal wajar, hanya saja perlu mencari beberapa cara untuk keluar dari rasa takut untuk mendapatkan sebuah keyakinan.

Berikut beberapa tips untuk mengubah ketakutan menjadi sebuah keyakinan untuk memulai sebuah bisnis.

Memvalidasi ide dan memperkirakan waktu

Validasi ide adalah tahapan pertama yang harus diselesaikan seorang pebisnis. Karena jika tidak hal ini akan menimbulkan efek selanjutnya yang akhirnya menjadikan bisnis sia-sia. Andrew Tanyono, pendiri Promogo, sebuah layanan car advertising berbagi pengalamannya kepada DailySocial ketika memulai bisnisnya.

Menurutnya dua pertanyaan kunci harus dilalui, yakni menanyakan soal “apakah ini sebuah masalah ?” dan “apakah masalah ini butuh solusi?”. Menurutnya dua pertanyaan tersebut adalah kunci melangkah ke tahap selanjutnya.

Hal lain yang bisa mengurangi keraguan bahkan ketakutan memulai bisnis adalah soal waktu. Pertimbangkan waktu untuk memulai, pelajari pasar dan kebiasaan pengguna.

“Saya merasa ide Promogo ini tidak akan jalan kalau dimulai 3-4 tahun yang lalu. Timing adalah faktor besar yang meyakinkan saya. Ide Promogo bisa berjalan seperti sekarang karena saya lihat ada kesempatan di maraknya taxi online. Pengemudi dan pemilik mobil bisa mendapatkan uang tambahan dengan melakukan hal yang sama setiap harinya. Dan tentunya untuk brand, mereka ingin mobil yang berstiker merek ada di jalan pada setiap jamnya (pagi, siang, sore dan malam),” cerita Andrew.

Berlandaskan data

Ketakutan biasanya bersumber dari asumsi. Untuk menganulir hal tersebut cara yang bisa ditempuh adalah memperbanyak data. Mulai dari analisis pasar hingga menghitung kekuatan atau kelebihan dibanding dengan pesaing. Intinya bermodal data. Ini juga yang dilakukan oleh Alamsyah Cheung, pendiri Fox Logger, penyedia layanan GPS tracker yang kini sedang mencoba mengembangkan bisnisnya.

Alamsyah menuturkan, sebagai seorang pebisnis kegagalan bisa menjadi motivasi menambah keyakinan. Tentu dengan menerima dengan lapang dada kemudian menjadikannya pelajaran. Soal ketakutan memulai bisnis, ia menyampaikan takut itu hanya soal rasa, jika semua berbentuk angka masalah bisa dicari solusinya.

“Takut itu masalah rasa, coba dibuat menjadi angka. Seperti kalau begini untung berapa dan kalau begitu rugi berapa. Setelah tahu berapa, baru bisa atur soal bagaimana.  Bagaimana membuat ini tidak rugi,  bagaimana membuat ini untung sekian, dan seterusnya,” ujar Alamsyah.

Menumbuhkan Mental Berkarya di Lingkungan Kerja

Menjadi profesional kadang menjadi kebanggaan tersendiri, melalui pengalaman serta kemapanan yang dimiliki. Namun tak jarang orang merasa jenuh karena apa yang dilakukan bukanlah sesuatu yang ia gemari. Orang banyak bilang tentang passion, diterima atau tidak, memang passion yang sesuai dengan kriteria pekerjaan akan memberikan kepuasan tersendiri bagi tiap orang, bahkan akselerasi perkembangannya bisa jauh lebih cepat.

Namun demikian, kadang keadaan mengantarkan kita pada kondisi harus mampu beradaptasi dengan berbagai jenis lingkungan kerja –termasuk yang tidak sesuai dengan minat. Karena kadang ada tuntutan lain yang harus dipertimbangkan. Jangan khawatir, itu semua ada solusinya, yakni dengan mengubah pola pikir sehingga menjadikan kesempatan dan pekerjaan yang ada sebagai sarana penumbuhan diri.

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjadikan lingkungan kerja dapat membuat kita senantiasa menumbuhkan kemampuan diri dan memberikan keuntungan bagi pengembangan profesi.

Menyatu dengan tempat bekerja

Langkah awal yang dapat dilakukan ialah mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, menyatu dengan workflow yang ada. Cara paling mudah dengan memahami visi dan misi perusahaan, biasanya pendampingan dari CEO atau pemimpin bisnis akan memberikan gambaran, sekaligus motivasi, tentang sumbangsih apa yang bisa seseorang berikat sehingga berdampak signifikan pada laju bisnis.

Memang hal ini membutuhkan waktu yang cukup, apalagi jika seseorang baru masuk dalam dunia kerja profesional atau fresh graduate. Pemahaman secara bertahap ini, membuat investasi waktu yang diperoleh akan membawakan sebuah peluang tersendiri yang cukup baik.

Mencoba menikmati pekerjaan

Setelah berada di lingkungan kerja profesional, tantangan selanjutnya adalah mendapat tugas yang berbeda dari sebelumnya. Walaupun beban yang diemban bagi pemula tidak terlalu berat, transmisi dari pekerjaan sebelumnya membuat seseorang sedikit terganggu dengan mentalnya.

Namun, semua tugas yang diberikan tentu sudah sesuai prosedur atasan untuk pegawai baru dengan klasifikasi seperti ini. Jangan khawatir dengan proses yang ada, bila ingin menyesuaikan diri dengan pekerjaan hadapi dengan cara menikmati tugas yang diberikan.

Mengubah pola pikir

Semangat dalam melakukan sesuatu akan banyak bergantung pada mentalitas, sehingga sangat penting untuk memastikan pola pikir ketika bekerja berada pada jalur yang tepat. Misalnya anggap saja bekerja ini menjadi sebuah investasi untuk mencari pengalaman baru, atau sebagai batu loncatan untuk misi pengembangan diri yang lebih baik lagi.

 

Berdamai dengan Kegagalan

Kegagalan sangat akrab bagi para pengusaha. Termasuk yang bermain dalam lingkup startup. Mereka yang sekarang berada di puncak pasti sudah melewati beberapa tahap, dan bangkit dari kegagalan sudah tentu menjadi satu hal yang harus dilalui. Bukan perkara mudah memang bisa bangkit dari kegagalan dan keterpurukan. Butuh berdamai dengan keadaan untuk selanjutnya bisa menapaki kembali proses perjuangan untuk bangkit.

Berikut beberapa tips bagi pendiri startup untuk bisa tetap memperjuangkan mimpinya mencapai kesuksesan.

Perjelas mengapa sebuah ide harus ditinggalkan

Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika terlalu banyak menghabiskan energi dan dana untuk hal-hal yang berakhir gagal. Mungkin di balik itu semua tersimpan sebuah pelajaran, namun untuk bisa cepat bangkit dari situasi ini cobalah untuk memperjelas tanda-tanda sebuah ide atau langkah harus segera ditinggalkan. Cepat beranjak dari kesia-siaan.

Jika ide sudah pernah berhasil dilakukan sebelumnya dan mengalami situasi yang lebih buruk, selanjutnya pastikan untuk menghitung biaya dan energi yang dikeluarkan untuk proses-proses yang dilakukan. Semua dihitung dan dikalkulasi, dari sana nanti akan muncul data yang nantinya bisa jadi bahan pertimbangan apakah ide dilanjutkan atau tidak. Dari sana juga nanti akan muncul pertimbangan, dari mana bisnis harus bangkit dan menghindari proses-proses yang percuma namun menghabiskan banyak sumber daya.

Jangan lupakan pelajaran yang didapat dari pengalaman

Seperti layaknya pengalaman kegagalan pun sebenarnya merupakan guru yang berharga. Untuk itu melewati prosesnya harus tetap dipelajari. Pengalaman akan menuntun kita ke arah yang lebih baik, dengan belajar dari pengalaman gagal, langkah selanjutnya bisa mempertimbangkan untuk menghindari langkah yang sama.

Menuliskan atau mendokumentasikan kegagalan bisa menjadi cara yang terbaik. Nantinya dokumentasi tersebut akan berguna jika di kemudian hari menemui situasi yang sama atau menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan sulit.

Seperti jika telah menghabiskan banyak dana untuk kampanye pemasaran tidak efektif, coba dokumentasi proses tersebut secara rinci. Berapa yang dihabiskan, kanal pemasaran apa yang dipakai, siapa targetnya, bagaimana dengan momentumnya, dan hal-hal lain. Bentuk itu sebagai sinyal atau tanda untuk strategi selanjutnya, agar bisa dihindar.

Membangun pola pikir bersyukur atas kegagalan

Gagasan memikirkan kegagalan dengan rasa syukur mungkin akan terasa seperti menaburi garam di tumpukan luka. Tapi memang begitu adanya. Salah satu motivasi terbaik untuk bisa bangkit dari keterpurukan adalah mengubah anggapan bahwa kegagalan merupakan akhir dari segalanya. Mulainya merangkul kegagalan tersebut, jadikan kenangan kegagalan layaknya pengalaman-pengalaman lainnya dan mulailah hal-hal baru. Karena kegagalan sama halnya dengan kesedihan lain, satu-satunya jalan keluar adalah dengan melaluinya, dengan bahagia.

Cara Memotivasi Karyawan Tanpa Melibatkan Uang

Sebagai seorang pemimpin, memotivasi karyawan merupakan tugas yang tidak terelakkan. Motivasi berkaitan erat dengan produktivitas, berkaitan juga dengan misi bisnis untuk terus tumbuh. Pemimpin harus bisa membangkitkan semangat dan menjaganya untuk tetap berkobar. Untuk membantu hal tersebut, berikut berapa tips yang dilakukan untuk memotivasi karyawan, tanpa melibatkan uang langsung atau bonus.

Otonomi, penguasaan, tujuan

Sebagai seorang pemimpin Anda mempunyai hak untuk mengatur banyak hal dalam tim. Tetapi jika memiliki tujuan untuk memotivasi para pegawai Anda coba libatkan mereka dalam beberapa hal. Beri mereka keleluasaan untuk mengatur sesuatu, kesempatan yang diberikan akan memberikan rasa keterlibatan yang berdampak penting dalam hubungan dalam tim. Di samping itu memberikan umpan balik dan penghargaan juga menjadi pelengkap yang baik dalam strategi memotivasi anggota tim.

Memberikan pujian dan penghargaan yang spesifik

Memberikan ucapan “terima kasih” adalah upaya memberikan sebuah pujian dan penghargaan atas capaian yang didapat oleh setiap karyawan. Untuk bisa lebih optimal, gunakan pujian yang spesifik. Misalnya dengan menyebutkan subjek yang dikerjakan sambil memberikan beberapa masukan dan meminta tanggapan sebagai bentuk hubungan yang lebih dalam.

Mengembangkan komunitas

Untuk lebih meningkatkan rasa terhubung di dalam anggota tim strategi membangun komunitas bisa diupayakan, baik itu komunitas offline maupun komunitas online. Dengan komunitas ini, setiap karyawan bisa lebih saling terhubung satu sama lain. Menghabiskan waktu kerja bersama dan sesekali bermain bermain-main bersama.

Tetap terhubung

Satu cara lain untuk bisa menjalin dan meningkatkan keterlibatan dengan anggota tim adalah tetap terhubung baik di dalam maupun di luar pekerjaan. Tentu dengan batasan dan koridor tertentu. Seperti tetap memperhatikan mereka sebagai manusia yang memiliki kesibukan lain dan keluarga yang perlu diperhatikan. Dengan tetap terhubung Anda bisa berlatih untuk memahami dan mengenali anggota tim lebih jauh.

Sediakan fasilitas dan hak istimewa

Motivasi berkaitan erat dengan kenyamanan anggota tim. Untuk bisa membangun motivasi sekaligus kenyamanan pimpinan bisa mencoba cara menyediakan beragam fasilitas. Seperti fasilitas bermain, makanan, dan lainnya. Beri hak mereka untuk memanfaatkan hal-hal tersebut. Menciptakan kenyamanan tempat kerja, meningkatkan produktivitas.