Tag Archives: perusahaan game

Dimotori Veteran Blizzard, Frost Giant Studios Siap Hidupkan Kembali Genre RTS

Pada tanggal 15 Oktober lalu, Blizzard secara resmi mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengembangkan konten baru lagi buat StarCraft II. Pembaruan minor seperti balancing masih bakal diterapkan jika diperlukan, tapi yang pasti StarCraft II tidak akan menerima expansion baru lagi ke depannya.

Tidak sedikit yang menilai pengumuman ini sebagai indikator matinya genre real-time strategy alias RTS, terutama mengingat Blizzard memang merupakan satu dari segelintir pengembang game RTS kawakan yang masih bertahan sampai sekarang. Selang lima hari setelahnya, beredar kabar bahwa sebuah perusahaan game baru bernama Frost Giant Studios sedang bersiap untuk menghidupkan kembali genre RTS.

Kalau Anda buka situs resminya, Anda bisa lihat tagline “Real-Time Strategy Returns” terpampang dengan sangat jelas di depan logo perusahaannya, padahal Frost Giant sama sekali belum punya satu pun prototipe game yang bisa mereka demonstrasikan. Lucunya, hal itu tidak mencegah ribuan orang untuk menyerbu dan membuat situs Frost Giant down sesaat.

Usut punya usut, ternyata Frost Giant Studios didirikan oleh, lagi-lagi, mantan karyawan senior Blizzard. Mereka adalah Tim Morten, eks production director untuk StarCraft II, dan Tim Campbell, eks lead campaign designer untuk Warcraft III: The Frozen Throne. Selebihnya, Frost Giant juga masih punya enam karyawan lain yang semuanya pernah bekerja di Blizzard.

Saya bilang lagi-lagi karena memang baru sebulan lalu ada sebuah studio game baru lain bernama Dreamhaven yang sempat menjadi buah bibir karena pendirinya adalah seorang veteran Blizzard. Bukan sembarang veteran malah, melainkan sang pendiri Blizzard itu sendiri, Mike Morhaime.

Jadi saat mendengar kabar tentang Frost Giant, saya langsung bertanya-tanya dalam hati mengapa Tim Morten dan Tim Campbell tidak memilih untuk bergabung bersama Mike Morhaime saja di Dreamhaven. Kepada VentureBeat, mereka menjelaskan bahwa mereka sebenarnya tahu soal rencana Mike untuk kembali menggeluti industri gaming, akan tetapi rencana tersebut belum benar-benar matang ketika mereka sudah siap untuk memulai.

Bisa disimpulkan bahwa Frost Giant didirikan lebih awal ketimbang Dreamhaven di awal tahun 2020, dan kemungkinan mereka baru berani go public sekarang setelah berhasil menggaet pendanaan dari investor. Ya, di saat Dreamhaven menempuh jalur independen, Frost Giant yang memang skala timnya lebih kecil harus bertumpu pada bantuan sejumlah investor.

Sejauh ini, Frost Giant sudah mengamankan total pendanaan sebesar US$4,7 juta dari beberapa investor. Menariknya, nama Riot Games terpampang sebagai salah satu investornya. Kalau melihat ada perwakilan Riot di dewan direksi Frost Giant, saya cukup yakin nantinya esport juga akan mendapat porsi perhatian tersendiri dari Frost Giant.

Selain menghidupkan kembali genre RTS, misi lain Frost Giant adalah menciptakan game RTS yang lebih mudah diakses oleh mereka yang bukan penggemar berat genre ini. Mereka percaya ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melibatkan AI dan machine learning.

Namun yang menjadi pertanyaan lain adalah, kenapa orang-orang ini harus meninggalkan Blizzard kalau memang mereka sebegitu cintanya dengan genre RTS. Tim Morten berdalih bahwa bukan berarti Blizzard sudah tidak peduli dengan genre RTS, hanya saja memang Blizzard harus mengerahkan sumber daya di sejumlah franchise lain seperti Overwatch, Diablo, dan World of Warcraft.

Tentu bakal sangat menarik melihat perjalanan studio-studio game baru yang dimotori oleh veteran-veteran Blizzard ini ke depannya. Mereka adalah sosok yang sudah paham betul pahit-manisnya industri game development, tapi kecintaan mereka terhadap gaming pada akhirnya tetap memaksa mereka untuk terus berkarya di bidang ini.

Tempuh Jalur Independen, Pendiri Blizzard Dirikan Perusahaan Game Baru, Dreamhaven

Setelah mundur dari jabatan CEO Blizzard di tahun 2018, Mike Morhaime akhirnya punya proyek baru yang bakal sangat menarik perhatian industri gaming. Pada tanggal 23 September 2020, pendiri Blizzard tersebut memperkenalkan Dreamhaven, sebuah perusahaan video game baru yang ia dirikan bersama istrinya, kali ini independen dan tanpa campur tangan pihak luar.

Poin tentang independen ini penting terutama kalau melihat sejarah Blizzard. Mungkin tidak banyak yang tahu, akan tetapi Mike Morhaime sebenarnya sudah menjual Blizzard sejak tahun 1994 dengan nilai $6,75 juta. Kala itu, perusahaannya bahkan belum memakai nama Blizzard, dan Warcraft pun masih belum eksis.

Alhasil bisa dikatakan Mike Morhaime dan timnya sama sekali tidak punya hak kepemilikan atas beragam franchise tersukses Blizzard macam Warcraft, Starcraft, Diablo, maupun Overwatch. Lewat Dreamhaven, Mike sepertinya tidak mau mengulangi kesalahannya dengan Blizzard, meski ke depannya ia tetap bakal mempertimbangkan peluang kerja sama dengan investor yang tertarik.

Yang cukup menarik, Dreamhaven diperkenalkan ke publik dengan dua studio terpisah sekaligus di bawah naungannya: Moonshot Games dan Secret Door. Keduanya sama-sama dimotori oleh para alumni Blizzard dengan pengalaman yang panjang di industri gaming. Sejauh ini, dari 27 total karyawan Dreamhaven, cuma satu yang sebelumnya tidak pernah merasakan bekerja di Blizzard.

Mike Morhaime
Mike Morhaime / Sumber gambar: Games Industry

Berdasarkan laporan Washington Post yang sempat mewawancarai Mike Morhaime secara langsung, Moonshot Games bakal berfokus pada proyek yang berskala lebih besar, sedangkan Secret Door akan mengeksplorasi “konsep yang lebih intim” – apakah game mobile? Meski sejauh ini belum ada judul game spesifik yang sedang dikerjakan oleh kedua studio tersebut, kemungkinan besar game pertama yang bakal dipublikasikan oleh Dreamhaven adalah game multiplayer.

Kalau melihat riwayat sukses Blizzard dengan kategori game multiplayer, semestinya prediksi ini tidak akan terdengar terlalu mengejutkan. Lebih lanjut, game multiplayer tentu juga berpotensi mempunyai ekosistem esports sendiri, dan saya tidak heran apabila esports bakal menjadi salah satu area yang diincar oleh Dreamhaven, terutama kalau mempertimbangkan jabatan lama istri Mike, Amy Morhaime, selaku pimpinan divisi esports Blizzard.

Seperti yang kita tahu, esports merupakan lahan uang, dan menciptakan setidaknya satu game dengan ekosistem esports yang sukses bakal berdampak positif terhadap kondisi finansial jangka panjang Dreamhaven. Harapannya tentu saja adalah supaya mereka tetap bisa berkarya sesuai dengan idealisme mereka, dan kali ini tanpa terhambat perkara uang seperti yang terjadi pada Blizzard lebih dari dua dekade silam.

Moonshot Games

Kontrol, itulah kata kunci yang ingin saya asosiasikan dengan Dreamhaven. Kalau Blizzard dulu sudah bisa menciptakan deretan game yang berkualitas di bawah kendali korporasi – yang tentu saja lebih terpaku pada aspek bisnis ketimbang idealisme – sekarang bayangkan bagaimana jadinya kalau orang-orang yang sama di balik gamegame luar biasa tersebut bisa bekerja tanpa ada pihak yang terlalu membatasi gerak-gerik mereka.

Kapan Dreamhaven bakal merilis game pertamanya memang masih tanda tanya besar. Kedua studio di bawahnya masih aktif merekrut staf tambahan, dan Mike Morhaime sendiri memang dikenal selalu mengarahkan timnya agar tidak terburu-buru dalam mengerjakan suatu game.

Tidak semua orang bisa mendirikan suatu perusahaan baru yang bergerak di bidang publikasi video game dan punya dua studio internal sekaligus. Fakta bahwa para veteran Blizzard kini berkumpul menjadi satu untuk menggarap game dengan modal mereka sendiri menurut saya sudah cukup dijadikan alasan untuk menanti karya besutan Dreamhaven.

Secret Door

Sentimen negatif terhadap developer game yang berada di bawah kendali perusahaan raksasa belakangan memang kembali mencuat setelah Microsoft mengakuisisi ZeniMax Media beserta seluruh anak perusahaannya. Dreamhaven yang menempuh jalur independen mungkin bakal semakin memperkuat sentimen tersebut, meski saya yakin Mike Morhaime dkk tidak punya maksud sama sekali soal itu.

Lucunya, berdasarkan pengakuan Mike Morhaime sendiri, Blizzard dulu sempat hampir diakuisisi oleh Microsoft di antara tahun 2003 – 2004, persisnya ketika Blizzard masih mengerjakan World of Warcraft. Ketika itu, status Blizzard masih merupakan anak perusahaan Vivendi Games, dan Vivendi bermaksud untuk menjual Blizzard senilai $700 juta. Microsoft mengurungkan niatnya karena angka tersebut dinilai terlalu mahal, dan saya yakin Microsoft sekarang pasti sangat menyesal.

Sumber: Washington Post dan Dreamhaven.

Perusahaan Game Apakah yang Paling Diminati Sebagai Tempat Berkarier?

Sebagai salah satu wilayah bisnis hiburan terpopuler, bekerja di perusahaan game ternama adalah impian banyak orang, apalagi bagi kita yang gemar menghabiskan waktu menikmati berbagai karya digital interaktif tersebut. Ada sebuah pertanyaan untuk Anda: jika boleh memilih, kira-kira perusahaan game apa yang akan Anda pilih sebagai tempat kerja terbaik? Continue reading Perusahaan Game Apakah yang Paling Diminati Sebagai Tempat Berkarier?