Tag Archives: pesan instan

Meninjau Peran Krusial Platform Aplikasi Pesan Instan Dalam Menghubungkan Bisnis ke Pelanggan

Meninjau Peran Krusial Platform Aplikasi Pesan Instan Dalam Menghubungkan Bisnis ke Pelanggan

Menghubungkan bisnis dengan pelanggan kerap menjadi tantangan. Tak hanya berlaku bagi pebisnis konvensional, para pelaku bisnis digital juga menganggap hal ini menjadi salah satu ihwal yang tak bisa dipandang sebelah mata. Untunglah teknologi pesan instan (instant messenger) mampu menghadirkan solusi yang maksimal, meski dengan upaya yang minimal.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, dalam statistik e-commerce 2020 menunjukkan, mayoritas sebesar 90,5% pelaku e-commerce memanfaatkan aplikasi pesan instan sebagai alternatif media penjualan, pemasaran, sekaligus layanan pra hingga purna jual. Dikatakan pula bahwa, adopsi media aplikasi pesan instan dalam menghubungkan bisnis ke pelanggan terpantau sangat signifikan di seluruh wilayah di Indonesia, dengan perbandingan persentase terendah sebesar 68% di wilayah Sulawesi Utara, dan persentase tertinggi diraih provinsi Kep. Bangka Belitung yang mencapai 98% dalam memanfaatkan platform pesan instan sebagai kendaraan komunikasi bisnis.

Salah satu aplikasi pesan instan yang populer digunakan untuk kegiatan bisnis ini adalah WhatsApp, di mana aplikasi ini dapat dikelola melalui perangkat mobile atau pun desktop. Melalui kanal tersebut, pebisnis dapat dengan mudah berkomunikasi dengan konsumen serta mengirim materi pemasaran seperti gambar, video, maupun foto produk kepada pelanggan secara real-time.

Di tengah situasi pandemi seperti saat ini transaksi tatap muka konvensional dibatasi oleh pembatasan interaksi sosial. Namun, hal tersebut tidak menurunkan tingkat kebutuhan para konsumen. Di sinilah Whatsapp berperan sebagai solusi bagi pebisnis. Selain menjadi solusi untuk tetap bertransaksi dengan konsumen di tengah ketidakpastian ekonomi, WhatsApp juga memberikan kesempatan bagi pebisnis untuk mengekspansi target konsumennya, mengingat basis penggunanya yang sudah sangat besar di Indonesia.

Hal ini divalidasi oleh CEO Qiscus, Delta Purna Widyangga, yang mengatakan, “pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari setahun, menjadikan kebiasaan berkomunikasi melalui medium chat seperti WhatsApp tidak lagi hanya menjadi aktivitas pendukung. Melainkan aktivitas yang selalu dilakukan dalam berbagai interaksi sosial, termasuk dalam konteks masyarakat sebagai konsumen. Dari sisi bisnis selain memberikan alternatif untuk survive di tengah situasi yang serba tidak pasti, penggunaan aplikasi yang dipakai oleh mayoritas orang seperti WhatsApp akan membantu menjangkau konsumen yang lebih luas.”

Awalnya WhatsApp memang digunakan untuk kebutuhan personal yang mengakomodir komunikasi sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan bisnis akan fasilitas WhatsApp, aplikasi perpesanan ini kemudian mengembangkan service-nya dengan menambahkan wadah khusus bagi para pebisnis, yaitu melalui aplikasi WhatsApp Business.

Platform WhatsApp Business diperuntukan bagi bisnis skala kecil, dimana aplikasi ini akan memudahkan mereka dalam berkomunikasi dengan konsumen yang jumlahnya masih cenderung kecil. Aplikasi WhatsApp Business dilengkapi fitur katalog, keranjang, pesan otomatis, quick reply atau mode balas cepat. Fitur dalam WhatsApp Business tersebut dimungkinkan menjadi alasan mengapa platform ini banyak diadopsi bisnis skala kecil.

Untuk bisnis skala menengah dan besar, WhatsApp menghadirkan solusi yang lebih advance yaitu WhatsApp Business API. Jika WhatsApp Business hanya bisa diakses lewat satu atau maksimal dua devices yang harus saling terkoneksi, WhatsApp Business API memungkinkan bisnis mengakses satu akun WhatsApp melalui puluhan devices dalam waktu yang bersamaan. Artinya, apabila pebisnis ingin menambah agen Customer Service (CS), bisnis tidak perlu membeli kartu perdana lagi untuk membuat akun WhatsApp baru.

Selain menghilangkan limitasi akses akun, mengadopsi WhatsApp Business API juga memberikan berbagai kelebihan yang menguntungkan bisnis, seperti memungkinkan integrasikan akun WhatsApp dengan aplikasi perpesanan atau sistem lainnya (seperti chatbot, CRM, dan sebagainya) ke dalam satu dashboard; fitur broadcast message dengan penerima yang mencapai seratus ribu penerima; serta kesempatan untuk mendapatkan status akun terverifikasi yang ditandai dengan centang berwarna hijau.

Berbeda dengan aplikasi WhatsApp Business biasa yang dapat di-download secara langsung, WhatsApp Business API tidak berbentuk aplikasi yang bisa langsung digunakan oleh user dan hanya bisa didapatkan melalui pihak yang bekerja sama secara resmi dengan WhatsApp, atau disebut juga sebagai WhatsApp Business Solution Provider (BSP). Selain untuk mendapatkan akun yang resmi dan legal, WhatsApp BSP juga membantu menyediakan dashboard untuk user interface dari WhatsApp Business API.

Di Indonesia, Qiscus merupakan salah satu WhatsApp BSP yang menyediakan WhatsApp Business API. Dalam lamannya, Qiscus menyediakan layanan WhatsApp Business API yang diintegrasikan dengan dashboard Multichannel Chat-nya.

Dashboard Multichnnel Chat Qiscus

Apabila mengakses WhatsApp Business API melalui dashboard Multichannel Chat Qiscus, maka bisnis akan mendapatkan fitur tambahan. Beberapa diantaranya adalah alokasi tugas untuk agen CS, pemantauan performa agen CS, analytics, dashboard yang dapat diakses melalui mobile apps, dan lain sebagainya.

Singkatnya, integrasi WhatsApp Business API dan Multichannel Chat ini akan membuka berbagai limitasi dari penggunaan aplikasi WhatsApp versi reguler yang kurang begitu optimal dalam memenuhi keinginan pelanggan di berbagai volume. Lebih lanjut mengadopsi perangkat ini dapat membantu memaksimalkan Customer Experience (CX) sebuah bisnis ketika berinteraksi dengan konsumen secara daring.

Bagi bisnis yang ingin berinteraksi dengan pelanggan melalui WhatsApp Business API dan Multichannel Chat Qiscus, saat ini adalah waktu yang tepat. Dapatkan Free Trial selama 90 hari untuk keduanya dari Qiscus, yang berlaku hingga 15 Juni 2021. Kunjungi tautan ini untuk informasi selengkapnya, atau hubungi Qiscus langsung di sini.

Kiwari Chat mengklaim sebagai layanan pesan instan yang lebih aman dan ringan, memanfaatkan SDK Qiscus

Aplikasi Pesan Instan Lokal Kiwari Chat Unggulkan Faktor Keamanan

Meski sudah banyak aplikasi chat yang populer di IndonesiaKiwari tetap optimis menghadirkan Kiwari Chat. Sebuah aplikasi pesan instan atau chat yang menyasar masyarakat Indonesia dengan mengedepankan faktor keamanan.

Kiwari Chat beroperasi mulai Maret 2018 dengan dukungan Telkom Indonesia. CEO Kiwari Reza Akhmad Gandara kepada DailySocial menjelaskan bahwa mereka mendesain Kiwari Chat berdasarkan kebutuhan masyarakat, lengkap dengan konten-konten yang dapat diterima.

“Salah satu strategi kami membuat Official Account resmi Kiwari agar dapat lebih dekat dengan masyarakat Indonesia. Pastinya fungsi dan fitur dari Kiwari Chat harus tidak kalah dengan apa yang sudah ada di WhatsApp, Line, Telegram, dan Aplikasi chat lainnya yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia,” terang Reza.

Beberapa faktor yang coba diunggulkan Kiwari adalah kemampuan diakses dari banyak platform dan faktor keamanan yang terjamin karena seluruh percakapan yang disimpan di server Indonesia. Mereka berharap agar para pengguna bisa lebih merasa aman dan nyaman ketika melakukan komunikasi. Kiwari juga menjanjikan akan menghadirkan fitur end-to-end enkripsi untuk membuat pengguna lebih yakin dengan keamanan mereka.

“Karena server kita disimpan di Indonesia, otomatis untuk masalah kecepatan kita akan lebih cepat dibanding aplikasi yang tersimpan di server luar Indonesia. Simple, Secure, and Fast merupakan salah satu misi kami dalam membangun Kiwari Chat,” imbuh Reza.

Memanfaatkan SDK Qiscus

Sejauh ini sebagai sebuah aplikasi chat Kiwari didukung oleh teknologi Qiscus, sebuah perusahaan teknologi yang selama ini terkenal sebagai penyedia Real-Time Communication (RTC). Untuk mempercepat pengembangan produknya Kiwari memanfaatkan Chat Software Development Kit milik Qiscus.

CEO Qiscus Delta Purna Widyangga menyebutkan, dukungannya dilatarbelakangi ketertarikan terhadap visi dan misi yang dimiliki tim Kiwari. Ia berharap ke depannya Kiwari dan juga perusahaan lokal penyedia aplikasi chat di Indonesia bisa terus berkembang dan memenuhi pasar di Indonesia dengan dukungan dari semua pihak, salah satunya dengan aktif menjadi pengguna aplikasi lokal.

“Tentunya masih menjadi tugas bagi setiap bisnis untuk melakukan improvisasi, khususnya pada aspek keamanan, skalabilitas, maupun reliabilitas dari aplikasi chat itu sendiri,” imbuh Delta.

Bertahan dulu, bersaing kemudian

Sebagai aplikasi baru diluncurkan, fokus Kiwari Chat tak hanya soal bersaing dengan WhatsApp, Line, Telegram. Mereka harus mampu membuktikan diri bisa bertahan dengan segala dinamika yang ada di pasar Indonesia. Pasalnya meski mulai banyak bermunculan aplikasi chat lokal Indonesia juga baru saja ditinggal aplikasi BBM, pemain lama yang akhirnya memutuskan untuk menyudahi kiprahnya di Indonesia.

Reza menceritakan, tahun ini Kiwari akan fokus pada pengembangan aplikasi sambil mengenalkan layanan-layanan apa saja yang terdapat pada ekosistem Kiwari Chat. Karena selain percakapan pribadi dan group mereka juga memiliki official account yang menawarkan sejumlah keuntungan.

“Sebagai contoh bagi yang mau curhat atau bercerita tentang asmara, persahabatan, akademik dan lainnya bisa menghubungi Official Account Mba Kiki. Contoh lainnya dalam mendukung aktivitas traveling kami bekerja sama dengan startup Koperansel untuk masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan potongan harga secara personal dari setiap situs perjalanan,” tutup Reza.

Application Information Will Show Up Here

 

Go-Jek Hadirkan Fitur “In App Chat”

Go-Jek merilis fitur “in app chat” untuk memudahkan komunikasi antara pengguna dengan mitra pengemudi. Langkah Go-Jek ini bisa dikatakan sedikit terlambat, dibandingkan pemain sejenis lainnya seperti Grab dan Uber yang sudah lebih dahulu menghadirkan fitur tersebut.

Tampilan in app chat dari Go-Jek
Tampilan in app chat dari Go-Jek

Fitur ini dihadirkan secara bergulir untuk pengguna Go-Jek setelah memperbarui aplikasi Go-Jek ke versi terbaru. Dengan in app chat, pengguna tidak perlu menggunakan keluar dari aplikasi utama untuk mengirim SMS atau telepon saat ingin berkomunikasi dengan pengemudi.

[Baca juga: GO-JEK Konfirmasi Akuisisi Terhadap Midtrans, Kartuku, dan Mapan]

Sejauh ini, Go-Jek belum mengumumkan secara resmi terkait fitur terbarunya ini. Akan tetapi, bisa dikatakan in app chat adalah fitur yang ditunggu pengguna Go-Jek. Sebab salah satu masalah yang dikeluhkan pengguna Go-Jek adalah pulsa yang terus berkurang saat harus berkomunikasi berkali-kali dengan mitra pengemudi.

Di samping itu, in app chat dapat menjadi senjata Go-Jek untuk memperkuat layanannya ke seluruh pengguna loyal dan menarik pengguna baru. Sejauh ini Go-Jek telah melayani 15 juta pengguna aktif mingguan dengan 900 ribu pengemudi di seluruh Indonesia, lebih dari 125 ribu merchant, dan lebih 100 juta transaksi yang diproses dalam platform setiap bulannya.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Pesan Instan Cakapp Hubungkan Pengguna dengan Para Ahli

Di era digital sekarang semua orang yang menggenggam smartphone pasti sudah akrab menggunakan layanan pesan instan. Baik itu digunakan untuk kerja, bisnis, atau hanya saling bertukar informasi dengan kolega atau keluarga. Penyedia layanan pesan instan ini terbilang cukup banyak, bahkan sudah mendunia sebut saja Whatsapp, Telegram, LINE, BBM, dan Facebook Messenger. Belum lagi layanan chatbot. Pada intinya layanan pesan instan sudah cukup komplit. Meski demikian pengembang di PT RuangKerja berusaha berinovasi dengan menghadirkan konsep layanan pesan instan khusus untuk konsultasi dengan para ahli di bidangnya, Cakapp.

Cakapp berusaha menjadi platform untuk menghubungkan penggunanya dengan para ahli di bidangnya. Disampaikan pendiri Cakapp, Ditto Anindita, Cakapp hadir untuk membantu penggunanya dalam mengatasi berbagai persoalan. Menurut Ditto selama ini seseorang akan merasa puas jika pertanyaan, keluhan, atau konsultasinya langsung dilakukan dengan para ahli. Di sinilah Cakapp mencoba berperan sebagai media penghubung.

“Kita selalu menemui permasalahan baru, dan masalah baru ini mungkin tidak bisa dijawab oleh orang – orang di sekitar kita. Kalaupun ada, untuk masalah yang agak berat, biasanya kita baru merasa puas bila kita telah berbicara dengan orang yang ahli di bidang tersebut. Di aplikasi Cakapp, sudah tersedia daftar kontak para ahli sesuai bidangnya. Sehingga kita tidak usah membuang waktu banyak hanya untuk menemukan solusi atas masalah yang kita hadapi,” terang Ditto.

Menghadirkan para ahli di layanannya tentu bukan perkara mudah. Seorang ahli harus ditunjukkan dengan kemampuan atau pengalaman di bidangnya sehingga kompetensinya bisa berguna dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dikonsultasikan. Termasuk menjaga kualitas solusi yang diberikan.

Untuk mengantisipasi hal ini tim Cakapp menyiasatinya dengan melakukan verifikasi untuk ahli. Untuk ahli di bidang yang profesional seperti bidan atau dokter, tim Cakapp melakukan verifikasi manual untuk memastikan yang bersangkutan memiliki profesi dan perizinan sesuai bidang tersebut. Sementara untuk bidang yang lebih umum seperti teknologi, bisnis, penyembuhan holistik, atau lifestyle pihak Cakapp akan melakukan pengecekan latar belakang pekerjaan, keterarikan dan pengalaman orang tersebut.

Ditto juga menjelaskan bahwa tidak ada kriteria khusus untuk menjadi ahli di sistem Cakapp, hanya saja proses verifikasi harus dipenuhi. Cakapp nantinya juga disebutkan akan menerapkan system feedback dan rating untuk mengetahui ahli mana yang memang benar – benar bagus di bidangnya.

“Untuk ahli yang bidangnya profesional seperti bidan dan dokter, jawaban mereka pasti terikat dengan kode etik profesi mereka. Dan untuk diagnosa detil dan penanganan lanjutan memang harus dilakukan di tempat praktek mereka. Sehingga permasalahan diselesaikan secara profesional. Untuk bidang yang lebih umum, jawaban mereka akan berpengaruh pada tingkat rating dan feedback dari pengguna lain. Pengguna tidak harus setuju dengan hasil konsultasi satu ahli saja, namun mereka bisa mendapatkan second opinion dari ahli manapun yang bidangnya sama. Lebih gampang dan cepat dibandingkan bila  mencari second opinion dengan cara tradisional,” papar Ditto.

Sebenarnya apa yang coba diusung Cakapp bukan sesuatu yang baru. Hanya saja Cakapp lebih mengakomodir keseluruhan bidang atau profesi. Tidak seperti bisnis yang sudah ada yang memposisikan diri sebagai marketplace untuk ahli di bidang-bidang tertentu seperti guru, arsitek atau tukang bangunan, dokter, montir, dan lain sebagainya. Namun sejauh ini sistem Cakapp baru sebatas konsultasi. Menjadi sebuah tantangan serius bagi Cakapp untuk bisa mengembangkan bisnisnya menghadapi layanan lain yang lebih khusus di satu bidang.

Salah satu keuntungan yang coba ditawarkan tim Cakapp bagi setiap ahli yang tergabung dalam sistemnya adalah keuntungan promosi dan konsultasi berbayar. Melalui Cakapp mereka bisa mempromosikan produk, jasa, atau brand mereka, selain itu mereka bisa juga menerapkan konsultasi berbayar jika ingin berkonsultasi lebih lanjut.

Dalam strateginya menggaet lebih banyak pengguna Cakapp memanfaatkan referensi dari pengguna Cakapp sendiri yang disebutkan sudah mencapai 1500 pengguna. Selain itu tim Cakapp juga masih berusaha memperbanyak daftar ahli sehingga semakin banyak variasi aspek atau bidang yang bisa dikonsultasikan.

Saat ini total sudah ada empat varian aplikasi Cakapp yang bisa dijumpai di Google Play, yang pertama adalah aplikasi Cakapp dengan BidanKita (bidan), Action Coach (bisnis), Berjalan Sehat (penyembuhan holistik), dan Cakapp (umum). Tahun ini dari penuturan Ditto pihaknya masih terus berfokus untuk peningkatan pengguna dan kualitas layanannya. Salah satu yang tengah diusahakan adalah fitur video call.

Application Information Will Show Up Here

Nielsen: BlackBerry Messenger Masih Jadi Aplikasi Messaging Paling Favorit di Indonesia

Di tengah gempuran platform iOS dan Android yang kian agresif di pasar smartphone akhir-akhir ini, BlackBerry rupanya masih memiliki tempat istimewa di tengah-tengah pengguna smartphone di Indonesia. Menurut survei yang belum lama ini dirilis oleh lembaga survei Nielsen, aplikasi pesan instan (instant messaging) andalan BlackBerry Messenger (BBM) masih menjadi yang paling diminati oleh sebagian besar pengguna di Indonesia.

Continue reading Nielsen: BlackBerry Messenger Masih Jadi Aplikasi Messaging Paling Favorit di Indonesia