Tag Archives: picmix

Belajar dari pengalaman Kevin Mintaraga, Calvin Kizana, dan Johnny Widodo tentang dinamika bekerja di startup. Dari pucuk pimpinan dan kembali jadi pegawai

Dinamika Pendiri dan Pimpinan Startup: dari CEO jadi Pegawai

Banyak alasan ketika para pendiri startup akhirnya memutuskan bergabung dengan startup atau perusahaan teknologi yang sudah memiliki nama besar. Mulai dari proses merger dan akuisisi atau kesempatan berbeda yang bisa dieksplorasi.

Kami ingin memahami lebih lanjut bagaimana proses mereka beradaptasi kembali ke situasi yang berbeda. DailySocial mewawancarai Calvin Kizana (Pendiri Picmix dan kini menjadi COO dan Head of Platform GoPlay), Kevin Mintaraga (Pendiri Bridestory dan kini menjabat VP Tokopedia pasca akuisisi), dan Johnny Widodo (CEO BeliMobilGue dan kini menjadi CEO OLX Autos pasca akuisisi).

Proses adaptasi

Kevin Mintaraga memiliki track record bagus ketika menjadi pendiri perusahaan. Setidaknya dia sudah merasakan dua kali perusahaannya diakuisisi oleh entitas yang lebih besar.

Tentang bagaimana proses adaptasi setelah meninggalkan posisi sebagai CEO, Kevin menyebutkan penyesuaian yang paling penting dilakukan adalah mengubah perspektif mengikuti budaya perusahaan baru. Ia percaya visi dan misi perusahaan akan menjadi kompas tersendiri dalam berkarya.

“Selain itu, dibutuhkan kecepatan dalam mengadopsi teknologi, kemampuan membaca kebutuhan pasar dan perubahannya yang sangat dinamis di era digital saat ini, dan pikiran untuk terus maju dan terbuka terhadap ide-ide baru demi menciptakan inovasi terbaik — yang bisa mempermudah kehidupan masyarakat Indonesia,” kata Kevin.

Proses adaptasi yang seamless dan selaras juga dilakukan Calvin Kizana saat resmi bergabung dengan Gojek Group. Ketika bergabung di perusahaan baru, ia merasa ada visi dan misi yang sama dan semangat untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik lagi. Kontribusinya diharapkan dapat mendorong percepatan inovasi teknologi untuk menjawab kebutuhan pasar dan berkolaborasi secara optimal untuk mengembangkan produk bersama tim yang lebih besar.

“Salah satu nilai penting yang saya pelajari selama di Gojek adalah visi perusahaan yang mengutamakan ‘it’s not about you’ yang menjadi prinsip dasar dalam melakukan kolaborasi serta adaptasi ke dalam lingkungan baru. Pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan sepihak dan juga harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan pertimbangan yang melibatkan berbagai stakeholders,” kata Calvin.

Kunci utama saat melakukan penyesuaian di tempat kerja dan posisi baru, menurut Calvin, adalah cepat mempelajari struktur yang ada, belajar menyeimbangkan ego, dan memahami bagaimana berkolaborasi optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

Leadership sebagai startup founder juga sangat berperan dalam mendelegasikan pekerjaan dan mendorong kinerja tim lebih maksimal demi mencapai tujuan perusahaan,” kata Calvin.

Menurut Johnny Widodo, pendiri startup biasanya adalah seseorang yang penuh dengan drive dan passion. Ketika mulai menjadi bagian dari keluarga besar dari perusahaan yang baru, banyak hal yang mulai harus diperhatikan.

“Jadi para pendiri startup ini harus bisa beradaptasi dengan managing stakeholders vs shareholders. Lebih bisa bersabar untuk menunggu proses yang mungkin lebih birokratis dan juga belajar untuk memiliki bos/manajer,” kata Johnny.

Secara etika, pada umumnya semua kekayaan intelektual (IP) dan teknologi yang dikembangkan di startup sebelumnya tidak boleh dibawa ke startup yang baru, terutama apabila kedua startup bergerak di dalam vertikal yang sama dan jika startup tempat si pegawai bekerja sebelumnya masih sepenuhnya beroperasi. Hal ini dapat menimbulkan conflict of interest.

Biasanya para pegawai startup harus bersama-sama menyepakati NDA. Jika telah memiliki investor, hal serupa juga berlaku bagi startup founder dengan investor di startup tersebut.

“Apabila startup yang didirikan ternyata mengalami gagal dan founder startup kemudian bekerja di startup/perusahaan lainnya, kita harus perhatikan arrangement yang telah disepakati antara founder dengan investor yang tertuang dalam shareholders agreement. Intinya, pada saat pindah startup, baik pegawai maupun startup founder harus menghargai kekayaan intelektual (IP) dan pengetahuan yang diperoleh dari startup sebelumnya — dengan mengacu kepada kesepakatan yang tertuang dalam agreement antara si pegawai/founder dengan startup sebelumnya,” kata Calvin.

Hal senada diungkapkan Johnny. Banyak hal yang bersifat rahasia yang diketahui pendiri startup tersebut. Eetika bisnis yang tinggi harus diterapkan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

“Setiap perusahaan pasti memiliki NDA tersendiri untuk menjamin profesionalitas para pekerjanya, tidak terkecuali Tokopedia. Hal ini tentu harus dipatuhi setiap Nakama demi menjaga kelangsungan bisnis yang sehat,” kata Kevin.

Fenomena perpindahan pegawai

Saat ini perpindahan pegawai startup, dari satu tempat ke tempat lainnya sudah menjadi fenomena yang sering ditemui. Setiap individu memiliki tujuan masing-masing, termasuk dalam berkarier.

Mengingat membangun karier cenderung menghabiskan sebagian besar waktu seseorang, hal yang menjadi sangat penting adalah mencari perusahaan yang memang sejalan dengan tujuan hidup. Seiring berjalannya waktu, tujuan bisa saja berubah. Hal ini, menurut Kevin, dapat menjadi salah satu faktor kenapa seseorang berpindah perusahaan.

“Tujuan hidup saya saat ini sejalan dengan Tokopedia yang konsisten mendorong pemerataan ekonomi Indonesia melalui pemanfaatan teknologi bahkan di tengah pandemi. Maka saya bersama tim terus menghadirkan berbagai inisiatif yang dapat mengakselerasi terwujudnya misi besar tersebut,” kata Kevin.

Sementara, menurut Calvin, peran serta perusahaan dalam menghasilkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat juga menjadi aspek pertimbangan karyawan untuk berkarya di perusahaan tersebut.

“Umumnya karyawan akan terus bertahan di sebuah perusahaan yang memberinya tantangan, kesempatan untuk belajar, dan semangat untuk terus berkembang. Di samping itu, talenta-talenta profesional saat ini sudah tidak hanya berorientasi pada benefit, namun juga pada bagaimana karyawan dapat berperan dan berkontribusi secara signifikan untuk kemajuan perusahaan dan masyarakat,” kata Calvin.

PlayDay Live Strategy Targeting User Growth with Various Content

After a year operation, the video streaming platform PlayDay Live has five interactive and one recorded programs. The company plans to add more program, a live auction in 2019.

PlayDay Live’s Founder and CEO, Calvin Kizana said, their team is still focusing on user growth. Therefore, a startup under PT Inovidea Magna Global presents various content to increase viewers and new users.

First established, PlayDay Live aired one program, a Trivia or known as interactive quiz. It was chosen as pilot because it’s simple and concise for Indonesians

In addition, there are four other interactive programs, Kompakan (polling), Wagelaseh (fun fact), ShopDay (home shopping), and Kongkow (talk show). Those five are live programs, with a presenter who interacts with concurrent users.

Moreover, PlayDay Live is currently released recorded and interactive films. In this program, the user has given options and decided on how it ends.

“This year we recreate the app because the old version only displayed Trivia quiz, while now we have two new content, interactive film and live auction to be released,” he said on an interview with DailySocial.

“Our business model is still focusing on new user acquisition. However, there are some ads. Target [new user] per program is as much as possible. It must be two to three times up from our average viewers,” he added.

In addition, PT Inovidea Magna Global is also the developer of PicMix photo sharing app. The app had its time with “Blackberry era”, it was then the company acquires dozens of users without any promotion.

Due to the struggle to monetize PicMix, they later developed PlayDay Live with concern to be its leading business in the future. PlayDay Live is available in the app version (Android and iOS) and to be followed in the mobile web version.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
PlayDay Live

Strategi PlayDay Live Incar Pertumbuhan Pengguna dengan Konten Variatif

Setelah satu tahun mengudara, platform video streaming interaktif PlayDay Live telah memiliki lima program interaktif dan satu program recorded. Perusahaan juga berencana menambah satu program lagi, yakni live auction di tahun 2019.

Founder dan CEO PlayDay Live Calvin Kizana mengungkapkan, pihaknya masih fokus terhadap penambahan jumlah pengguna. Maka itu, startup yang bernaung di bawah PT Inovidea Magna Global ini menghadirkan konten lebih beragam untuk meningkatkan jumlah viewer dan pengguna baru.

Saat awal berdiri, PlayDay Live menayangkan satu program, yakni Trivia atau kuis interaktif. Program kuis tersebut dipilih sebagai pilot karena dinilai mudah dipahami oleh masyarakat Indonesia.

Selain Trivia, kini PlayDay Live menayangkan empat program interaktif lain, yaitu Kompakan (jajak pendapat), Wagelaseh (tayangan fun fact), ShopDay (home shopping), dan Kongkow (talkshow). Kelima program ini ditayangkan live, dengan presenter yang berinteraksi dengan concurrent user.

Di samping itu, PlayDay Live juga baru merilis tayangan film dengan format recorded dan interaktif. Pada program ini pengguna diberikan pilihan dan dapat menentukan akhir dari film.

“Tahun ini kami rombak aplikasi karena versi lama hanya [ada] kuis Trivia, sedangkan saat ini kita ada dua konten baru, yakni film interaktif dan live auction yang akan segera dirilis,” tuturnya saat dihubungi DailySocial.

“Model bisnis kami masih sama, monetisasinya seperti televisi, yakni iklan dan sponsor. PlayDay Live juga punya In-App-Purchase untuk beli extra life, shout box, eraser, yang dapat digunakan untuk mengikuti program Trivia,” ungkapnya.

Sejak berdiri pada Juni 2018, kini PlayDay Live telah mengantongi 500 ribu pengguna dengan 700 lebih live show telah disiarkan. Total penonton concurrent saat ini berkisar 12.000-20.000an pada setiap show per program.

“Saat ini kami masih fokus untuk akuisisi pengguna baru. Jadi terkadang ada selipan iklan. Target [pengguna baru] per program mau sebanyak-banyaknya. Yang pasti dua hingga tiga kali lipat dari rata-rata viewer kita,” tambah Calvin.

Sekadar informasi, PT Inovidea Magna Global juga merupakan pengembang aplikasi jejaring berbagi foto PicMix. Aplikasi ini sempat berjaya di Indonesia “di era BlackBerry”, saat itu perusahaan dapat mengantongi ribuan pengguna tanpa mengeluarkan biaya untuk promosi.

Karena sulit memonetisasi PicMix, perusahaan akhirnya mengembangkan platform PlayDay Live yang diyakini dapat menjadi bisnis andalan di masa depan. Adapun PlayDay Live hadir dalam bentuk aplikasi (Android dan iOS) dan akan hadir dalam versi mobile web.

Application Information Will Show Up Here
PlayDay Live adalah platform live video untuk pengalaman game interaktif

PlayDay Live Siap Ramaikan Pasar Layanan Game Interaktif

PicMix, aplikasi jejaring berbagi foto besutan PT Inovidea Magna Global, sempat berjaya di Indonesia. Perusahaan dapat mengantongi ribuan pengguna tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk promosi. Namun, PicMix sulit dimonetisasi karena retensi pelanggannya rendah.

Tak ingin berlama-lama dalam situasi ini, Inovedia menyiapkan platform baru bernama PlayDay Live yang diyakini menjadi bisnis andalan di masa depan. PlayDay Live merupakan platform live video dan interaktif dalam bentuk aplikasi (Android dan iOS) dan akan hadir dalam versi mobile web.

Sebagai pilot project, PlayDay Live akan menayangkan konten kuis trivia. Selain sedang booming, konten semacam ini dinilai mudah dipahami masyarakat Indonesia. Founder dan CEO PlayDay Live Calvin Kizana mengungkapkan pihaknya saat ini telah bekerja sama dengan Yamaha.

“Untuk konten trivia, kami akan kick off dengan Yamaha di mana menyasar komunitas rider yang kini ada 8 juta. Ini awal yang bagus bagi kami untuk mengakuisisi pengguna secara organik tanpa harus mengeluarkan budget [untuk promosi],” ujar Calvin dalam wawancaranya dengan DailySocial.

Menurut Calvin, PlayDay Live memiliki keunggulan dibanding layanan serupa karena platform ini menampilkan konten secara live dan bukan pre-recorded. Adapun tayangannya disiarkan dari studio milik Inovidea.

Sejak awal PlayDay Live dirancang sebagai stasiun TV mobile yang tayang 24 jam. Slotnya dapat diisi dengan berbagai macam konten sehingga PlayDay Live memiliki kontrol penuh terhadap program yang disiarkan.

Ke depannya, siapapun, baik perorangan maupun perusahaan, dapat menayangkan berbagai macam konten sesuai dengan segmen pasar. Misalnya, tayangan interaktif untuk kelas memasak, tutorial kecantikan, edukasi, hingga talent show.

“Karena ini tidak ada yang pre-recorded, kami set up studio dan ada prompter. Ada host-nya juga, tetapi kami casting terlebih dahulu. Semua ditayangkan di studio kami untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.

Monetisasi bisnis layanan ini disebut lebih mudah dan jelas dibandingkan PicMix. Tak heran jika pelan-pelan fokus perusahaan akan beralih dari PicMix ke PlayDay Live.

Saat ini, perusahaan mengandalkan iklan dan sponsor sebagai model bisnisnya. Sesuai posisinya sebagai stasiun TV mobile, PlayDay Live juga memiliki rate card sendiri.

“Pendapatan dari stream jelas dan feasible, makanya kami punya rate card standar. Meski pilihan channel dan view-nya tidak sampai jutaan, kami bisa kontrol konten. Memang, ada challenge untuk meyakinkan brand-brand [untuk pakai platform ini],” jelas Calvin.

Ke depannya, PlayDay Live akan bisa mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan konten, mulai dari home shopping, edukasi, hingga kecantikan untuk mendorong pertumbuhannya lebih luas. Dengan begitu, perusahaan lebih mudah untuk mendapar sponsor dan memonetisasinya.

I’m not gonna pay them karena sudah saya kasih slot dan bandwith. Mereka tinggal mencari viewer-nya, nanti kan dapat sponsor, iklan. Konsepnya sama seperti TV, semakin banyak eyeballs, iklan akan masuk. Kita tinggal bagi hasil.”

Konten video terdesentralisasi

Inovidea juga akan memanfaatkan teknologi blockchain pada penyimpanan konten-konten video yang tayang di PlayDay Live. Rencanannya, perusahaan akan membuat sistem terdesentralisasi sehingga konten-kontennya tak hanya tersimpan di satu server saja.

“Saat ini semua video [tersimpan] di server kita semua, yang mana [memakan] biaya. Tim IT kami yang sudah masuk ke dunia blockchain, sudah mulai mempelajari [untuk buat sistem] terdesentralisasi pada konten karena itu akan mengurangi biaya,” papar Calvin.

Jika direstui para investor, Inovidea juga akan menggelar Initial Coin Offerings (ICO) di mana tokennya akan dimanfaatkan sebagai insentif bagi pihak yang terlibat pada distribusi konten.

“Kalau orang mau bantu host konten kami, mereka bisa dapat insentif dalam bentuk token. Sebetulnya storage, bandwith, dan machine itu diinsentif. Jadi seperti mining. Di situ lah nanti token economy akan mukai berkembang,” tambahnya.

Application Information Will Show Up Here

PicMix and e-mas’ Strategy In Synergizing Users

PicMix announces partnership with app developer e-mas, a sister company of jewelry e-commerce Orori, to hold a gamification promotion program in its app. It is called “Main PicMix Dapat Emas”, all PicMix users can participate.

This program allows PicMix users to get free gold through referral menu for e-mas app in PicMix. Users will need to sign up to e-mas, successful registration will be given 0,1 gram free gold. Besides signing up, users can get additional 0,1 gold by installing e-mas frame in PicMix.

The program is held for each party to present symbiosis mutualism. For PicMix, they want to offer more benefits to the loyals. E-mas on the other side, wants to invite new users from PicMix app. PicMix users has reached more than 30 millions worldwide and nearly 10 millions are Indonesians.

“We always try to innovate any suitable and interesting business model with mutual benefit in partnership. PicMix used to have similar partnership with Mandiri E-Cash. Few similar mutualism partnerships are such as Telkomsel and several e-commerce [services],” PicMix’s Co-Founder Rooberto Thamrin said.

E-mas app is developed to help users in gold selling and purchasing without any physical form. As for PicMix, it is social media-based photo editor that already launched since 2012.

Regarding PicMix product development in the future, Thamrin said:

“Earlier this year, we develop new feature called PicMix YOYO which packed as portable photobooth to be used by brand in below the line act such as events or roadshows.”

“The advantages of YOYO photo booth is capable to print animated picture to 3D paper. Throughout 2017, there are few brands already used YOYO for their event,” said Thamrin.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Strategi PicMix dan e-mas Sinergikan Pengguna

PicMix mengumumkan kerja samanya dengan pengembang aplikasi e-mas –merupakan sister company dari layanan e-commerce produk perhiasan Orori—untuk mengadakan sebuah program promosi berbasis gamifikasi di aplikasinya. Program tersebut diberi nama “Main PicMix Dapat Emas”, dapat diikuti oleh seluruh pengguna aplikasi PicMix.

Program ini memungkinkan pengguna PicMix mendapatkan emas gratis melalui menu referral ke aplikasi e-mas yang terdapat di PicMix. Pengguna akan diminta untuk mendaftar ke aplikasi e-mas, setiap pendaftaran yang berhasil akan memberikan 0,1 gram emas secara gratis. Selain melalui pendaftaran, pengguna juga bisa mendapatkan tambahan emas gratis lagi 0,1 gram dengan memasang frame e-mas di PicMix.

Program ini dijalin lantaran menurut masing-masing pihak dapat menghadirkan sebuah simbiosis mutualisme. Bagi PicMix, mereka ingin menawarkan benefit lebih kepada pengguna loyalnya. Sedangkan bagi e-mas, mereka ingin mendatangkan pengguna baru dari aplikasi PicMix. Dari informasi yang diberikan, saat ini pengguna PicMix di seluruh dunia sudah mencapai lebih dari 30 juta dan hampir 10 juta di antaranya berasal dari Indonesia.

“Kami selalu mencoba berinovasi untuk berbagai business model yang sesuai dan menarik serta mutual benefit dengan partner. PicMix pernah mengadakan kerja sama yang serupa seperti ini dengan Mandiri E-Cash. Beberapa bentuk kerja sama mutualisme lainnya, misalnya dengan Telkomsel dan beberapa [layanan] e-commerce lainnya,” ujar Co-Founder PicMix Roberto Thamrin.

Aplikasi e-mas sendiri dikembangkan untuk membantu pengguna dalam melakukan transaksi jual beli emas tanpa perlu menyimpan emas dalam bentuk fisik. Sedangkan PicMix menjadi aplikasi pengolah foto berbasis media sosial yang telah diluncurkan sejak tahun 2012.

Tentang rencana pengembangan produk PicMix ke depan, Roberto mengatakan:

“Awal tahun ini, kami mengembangkan fitur baru bernama PicMix YOYO yang juga dikemas menjadi sebuah photo booth portable yang bisa digunakan oleh brand dalam kegiatan below the line seperti events atau roadshow.”

“Keunggulannya, YOYO photo booth dapat melakukan print gambar animasi ke kertas 3D. Sepanjang tahun 2017 ini sendiri sudah ada beberapa brand yang menggunakan YOYO untuk event mereka,” pungkas Roberto.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Mencermati Peranan Media Sosial untuk Startup

Sejak pertengahan tahun 90-an, diawali dengan situs jejaring sosial, blog dan mikroblog, media sosial saat ini sudah mengalami pertumbuhan yang cepat. Bukan hanya untuk berbagi cerita, tulisan hingga aktivitas, media sosial sudah sarat dengan fitur terkini seperti gambar, video hinga GIF. Melihat tren dan kebiasaan dari pengguna, media sosial saat ini juga sudah menjadi platform promosi dan publikasi secara gratis hingga berbayar yang paling efektif untuk startup hingga korporasi. Menargetkan kalangan tertentu atau orang banyak dalam waktu yang diinginkan, semua informasi, perkembangan terkini hingga tanggapan dari perusahaan, bisa di sampaikan melalui media sosial.

Kontribusi besar media sosial untuk startup

Di dunia startup sendiri media sosial sudah menjadi platform “wajib” untuk melakukan engagement hingga penyebaran informasi kepada pelanggan. Sudah banyak keberhasilan yang diraih oleh startup memanfaatkan akun media sosial, dalam hal penambahan jumlah pengguna, branding, awareness, hingga edukasi produk.

Brilio sendiri sebagai media teknologi yang sepenuhnya mengandalkan media sosial untuk penyebaran informasi hingga artikel yang viral, sudah sangat membantu kegiatan tersebut sekaligus menargetkan pengguna yang diincar yaitu kalangan millennial.

“Media sosial memiliki peran yang cukup penting bagi kami di Brilio, terutama ketika saat ini sebagian besar pengguna media sosial di Indonesia adalah mereka yang masuk dalam kategori millenial,” kata CEO & Co-Founder Brilio Joe Wadakethalakal.

Menurut Joe, meskipun masih didominasi oleh startup berbasis teknologi, pemanfaatan media sosial secara perlahan namun pasti juga mulai diterapkan oleh perusahaan besar yang masih menjalankan bisnisnya secara konvensional.

“Penyebaran informasi melalui media sosial saat ini tidak bisa dihiraukan lagi, ketika kegiatan pemasaran banyak yang berhasil melalui channel media sosial.”

Hal senada juga diutarakan CEO Picmix Calvin Kizana. Menurut Calvin, keberhasilan Picmix saat ini sebagian besar dipengaruhi oleh eksistensi akun media sosial yang ada. Hal tersebut memiliki efek yang cukup positif, terutama bagi startup yang berupaya untuk mendapatkan pertumbuhan pengguna.

“Namun demikian ketika semua startup memanfaatkan channel yang sama yaitu media sosial akan menjadi crowded dan sarat dengan kompetisi memanfaatkan media sosial untuk berpromosi.”

Pada akhirnya, menurut Calvin, selama startup bisa menjaga kepuasan dan loyalitas dari pengguna melalui engagement atau program loyalitas yang dilakukan, hubungan baik dengan target pengguna akan menuai hasil yang positif.

“Kami cukup rajin melakukan kegiatan kompetisi, pemberian hadiah atau permainan lainnya kepada pengguna melalui media sosial, kegiatan tersebut cukup mampu untuk mempertahankan hingga menambah jumlah pengguna.”

Media sosial sebagai sumber komunitas startup

Menurut Head Marketing Blanja Faiz Fashridjal, saat ini media sosial sudah memberikan kontribusi terbesar untuk mendapatkan pengguna baru sekaligus penjualan di Blanja. Untuk bisa terus mempertahankan jumlah yang ada, Blanja kemudian mengumpulkan jumlah pengguna yang ada dalam sebuah komunitas yang merupakan channel organik sebagai media penyebaran informasi, promosi online dan offline.

“Kebanyakan orang di Indonesia memanfaatkan media sosial terlebih dahulu sebelum berbelanja untuk mendapatkan informasi dan rekomendasi, dari situlah akun media sosial memiliki fungsi yang penting untuk menarik perhatian calon pelanggan,” kata Faiz.

Selain memanfaatkan media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, Youtube dan channel publisher lainnya, Blanja juga rajin memperluas kemitraan dengan operator telekomunikasi, bank dan perusahaan terkait lainnya demi menyebarkan informasi dan menambah jumlah pengguna. Hal tersebut cukup membantu Blanja memanfaatkan celah baru untuk mempercepat pertumbuhan jumlah pengguna.

Sementara itu bagi Tribe yang sepenuhnya mengandalkan aplikasi, media sosial merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk penyebaran informasi hingga promosi sekaligus akuisisi pelanggan. Kegiatan tersebut dilakukan secara agresif setiap harinya.

“Saat ini kami melihat hanya media sosial platform yang bisa memberikan target segmen yang tajam untuk ke calon pengguna yang memang kami tuju. Platform lain selain media sosial audience-nya terlalu luas,” kata Country Head Tribe Indonesia Rasyefki Sultani.

Pembelajaran Peserta Google Launchpad Accelerator Batch Ketiga

Setelah mengikuti program intensif selama 2 minggu di San Francisco, Amerika Serikat, para peserta Google Launchpad Accelerator tahap ketiga telah kembali ke tanah air dan berbagi pengalamannya dengan awak media. Istilah seperti “Design Sprint” dan Objective and Key Results (OKR)” menjadi jargon yang diangkat penggiat startup yang merasakan langsung bagaimana belajar dengan para mentor berpengalaman.

PicMix, Ruma, Qlue, Snapcart, Jurnal, dan iGrow adalah 6 startup yang beruntung mengikuti program Launchpad Accelerator kali ini. Beragam pengalaman menarik dan unik disampaikan oleh mereka, tapi 2 poin menjadi hal yang terus menerus disebut, yaitu penerapan Design Sprint dan OKR dalam pengembangan produk dan startup itu sendiri.

Menurut manifestonya, Design Sprint adalah proses dalam waktu 5 hari untuk menjawab pertanyaan bisnis critical melalui proses desain, prototyping, dan pengetesan idenya langsung ke konsumen.

CEO Ruma Aldi Haryopratomo mengungkapkan awalnya pihaknya tidak percaya Design Sprint mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi startupnya. Setelah bertemu dengan mentor-mentor yang ahli di bidang ini, ia akhirnya yakin bahwa Design Sprint adalah konsep yang harus digunakan oleh setiap startup untuk memastikan produk yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Identifikasi konsumen dan validasi ide menjadi hal yang dianggap penting ketika startup ingin mengembangkan produk untuk menyelesaikan suatu masalah. Para peserta Launchpad batch ketiga ini mengamini bahwa seandainya mereka bisa mengubah waktu dan menjalankan startupnya dari nol, maka hal-hal ini yang bakal dilakukannya pertama kali.

Penentuan metrik fokus juga menjadi titik penting bagi sebuah startup. Melalui metodologi OKR, startup bisa menemukan metrik mana yang seharusnya menjadi fokus perhatian (dan tujuan) sebuah startup. Sebelum menggunakan OKR, kebanyakan startup mungkin hanya peduli soal metrik pendapatan, metrik jumlah unduhan, atau bahkan rating di toko aplikasi. Ternyata hal tersebut belum tentu benar jika tujuannya untuk mendapatkan data valid dari konsumen atau menyelesaikan permasalahan konsumen.

Tentu saja Launchpad tidak melulu soal problem teknis. Banyak sisi bisnis yang dibahas untuk membantu startup menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

“Program Launchpad Accelerator Google benar-benar mengubah cara pandang saya tentang bagaimana menjalankan bisnis,” kata CEO Jurnal Daniel Witono.

Setelah masa akselerasi intensif selama 2 minggu, selama 6 bulan ke depan startup peserta Launchpad Accelerator akan tetap mendapatkan bimbingan dengan para mentor melalui video conference. Mereka juga mendapatkan dana non-ekuitas senilai $50 ribu yang kebanyakan bakal dimasukkan ke dalam pool of fund pengembangan produk. Secara total, sampai batch ketiga, Google telah memberikan pendanaan sebesar $1 juta untuk startup Indonesia

Launchpad Accelerator tahap keempat dan Android Kejar

Google juga mengumumkan pembukaan Launchpad Accelerator tahap keempat yang bakal dibuka hingga 24 April 2017 dan kegiatan Android Kejar di Indonesia. Rangkaian kegiatan ini adalah realisasi janji Google untuk membantu Pemerintah Indonesia melatih 100 ribu pengembang.

Launchpad tahap keempat akan menambah jumlah peserta dari negara-negara baru di kawasan Eropa Timur, Amerika Latin, dan Asia. Diharapkan peserta dari Indonesia tetap 6 tim seperti batch sebelumnya. Salah satu perkembangan Launchpad saat ini adalah penggunaan tempat terdedikasi di Launchpad Space, jumlah mentor yang mencapai lebih dari 150 orang, dan slot-slot waktu yang terdedikasi untuk topik penting, seperti Design Sprint,

Ketika ditanya tentang keragaman startup peserta, misalnya startup yang berbasis soal perempuan atau produk perempuan, Program Manager Developer Relation Google Asia Tenggara Erica Hanson menjawab pihaknya berharap bisa merangkul lebih banyak startup di segmen ini. Selama tiga batch berlangsung, Launchpad baru sekali mengambil startup yang berbasis produk perempuan, yaitu HijUp.

Android Kejar, di sisi lain, adalah program pengajaran pemrograman Android melalui workshop dan didukung pembelajaran online melalui Udacity. Sepanjang tahun 2016 disebutkan para mentor Google telah melatih 3311 pengembang Indonesia.

DScussion #70: Google Launchpad Accelerator, Pemasaran Organik, dan Ekspektasi Picmix di Tahun 2017

Di edisi DScussion kali ini, CEO Picmix Calvin Kizana berbagi cerita tentang lolosnya Picmix sebagai salah satu peserta batch ketiga Google Launchpad Accelerator. Calvin bercerita soal latar belakang Picmix, yang sudah dibilang tidak dalam tahap early stage, mengikuti kegiatan ini.

Di akhir wawancara, Calvin meyampaikan target dan keinginan yang dicapai di tahun 2017 mendatang.

DScussion #69: Perjalanan Transformasi PicMix

Pasca perolehan pendanaan seri A beberapa bulan yang lalu, Picmix melakukan transformasi dari platform penyuntingan foto menjadi sebuah media sosial yang berbasiskan komunitas, hobi, sampai mengakomodasi fitur social commerce. Di edisi DScussion kali ini, CEO Picmix Calvin Kizana bercerita tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan soal pendanaan, bagaimana merangkul penggunanya yang tinggal di negara lain, dan bagaimana melihat persaingan dengan media sosial global.