Tag Archives: Pinjaman digital

Direktur Utama PT Honest Financial Technologies Dharu Estiningrum saat menunjukkan aplikasi / Honest

Honest Membangun Kedisiplinan Keuangan Masyarakat Lewat Kartu Kredit

Honest memulai debut di industri keuangan Indonesia lewat kartu kredit tanpa nomor (numberless) pada Maret 2023. Dua tahun sudah pihaknya merampungkan penyelesaian transaksi akuisisi sekaligus melakukan transformasi perusahaan secara menyeluruh.

Transformasi ini menyusul akuisisi Honest Financial Technologies International Pte Ltd (Honest Bank) atas PT Sahabat Finansial Keluarga (SFK) yang merupakan perusahaan pembiayaan milik PermataBank. SFK berganti wajah menjadi PT Honest Financial Technologies yang menaungi produk kartu kredit Honest.

Honest Bank didirikan oleh Peter Panas dan Will Ongkowidjaja. Will adalah salah satu Founding Partner dari Alpha JWC Ventures. Lewat SFK, Indonesia akan menjadi pasar prioritasnya, yang diikuti ekspansi ke Thailand.

“Di 2022, kami fokus bertransformasi karena Honest bukan digitally native company. Kami mentransformasikan proses, organisasi, hingga customer interaction. When we proceed [to get] product approval in mid 2022, our mission is very simple that we are ready to serve market in Indonesia,” ungkap Direktur Utama Dharu Estiningrum dalam wawancara dengan DailySocial.id.

Membangun credit history

Meski beroperasi sebagai perusahaan pembiayaan dengan lisensi terdahulu, Honest justru merilis kartu kredit sebagai produk keuangan perdananya. Dalam menerbitkan kartu kredit, Honest telah mendapat lisensi sebagai penyelenggara jasa pembayaran dari Bank Indonesia (BI).

Menurut Dharu, kartu kredit menjadi entry point yang tepat karena melayani dua aspek penting dalam kehidupan masyarakat, yakni sebagai instrumen pembayaran dan pinjaman. Di samping itu, kartu kredit juga menawarkan fleksibilitas penuh kepada konsumen dalam pembayaran tagihan.

“Kalau hanya pembayaran, kami tidak dapat membantu konsumen [membangun] credit history. Kami membangun disiplin pada pengguna kami supaya mereka bisa siap dengan produk pinjaman selanjutnya. Untuk bisa naik ke jenjang kehidupan yang lebih baik, mereka membutuhkan financial services dari lembaga jasa keuangan formal. Maka itu, pendekatan kami berbeda,” jelasnya.

Pada kesempatan sama, Direktur Risiko Sanjay Nandrajog menambahkan, kartu kredit merupakan produk individual nan unik karena memiliki kapabilitas pembayaran. Dengan kapabilitas yang dimiliki, pihaknya dapat membangun rekam jejak kredit.

Potensi pasarnya juga besar karena penetrasi kartu kredit masih sangat rendah. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Juni 2022, jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia baru mencapai 16,58 juta unit. Sementara, populasi unbanked di Tanah Air mencapai 97,74 juta mengacu data Bank Dunia.

Pendekatan berbeda

Dengan memahami pasar, lanjut Sanjay, pihaknya sangat berhati-hati mengembangkan produk karena membidik target pasar yang sangat spesifik, yakni masyarakat yang tidak memiliki kartu kredit saat ini. Demikian juga membangun disiplin perusahaan dalam memberikan kredit dan bagaimana melakukan penagihan.

Hal ini turut dibawa dalam mendesain produk yang mudah dipahami dan digunakan, serta disampaikan dalam bahasa sehari-hari masyarakat. Ini tercermin dari tidak adanya komponen nomor di kartu fisik, baik nomor kartu kredit, expired date, hingga CVV/CVC untuk menekan risiko data tersebar.

Klaimnya, Honest Card menjadi kartu kredit pertama tanpa nomor di Indonesia, juga kartu pertama di Indonesia yang dapat dipakai bertransaksi dengan fitur “Tap for Pay” berbasis teknologi NFC.

The intention, for those who don’t have access to credit cards, we are now bringing to a formal credit place, to build a good credit history, such motorcycle or car loan, or housing loan. We take it very seriously. That’s why we have to learn first, and constantly test and learn,” ucap Sanjay.

Honest baru tersedia untuk pengguna Android yang menjadi populasi perangkat mayoritas di pasar Indonesia. Berdasarkan pantauan kami selama hampir 2 bulan terakhir, Honest telah mengantongi lebih dari 10.000 unduhan.

Saat ini pihaknya masih fokus mendorong penggunaan Honest Card di pasar. Ke depannya, Honest juga akan masuk ke produk keuangan lainnya di sektor pembiayaan.

Application Information Will Show Up Here
Infinite Card Kredivo

Gandeng Mastercard dan BNI, Kredivo Luncurkan Pinjaman Digital “Infinite Card”

PT FinAccel Finance Indonesia melalui Kredivo tengah gencar memperluas akses kredit digital lewat sejumlah kerja sama. Kali ini, Kredivo meluncurkan “Infinite Card” dengan menggandeng penyedia jaringan pembayaran elektronik global MasterCard.

Infinite Card merupakan kartu kredit virtual yang dapat digunakan untuk bertransaksi di semua e-commerce dan platform online yang termasuk dalam jaringan mitra merchant. Kredivo bekerja sama dengan BNI sebagai mitra pinjaman di Infinite Card.

Pengguna dapat bertransaksi dengan Infinite Card menggunakan limit pinjaman Kredivo yang memiliki plafon maksimal hingga 30 juta Rupiah. Pengguna juga tinggal memasukkan beberapa detail kartu (credential) ketika melakukan pembayaran di merchant online.

Bunga yang dikenakan pada transaksi Infinite Card sama dengan bunga Kredivo, antara lain 0% untuk tenor 30 hari dan 3 bulan; dan bunga 2,6% per bulan untuk cicilan 6-12 bulan. Beberapa merchant yang telah menerima Infinite Card, seperti Gojek, Grab, Shopee, dan Traveloka. 

Menurut Krishnadas VP Business Development FinAccel, kerja sama ini memiliki nilai tambah yang kuat mengingat MasterCard memiliki acceptance luas dengan posisinya sebagai pemimpin pembayaran teknologi di dunia. MasterCard juga telah bermitra dengan jutaan merchant.

“Maka itu, kami juga dapat menghadirkan pinjaman digital dengan acceptance point yang tidak terhingga untuk mengakomodasi kebutuhan 5 juta pengguna kami,” tutur Krishnadas dalam acara peluncuran virtual.

Tujuan utama Kredivo adalah dapat menjangkau masyarakat di berbagai level sebagai penyedia metode pembayaran open-loop, terutama di sektor ritel yang selama ini menjadi kekuatan dari layanan kredit digitalnya di Indonesia. 

Sementara, Country Manager Mastercard Indonesia Navin Jain menambahkan bahwa kolaborasi ini sekaligus untuk mendukung agenda pemerintah meningkatkan inklusi keuangan dan mendorong penetrasi cashless di Tanah Air.

Layanan co-branding Kredivo

Sebelum ini, Kredivo telah melakukan strategi co-branding PayLater lewat kolaborasi dengan PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) untuk menghadirkan Flexi Card. Berbeda dengan Infinite Card, kartu paylater ini berbentuk fisik dan dapat dipakai bertransaksi secara offline melalu jaringan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). 

Namun, seluruh aktivitas transaksi Infinite Card dan Flexi Card sama-sama dapat dipantau melalui aplikasi Kredivo. Skema bunga yang dikenakan juga sama seperti bunga yang ditawarkan Kredivo.

Strategi co-branding sebetulnya telah banyak dimanfaatkan oleh sejumlah platform penyedia pinjaman dan perbankan. Keuntungannya, kedua belah pihak dapat saling memanfaatkan ekosistem yang dimiliki untuk menjangkau basis pelanggan atau segmen pasar baru.

Beberapa platform digital juga meluncurkan inisiasi serupa dengan menggandeng perbankan selaku pemberi fasilitas pinjaman. Contohnya, kartu kredit PayLater Card Traveloka bersama BRI. Produk ini menawarkan keunggulan proses verifikasi yang hanya memerlukan waktu maksimal 1 hari. Traveloka juga menggandeng Mandiri untuk produk serupa.

Kemudian, ada juga kolaborasi co-branding kartu kredit antara Blibli dan BCA. Kolaborasi ini ditujukan untuk meningkatkan transaksi belanja online di platform e-commerce.

Berdasarkan survei Mastercard New Payment Index 2021, konsumen mengalami peningkatan ekspektasi seiring dengan semakin mudahnya transaksi pembayaran berbasis teknologi. Karena ini, pelaku bisnis dituntut untuk dapat menghadirkan berbagai opsi pembayaran dan pembelian. 

MasterCard melaporkan sebanyak 80% responden setuju untuk lebih memilih berbelanja di toko yang punya kehadiran offline dan online, 69% suka berbelanja di toko ritel yang menawarkan opsi pembayaran terbaru, dan 60% di antaranya menghindari merchant yang tidak menerima opsi pembayaran elektronik.

Application Information Will Show Up Here
Bima+ Maucash Fintech Lending

Indosat Ooredoo Hutchison Menggandeng Maucash Hadirkan Layanan Pinjaman Digital

Usai era dompet digital, operator telekomunikasi kini mulai merambah layanan pinjaman uang. Kali ini, PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (IDX: ISAT) atau IOH bermitra dengan platform Maucash untuk menghadirkan pinjaman Bima Kredit, khusus bagi pelanggan prabayar dan pascabayar Tri.

Bima Kredit adalah produk pinjaman kolaborasi antara Tri dan Maucash yang hanya bisa diakses di aplikasi Bima+. Sedikit informasi, Maucash adalah platform pinjaman tunai dan paylater yang juga anak usaha PT Astra International Tbk dengan WeLab. Maucash telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai platform fintech lending.

Dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu, Chief Commercial Officer IOH Ritesh Kumar Singh mengatakan Bima Kredit menjadi strategi diversifikasi untuk memperkuat ekosistem produk dan layanan digital lifestyle di aplikasi Bima+. “Layanan ini untuk menjawab kebutuhan finansial pelanggan Tri di masa depan,” ujarnya.

Sementara, Chief of Marketing Maucash Indra Suryawan menambahkan, pihaknya berupaya memberikan akses pinjaman tunai bagi masyarakat di masa pandemi Covid-19. “Kami harap pelanggan Tri dapat melihat Bima Kredit sebagai salah satu solusi finansial mereka,” katanya.

Proses bisnis

Untuk mendapatkan pinjaman Bima Kredit, pengguna Tri harus melakukan pendaftaran di aplikasi Bima+ dengan nomor yang sudah teregistrasi dan tervalidasi. Pengajuan ini tidak memerlukan dokumen fisik. Pengguna dapat memilih nilai dan tenor pinjaman yang diinginkan.

Setelah data dan perjanjian pinjaman telah disetujui, dana yang dikirimkan langsung ke rekening pengguna yang sudah didaftarkan. Adapun, maksimal pinjaman yang difasilitasi Bima Kredit adalah sebesar Rp500 ribu dengan periode pinjaman selama 30 hari dan bunga 0%. Indosat akan menambah limit dan tenor pinjaman yang lebih bervariasi.

Dihubungi DailySocial.id secara terpisah, SVP-Head of Corporate Communication IOH Steve Saerang mengatakan tengah mengkaji kemungkinan untuk bermitra dengan penyedia pinjaman lain. Pihaknya juga menyiapkan beberapa use case produk dan layanan lain yang sesuai dengan profil dan kebutuhan pengguna.

“Selain pinjaman digital, dalam waktu dekat Tri akan menyediakan proteksi kepada pelanggan melalui produk Bima Asuransi, seperti proteksi kendaraan bermotor dan kecelakaan diri,” tambah Steve.

Operator masuk ke pinjaman digital

Lebih lanjut, Steve mengungkap bahwa peleburan Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia tidak memengaruhi brand seluler masing-masing, yakni IM3 Ooredoo dan Tri. Menurutnya, kedua brand ini dapat saling melengkapi satu sama lain dan meningkatkan pengalaman digital pengguna.

Sebagai informasi, Indosat Ooredoo resmi merampungkinan merger dengan H3I pada awal tahun ini. Dengan peleburan ini, kini IOH memiliki tiga brand selular, yakni IM3, MPWR, Tri. Berdasarkan informasi yang kami himpun, brand communication Tri dan IM3 dikelola oleh tim berbeda. Sementara, corporate brand keduanya sama-sama dikelola di bawah naungan tim Corporate Communication IOH.

Maka itu, perusahaan menghadirkan produk pinjaman dengan mitra yang berbeda. Untuk pengguna Tri, Indosat menggandeng Maucash lewat brand Bima Kredit. Sedangkan untuk pengguna IM3, perusahaan bekerja sama dengan Bank QNB Indonesia melalui brand UCan.

Pengguna IM3 dapat mengakses dua produk utama UCan, yakni Cash Withdrawal atau penarikan uang tunai dan Installment atau pembelian produk paket data Indosat Ooredoo Hutchison. Adapun, UCan kini masuk ke dalam ekosistem layanan myIM3.

Pada layanan sejenis, sebelumnya Telkomsel masuk dengan model bisnis platform fintech agregator Klop sejak tahun lalu. Klop masuk dalam klaster baru OJK sebagai Inovasi Keuangan Digital (IKD). Platform ini memberikan rekomendasi pilihan produk pinjaman dengan mengandalkan kemampuan analisis dari data calon peminjam.

Sebetulnya, pinjaman digital bukan lah produk keuangan pertama yang dieksplorasi operator telekomunikasi agar tetap relevan bagi pengguna di tengah pesatnya perkembangan digital. Hampir satu dekade lalu, seluruh operator masuk ke produk dompet digital, tetapi dihentikan karena tidak berkembang. Hanya T-cash yang masih bertahan hingga di-spin off dan dilebur menjadi LinkAja.