Bagi pelaku usaha, termasuk UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) kesempatan mendapat pinjaman modal, kini makin terbuka luas. Pemerintah mendukung ini, melalui dorongannya kepada berbagai lembaga keuangan untuk dapat saling bekerja sama.
Lembaga keuangan seperti perbankan maupun platform financial technology atau fintech, banyak menawarkan pinjaman modal bagi pelaku UMKM. Kesempatan ini dapat jadi peluang bagi UMKM untuk mempercepat pertumbuhan bisnisnya.
Meski begitu, lembaga keuangan tentu tak sembarang dalam menyalurkan dananya. Ada kriteria-kriteria tertentu bagi pelaku UMKM yang ingin mendapatkan pinjaman modal. Sehingga, dana dapat tersalurkan tepat sasaran dan tepat guna.
Lantas, apa saja kriteria pelaku UMKM yang dapat dikatakan layak untuk mendapatkan pinjaman modal? Lalu, bagaimana pelaku UMKM mengolah pinjaman modal sampai untung dan cepat lunas? Berikut penjelasannya.
Panduan Agar Pinjaman Modal UMKM Disetujui
Gabriel Frans, CEO dan Co-Founder layanan pembukuan digital CrediBook memaparkan, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM, guna memperbesar peluang pinjaman modalnya disetujui oleh pemberi pinjaman.
“Setiap lembaga pemberi pinjaman memiliki kriteria tertentu. Pelaku UMKM perlu menampilkan profil usaha yang kredibel lewat laporan keuangan usaha yang baik,” ungkap Gabriel.
Selain itu, Gabriel menambahkan, terdapat beberapa poin lainnya yang dapat dilakukan pelaku UMKM, agar pinjaman modal yang diajukannya disetujui dan cepat cair. Di antaranya, sebagai berikut:
-
Mengurus Perizinan Usaha
Pertama-tama, pelaku UMKM perlu memastikan usahanya telah memiliki legalitas. Misalnya, surat izin usaha mikro dan kecil (IUMK) atau jenis surat izin usaha lainnya. Selain penting untuk mengajukan pinjaman, perizinan usaha juga dapat memperluas potensi bisnis.
“(Perizinan usaha) dapat meningkatkan kredibilitas usaha dalam menjalin kerja sama dengan pihak lain dan mendapatkan sertifikasi. Maka dari itu, pelaku UMKM perlu segera mengurus legalitas usaha untuk mengembangkan bisnis yang lebih berdaya saing” kata Gabriel.
Dengan kata lain, perizinan usaha dapat membangun kepercayaan publik, juga meningkatkan daya saing usaha. Selain mengurus perizinan, pelaku UMKM juga perlu melengkapi seluruh dokumen persayaratan lainnya, sesuai dengan yang diminta oleh pihak pemberi pinjaman.
-
Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha
Menurut Gabriel, memisahkan keuangan pribadi dengan usaha, menunjukkan profesionalitas pelaku usaha dalam mengelola cashflow atau arus kas. Apalagi, pemberi pinjaman biasanya akan menganalisa riwayat transaksi dan kredit dari setiap calon peminjam.
“Memiliki rekening yang terpisah antara usaha dan pribadi direkomendasikan. Ini akan memudahkan proses pengajuan pinjaman. Penelusuran riwayat transaksi dan kredit langsung berfokus pada kegiatan bisnis, tanpa tercampur dengan urusan pribadi,” tambahnya.
Lalu, Gabriel juga menyarankan pemasukan bisnis sebaiknya tidak digunakan untuk membeli kebutuhan pribadi. Sebagai alternatif, sebagian dari keuntungan usaha dapat disisihkan untuk keperluan pribadi.
“Kemudian, pisahkan pencatatan keuangan pribadi dan usaha. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa memantau pertumbuhan bisnisnya karena pengelolaan keuangannya lebih tertata,” jelas Gabriel
-
Pencatatan Keuangan Rapi
Faktor yang membuat pengajuan pinjaman cepat cair lainnya adalah memiliki laporan keuangan usaha yang rapi. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai dokumen pendukung, yang menjadi nilai plus di mata pemberi pinjaman.
“Untuk memiliki laporan keuangan yang rapi, pelaku UMKM perlu membangun kebiasaan mencatat keuangan setiap harinya. Agar lebih praktis, pelaku UMKM dapat memanfaatan pembukuan digital,” saran Gabriel.
Gabriel berkata, pengelolaan pinjaman modal perlu dibarengi dengan strategi alokasi dana yang baik, setelah pengajuan diterima. Tujuannya, agar pelaku UMKM semakin produktif meningkatkan bisnis, sehingga pinjaman modal lancar dibayar dan cepat dilunasi.
Cara Kelola Pinjaman Agar Untung dan Cepat Lunas
Pinjaman modal atau hutang sering kali dianggap hal yang pantang. Namun, sebenarnya pinjaman modal membawa keuntungan bagi bisnis, jika digunakan untuk kebutuhan produktif seperti mengembangkan bisnis.
Keuntungan meminjam modal bagi pelaku UMKM adalah dapat meningkatkan kapasitas produksi, untuk mengejar penghasilan yang optimal. Selain itu, dapat mendorong pelaku UMKM untuk terus berinovasi dalam usahanya.
“Di antaranya seperti dapat menambah variasi produk, melakukan promosi, menambah sumber daya manusia, dan lainnya. Maka tambahan modal tersebut akan meningkatkan potensi pelaku UMKM untuk memperoleh keuntungan lebih,” kata Gabriel.
Namun, Gabriel menyarankan, pelaku UMKM perlu bijaksana dalam mengelola pinjaman. Caranya, dapat dimulai dengan cermat dalam mengatur perputaran uang, agar bisa memenuhi pengembalian pinjaman.
Ada pun cara lainnya dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut ini:
-
Waktu Berhutang yang Pas
Pelaku UMKM direkomendasikan untuk mengajukan pinjaman pada saat permintaan konsumen meningkat, namun modal sangat terbatas. Pinjaman modal dapat dialokasikan untuk memenuhi stok dagangan.
Selain itu, pelaku UMKM juga dapat memanfaatkannya agar memiliki kapasitas lebih untuk terus memenuhi permintaan pelanggan, meningkatkan omzet, dan semakin meningkatkan usahanya.
-
Tentukan Besaran Hutang yang Ideal
Gabriel menilai, porsi ideal pinjaman modal bagi UMKM, sebaiknya tidak lebih dari 30%, dari jumlah keseluruhan modal. Tujuannya untuk memastikan agar bisnis tetap bisa beroperasi, meski ada tanggungan cicilan pinjaman.
“Oleh karena itu, sebelum mengajukan pinjaman, pelaku UMKM perlu memperhitungkan kebutuhan dan kemampuan finansialnya. Di antaranya menghitung kebutuhan bisnis, pengeluaran harian, serta mempersiapkan dana darurat untuk bisnis,” ujar Gabriel.
-
Berhutang ke Tempat yang Tepat
Selanjutnya, pelaku UMKM harus memastikan untuk mengajukan pinjaman ke tempat yang tepat. Paling aman, pelaku UMKM dapat mengajukan pinjaman ke institusi keuangan yang resmi terdaftar dan dilindungi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Salah satunya bisa memanfaatkan bantuan pinjaman dari pemerintah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Karena proses pengajuannya terbilang cepat dan bunga yang dikenakan juga ringan,” saran Gabriel.
-
Hindari Potensi Kredit Macet
Di tengah masa cicilan, sering kali terjadi permasalahan yang dialami peminjam, salah satunya kredit macet. Kredit macet adalah sebuah kondisi di mana peminjam kesulitan hingga tidak mampu membayar hutang. Mulai dari pemangkiran, penundaan serta permintaan perpanjangan masa cicilan.
Gabriel pun memaparkan hal-hal yang dapat dilakukan guna terhindar dari potensi kredit macet, antara lain sebagai berikut:
-
Pastikan biaya pinjaman termasuk bunga atau bagi hasil, lebih kecil dari potensi tambahan penghasilan dari pinjaman.
Misalnya, tambahan pinjaman sebesar 10 juta rupiah, bisa memberikan tambahan penghasilan 1 juta rupiah, dengan biaya pinjaman 300 ribu rupiah (keuntungan bersih Rp 700 ribu). Dengan begitu, pelaku usaha bisa membayar cicilan melalui penghasilan tambahan dari pinjaman tersebut.
-
Bayar pinjaman tepat waktu.
Jumlah pinjaman biasanya diberikan berdasarkan tingkat kepercayaan pemberi pinjaman kepada peminjam. Dengan selalu membayar tepat waktu, pelaku UMKM menunjukkan bahwa dirinya layak dipercaya mendapat pinjaman lagi di masa mendatang.
-
Cermat dalam mengatur arus kas.
Perputaran uang yang kurang cermat bisa berpotensi kepada ketidakmampuan membayar pinjaman tepat waktu. Dengan mengatur arus kas, pelaku UMKM dapat menghindari kondisi kekurangan dana, ketika hendak membayar pinjaman yang jatuh tempo.
Begitulah serangkaian tips dari Gabriel Frans, terkait pinjaman modal bagi pelaku UMKM. Menurutnya, jika dikelola dengan baik, pinjaman modal dapat menjadi pendorong keberlanjutan UMKM di tengah pandemi, sehingga dapat jadi solusi bagi pelaku UMKM.