Tag Archives: Pintro

Startup Edtech Pintro

Perkuat Inisiatif Digitalisasi Dunia Pendidikan, Pintro Kolaborasi dengan Perbankan

Digitalisasi dalam dunia pendidikan menjadi sebuah persoalan serius yang perkembangannya selalu mendapat perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Terlebih dalam kondisi pandemi yang sudah memasuki tahun kedua ini, dunia pendidikan dipaksa untuk bertransformasi secara digital untuk bisa beradaptasi dengan situasi yang ada saat ini.

Tentunya membangun digitalisasi layanan pendidikan bukanlah perkara mudah, dibutuhkan kesadaran, keinginan serta komitmen yang kuat mulai dari sisi lembaga pendidikan sendiri maupun dari sisi sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Selain itu, upaya ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan sangat kompleks dalam prosesnya mulai dari proses desain, pengembangan, sosialisasi, dan implementasi sistem.

Beberapa lembaga pendidikan sudah mengambil langkah untuk menggunakan platform aplikasi dalam membantu pengelolaan pelayanan pendidikan, namun bukan berarti hal ini tanpa tantangan. Dengan menggunakan platform pihak ketiga, lembaga pendidikan harus mengikuti aturan dan sistem yang berlaku dan sering kali tidak menyediakan opsi integrasi dan personalisasi.

Pintro sebagai salah satu pemain di sektor ini menyadari kedua kendala di atas dapat menjadi kunci untuk menyukseskan transformasi digital di dunia pendidikan. Platform yang menyediakan solusi sistem tata kelola administrasi dan manajemen lembaga pendidikan berbasis SaaS ini mencoba memperkuat inisiatif dari berbagai sisi, salah satunya finansial.

Kolaborasi dengan perbankan

Pada awal bulan September 2021 lalu, Pintro resmi menggandeng Bank Mega Syariah untuk mewujudkan komitmen memberikan solusi digitalisasi pendidikan melalui program “EduBerkah”. Bukan hanya sekedar memberikan kredit pengembangan infrastruktur fisik pendidikan, bank yang pada awalnya hanya berurusan dengan sistem pembayaran diharapkan bisa memberikan subsidi biaya atas kebutuhan pengembangan transformasi digital.

Di sisi lain, segmen pasar lembaga pendidikan khususnya yang berbasis agama sangat luas di Indonesia. Pintro melihat kolaborasi dengan Bank Mega Syariah dengan fokus yang sejalan akan mempermudah proses digitalisasi serta memaksimalkan potensi yang ada.

Beragam keunggulan layanan EduBerkah ini nantinya akan diluncurkan mulai dari transaksi pendaftaran, proses pembayaran online dengan sistem multichannel yang terhubung secara otomatis ke sistem akademik, pembelajaran jarak jauh, online test, sistem penilaian, transkrip khs, hingga sistem layanan lainnya.

Program “EduBerkah” juga memberikan gratis pelatihan fitur layanan pendidikan yang akan digunakan. Dengan dukungan sistem tata kelola manajemen yang saling terintegrasi tersebut, diharapkan lembaga pendidikan dapat mengikuti laju pertumbuhan teknologi dan merasakan beragam kemudahan dalam kegiatan pendidikan sehari-hari. Layanan Eduberkah sendiri dapat diakses 24/7 dengan implementasi super mudah serta sudah terintegrasi & terautomasi.

Disebutkan juga dalam rilis bahwa nantinya kerja sama yang dibangun bukan hanya mengintegrasikan sistem pendidikan dengan sistem perbankan saja, akan tetapi diharapkan dapat mengintegrasikan juga dengan 30 unit bisnis di bawah naungan CT Corp yang bergerak di bidang retail, e-commerce dan hospitality lainnya secara nasional.

Pengembangan fitur

Di Pintro sendiri, sudah ada 2 kategori produk, yaitu Pintro Co-brand yang memungkinkan lembaga pendidikan untuk melakukan whitelabel atau kustomisasi, serta Pintro Lite dengan fitur yang lebih terbatas. Selama dua tahun beroperasi, sudah ada puluhan ribu pengguna aktif setiap hari dari 500+ Lembaga Pendidikan nasional dari setiap tingkatan pendidikan yang tersebar di berbagai kota termasuk Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Pekanbaru, dan lainnya.

Dalam wawancara terpisah, CEO Pintro, Syarif Hidayat mengungkapkan adanya sedikit perubahan dalam prioritas pengembangan fitur/produk baru menyesuaikan kondisi pendidikan saat ini. Salah satu produk yang dikembangkan sejak tahun lalu adalah LMS (Learning Management System), diikuti dengan aplikasi tes online berbasis CBT “PintroTest” yang terintegrasi dengan modul pendaftaran murid baru, kegiatan akademik, serta pembayaran.

Produk lain yang juga sudah dikembangkan adalah “PintroConference” yang bukan hanya menawarkan video conference, namun juga terintegrasi dalam proses kegiatan pembelajaran harian dan fitur PintroTest. Selain untuk meminimalisir tindak kecurangan, fitur ini juga diklaim praktis serta terintegrasi ke sistem penilaian sehingga memungkinkan mobilisasi yang cepat dan tepat.

Selain itu, Pintro juga semakin memperkuat layanan pembayaran online dengan menambah opsi pembayaran di fitur “PintroPay” dengan LinkAja dan Jenius. Dalam fitur ini juga tersedia opsi paylater berkolaborasi dengan Kredivo.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa layanan yang menelurkan solusi sejenis, seperti Codemi yang pada akhir tahun lalu berhasil meraih pendanaan dari init-6, perusahaan investasi yang didirikan oleh Co-Founder Bukalapak, Achmad Zaki. Selain itu juga ada HarukaEDU dan RuangKerja oleh RuangGuru.

Target ke depannya

Dalam Edeech Report 2020 yang dikeluarkan DailySocial.id, disebutkan bahwa pasar e-learning global akan mencapai $325 miliar pada tahun 2025 dari $107 Miliar pada 2015. Menurut Holon IQ, pengeluaran masyarakat terkait kecanggihan teknologi dalam pendidikan akan mencapai $12,6 miliar pada 2025, yang naik dari $1,8 miliar pada 2018.

Sebagai bagian dari visi Pintro untuk terus bisa melakukan inovasi yang berkelanjutan khususnya di sektor pendidikan, ke depannya, timnya menyatakan keinginan untuk eksplorasi di luar sistem tata kelola manajemen pendidikan. CT Corp sebagai induk Bank Mega Syariah dengan ragam layanan yang ditawarkan, diharapkan dapat mempermudah Pintro untuk mengintegrasikan layanan pendidikan di sektor e-commerce, hiburan, pariwisata/perhotelan dan lainnya.

Salah satu target yang juga disampaikan terkait fitur Edumart yang saat ini masuk dalam pembahasan untuk skema komersial dan bisnis. “Harapannya bisa segera rilis di akhir tahun ini,” ujar Syarif.

Dari sisi pendanaan, hingga saat ini Pintro masih bertahan dengan sistem bootstrap. Syarif menyampaikan bahwa ada beberapa VC dari dalam dan luar negeri yang sudah mencoba membangun relasi, namun ketika itu Pintro belum fokus ke masalah pendanaan.

“Mudah-mudahan paling cepat tahun depan setelah urusan internal produk, organisasi dan bisnisnya makin matang, kami secara paralel bisa mempersiapkan proposal investasi yang lebih baik. Fundraising sendiri dibutuhkan untuk perluasan market Pintro secara nasional,” tutup Syarif.

Application Information Will Show Up Here
Pintro menawarkan SaaS manajemen sekolah siap pakai yang model bisnisnya berbasis transaksi

Fokus Digitalisasi Sekolah, Pintro Siapkan “Marketplace Lembaga Pendidikan”

Pesatnya pertumbuhan dunia digital dan teknologi telah mendorong inovasi dari berbagai sektor, tidak terkecuali sektor pendidikan. Menurut perhitungan Kemendikbud, ada 300 ribu sekolah di Indonesia dengan 45 juta siswa/i. Sementara itu, terdapat lebih dari 4 ribu universitas di Indonesia dengan 7 juta mahasiswa.

Pintro, sebagai salah satu pemain di sektor ini, mencoba memberi terobosan dengan menghadirkan sebuah “marketplace lembaga pendidikan”, khususnya transformasi pengelolaan manajemen sekolah berbasis SaaS.

Founder dan CEO Pintro Syarif Hidayat kepada DailySocial menyampaikan, “Selama lebih dari sepuluh tahun kami telah mengembangkan solusi di sektor pendidikan. Kami merasa sudah cukup matang dari sisi teknologi dan sistem, sehingga ketika harus melakukan integrasi, prosesnya akan lebih seamless.

Bentuk layanan

Sebelumnya PT Indoglobal Nusa Persada adalah perusahaan IT yang fokus pada solusi back end di lembaga pendidikan. Kurang lebih tiga tahun terakhir, mereka mulai masuk ke ranah front end. Pintro sendiri merupakan brand yang baru diperkenalkan di awal tahun 2019.

Pintro merupakan platform digital aplikasi sistem tata kelola administrasi dan manajemen lembaga pendidikan modern berbasis SaaS yang mengintegrasikan semua layanan pendidikan dalam satu dashboard. Melihat industri teknologi finansial yang semakin berkembang, mereka mencoba mengintegrasikannya dengan fitur yang tersedia di dalam platform berbentuk solusi e-payment.

Ada dua jenis produk yang ditawarkan. Yang pertama adalah co-brand, sebuah solusi all-in-one untuk memfasilitasi transformasi digital di berbagai lembaga pendidikan. Beberapa fitur andalan mereka adalah smart dashboard serta pembayaran berbasis QR Code dan multi-channel.

Saat ini mereka sudah melayani 200 sekolah, dengan skema co-branding, di lingkup pulau Jawa dan Sumatra, termasuk Al-Azhar dan ESMOD Jakarta.

“Karena birokrasi sekolah negeri yang cenderung lebih kompleks, saat ini kami baru menargetkan sekolah swasta untuk sebanyak-banyaknya bisa segera menggunakan layanan kami,” tambah Syarif.

Yang kedua adalah marketplace lembaga pendidikan yang diperkenalkan awal bulan Oktober 2019. Fitur ini bersifat gratis di depan untuk setiap lembaga pendidikan yang menggunakannya. Pintro mengenakan fee untuk setiap transaksi yang terjadi, misalnya penggunaan fitur pembayaran uang sekolah. Dibanding versi co-branding, ada beberapa fitur yang dibatasi.

Diklaim sudah ada puluhan lembaga pendidikan di sekitar Jabodetabek yang bergabung dalam platform marketplace ini dengan 3000 murid pengguna. Beberapa fitur yang telah tersedia di platform marketplace ini yaitu, e-enrollment, e-payment, e-billing, e-bookstore, e-classroom, dan e-communication.

Rencana tahun 2020

Di sisi produk, tim Pintro akan melengkapi fitur yang ada di dalam platform marketplace mereka dengan menambahkan fitur edumart serta edu-donation. Edumart sendiri akan berisi penawaran-penawaran terkait kebutuhan dunia pendidikan, bekerja sama dengan lembaga yang ada di sekolah seperti koperasi. Sementara itu e-donation adalah fitur donasi pendidikan yang bertujuan untuk membantu anak-anak yang ingin mendapatkan pendidikan lebih baik serta membangun infrastruktur pendidikan di pelosok.

Perusahaan juga telah bekerja sama dengan lembaga keuangan non-bank, seperti BFI, dalam ranah pengembangan infrastruktur lembaga  pendidikan, dan Pintek yang menyasar orang tua murid dengan kampanye “School Now, Pay Later”.

“Sehingga pada akhirnya bisa terbentuk satu ekosistem pendidikan yang saling terintegrasi,” pungkas Syarif.

Application Information Will Show Up Here