Tag Archives: piringan hitam

Penjualan Vinyl Terus Naik, Kini Industri Musik Bersiap Menyambut Format Baru, HD Vinyl

Tahukah Anda kalau penjualan vinyl (piringan hitam) terus naik dalam 12 tahun terakhir? Di tahun kemarin misalnya, total album vinyl yang terjual mencapai angka 14,32 juta berdasarkan data dari Nielsen. Dari sudut pandang lain, 14 persen album musik fisik yang terjual di tahun 2017 adalah dalam bentuk vinyl.

Singkat cerita, popularitas vinyl terus meningkat meski layanan streaming musik kini tergolong mendominasi. Dari situ sebuah startup asal Austria bernama Rebeat Innovation mencoba memikirkan cara untuk menambah daya tarik vinyl. Buah pemikiran mereka adalah format baru bernama HD vinyl.

Sama seperti di video, label “HD” di sini merupakan singkatan dari “high definition“. Menurut klaim Rebeat, HD vinyl bisa mengemas durasi musik 30 persen lebih panjang, volume 30 persen lebih keras, dan secara keseluruhan menawarkan reproduksi suara yang lebih baik ketimbang vinyl standar.

Sumber gambar: Pixabay.
Sumber gambar: Pixabay.

Rahasianya terletak pada proses pembuatan HD vinyl, di mana pertama-tama file audio bakal dikonversikan secara digital menjadi peta topografi 3D. Hasil konversinya tersebut kemudian akan diukir menggunakan laser pada semacam cetakan (stamper), sebelum akhirnya cetakan tersebut dipakai untuk membuat ‘ukiran’ pada vinyl (groove).

Rebeat percaya bahwa teknik yang telah mereka patenkan sejak tahun 2016 ini memungkinkan vinyl untuk dibuat secara lebih presisi, sekaligus lebih superior dalam mencegah hilangnya informasi audio selama proses pembuatan berlangsung. Di sisi lain, teknik ini juga mengeliminasi ketergantungan akan senyawa kimia dalam proses produksi vinyl biasanya.

Yang lebih istimewa lagi, HD vinyl tidak memerlukan pemutar khusus. Turntable yang sudah ada sekarang sudah bisa digunakan tanpa modifikasi. Namun kembali lagi, kualitas audionya pasti bakal tetap bergantung pada kelengkapan yang digunakan (turntable, speaker dll), bukan sebatas sumber audionya saja.

Lalu kapan konsumen bisa menikmati HD vinyl? Berkat pendanaan baru sebesar $4,8 juta, Rebeat cukup percaya diri bahwa album-album dalam format HD vinyl bisa beredar mulai 2019, meski sejauh ini mereka masih dalam tahap pengujian akhir.

Sumber: Pitchfork. Gambar header: Pixabay.

Love Adalah Turntable Modern untuk Pencinta Vinyl Generasi Digital

Layanan streaming boleh mendominasi industri musik, akan tetapi di luar sana masih ada banyak orang yang tidak bisa melepas kecintaannya terhadap piringan hitam alias vinyl. Alhasil, tidak sedikit turntable modern yang bermunculan dalam beberapa tahun belakangan ini.

Salah satunya adalah Love. Didapuk sebagai intelligent turntable, Love memiliki desain yang tidak umum. Ia terbagi menjadi dua komponen saja: satu merupakan pelat dasar untuk menempatkan vinyl, dan satu lagi adalah sebuah tonearm berukuran masif yang lebih mirip dekorasi ruangan ketimbang perangkat audio.

Love tidak memiliki speaker, Anda harus menyambungkannya ke speaker atau headphone via Bluetooth, Wi-Fi atau kabel 3,5 mm maupun RCA. Konektivitas wireless ini juga berperan sebagai jembatan antara Love dan smartphone. Untuk apa? Untuk memberikan fungsionalitas modern macam play/pause, skip track, kontrol volume serta untuk menampilkan album art di layar ponsel.

Sebelum memutar musik, Love akan terlebih dulu memindai vinyl untuk mengekstrak informasi album / ComingSoon Tech
Sebelum memutar musik, Love akan terlebih dulu memindai vinyl untuk mengekstrak informasi album / ComingSoon Tech

Untuk bisa menyuguhkan fungsionalitas modern tersebut, Love akan terlebih dulu memindai vinyl guna mengekstrak informasi album beserta seluruh track di dalamnya. Tidak seperti turntable biasa, di sini yang akan berputar saat musik mengalun bukanlah piringan hitamnya, melainkan Love itu sendiri yang menumpu di atas stylus.

Love dikembangkan dengan bantuan maestro desain yang sudah tidak asing lagi namanya di dunia teknologi, Yves Behar. Perangkat ini rencananya akan dipasarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter 17 hari dari sekarang. Sayangnya sejauh ini belum ada informasi terkait banderol harganya.

Sumber: The Verge dan ComingSoon Tech.

Berdesain Menawan, TRNTBL Adalah Turntable Nirkabel untuk Generasi Modern

Seiring perkembangan zaman, konektivitas nirkabel semakin dipercaya sebagai sarana pengantar audio yang efisien yang mampu mempertahankan kualitas seperti ketika menggunakan kabel. Bahkan mesin pemutar vinyl alias turntable pun dalam beberapa tahun terakhir juga hadir dalam varian nirkabel.

Salah satu yang terbaru adalah TRNTBL, sebuah turntable nirkabel dari VNYL, yang notabene merupakan perusahaan penyedia layanan berlangganan piringan hitam. Meski bukan wireless turntable yang pertama, perangkat ini masih menyimpan sejumlah fitur yang cukup menarik.

Melihat desainnya saja para kolektor vinyl mungkin sudah bisa tergiur. Wujudnya memang amat simpel, tapi tampak mewah berkat perpaduan warna hitam atau putih matte dengan aksen emas di sekujur tubuhnya.

TRNTBL mengusung desain yang simpel nan elegan / VNYL
TRNTBL mengusung desain yang simpel nan elegan / VNYL

Bertolak belakang dengan konsep desainnya yang simpel, konektivitas nirkabelnya termasuk lengkap. Selain Bluetooth, TRNTBL juga bisa menyambung via AirPlay maupun dengan sistem multi-room besutan Sonos.

Namun yang menjadi nilai jual utama TRNTBL adalah fitur identifikasi lagu ala Shazam. Jadi setiap piringan hitam yang sedang diputar, TRNTBL akan mengenali judul lagunya dan pengguna bisa membagikannya ke Spotify.

TRNTBL juga hadir dalam varian putih yang tak kalah anggun / VNYL
TRNTBL juga hadir dalam varian putih yang tak kalah anggun / VNYL

Lebih unik lagi, TRNTBL juga menawarkan fitur bertajuk Tune-In, dimana pengguna lain bisa mengikuti sesi memanjakan telinga Anda via Spotify secara real-time atau mengakses playlist yang Anda putar sejak awal. Menurut pengembangnya, fitur ini bisa dibilang seperti Periscope, tapi untuk musik bukan video.

Pre-order TRNTBL saat ini sudah dibuka di angka $351. Pemasarannya sendiri baru akan dimulai pada musim panas mendatang, dengan harga retail $420. Tentu saja perangkat ini sangat ideal digandengkan dengan layanan berlangganan milik VNYL, namun sayang pengiriman internasionalnya belum mencakup Indonesia.

Sumber: Engadget.

Audio-Technica Luncurkan Turntable Berkonektivitas Bluetooth

Dengan maraknya layanan seperti Spotify, kehadiran turntable memang menjadi kurang relevan. Tak usah sejauh itu, pemutar CD lagu saja mungkin sudah jarang sekali digunakan, apalagi pemutar piringan hitam/vinyl.

Namun dalam beberapa tahun terakhir vinyl berhasil menggaet secuil popularitasnya kembali. Minat konsumen yang meningkat membuat pabrikan-pabrikan audio jadi tertarik untuk kembali berinovasi di ranah ini.

Sebagai salah satu pemasok cartridge turntable terbesar, nama Audio-Technica di industri vinyl jelas tak bisa dipandang sebelah mata. Perusahaan asal Jepang tersebut baru-baru ini meluncurkan AT-LP60-BT, sebuah pemutar piringan hitam berbekal konektivitas Bluetooth dan tampang premium.

Yup, perangkat ini dilengkapi konektivitas nirkabel layaknya perangkat audio modern lainnya. Dengan demikian, hanya dengan menekan satu tombol saja, pengguna bisa meneruskan output suara piringan hitam menuju headphone maupun speaker favoritnya tanpa harus mengandalkan kabel.

Seandainya tidak ada headphone atau speaker Bluetooth, toh perangkat ini juga masih bisa berfungsi menggunakan kabel audio 3,5 mm standar. Ia pun turut mengemas colokan RCA, dan pengguna bisa langsung menyambungkan speaker karena ia telah dibekali phono preamp terintegrasi.

Audio-Technica AT-LP60-BT

Semua ini dikemas dalam rangka aluminium berwarna hitam, putih atau biru yang terlihat elegan. Namun untuk menekan harga jualnya, material plastik pun turut digunakan di beberapa bagian, seperti misalnya pada tombol-tombolnya.

Hal ini sekaligus menjadikan Audio-Technica AT-LP60-BT sebagai alternatif cukup terjangkau untuk para penggemar vinyl yang harus membagi budget-nya antara perangkat audio dan koleksi vinyl itu sendiri. Ia sekarang sudah dijajakan seharga $180.

Sumber: Pocket-lint.

Unik dan Elegan, Floating Record Putar Piringan Hitam Secara Vertikal

Pernah mendengar nama Gramovox? Mereka adalah startup di balik produk bernama Bluetooth Gramophone yang diperkenalkan lewat Kickstarter sekitar akhir tahun 2013 kemarin. Ide dari produk ini sejatinya adalah menggabungkan sensasi retro dengan kecanggihan teknologi modern.

Namun rupanya kecintaan mereka terhadap perangkat audio antik belum berakhir, dan mereka pun kembali ke platform crowdfunding tersebut dengan menghadirkan produk baru.

Floating Record namanya. Perangkat ini merupakan sebuah turntable yang sangat unik. Begitu uniknya, ia memutar piringan hitam atau vinyl secara vertikal, bukan horizontal seperti semua turntable yang pernah dibuat di Bumi.

Info menarik: Inventor Korea Ciptakan Record Player ‘The Planet’ Dari Lego

Hal itu berarti cartridge buatan Audio Technica AT95E yang digunakan pun diposisikan berdiri, ditopang oleh sebuah lengan elegan berbahan serat karbon. Dipadukan semuanya, Floating Record siap mengakomodasi vinyl dengan kecepatan 33 1/3 atau 45 RPM.

floating-record-02

Nama Floating Record sendiri diambil dari penampilannya ketika digunakan. Vinyl yang tengah diputar akan tampak seakan-akan sedang melayang, menciptakan kesan visual yang tak bisa disamai oleh turntable lain. Di saat yang sama, dimensinya cukup ringkas sehingga tidak memakan banyak ruang.

Soal fisik, Floating Record tampak seindah piringan hitam yang tengah diputar itu sendiri. Rangkanya terbuat dari kayu – Anda bebas memilih antara walnut yang berwarna gelap atau maple yang lebih terang – sedangkan dudukan vinyl-nya sendiri memakai bahan acrylic yang telah dipoles.

Info menarik: Qrates Ingin ‘Hidupkan’ Vinyl Kembali Lewat Metode Crowdfunding

Selain mengadopsi gaya desain yang tak biasa untuk sebuah turntable, Floating Record sebenarnya juga merupakan sebuah sistem audio yang lengkap. Di sisi kiri dan kanannya, telah tertanam sepasang speaker yang ditenagai oleh driver neodymium berukuran 2 inci. Menyokong speaker tersebut adalah sepasang amplifier Class-D berdaya 15 watt.

floating-record-03

Dengan demikian, Floating Record bisa digunakan tanpa memerlukan perangkat tambahan seperti pre-amp atau sejenisnya. Tapi kalau Anda memang lebih memilih memakai speaker andalan sendiri, Anda bisa menyambungkannya via colokan RCA di bagian belakang, atau tancapkan headphone kalau Anda benar-benar ingin menikmati musik tanpa diganggu.

Jika Anda masih punya koleksi piringan hitam dan sesekali ingin memamerkannya ke hadapan para tamu di rumah, Anda bisa memesan Floating Record melalui laman Kickstarter-nya. Satu unitnya dibanderol seharga $349, sedangkan harga retail-nya diperkirakan akan naik menjadi $449 saat kampanyenya usai nanti.

Via: Gadgetsin.

Qrates Ingin ‘Hidupkan’ Vinyl Kembali Lewat Metode Crowdfunding

Meski bisa dibilang sudah hampir ‘punah’, piringan hitam atau vinyl masih mendapat perhatian khusus dari sejumlah kelompok. Alasan mereka pun beragam, ada berpendapat kualitas suara vinyl masih di atas medium lainnya, termasuk CD, atau seperti salah satu teman saya yang beralasan sudah cinta mati dengan suara retihan (crackle) khas milik vinyl. Continue reading Qrates Ingin ‘Hidupkan’ Vinyl Kembali Lewat Metode Crowdfunding