Tag Archives: PMTHMETD

Naver Pours 2.18 Trillion Rupiah to EMTEK, Opportunity for Digital Business Synery

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTEK) announced the Capital Increase without Pre-emptive Rights (PMTHMETD) by issuing 4.75 billion new shares with a nominal value of Rp20, – per share. At the Exercise price of Rp1,954 per share, the company’s ownership sheet was purchased by Naver Crop., H Hodings Inc., and several institutions from Indonesia, including Allianz Life, Ashmore Asset Management, Manulife Aset Manajemen, Batavia Prosperindo, Elbara Perkasa, and Syailendra Capital.

The total value of this corporate action is around IDR9.29 trillion. In the release, the fundsis said to be used for investment and working capital in the company and its subsidiaries.

Specifically, Naver, as a technology giant from South Korea, has invested in the media conglomerate worth $150 million or equivalent to 2.18 trillion Rupiah. The company announced to the local media. It is interesting, because the two companies shared similar business, technology and digital media.

Naver said that this equity funding was aimed to advance the company’s operations in Southeast Asia. With the support from EMTEK, they expect to find new growth opportunities in the region, including Indonesia.

Currently, both Naver and EMTEK hold shares in Indonesia’s Bukalapak. Naver enter the list of the e-commerce unicorn investors through the Asia Growth Fund in early 2019, a managed fund initiated with Mirae Asset.

Through its investment arm, LINE Ventures, they also invest heavily in digital startups in Southeast Asia. Some of its portfolios operating in Indonesia include Grab, Carousell, iPrice, Warung Pintar, IDN Media, Zuzu, HappyFresh, and Amartha.

In his statement, Naver’s Head of Corporate Development & Investment, Lee Jung-an said that this partnership would create synergies in various areas. With a big vision to bring the business model of Asian companies to the global stage

In terms of market capitalization, EMTEK is one of the 10 largest companies in Indonesia. Its main business unit is media across multiple channels, including television, OTT platforms, and various online news outlets. Apart from Bukalapak, they also have a sizable stake in the DANA payment platform, the PropertyGuru proptech platform, and the OTA Reservasi.com. EMTEK also supports East Ventures’ managed funds, to focus on investing in Indonesia’s early stage startups.

Measuring synergy

In its home country, Naver becomes the market leader for search engine platforms. Meanwhile, there are three obvious businesses in Indonesia, LINE Messenger, Webtoon, and V Live.

LINE has the strongest user base among other units. However, its prestige has started to fade lately along with the dominance of other service users such as WhatsApp, Telegram, or Facebook Messenger. In terms of messaging application, EMTEK had its own bad experience when it started the BBM platform – which was finally shutdown in May 2019.

On the online media platform, both have quite good experience – especially when EMTEK leading the local VOD market through Vidio, at least, the application has often reached the top ranks in terms of traction in the last few months. Naver has capabilities through the Webtoon and V Live platforms which could be complementary to the existing integrated services. This is related to the advertising business which is one of the bricck and mortar of the two companies.

In addition, since 2019, Naver started to work seriously on fintech by establishing NAVER Financial. This business is in line with DANA, which continues to be promoted as an alternative to digital payments and a “super” app for various financial needs.

Meanwhile, for digital commerce, through Bukalapak, both have to think about the right steps to keep the platform at the top of the competition. Shopee with the support of Sea Group, and the Tokopedia-Gojek merger, deserves attention. Especially if you have the ambition [in the future] to bring the regional expansion business.

From the existing business model, there are some parts available for synergy between EMTEK and Naver. The birth of new services or applications from the synergy of the two companies will improve the quality of the digital media ecosystem in Indonesia amidst the ever-heating business competition.

To date, MNC Group has become EMTEK’s competitor. Apart from operating the media business, the corporation led by Hary Tanoesoedibjo has various other similar lines, including fintech and e-commerce businesses. In fact, their OTT platform is currently on the move to the US stock exchange through the SPAC channel which has recently been hotly discussed.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Naver Berinvestasi ke EMTEK

Naver Kucurkan Investasi 2,18 Triliun Rupiah ke EMTEK, Buka Peluang Sinergi Bisnis Digital

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTEK) mengumumkan telah melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan menerbitkan 4,75 miliar lembar saham baru bernominal Rp20,- per saham. Pada harga pelaksanaan Rp1.954,- per saham, lembar kepemilikan perusahaan tersebut dibeli oleh Naver Crop., H Hodings Inc., dan beberapa institusi dari Indonesia seperti Allianz Life, Ashmore Asset Management, Manulife Aset Manajemen, Batavia Prosperindo, Elbara Perkasa, dan Syailendra Capital.

Nilai yang berhasil dibukukan dari aksi korporasi ini sekitar Rp9,29 triliun. Dalam rilisnya diungkapkan, dana yang diterima perseroan akan digunakan untuk investasi dan modal kerja di perusahaan dan anak usahanya.

Secara lebih spesifik Naver selaku raksasa teknologi asal Korea Selatan memberikan investasi ke konglomerasi media tersebut senilai $150 juta atau setara 2,18 triliun Rupiah. Hal ini yang disampaikan perusahaan kepada media setempat. Menjadi menarik, karena kedua perusahaan memiliki irisan bisnis yang sama, yakni teknologi dan media digital.

Pihak Naver mengatakan, bagi mereka pendanaan ekuitas ini ditujukan untuk memperkuat operasional perusahaan di Asia Tenggara. Bersama-sama dengan kekuatan yang dimiliki EMTEK, harapannya dapat menemukan peluang pertumbuhan baru di wilayah regional, termasuk Indonesia.

Saat ini, Naver dan EMTEK sama-sama memegang saham Bukalapak di Indonesia. Naver mulai masuk ke jajaran investor unicorn e-commerce tersebut lewat Asia Growth Fund pada awal 2019, dana kelolaan yang diprakarsainya bersama Mirae Asset.

Lewat unit ventura anak perusahaannya LINE Ventures, mereka juga banyak investasi ke startup digital di Asia Tenggara. Beberapa portofolionya yang beroperasi di Indonesia termasuk Grab, Carousell, iPrice, Warung Pintar, IDN Media, Zuzu, HappyFresh, dan Amartha.

Dalam keterangannya, Head of Corporate Development & Investment Naver Lee Jung-an mengatakan bahwa kemitraan ini akan menciptakan sinergi di berbagai area. Dengan visi besarnya membawa model bisnis perusahaan Asia ke panggung global.

Ditinjau dari kapitalisasi pasar yang dimiliki, EMTEK menjadi salah satu dari 10 perusahaan paling besar di Indonesia. Unit bisnis utamanya adalah media di banyak kanal, termasuk televisi, platform OTT, dan berbagai pemberitaan online. Selain Bukalapak, mereka juga memiliki kepemilikan yang cukup besar di platform pembayaran DANA, platform proptech PropertyGuru, dan layanan OTA Reservasi.com. EMTEK turut mendukung dana kelolaan East Ventures, untuk difokuskan berinvestasi pada startup tahap awal di Indonesia.

Menakar sinergi yang akan dibentuk

Di negara asalnya Naver menjadi pemimpin pasar untuk platform mesin pencari. Sementara beberapa bisnisny di Indonesia sejauh ini yang cukup kentara ada tiga, yakni LINE Messenger, Webtoon, dan V Live.

LINE memiliki basis pengguna yang paling kuat di antara unit lainnya. Meski demikian, bisa dibilang pamornya mulai meredup pada akhir-akhir ini seiring dengan dominasi pengguna layanan lain seperti WhatsApp, Telegram, atau Facebook Messenger. Di lini aplikasi pesan, EMTEK sendiri juga memiliki pengalaman yang kurang bagus ketika menakhodai platform BBM – yang akhirnya ditutup per Mei 2019.

Di platform online media, keduanya memiliki pengalaman yang cukup baik – terlebih saat ini EMTEK tengah memimpin pasar VOD lokal melalui Vidio, setidaknya ditinjau dari traksi aplikasi mereka sering menempati peringkat teratas dalam beberapa bulan terakhir. Naver memiliki kapabilitas melalui platform Webtoon dan V Live yang bisa saja menjadi komplementer untuk layanan yang ada jika diintegrasikan. Ini juga berkaitan dengan bisnis advertising yang menjadi salah satu tulang-punggung kedua perusahaan.

Selain itu, per tahun 2019 kemarin Naver juga mulai serius menggarap fintech dengan mendirikan NAVER Financial. Bisnis ini sejalan dengan DANA yang juga terus digenjot penetrasinya sebagai alternatif pembayaran digital dan aplikasi “super” untuk berbagai kebutuhan finansial.

Sementara untuk perdagangan digital, melalui Bukalapak, keduanya memang harus memikirkan langkah jitu untuk tetap membawa platform di puncak klasemen persaingan. Shopee dengan kekuatan yang dimiliki Sea Group, plus rencana merger Tokopedia-Gojek patut menjadi perhatian. Terlebih jika memiliki ambisi [di masa mendatang] untuk membawa bisnis ekspansi regional.

Ditinjau dari model bisnis yang dimiliki, banyak irisan yang bisa disinergikan antara EMTEK dan Naver. Lahirnya layanan atau aplikasi baru dari sinergi kedua perusahaan juga akan meningkatkan kualitas ekosistem digital media di Indonesia di tengah kompetisi bisnis yang terus memanas.

Sejauh ini, MNC Group menjadi kompetitor EMTEK. Selain mengoperasikan bisnis media, korporasi yang dipimpin taipan Hary Tanoesoedibjo tersebut juga memiliki berbagai lini serupa lainnya, termasuk bisnis fintech dan e-commerce. Bahkan platform OTT mereka tengah melenggang ke bursa Amerika Serikat melalui jalur SPAC yang baru-baru ini ramai diperbincangkan.