Tag Archives: poco

kamera-xiaomi-mi-11-lite

Xiaomi Pastikan Pisah dengan Poco di Indonesia

Memasuki tahun 2022, Xiaomi ingin bersiap untuk kembali mengambil pasar smartphone, AIoT, dan perangkat pintar di Indonesia. Pencapaian yang sudah diraih sepanjang tahun 2021 di Indonesia telah menciptakan momentum bagi Xiaomi untuk tumbuh dan mendominasi pada tahun 2022. Hal ini diungkapkan oleh pihak Xiaomi Indonesia pada acara pertemuan secara online pada tanggal 7 Januari 2022 yang lalu melalui Zoom.

“Ada empat strategi utama Xiaomi untuk Indonesia pada tahun 2022 sebagai smart choice bagi Xiaomi Fans yaitu memperkuat portofolio produk high-end, menghadirkan pengalaman ritel AIoT, memastikan pemisahan merek Xiaomi dan POCO, serta memperkuat pasar regional,” kata Country DIrector Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.

Xiaomi juga menegaskan pemisahan dengan POCO yang mengumumkan diri sebagai brand independen pada bulan Januari 2021 lalu. Xiaomi dan POCO akan beroperasi dengan strategi dan pendekatan yang berbeda meskipun masih berbagi infrastruktur seperti layanan purna jual, manufaktur, serta quality control. Nantinya, Xiaomi dan POCO akan melayani pasar yang berbeda di Indonesia, di mana Xiaomi akan menyasar pada konsumen secara umum dan POCO akan menyasar pada konsumen yang lebih niche.

Status Alvin terhadap POCO Indonesia?

Selama ini kita tahu bahwa Alvin Tse berperan sebagai Head of POCO Global yang sekaligus memegang jabatan Country Director Xiaomi Indonesia. Oleh karena POCO saat ini sudah berjalan sebagai brand independen, bagaimana statu Alvin sebagai kepala POCO Global?

Alvin mengatakan bahwa saat ini Xiaomi Indonesia sudah semakin besar, di mana pada akhir 2021 ini sudah memiliki lebih dari 200 personel. Sebagai bisnis dan perusahaan besar, Xiaomi memiliki banyak pekerjaan yang masih harus dibenahi. Dari perspektif fokus dan bandwidth, maka Alvin memilih untuk menyerahkan tugasnya kepada Andi Rengreng untuk memegang POCO Indonesia.

Dalam hal apakah Xiaomi dan POCO masih berhubungan atau tidak, mereka masih menggunakan pabrik yang sama, namun dari hal pelanggan, pengalaman, produk, brand value, dan lain sebagainya, Xiaomi dan POCO sudah menempuh jalan yang berbeda. Alvin sendiri masih akan memberikan saran kepada POCO, namun beliau sudah mempercayai Andi untuk menjalankan POCO secara penuh.

Sebagai informasi saja, Alvin sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala POCO Global semenjak menjadi Country Director Xiaomi Indonesia.

POCO bukan pesaing Xiaomi dan Redmi

Saya juga sempat menanyakan apakah nantinya POCO dan Xiaomi serta Redmi akan bersaing satu sama lainnya. Dalam menanggapi pertanyaan ini, Andi langsung menjawab bahwa pasar yang disasar oleh Xiaomi dan POCO tentu berbeda. POCO lebih menyasar pada pasar yang segmented atau niche. POCO bukan untuk semua orang, namun semua orang menginginkan POCO.

Andi mengatakan bahwan POCO menghadirkan sebuah smartphone yang memiliki performa dan harga yang ekstrim di kelasnya. Oleh karena target audience-nya berbeda, jadi Xiaomi dan POCO bukannya bersaing namun saling mendukung satu sama lainnya. Redmi sendiri menyasar pada konsumen yang lebih umum.

Berbicara mengenai Redmi, kita juga sering melihat bahwa POCO sering melakukan rebranding dari perangkat Redmi menjadi POCO. Andi menanggapi hal ini dengan membedakannya dari segi varian dan tampilan desainnya dan tidak melulu dengan spesifikasinya. POCO selalu memberikan produknya sesuai dengan slogan mereka, “Extreme performance dengan extreme price“.

Poco M4 Pro 5G 1

Poco M4 Pro 5G Adalah Penerus M3 Pro 5G, dengan Chipset dan Kamera Lebih Baik

Masih ingat dengan Poco M3 Pro 5G? Ia adalah smartphone 5G terjangkau yang menempatkan dirinya sebagai ‘The Real 5G Killer‘, dirilis setengah tahun lalu dan masuk Indonesia pada akhir Juni 2021 dengan harga mulai dari Rp2,8 juta.

Kini Poco telah mengumumkan penerusnya, Poco M4 Pro 5G dan tentu saja konektivitas 5G masih menjadi salah satu sorotan utamanya. Dibanding pendahulunya, aspek performa dan kamera meningkat cukup signifikan.

Poco M4 Pro 5G kini mengandalkan chipset MediaTek Dimensity 810 dengan modem 5G terintegrasi. SoC ini dibangun menggunakan teknologi proses 6 nm, dengan CPU octa-core yang terdiri dari 2x Cortex-A76 2.4 GHz, 6x Cortex-A55 2.0 GHz, dan GPU Mali-G57 MC2.

Sebagai pembanding, Poco M3 Pro 5G ditenagai MediaTek Dimensity 700 7 nm. Sementara, konfigurasi memorinya masih sama, RAM LPDDR4X dan penyimpanan internal UFS 2.2 berkapasitas 4 GB+64 GB dan 6 GB+128 GB. Namun M4 Pro 5G didukung dynamic RAM, yang memungkinkan pengguna menambah RAM virtual hingga 5 GB.

Beralih ke kamera, sektor ini sebetulnya bukan fitur andalan Poco M4 Pro 5G. Ia hanya mengemas dua kamera, tetapi kamera utamanya mendapatkan upgrade dari sensor 48 MP menjadi 50 MP dan ditemani kamera 8 MP dengan lensa ultrawide 119 derajat.

Bagian depan, ia mengemas DotDisplay 6,6 inci FHD+ dalam aspek rasio 20:9 dan punya punch hole kecil untuk menyisipkan kamera depan 16 MP. Masih menggunakan panel IPS dengan refresh rate 90 Hz dan touch sampling rate 240 Hz. Didukung kecerahan maksimum 450 nit dan diproteksi Gorilla Glass 3.

Desain dan warna Poco yellow yang khas masih dibawanya, opsi lain ada power black dan cool blue. Bagian atas di sekitar kamera belakang ada bingkai hitam bersama label Poco berukuran cukup besar.

Peningkatan lain ialah kecepatan pengisian dayanya mencapai 33W yang dapat mengisi baterai 5.000 mAh dari 0-100% dalam waktu 59 menit. Selain itu, ia memiliki dual speaker dan X-axis linear motor yang siap memberikan pengalaman gaming imersif.

Soal harga, model dasar Poco M4 Pro 5G dengan memori 4/64GB dijual €230 atau sekitar Rp3,7 jutaan. Sementara, varian atas 6/128 GB dibanderol €250 atau Rp4,1 jutaan.

Sumber: GSMArena

Review-Xiaomi-Poco-F3-1

[Review] Xiaomi Poco F3, Performa Flagship dengan Harga Setengahnya

Smartphone besutan Xiaomi dikenal punya harga terjangkau dengan membawa spesifikasi yang tinggi di kelasnya. Termasuk Poco, namun perbedaannya dengan lini produk Xiaomi yang lain ialah Poco berfokus pada kecepatan yang nyata.

Kali ini DailySocial Gadget akan mengulas Poco F3 yang digadang-gadang sebagai flagship killer. Julukan tersebut bukan tanpa alasan, sebab smartphone 5G yang ditenagai chipset flagship Qualcomm Snapdragon 870 ini dilepas dengan harga mulai dari Rp4.999.000.

Selain itu, nilai jual utama dari Poco F3 ialah kualitas premium audio visual-nya. Ia mengemas panel AMOLED E4 6,67 inci FHD+ dengan refresh rate tinggi 120Hz dan memiliki dual speaker stereo Dolby Atmos.

Dari dua kombinasi ini saja sudah jelas, siapa yang cocok menggunakan Poco F3 yakni mereka yang mementingkan performa dan penikmat film. Untuk mencapai harga tersebut, tentunya ada beberapa fitur yang disesuaikan. Apa lebih dan kurangnya? Siamak review Xiaomi Poco F3 berikut ini.

Performa Flagship

Review-Xiaomi-Poco-F3-2

Pertama mari perjelas posisi dari Qualcomm Snapdragon 870, sebagai bagian dari Snapdragon 8 series, artinya chipset ini dirancang untuk smartphone kelas atas. Namun perlu diketahui bahwa ia tidak mengusung teknologi mutakhir seperti yang terdapat pada Snapdragon 888 dan 888+.

Snapdragon 870 dibuat dengan dasar yang sama seperti chipset flagship tahun lalu yakni Snapdragon 865 dan 865+. Diproduksi pada pabrik TSMC menggunakan proses fabrikasi 7nm, dengan CPU Kryo 585 berbasis Cortex A-77, dan GPU Adreno 650.

Perbedaannya clock speed prosesor Kryo 585 pada Snapdragon 870 telah ditingkatkan kecepatannya hingga 3,2 GHz. Naik dari 2,84 GHz pada Snapdragon 865 dan 3,1 GHz untuk Snapdragon 865+.

Selebihnya spesifikasi lainnya identik, termasuk penggunaan modem 5G Snapdragon X55 yang sudah mendukung Sub-6 dan mmWave. Serta, AI Engine generasi ke-5 dengan prosesor Hexagon 698 dan Tensor Accelerator yang menghasilkan performa 15 tera operations per second (TOPS).

Lalu, bagaimana performa smartphone Android 11 dengan MIUI 12.5 for Poco itu dalam kehidupan nyata? Seperti yang diharapkan, didukung RAM LPDDR5 hingga 8GB dan penyimpanan internal UFS3.1 hingga 256GB – Poco F3 sangat cakap dalam menangani berbagai tugas di kehidupan sehari-hari.

Mesin yang powerful untuk gaming dan pembuatan konten. Bagaimanapun Snapdragon 870 merupakan chipset Qualcomm tercepat kedua di bawah Snapdragon 888 series.

Layar AMOLED E4 6,67 inci FHD+ 120Hz

Review-Xiaomi-Poco-F3-3

Nilai jual Poco F3 selanjutnya terletak di bagian paling utama dari sebuah smartphone yakni layar. Ia mengemas panel AMOLED E4 6,67 inci FHD+ dalam aspek rasio 20:9 yang mampu menampilkan warna yang kaya dan akurat.

Bagi pecinta film, Poco F3 membawa pengalaman menonton premium ke level berikutnya. Berkat tingkat kecerahan yang diklaim mencapai 1300 nits, Anda tidak akan lagi kesulitan menonton film di luar ruangan.

Tentu saja, Poco F3 sudah mengantongi sertifikasi Widevine L1 dan HDR10+. Saya coba di Netflix, ia mendukung pemutaran video FHD HDR. Fasilitas dual speaker stereo Dolby Atmos yang imersif juga membuat pengalaman menonton semakin menyenangkan.

Biar lebih optimal lagi, Poco menyediakan fitur dua AI image engine. Pertama AI HDR enhancement yang dapat memberikan detail tambahan di area terang dan gelap saat menonton video HDR. Lalu kedua MEMC, yang memungkinkan konten video berjalan lebih mulus dengan teknik penambahan frame rate.

Layar Poco F3 juga mendukung color gamut 100% pada color space DCI-P3. Ditambah kerapatan kerapatan layar 395ppi, kegiatan kreatif seperti editing foto yang menuntut akurasi warna tinggi dapat dilakukan secara lebih presisi.

Keseimbangan warna di layar Poco F3 dapat disesuaikan lebih jauh sesuai preferensi pengguna lewat fitur color scheme. Ada empat opsi mode warna yakni auto, saturated, original color, dan advanced settings.

Bila memilih advanced settings, kita bisa mengatur color gamut ke enhanced, original, P3, dan sRGB. Juga ada adaptive color yang bila diaktifkan dapat menyesuaikan tampilan warna sesuai kondisi pencahayaan sekitar.

Buat keperluan gaming, chipset kencang yang dipadukan layar dengan refresh rate tinggi 120Hz dan touch sampling rate di angka 360Hz merupakan sebuah paket komplet. Dipastikan Poco F3 dapat menunjang skill dan performa dari sang gamer saat bermain game-game kompetitif. Di pengaturan layar, Poco menyediakan opsi pengaturan refresh rate 60Hz atau 120Hz.

Untuk melengkapi pengalaman gaming, Poco F3 dibekali motor linear sumbu-x yang memberikan umpan balik getaran yang realistis. Baterai 4.520 mAh dengan pengisian cepat 33W yang hanya butuh waktu 52 menit untuk mengisi penuh dan teknologi Liquid Cool 1.0 Plus untuk mendukung bermain game durasi panjang.

Desain Khas Kelas Menengah

Dua hal yang dikompromikan oleh Xiaomi pada Poco F3 ialah aspek desain dan kamera. Dari segi desain, ia mengemas desain tipikal smartphone kelas menengah dengan layar datar dan sensor sidik jari di samping bodi.

Desain Poco F3 sangat mirip dengan Redmi K40 dan Mi 11i. DotDisplay dengan bezel layar yang lumayan tipis dan punch hole kecil untuk kamera depan di atas bagian tengah. Sedangkan kamera belakangnya mengadopsi desain halo ring, meski susunannya berbeda dengan Mi 11 series dan cukup menonjol.

Build quality-nya bagus, meski bingkainya dari plastik tetapi yang berkualitas tinggi. Hadir dengan ketebalan 7,8 mm, bobot 196 gram, dan punya sudut-sudut yang agak membulat – Poco F3 terasa solid dalam genggaman tangan.

Bagian depan dan belakangnya juga sudah diproteksi Gorilla Glass 5. Tersedia dalam warna klasik arctic white dan night black, serta deep ocean blue yang tampil lebih unik dan menonjol seperti yang saya uji. Ketiganya memiliki finishing glossy yang mudah ditempeli noda sidik jari. Solusinya sudah disediakan Poco, cukup pakai casing pelindung bawaannya.

Untuk kelengkapan di sekeliling bodinya, tombol power dan volume ditempatkan di sisi kanan dan sisi kirinya polos. Di sisi atas ada earpiece yang berfungsi ganda sebagai speaker kedua dan IR blaster. Lalu, di bawah ada SIM tray dengan dua slot nano SIM tanpa slot microSD, port USB-C, mikrofon, dan speaker.

Kamera 48MP

Review-Xiaomi-Poco-F3-10

Ini yang membedakan Poco F3 dengan perangkat lain yang ada di pasar, ia tidak menonjolkan aspek kamera. Meski begitu bukan berarti kemampuan kamera Poco F3 sekadarnya, hanya saja konfigurasi kameranya mengalami penyesuaian.

Poco F3 mengemas tiga kamera di belakang, dengan kamera utama 48MP di bawah lensa wide 25mm f/1.8 dan mengandalkan sensor Sony IMX582 berukuran 1/2 inci dengan piksel 0,8 µm. Sebagai pembanding, kamera utama Mi 11 Lite yang dibanderol tiga jutaan saja sudah menggunakan sensor 64MP.

Seperti biasa, dengan teknologi quad-bayer 2×2, maka secara default hasilnya 12MP dengan piksel 1.6µm. Sisanya meliputi kamera ultra wide 8MP f/2.2 dengan sensor Sony IMX355, kamera macro 5MP f/2.4 menggunakan sensor Samsung S5K5E8 untuk bidikan jarak dekat 3-7 cm, dan kamera depannya 20MP f/2.5.

Untuk aplikasi kamera Poco F3, antarmukanya khas seperti perangkat MIUI. Peralihan antar mode bisa dilakukan dengan mengusap ke kiri dan kanan, dengan pintasan zoom antara ultrawide, 1x, dan 2x. Lalu, pada sisi sebrang tombol rana – ada pengaturan flash, HDR, AI, filter, Google Lens, dan opsi pengaturan lainnya.

Fitur kamera yang tersemat sangat lengkap, meliputi photo, portrait, video, dan pro. Lalu pada opsi ‘more’ ada 12 mode tambahan, meliputi night, 48MP, short video, panorama, documents, vlog, slow motion, time-lapse, dual video, movie effects, long exposure, dan clone. Berikut beberapa contoh hasil jepretan Poco F3:

Perekaman videonya mendukung hingga resolusi 4K pada 30fps dan 1080p dengan frame rate 30/60fps. Poco menjejalkan tiga mikrofon di dekat modul kamera belakang yang mampu menangkap suara sekitar 360 derajat dan mengisolasi suara untuk menghilangkan noise latar belakang.

Verdict

Review-Xiaomi-Poco-F3-11

Dari uraian di atas, sekarang kita sudah mengetahui lebih dan kurangnya Poco F3. Ia fokus pada kecepatan, chipset Snapdragon 870 tidak tanggung-tanggung dalam memberikan performa besar yang nyata. Cocok buat mereka yang mengidamkan performa gahar dengan budget terbatas, Poco F3 cuma dibanderol dengan harga setengah dari kebanyakan smartphone flagship.

Pengalaman pengguna premium juga diperoleh berkat kualitas layar AMOLED-nya, maksimal untuk menikmati hiburan – baik nonton film maupun gaming, serta mampu menunjang kegiatan pembuatan konten kreatif. Semua kelebihan itu dikemas dalam desain tipikal smartphone kelas menengah dengan layar datar dan sensor sidik jari di samping.

Namun jika fotografi sangat penting bagi Anda, Poco F3 mungkin bukan jawaban yang Anda cari – ia tidak menawarkan kemampuan kamera terbaik. Bukan jelek, fitur-fiturnya kameranya juga tetap komplet, hanya saja konfigurasi kameranya kurang mentereng. Bila memilih Poco F3 sebagai daily driver, Anda harus sedikit kompromi dengan desain dan kamera, untuk mendapatkan performa dan kualitas layar yang luar biasa.

Sparks

  • Chipset Qualcomm Snapdragon 870 yang sangat kencang
  • Layar AMOLED E4 120Hz yang kaya warna dan akurat
  • Sudah mendukung jaringan 5G
  • Harga sangat kompetitif, setengah dari smartphone flagship

Slacks

  • Desain khas kelas menengah dengan layar datar
  • Sensor sidik jari di samping
  • Konfigurasi kamera kurang mentereng

 

[Review] Poco X3 GT: Smartphone 5G Kencang Berkat Dimensity 1100

Poco, sebuah merek independen yang masih di bawah naungan Xiaomi, baru-baru ini meluncurkan sebuah smartphone yang memiliki kinerja tinggi. Selain memiliki kinerja yang tinggi, perangkat yang satu ini juga sudah memiliki kapabilitas untuk terkoneksi dengan jaringan 5G. Poco sendiri juga tidak menjual perangkat ini dengan harga yang melambung tinggi. Smartphone tersebut bernama Poco X3 GT.

Poco X3 GT merupakan perangkat pertama di Indonesia yang menggunakan chipset terbaru dari Mediatek, yaitu Dimensity 1100. Dimensity 1100 sendiri dimasukkan ke dalam chipset flagship oleh sang pembuatnya. Oleh karena itu, Poco X3 GT seharusnya memiliki kinerja yang sama dengan perangkat-perangkat flagship lainnya.

Tidak hanya SoC saja, Poco mempersenjatai X3 GT dengan beberapa peripheral lainnya yang sering ditemukan pada sebuah perangkat flagship. Layar dari Poco X3 GT sudah memiliki kemampuan refresh rate 120 Hz. Selain itu, layar tersebut juga sudah dilindungi dengan Corning Gorilla Glass Victus yang saat ini merupakan yang paling kuat. Baterainya yang berkapasitas 5000 mAh dapat diisi dengan cepat berkat charger 67 watt bawaannya.

Poco X3 GT memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Mediatek Dimensity 1100
CPU 4 x 2.6 GHz Cortex-A78 +  4x 2.0 GHz Cortex-A55
GPU ARM Mali-G77 MC9
RAM 8 GB LPDDR4x + 2 GB Memory Expansion
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6,6 inci IPS 2400 x 1080 120Hz Gorilla Glass Victus
Dimensi 163.3 x 75.9 x 8.9 mm
Bobot 193 gram
Baterai 5000 mAh 67 watt charger
Kamera 64 MP / 16 MP utama, 2 MP Macro, 8 MP Ultrawide, 16 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12.5

Untuk hasil pemindaian CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat pada gambar berikut ini

Poco X3 GT juga merupakan yang pertama dari Xiaomi yang memiliki fungsi penambah RAM. Fitur tersebut bernama Memory Extension yang dapat memperluas kapasitas RAM untuk cache sebesar 2 GB. Poco X3 GT juga sudah dilengkapi dengan NFC yang bisa digunakan untuk mengisi kartu uang elektronik. Perangkat ini juga sudah memiliki Dolby Atmos.

Unboxing

Inilah yang akan ditemukan didalam kotak paket penjualannya. Xiaomi sudah memberikan charger 67 watt langsung didalam paket penjualannya. Hal ini tentunya bakal mempercepat pengisian daya baterai dari Poco X3 GT.

Desain

Jika Poco X3 NFC dan X3 Pro memiliki desain belakang yang sama, hal tersebut tidak pada Poco X3 GT. Desain kameranya kembali diletakkan di sebelah kiri atas. Selain itu, logo Poco juga memiliki posisi yang sama dengan Redmi, yaitu di kiri bawah. Untuk warna yang saya dapatkan memiliki nama warna Cloud White.

Layar Poco X3 GT memiliki resolusi 2400×1080 pada layar dengan dimensi 6,6 inci ini serta memiliki refresh rate 120 Hz. Smartphone ini sudah menggunakan layar dengan jenis Super AMOLED dan dilindungi dengan Gorilla Glass Victus terbaru dari Corning sehingga lebih tahan terhadap goresan serta benturan. Hal tersebut menyebabkan Poco X3 GT memiliki kaca yang paling keras pada lini X3 untuk saat ini.

Pada sisi belakangnya, terdapat ruang kotak yang berisikan kamera dengan LED Flash. Kamera utama dengan 64 MP berada pada bagian atas dan LED berada persis di sebelah kanannya. Kamera ultrawide ada pada bagian tengah dari kotak ini. Kamera makro ada pada bawah.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, microphone, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power yang juga merupakan pemindai sidik jari diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker,  serta microphone utama. Slot nano SIM serta microSD (slot hibrid) terletak pada bagian kirinya.

Poco X3 GT tidak memiliki port audio 3.5 mm, sehingga pengguna diharuskan memakai converter bawaan dari USB-C ke audio. Jika kabel tersebut hilang atau tertinggal, maka pengguna hanya bisa mengandalkan earphone bluetooth atau TWS. Untungnya, Poco X3 GT sudah menggunakan Dolby Atmos sehingga suara yang dikeluarkan dari earphone menjadi lebih lengkap.

Poco X3 GT yang saya uji sudah menggunakan MIUI versi 12.5.1 versi Poco. Versi Poco tidak memiliki pilihan untuk menghilangkan app drawer-nya. Sistem operasi yang digunakan sudah memakai Android 11. Versi 12.5 sendiri sudah memiliki beberapa peningkatan yang membuatnya lebih responsif dibandingkan dengan versi 12.0.x sebelumnya.

Poco X3 GT juga membawa sebuah fitur baru untuk melegakan RAM. Fitur tersebut bernama Memory ExtensionMemory Extension akan memberikan ruang tambahan pada RAM dengan membuat ruang memori virtual pada penyimpanan internal. Hal ini akan membuat sistem menaruh beberapa cache pada memori virtual sehingga RAM-nya menjadi tidak penuh.

Fitur ini kemungkinan besar tidak akan sering digunakan untuk pemakaian sehari-hari. Kecuali Anda membuka banyak aplikasi (yang tentunya akan memboroskan baterai), maka RAM tentu akan menaruh sebagian isinya pada penyimpanan internal. Namun berhati-hatilah, karena penyimpanan internal memiliki daur penulisan yang terbatas.

Jaringan

Poco X3 GT menggunakan chipset Dimensity 1100 yang memang ditujukan untuk perangkat flagship. Oleh karena itu, perangkat ini sudah menggunakan modem yang sudah mendukung teknologi terkini, seperti Carrier Aggregation untuk 4G maupun 5G. Modem yang digunakan oleh Dimensity 1100 juga sudah mendukung semua jaringan yang ada saat ini.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 18, 19, 26, 28, 38, 40, 41, dan 42 untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk jaringan 5G, Poco X3 GT sudah mendukung bandwidth n1, n3, n28, n41, n77, n78. Sayang memang, perangkat ini belum mendukung jaringan n40 yang digunakan oleh provider seluler terbesar di Indonesia. Walaupun begitu, Poco yakin bahwa Telkomsel nantinya tidak hanya menggunakan n40 saja.

Dimensity 1100 mendukung fungsi Smart 5G Power Saving. Teknologi ini secara cerdas akan mengidentifikasi kekuatan sinyal di sekitarnya dan beralih antara 4G dan 5G tanpa jeda waktu peralihan. Hal tersebut akan menghasilkan konsumsi daya yang 30% lebih rendah dibandingkan dengan smartphone tanpa fitur Smart 5G.

Untuk konektivitas WiFi, Poco X3 GT sudah bisa terkoneksi dengan WiFi 6 atau yang dikenal dengan 802.11 AX. Hal ini menandakan bahwa perangkat ini mampu terhubung dengan jaringan 5 GHz dari sebuah router WiFi yang lebih kencang dari 802.11 AC. Kecepatannya sendiri tentunya juga lebih kencang dari WiFi pada jaringan 2.4 GHz.

Kamera: 64 MP buatan Omnivision

Kali ini, Xiaomi hanya membenamkan tiga buah kamera pada Poco X3 GT. Hal tersebut terdiri dari kamera 64 MP dengan sensor Omnivision OV64B yang memiliki filter quad bayer yang menghasilkan resolusi 16 MP. Kamera kedua adalah wideangle 8 MP yang menggunakan sensor Sony IMX 355. Terakhir adalah kamera makro dengan resolusi 2 MP.

Kamera utama yang dimiliki oleh Poco X3 GT ternyata tidak mengecewakan. Hal ini dapat dilihat pada pengambilan gambar di cahaya yang baik. Menurut saya, hasilnya akan lebih baik lagi saat AI dinyalakan, karena akan menambah sedikit kontras pada gambar. Sayangnya, saya tidak sempat menguji pada malam hari karena hujan.

Kamera ultrawide yang terpasang juga menghasilkan gambar yang cukup baik. Akan tetapi, bagian-bagian yang terkena pendaran cahaya akan menjadi cukup buram. Noise yang dihasilkan juga cukup minim di bagian-bagian yang gelap.

Untuk kamera makro, well, hanya memiliki resolusi 2 MP saja. Hasilnya juga tidak memukau. Walaupun begitu bagi mereka yang gemar mengambil gambar dengan jarak yang dekat, bisa menggunakan kamera ini.

Kamera selfie pada Poco X3 GT memiliki resolusi 16 MP yang juga menggunakan quad bayer. Pada beberapa kasus, hasilnya tidak terlalu tajam dan overexposure. Tingkat noise-nya juga cukup terlihat pada bagian-bagian yang gelap. Akan tetapi, warna yang dihasilkan cukup bagus.

Pengujian

Smartphone Android Poco X3 GT menggunakan chipset kelas flagship dari Mediatek dengan Dimensity 1100. Prosesor yang terpasang pada Dimensity 1100 terdiri dari 4 inti Cortex A78 berkecepatan 2,6 GHz pada cluster performa dan 4 inti Cortex A55 berkecepatan 2 GHz pada cluster efisien. GPU yang digunakan oleh Mediatek adalah ARM Mali-G77 MC9. Dengan spesifikasi seperti ini tentu saja akan memberikan tenaga yang kencang.

Lalu sekencang apa chipset Dimensity 1100 ini? Dua skenario tentu saja saya gunakan. Yang pertama sudah pasti untuk bermain game dan yang kedua dipakai untuk bekerja sehari-hari. Perangkat ini sendiri sudah saya gunakan selama dua minggu penuh.

Bermain: Tidak panas dan lancar

Seperti yang sudah dikatakan di atas, Dimensity 1100 menggunakan empat inti prosesor Cortex A78 yang baru di tambah GPU ARM Mali G77 MC9. Perpaduan ini tentu saja memberikan performa yang sangat baik untuk menjalankan game di lingkungan Android. Hal tersebut juga berarti bahwa pada beberapa game, akan lancar dijalankan dengan menggunakan setting yang tinggi.

Genshin Impact pada 60 fps sudah pasti menjadi benchmark saya. Poco X3 GT terbukti mampu menjalankan setting high dengan frame rate yang cukup baik. Setelah bermain selama sekitar 30 menit, saya tidak merasakan panas yang mengganggu pada tangan saya. Oleh karena itu, saya bisa katakan bahwa LiquidCool Tech 2.0 yang ada pada perangkat ini cukup berhasil.

Selanjutnya untuk PUBG Mobile, sayangnya, belum mendukung layar 120 Hz dan 90 fps pada smartphone ini. Oleh karena itu, game yang satu ini saya skip karena sudah pasti bisa dijalankan pada frame rate yang dibatasi oleh PUBG Mobile. Saya juga menjalankan game Marvel Future Revolution dan mendapatkan frame rate yang tinggi pada setting paling tinggi pula. Terakhir, saya menggunakan game 1945 AirForce untuk membuktikan bahwa layar ini bisa menjalankan game dengan frame rate 120 fps.

Dengan menggunakan aplikasi GameBench, berikut adalah hasilnya

Untuk Bekerja: Lancar

Poco X3 GT tidak hanya nyaman digunakan untuk bermain game. Akan tetapi, mereka yang menggunakan smartphone sebagai perangkat untuk memperlancar pekerjaannya juga akan merasa nyaman menggunakannya. Aplikasi Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome yang menggunakan banyak tab akan berjalan tanpa lag. Apalagi, tambahan 2 GB pada memory Extension juga cukup membantu multitasking.

Menggunakan aplikasi Office seperti WPS juga tidak akan ditemukan masalah. Selain itu, melakukan editing video untuk keperluan tugas sekolah anak juga terasa lebih cepat. Saya juga masih belum merasakan panas yang sangat mengganggu saat melakukan rendering. Hal ini membuat saya cukup nyaman saat menggunakannya.

Benchmarking

Tidak pas rasanya jika keluarga Poco X3 tidak saya hadirkan para pengujian kali ini. Oleh karena itu, saya kembali memasukkan Poco X3 NFC serta Poco X3 Pro sebagai pembanding kali ini. Hal ini tentu saja bukan untuk menentukan siapa yang buruk atau lebih bagus karena setiap perangkat sudah memiliki sasaran pasarnya sendiri.

Berikut adalah hasilnya

Uji baterai: 5000 mAh

Menguji baterai, apalagi dengan kapasitas 5000 mAh, memang akan memakan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Poco X3 GT dapat bertahan hingga 15 jam 31 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 67 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 47 menit.

Verdict

Pilihan dalam membeli sebuah smartphone pada rentang harga 4 jutaan semakin banyak. Hal tersebut dipenuhi oleh Poco yang saat ini sudah melepas brand-nya dari Xiaomi dengan Poco X3 GT. Hal ini juga menjadikan pilihan untuk mereka yang suka dengan chipset Mediatek. Dan tentunya, perangkat ini sudah mendukung jaringan 5G.

Kinerja yang dihasilkan oleh Poco X3 GT memang sangat baik pada rentang harganya. Dengan Dimensity 1100, sepertinya tidak akan ada (kecuali terkena bug) aplikasi dan game yang bakal pelan atau lag. Oleh karenanya, selain nyaman digunakan untuk bermain, perangkat ini juga cocok untuk mereka yang bekerja dengan mengandalkan smartphone. Sehingga pengguna akan nyaman bekerja di mana pun.

Kamera yang digunakan pada Poco X3 GT juga cukup bisa diandalkan. Walaupun begitu, saya masih akan melakukan editing jika ingin mencetak hasil gambarnya. Baterai yang digunakan juga memiliki daya tahan yang cukup panjang. Selain itu, pengisian dayanya juga cepat dan kurang dari 50 menit.

Poco X3 GT dijual dengan harga Rp. 4.799.000 untuk varian yang saya dapatkan, 8/256 serta Rp. 4.399.000 untuk varian 8/128. Harga seperti ini memang tergolong terjangkau jika kita membandingkannya dengan kinerja yang dimiliki. Oleh karena itu, perangkat ini pantas menyandang smartphone terjangkau untuk para gamer serta mobile worker.

Sparks

  • Gorilla Glass Victus membuat kacanya lebih tahan terhadap benturan
  • Refresh rate 120 Hz yang nyaman di mata
  • Dimensity 1100 yang kencang membuat lebih responsif
  • Daya tahan baterai yang panjang serta pengisian daya yang cepat
  • Dual 5G dan WiFi 6
  • Speaker Stereo disertai dengan Dolby Atmos
  • Harga jual yang cukup terjangkau berbanding kinerja yang diberikan

Slacks

  • Walaupun memiliki storage hingga 256 GB, namun microSD masih sering digunakan oleh konsumen Indonesia
  • Kamera makro yang kurang tajam karena hanya 2 MP
  • Kamera utama tidak memiliki OIS
  • Tidak mendukung jaringan 5G Telkomsel di N40

Mediatek Memperkenalkan Dimensity 1100, Digunakan Pertama Kali pada Poco X3 GT

Pada tanggal 19 Agustus 2021 yang lalu, Xiaomi melalui sub-brand mereka yang bernama Poco meluncurkan sebuah smartphone baru. Smartphone yang dinamakan dengan Poco X3 GT ini menggunakan sebuah chipset terbaru dari Mediatek yang sudah mendukung 5G. Chipset terbaru tersebut bernama Mediatek Dimensity 1100.

Bersama dengan Dimensity 1200, Dimensity 1100 masuk ke dalam kategori chipset flagship. Mediatek Dimensity diproduksi pada pabrik TSMC dengan proses 6 nm. Dengan prosesor Cortex A78 yang dipasangkan pada konfigurasi 4+4, membuatnya 16% lebih kencang serta 25% lebih efisien dibandingkan dengan Dimensity 1000+ yang menggunakan Cortex A77 sebagai prosesor kencangnya.

Selain menggunakan prosesor kencang, Mediatek juga meningkatkan kinerja AI multimedianya. Prosesor baru ini mampu mengambil gambar di malam hari dengan 20% lebih kencang dari pendahulunya. Chipset ini juga mampu menggunakan 3-Expo Staggered HDR yang bisa mengambil gambar lebih tajam dan lebih baik sekitar 20% dibandingkan dengan HDR biasa. Selain itu, kamera yang dipasang di atas Dimensity 1100 dan 1200 akan mampu mengambil bokeh dengan obyek manusia yang lebih dari 1 orang.

Untuk jaringan 5G, Mediatek menghadirkan teknologi True Dual 5G, di mana sebuah smartphone dengan dua SIM bisa terhubung keduanya pada jaringan terbaru tersebut. Mediatek menyebutkan bahwa kedua SIM nantinya mampu terkoneksi dengan 5G SA. Untuk konektivitas WiFi, ternyata Dimensity 1100 sudah mendukung WiFi-6 yang mampu memiliki transfer data yang kencang.

Mediatek Dimensity 1100 juga sudah mendukung HyperEngine 3.0 yang tentunya lebih baik dibandingkan yang ada pada Mediatek Helio G. Pada versi ke 3 terdapat Call & Data Concurrency 3.0, di mana pengguna tetap dapat melanjutkan permainan setelah menerima panggilan telepon. Selain itu, teknologi Super Hotspot memiliki transfer data yang lebih tinggi, namun memakan daya yang lebih rendah. SoC ini juga memiliki low latency audio generasi baru dengan 20% lebih rendah dibandingkan dengan kompetitor.

Spesifikasi dari Dimensity 1100 bisa dilihat pada tabel berikut ini

Mediatek Dimensity 1100
CPU 4 x 2.6 GHz Cortex-A78 + 4 x 2.0 GHz Cortex-A55e
RAM LPDDR4x sampai 16 GB 4266
GPU Mali-G77 MC9
Camera 32MP + 16MP,  108MP
Video Capture 3840 x 2160
Display 2520 x 1080 144 Hz
Storage UFS 3.1
Modem SA & NSA modes; SA Option2, NSA Option3 / 3a / 3x, NR TDD Band, NR FDD Band, DSS, NR DL 2CC, 200 MHz bandwidth, 4×4 MIMO, 256QAM NR UL 2CC, 2×2 MIMO, 256QAM VoNR / EPS fallback
Connectivity Wi-Fi 6 (a/b/g/n/ac/ax), Bluetooth 5.2, Multi-GNSS options, FM radio

Harga akan naik?

Saat acara berlangsung, saya mendapatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada Cedric Chang, Deputy Director Corporate Sales of Southeast Asia MediaTek. Saya menanyakan terkait dengan kenaikan harga yang diumumkan oleh TSMC untuk produksi chipset mereka sebesar 10%. Lalu bagaimana dengan Mediatek sendiri?

Cedric mengatakan bahwa memang hal ini di luar kuasa mereka. Dengan kapasitas yang terbatas, seperti high-end chipset 6nm, Mediatek kami harus berjuang untuk menambah kapasitas produksinya. Mereka pun tidak memiliki pilihan lain, karena setiap kali mendapatkan harga dari pabrik TSMC, mereka juga harus menyesuaikan harga produk nya. Tentu saja ini akan berimbas pada produk smartphone seperti Poco ke depannya.

Ini adalah tantangan yang harus dijawab oleh Mediatek Sendiri. Cedric mengatakan bahwa mereka sadar bahwa setiap pelanggan membutuhkan fasilitas yang berbeda. Oleh karena itu, mereka tidak dapat menjawab kapan MediaTek akan menaikkan harga produk chipset-nya.

Kelangkaan Chipset, apa solusi dari Mediatek?

Salah satu masalah yang dihadapi oleh semua vendor chipset adalah adanya kelangkaan pasokan. Hal ini menjadi sebuah mimpi buruk di mana produsen hanya bisa memproduksi chip dengan jumlah yang lebih sedikit. Hal ini pun berimbas dengan kenaikan harga serta kelangkaan produk. Apakah Mediatek memiliki solusinya?

Cedric mengatakan bahwa kendala dan tantangan yang disebabkan oleh pandemi berdampak pada permintaan produk mereka yang semakin tinggi. Hal itu termasuk untuk Chromebook, perangkat gaming, smartphonerouter WiFi. Pastinya, MediaTek tidak kebal akan kekurangan ini dan  merasa bahwa situasi sekarang ini membuat mereka lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan pelanggan daripada situasi-situasi sebelumnya.

Namun, jika kita melihat kembali jumlah pendapatan MediaTek dari 2019 hingga 2020, dan semester satu 2021, Cedric mengakui bahwa Mediatek dapat mengelola permintaan pelanggan dengan baik. MediaTek telah lebih berhasil dalam memenuhi permintaan pelanggan. Poco X3 GT merupakan salah satu contohnya.

Poco X3 GT Diluncurkan di Indonesia, Pertama dengan Mediatek Dimensity 1100

Sepertinya, saat ini Xiaomi selalu meluncurkan perangkat terbaru mereka di setiap bulannya. Walaupun Poco sudah merupakan merek mandiri, namun manajemennya di Indonesia masih di bawah Xiaomi Indonesia. Pada tanggal 19 Agustus 2021, mereka kembali meluncurkan sebuah smartphone yang menjadi disruptor. Perangkat tersebut adalah Poco X3 GT.

Dengan slogan Go Turbo, Poco X3 GT menjadi smartphone pertama di Indonesia yang menggunakan SoC Mediatek Dimensity 1100. Perangkat ini juga yang pertama dari Xiaomi / Poco yang sudah mendukung Memory Expansion sebesar 2 GB yang mengambil kapasitas langsung dari penyimpanan internalnya. Gorilla Glass Victus juga sudah terpasang pada smartphone yang masuk ke dalam kelas mainstream ini.

“Kami melihat bahwa POCO fans di Indonesia didominasi oleh anak muda yang gemar bermain mobile game dan menonton hiburan. Sehingga, kami yakin POCO X3 GT dapat menjadi pilihan yang sempurna,” ujar Head of Marketing POCO Indonesia, Andi Renreng. “POCO telah berhasil mengapalkan 20 juta unit smartphone secara global. Kami percaya, POCO X3 GT berperan penting dalam pertumbuhan brand ini di Tanah Air.”

Poco X3 GT sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Poco X3 GT
SoC Mediatek Dimensity 1100
CPU 4 x 2.6 GHz Cortex-A78 +  4x 2.0 GHz Cortex-A55
GPU Arm Mali-G77 MC9
RAM 8 GB LPDDR4x + 2 GB Memory Expansion
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6,6 inci IPS 2400 x 1080 120Hz Gorilla Glass Victus
Dimensi 163.3 x 75.9 x 8.9 mm
Bobot 193 gram
Baterai 5000 mAh 67 watt charger
Kamera 64 MP / 16 MP utama, 2 MP Macro, 8 MP Ultrawide, 16 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12.5

Poco Indonesia juga tidak lupa mengingatkan bahwa perangkat terbaru mereka ini sudah memiliki dua buah speaker. Selain itu, Poco X3 GT juga sudah mendukung Dolby Atmos. Untuk mengisi kartu uang elektronik, Poco X3 GT juga sudah dilengkapi dengan fitur NFC. Dan juga, Xiaomi tidak pernah lupa untuk menghadirkan sensor infra merah pada setiap smartphone-nya.

POCO menghadirkan POCO X3 GT dengan harga resmi Rp. 4.399.000,- untuk varian 8GB/128GB dan Rp. 4.799.000,- untuk varian 8GB/256GB. Kedua varian tersebut dapat dipesan secara online preorder pada tanggal 19-25 Agustus 2021. Seperti biasa jika konsumen membelinya secara online dan flash sale, harganya akan dikurangi. Kali ini, pengurangannya hingga Rp. 200.000.

5G N40, apakah didukung?

Dengan hadirnya Poco M3 Pro 5G, Xiaomi menghadirkan sebuah smartphone yang mendukung jaringan 5G yang sedang digelar saat ini. Hal tersebut adalah Telkomsel pada N40 dan Indosat pada N3. Namun yang terjadi saat ini adalah banyak perangkat 5G yang belum mendukung jaringan 5G pada band N40. Bagaimana dengan Poco X3 GT?

Setelah melihat tabel spesifikasi pada website resminya, ternyata N40 belum didukung oleh Poco X3 GT. Saya pun langsung menanyakan hal tersebut pada Poco Indonesia. Dan memang, mereka mengatakan bahwa jaringan 5G Telkomsel saat ini belum didukung pada Poco X3 GT. Hal tersebut tentu mengacu pada band N40.

Akan tetapi, mereka mengatakan nantinya Telkomsel juga bakal menggunakan band lainnya. Jadi, besar kemungkinan bahwa Telkomsel 5G nantinya akan didukung oleh Poco X3 GT. Hal tersebut tentunya tinggal menunggu waktu peresmian jaringan 5G-nya. Lagipula, saat ini 5G masih hanya ada pada titik tertentu saja.

Poco M3 Pro 5G Diluncurkan: Smartphone 5G Paling Murah

Dengan dikomersialkannya layanan 5G oleh beberapa penyedia layanan seluler, tentu saja perangkatnya harus tersedia. Akan tetapi untuk merasakan jaringan tersebut, konsumen harus merogoh kocek sekitar tiga juta rupiah untuk membeli smartphone yang sudah mendukung. Ternyata, hal tersebut yang ingin dipecahkan oleh Poco dengan meluncurkan sebuah smartphone baru pada tanggal 29 Juni 2021. Perangkat tersebut bernama Poco M3 Pro 5G.

“Indonesia telah memasuki era 5G, di mana akan semakin banyak inovasi digital bermunculan yang menandakan teknologi generasi kelima ini sudah menjadi kebutuhan wajib bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Poco menghadirkan The Real 5G Killer untuk menjangkau sebanyak mungkin masyarakat Indonesia serta memungkinkan mereka untuk merasakan teknologi 5G. Lebih dari itu, POCO M3 Pro 5G semakin menarik untuk dimiliki karena membawa fitur-fitur esensial yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini,” kata Head of Marketing POCO Indonesia, Andi Renreng.

Smartphone yang satu ini datang dengan menggunakan chipset dari Mediatek, yaitu Dimensity 700. Dengan menggunakan SoC ini, Poco pun bisa menghadirkan smartphone dengan harga yang tidak mencapai 3 juta rupiah. Spesifikasi lengkap dapat Anda lihat pada bagan berikut ini

Poco M3 Pro 5G
SoC Mediatek Dimensity 700
CPU 2× 2.2 GHz Cortex-A76+ 6× 2 GHz Cortex A-55
GPU Arm Mali-G57 MC2 950MHz
RAM 4 dan 6 GB LPDDR4x
Internal 64 dan 128 GB UFS 2.2
Layar 6,5 inci IPS 2400 x 1080 90 Hz
Dimensi 161.8 x 75.3 x 8.9 mm
Bobot 190 gram
Baterai 5000 mAh dengan pengisian 18 watt
Kamera 48 MP / 12 MP utama, 2 MP Macro, 2 MP Depth, 8 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12 POCO

Pengguna bisa langsung memakai jaringan 5G pada smartphone ini tanpa harus melakukan unlocking atau pun upgrade firmware. Sayang memang, 5G masih hanya ada dibeberapa titik saja di Jakarta sehingga belum bisa dinikmati dengan nyaman. Selain itu pada sisi layarnya, Poco M3 Pro 5G juga sudah menggunakan Gorilla Glass 3 yang membuatnya lebih tahan terhadap benturan.

Poco M3 Pro 5G akan hadir dalam dua varian RAM dan penyimpanan data, 4GB/64GB dan 6GB/128GB. Kedua varian akan tersedia dalam tiga warna yang menakjubkan: POCO Yellow, Power Black, dan Cool Blue. 4/64 GB memiliki harga Rp. 2.699.000 dan 6/128 GB akan dijual pada harga Rp. 2.999.000. Seperti biasa, pada flash sale harganya akan dipotong Rp. 100.000.

Xiaomi dan Poco Menjadi Brand Sendiri. Akan Bersaing?

Semenjak peluncuran Poco M3, Poco menjadi sebuah merek tersendiri yang terlepas dari Xiaomi. Hal ini tentu membuat anggapan bahwa keduanya akan menjadi pesaing antara satu dengan lainnya. Hal ini pun juga saya tanyakan kepada Andi. Apakah Xiaomi dan Poco akan mulai bersaing?

Andi dengan tegas mengatakan bahwa kedua merek tidak akan bersaing. Hal tersebut dikarenakan target audience-nya yang sangat berbeda. Xiaomi dengan Mi dan Redmi untuk audience yang all rounded. Poco ditujukan kepada mereka yang haus pada performa atau mereka yang game changer. Andi percaya bahwa keduanya akan saling berkolaborasi karena memang tujuan konsumen mereka berbeda.

Hilangnya Speaker Stereo dan Kamera Ultrawide, Apakah Kompensasi untuk Hadirkan Perangkat 5G Murah?

Perangkat Poco M3 Pro 5G memang memiliki harga yang menarik. Namun hal tersebut harus didapat dengan tidak hadirnya speaker stereo yang kerap hadir di perangkat Poco. Selain itu sama seperti Poco M3, perangkat ini juga tidak memiliki kamera ultrawide. Apakah hal tersebut sebagai kompensasi untuk menurunkan harga?

Setiap produk banyak sekali karakteristiknya sesuai dengan tim yang mendesainnya. Poco M3 Pro 5G mungkin tidak memiliki speaker stereo, tetapi jika dilihat dari spesifikasi lainnya masih sangat baik. Hal ini bisa dilihat dari spesifikasi yang dibawa oleh Poco M3 Pro 5G dibandingkan dengan entry level lainnya yang ada dipasaran. Secara overall, menurut Andi, Poco selalu memberikan yang tertinggi.

Hal tersebut juga ditunjukkan pada seri F yang menghadirkan Snapdragon 800 di kelas midrange. Andi juga percaya bahwa pada seri M, mereka selalu memberikan performa ekstrim. Hal tersebut juga dibanderol dengan harga yang ekstrim pula. Jadi, Andi sangat percaya dengan produk yang dikeluarkan oleh Poco.

[Review] Poco X3 Pro: Smartphone Murah untuk Bermain Game

Saat ini banyak sekali smartphone yang diklaim mampu menjalankan game-game kelas berat. Padahal, perangkat tersebut menggunakan system on chip yang bisa dikatakan dibuat untuk smartphone mainstream dan bahkan entry level. Namun berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Poco. Saat ini, Poco X3 Pro merupakan smartphone mainstream yang menggunakan chipset flagship.

Smartphone mainstream mengindikasikan bahwa Poco X3 Pro diposisikan pada rentang harga tersebut. Akan tetapi, Poco menggunakan SoC baru rasa lama dari Qualcomm yang pernah memberikan tenaga untuk smartphone-smartphone flagship. Poco pertama kalinya menggunakan SoC Snapdragon 860 pada smartphone mereka pada X3 Pro.

Snapdragon 860 merupakan saudara kembar dari Snapdragon 855+ yang pernah digunakan pada smartphone-smartphone gaming dengan harga 8 hingga 10 jutaan. Xiaomi sendiri menegaskan bahwa lini Poco memang dibuat khusus untuk memberikan performa tinggi pada harga yang terjangkau.

Jika dibandingkan dengan saudaranya, Poco X3 NFC, perangkat ini juga memiliki kemiripan dari segi desainnya. Akan tetapi jika melihat dari spesifikasinya, keduanya terlihat cukup berbeda. Ada beberapa bagian pada Poco X3 NFC, seperti kamera, yang lebih unggul dibandingkan dengan Poco X3 Pro. Namun dari segi kinerja, Poco X3 Pro memang lebih unggul.

Spesifikasi lengkap dari Poco X3 Pro yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Poco X3 Pro
SoC Snapdragon 860
CPU 1×2.96 GHz Kryo 485 Gold + 3×2.42 GHz Kryo 485 Gold + 4×1.78 GHz Kryo 485 Silver
GPU Adreno 640
RAM 8 GB LPDDR4x
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6,67 inci Super AMOLED 2400 x 1080 120 Hz
Dimensi 165.3 x 76.8 x 9.4 mm
Bobot 215 gram
Baterai 5160 mAh dengan pengisian 33 watt
Kamera 48 MP / 12 MP utama, 8 MP Ultrawide, 2 MP Macro, 2 MP Depth, 20 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12 POCO

Pemindaian yang dilakukan pada CPU-Z, AIDA 64, dan Sensor Box adalah seperti di bawah ini

Pada beberapa aplikasi, SoC yang digunakan pada Poco X3 Pro masih terdeteksi sebagai Snapdragon 855+. Keduanya memang sebenarnya kembar. Hal ini terjadi karena CPU-Z belum mengenali karakteristik dari Snapdragon 860. Sebaliknya, AIDA-64 sudah bisa mengenali SoC yang satu ini dengan akurat.

Unboxing

Inilah yang akan ditemukan pada paket penjualannya. Charger yang diberikan oleh Xiaomi pada paket penjualan Poco X3 Pro memiliki kemampuan untuk menghantarkan daya hingga 33 watt.

Desain

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, perangkat yang satu ini seperti saudara kembar dari Poco X3 NFC. Jika diletakkan bersebelahan, maka saya yakin kita tidak bisa membedakan antara keduanya karena desain kameranya sama persis, yaitu bundar berada di tengah. Logo Poco juga tertulis cukup besar pada bagian belakang bawahnya. Warna yang saya dapatkan adalah Metal Bronze.

 

Layar Poco X3 Pro memiliki resolusi 2400×1080 pada layar dengan dimensi 6,67 inci ini serta memiliki refresh rate 120 Hz. Smartphone ini sudah menggunakan layar dengan jenis Super AMOLED dan dilindungi dengan Gorilla Glass 6 sehingga lebih tahan terhadap goresan serta benturan. Hal ini lah yang membedakannya dengan X3 NFC yang masih menggunakan Gorilla Glass 5.

Pada bagian belakangnya akan ditemukan sebuah ruang bundar dengan empat buah kamera dan sebuah LED Flash. Kamera utama dengan 48 MP berada pada sisi kanan atas dan LED berada pada kiri atas. Kamera ultrawide ada pada bagian tengah dari bundaran ini. Kamera makro ada pada sebelah kiri bawah dan diseberangnya adalah depth sensor.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, microphone, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power yang juga merupakan pemindai sidik jari diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker,  port audio 3,5mm, serta microphone utama. Slot nano SIM serta microSD (slot hibrid) terletak pada bagian kirinya.

Karena kembar dengan Poco X3 NFC, X3 Pro juga memiliki masalah yang sama. Bagian belakang dari Poco X3 NFC dan X3 Pro akan bergetar cukup keras saat pengguna mendengarkan musik dengan kedua speaker-nya. Walaupun sebenarnya tidak terlalu mengganggu, namun beberapa orang akan merasa tidak suka. Menggunakan case bawaan akan sedikit meredam getaran tersebut.

Unit yang saya dapatkan sudah memakai MIUI untuk Poco versi 12.0.3. Sistem operasi yang digunakan sudah memakai Androi 11 R. Bagi pengguna Xiaomi, Anda tidak akan bingung saat menggunakannya karena MIUI untuk Xiaomi dan Poco hampir tidak ada bedanya, hanya pemilihan default untuk tema dan app drawer. Jadi, semua itu dapat diatur langsung dari setting-nya.

Jaringan

Poco X3 Pro menggunakan SoC yang ditujukan untuk perangkat pada kelas flagshipSystem on Chip ini sendiri menggunakan modem X24 yang sudah masuk dalam Catergory 20. Modem ini telah mendukung Carrier Aggregation hingga 7 koneksi. Secara teoritis, kecepatan download dari modem ini bisa mencapai hingga 2000 Mbps.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 20, 28, 38, 40, dan 41 untuk jaringan 4G. Perlu diingat bahwa perangkat ini belum bisa terkoneksi pada jaringan 5G. Modemnya sendiri sudah mendukung jaringan WiFi 5 GHz dengan 802.11ac dan tentunya akan cukup kencang saat melakukan transfer data secara nirkabel serta akan mendapatkan kecepatan tinggi saat menjelajah internet.

Kamera: 48 MP hasil trade-off SOC kencang

Alvin Tse selaku Country Director Xiaomi Indonesia selalu mengatakan bahwa dalam meramu spesifikasi, selalu ada yang diunggulkan dan juga dikorbankan (trade off). Pada Poco X3 NFC, kamera yang digunakan memiliki sensor 64 MP dan pada X3 Pro sensornya “hanya” 48 MP. Namun pada Poco X3 Pro, sensor yang terpasang adalah buatan Sony dengan IMX 582 yang tidak mendukung perekaman 4K 60 fps.

Sony IMX 582 juga memiliki fitur quad bayer. Hal ini berarti bahwa saat fitur tersebut dinyalakan, hasil tangkapan kamera akan memiliki resolusi 12 MP. Saat dimatikan, semua piksel akan mengambil gambar, sehingga hasil foto akan memiliki resolusi 48 MP. Gambarnya akan menjadi lebih besar, namun hasilnya mungkin tidak akan sebaik saat menggunakan 12 MP.

Kamera utamanya dapat menangkap gambar pada siang hari dengan apik. Warnanya cukup akurat, tingkat noise cukup rendah, dan ketajamannya yang cukup baik. Walaupun begitu, beberapa kali algoritma pengurang noise-nya sedikit menghilangkan detail gambar. Namun, trade off yang diambil Poco sepertinya tidak terlalu mengecewakan.

Kamera ultrawide pada Poco X3 Pro ternyata dapat mengambil gambar dengan cukup baik. Hasil yang tertangkap ternyata cukup tajam dan memiliki noise yang cukup rendah. Warnanya juga cukup akurat saat dibandingkan dengan aslinya. Walaupun begitu, dengan resolusi 8 MP belum tentu bisa memuaskan semua orang.

Kamera makro yang terpasang mungkin akan membuat pengguna (termasuk saya) kecewa. Dengan resolusi hanya 2 MP, mungkin hanya akan menjadi bagus pada saat ingin melihat tulisan-tulisan yang kecil. Hasil gambarnya tidak terlalu tajam dan sering melewatkan beberapa detail gambar.

 

Untuk penggemar swafoto, ternyata mengambil gambar sendiri pada Poco X3 Pro bisa cukup terpuaskan. Hal tersebut dikarenakan detail gambar yang diambil cukup baik. Akan tetapi, hasilnya terasa kurang kontras sehingga warnanya agak sedikit lebih pudar.

Pengujian

Poco X3 Pro menggunakan Snapdragon 860 yang saat ini mungkin menjadi chipset 4G terkencang. Snapdragon 860 sendiri merupakan saudara kembar dari Snapdragon 855+ yang digunakan pada beberapa smartphone gaming. Perbedaan antara keduanya hanyalah penggunaan RAM maksimal, di mana 855+ hanya mendukung hingga 12 GB dan 860 hingga 16 GB. Kinerja yang diusung juga seharusnya sama aja, asal tidak ada tweak kinerja seperti pada smartphone gaming.

Snapdragon 860 menggunakan sebuah prime core dengan kecepatan 2,96 GHz ditambah tiga prosesor Kryo 485 Gold (Cortex A76) berkecepatan 2,42 GHz serta empat inti prosesor Kryo 485 Silver (Cortex A55) berkecepatan 1,8 GHz. Hal tersebut membuat Snapdragon 860 memiliki total delapan inti prosesor. SoC ini menggunakan Adreno 640 sebagai GPU-nya.

Menguji untuk bermain

Menguji bermain game dengan perangkat yang menggunakan Snapdragon 860? Sepertinya hal ini mudah dilakukan karena SoC yang satu ini sudah terbukti pada saat kembarannya digunakan pada perangkat gaming. Jadi, hal tersebut tidak akan berubah: game yang lancar pada setting tinggi.

Banyak game yang saya uji pada saat menggunakan Poco X3 Pro. Akan tetapi, mari kita kerucutkan pada tiga buah game, yaitu Genshin Impact, PUBG Mobile, dan LifeAfter. Genshin saya pasang pada mode High 60 fps, PUBG Mobile pada HDR Extreme, dan LifeAfter pada mode Movie. Saya tidak menemukan kendala yang berarti saat bermain ketiganya dengan setting tersebut.

Berikut adalah grafik perolehan frame rate dari ketiga game tersebut. Data frame rate saya ambil dengan menggunakan aplikasi GameBench.

Rasa puas bermain pada sebuah perangkat yang memiliki harga hanya tiga jutaan, namun lancar. Jika ada beberapa kendala, coba turunkan setting ke satu level di bawahnya agar menjadi lebih lancar lagi. Sayangnya, belum banyak game yang bisa berjalan pada 120 Hz di perangkat ini.

Untuk Bekerja

Jika untuk bermain game saja sudah lancar, tentunya saat dipakai untuk bekerja juga akan lancar. Betul saja, tidak ada kendala sama sekali saat menggunakan perangkat ini untuk bekerja. Aplikasi seperti Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Facebook, serta Chrome yang menggunakan banyak tab tidak akan terasa lambat. Hal tersebut juga dikarenakan oleh spesifikasi Poco X3 Pro yang tinggi.

Saat melakukan edit video, banyak resource yang digunakan pada smartphone ini. Akan tetapi, semuanya terasa cepat saat melakukan rendering video. Tugas-tugas sekolah di rumah anak-anak saya pun juga menjadi lebih cepat dikumpulkan. Rasanya seperti menggunakan perangkat flagship.

Benchmarking

Pada pengujian kali ini, saya kembali menghadirkan Poco X3 NFC. Selain itu, saya juga menghadirkan Snapdragon 855+ dari salah satu smartphone gaming yang dinyalakan tweak-nya. Saya juga akan membandingkan dengan Snapdragon 865 sehingga akan cukup terukur bagaimana kinerja dari Poco X3 Pro ini.

Artikel ini juga membawa perdana benchmark PCMark versi 3.0 untuk Android. Dua benchmark pendahulunya juga saya ikut sertakan agar pengguna tidak bingung saat membandingkan dengan perangkat lamanya. Berikut adalah hasil benchmarking-nya

Uji baterai: 5000 mAh lebih sedikit

Pengujian baterai dari Poco X3 Pro memang memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, pengujian ini harus dilakukan pada saat saya akan tidur (he he he). Dengan SoC yang membutuhkan tenaga ekstra, refresh rate 120Hz,  dan layar FullHD+, tentunya perangkat ini akan sedikit lebih boros jika disandingkan dengan smartphone yang memiliki rentang harga yang sama.

Benar saja, saat saya mengujinya dengan menggunakan sebuah video MP4 yang diputar berulang-ulang, perangkat ini hanya bisa mencapai 11 jam 58 menit saja. Pengisian ulang pada perangkat ini menggunakan charger bawaan yang mampu mengisi 33 watt. Poco X3 Pro pun dapat diisi dalam waktu sekitar 70 menit dari 0% hingga 100%.

Verdict

Ada banyak tipe konsumen smartphone. Oleh karena itu, vendor smartphone harus benar-benar pintar dalam menyuguhkan perangkatnya kepada masing-masing pengguna. Salah satunya adalah Xiaomi yang menawarkan Poco X3 Pro kepada para gamer dan mereka yang membutuhkan sebuah smartphone yang mulus dalam bermain game namun murah.

Dengan menggunakan Snapdragon 860, membuat perangkat yang satu ini bisa melahap hampir semua game yang ada di Play Store dengan setting tertinggi. Kinerjanya sudah tidak perlu lagi dipertanyakan, apalagi untuk bekerja dan melakukan rendering video. Baterai yang terpasang juga besar sehingga bisa bertahan seharian.

Kamera yang memiliki resolusi 12 MP dan hingga 48 MP juga bisa diandalkan untuk momen sehari-hari. Perangkat ini juga sudah memiliki fitur-fitur yang lengkap seperti NFC, infra merah, speaker stereo, dan lain sebagainya. Layar 120 Hz juga akan menjadi satu hal yang membuat penggunanya merasa nyaman.

Xiaomi menjual Poco X3 Pro dengan harga Rp. 3.499.000 untuk versi 6/128 GB dan Rp. 3.999.000 untuk versi yang saya dapatkan, yaitu 8/256. Harganya akan naik Rp. 100.000 jika Anda membelinya secara offline seperti pada Mi Store. Dengan harga tersebut, Anda akan mendapatkan sebuah smartphone gaming dengan harga paling murah.

Sparks

  • Kinerja tinggi pada harga 3 jutaan
  • Responsif
  • Layar 120 Hz membuat tampilan mulus
  • Speaker stereo
  • Kamera yang walaupun hanya 48 MP, tapi bisa mengambil gambar dengan baik
  • Daya tahan baterai yang cukup baik

Slacks

  • Area kamera yang terlalu menonjol
  • Desain yang sama dengan X3 NFC
  • Bagian belakang bergetar saat memainkan musik
  • Kamera makro 2 MP yang kurang tajam

Xiaomi Kenalkan Poco M3 Versi Pro dengan 5G dan Layar 90Hz, Harga Rp3 Jutaan

Masih ingat dengan Poco M3? Smartphone entry-level yang disiapkan oleh Xiaomi pada awal tahun 2021 tersebut dibekali spesifikasi tinggi di kelasnya tetapi dengan harga terjangkau, mulai dari Rp1.799.000 ditenagai chipset Snapdragon 662.

Kini Xiaomi telah memperkenalkan versi Pro dari Poco M3 dengan konektivitas jaringan 5G. Perangkat ini ditenagai chipset lebih powerful, refresh rate layar lebih tinggi, dan desain baru.

Dapur pacu Poco M3 Pro 5G mengandalkan chipset 5G dari MediaTek yakni Dimensity 700. SoC ini dibuat pada proses pabrikasi 7nm dan punya modem 5G yang menawarkan kecepatan download hingga 2,77Gbps.

Di dalam Dimensity 700 terdapat dua core Cortex-A76 yang berjalan pada 2,2GHz, enam core Cortex-A55 pada 2GHz, serta GPU ARM Mali-G57 MC2. Sebagai pembanding, Snapdragon 662 pada Poco M3 merupakan chipset 11nm dengan empat core besarnya menggunakan Cortex-A73 dan GPU Adreno 610.

Lebih lanjut, Poco M3 Pro 5G mengusung layar IPS 6,5 inci beresolusi FHD+ dalam rasio 20:9. Panelnya memiliki refresh rate lebih tinggi, 90Hz dengan kecerahan maksimum 400 nits, dan diproteksi Corning Gorilla Glass 3.

Beralih ke belakang, Poco M3 Pro 5G punya tampilan baru dalam balutan warna Poco Yellow, Power Black, atau Cool Blue. Lis yang membingkai modul kamera belakangnya kini memanjang vertikal dan permukaan covernya punya sentuhan akhir glossy.

Konfigurasi kameranya masih identik, ada tiga unit kamera belakang dengan kamera utama 48MP, 2MP macro, dan 2MP depth, serta 8MP untuk kamera depan. Peningkatan yang dibawa Poco M3 Pro 5G ialah kini didukung Dual-LED dual-tone flash dan perekaman videonya sudah mencapai 4K 30fps.

Selain itu, Poco M3 Pro 5G sudah langsung menjalankan MIUI 12 berbasis Android 11. Kapasitas baterainya turun dari 6.000 mAh menjadi 5.000 mAh dengan fast charging 18W. Fitur lainnya meliputi sensor sidik jari di samping, infrared blaster, slot microSD, jack headphone 3.5mm (dengan radio FM), dan NFC di beberapa wilayah.

Harga Poco M3 Pro 5G dibanderol dengan harga €180 (Rp3,1 jutaan) dengan RAM 4GB LPDDR4X dan penyimpanan internal UFS 2.2 64GB. Sementara, versi memori 6GB/128GB dijual €200 (Rp3,5 jutaan). Kita nantikan saja kehadirannya di Indonesia, bulan lalu Xiaomi juga meluncuncurkan Poco X3 Pro dan Poco F3.

Sumber: GSMArena

qualcomm-snapdragon-845

Snapdragon 860 Diperkenalkan: Kembaran Snapdragon 855+

Saat ini, Xiaomi sudah mengeluarkan sebuah smartphone yang menggunakan cip terbaru dari Qualcomm. Chipset yang dimaksud adalah Snapdragon 860 yang digunakan pada Poco X3 Pro. Harga perangkat ini juga cukup terjangkau di mana hanya dijual pada harga kurang dari Rp. 4 juta.

Qualcomm dan Xiaomi pun mengadakan sebuah acara untuk memperkenalkan cip terbaru tersebut. Snapdragon 860 sendiri diposisikan berada di antara Snapdragon 855+ dan Snapdragon 865. Hal ini tentu saja membuat perangkat yang menggunakannya memiliki kinerja yang cukup tinggi.

Snapdragon 855 sendiri diluncurkan oleh Qualcomm pada tahun 2018 yang lalu. Kinerjanya sendiri sampai saat ini belum bisa ditandingi oleh saudaranya pada kelas 700 ke bawah. Apalagi Snapdragon 855+, versi dengan clock yang lebih tinggi, sampai saat ini masih merupakan salah satu chipset terkencang dan bisa dipakai untuk bermain game.

Ternyata, Snapdragon 860 masih memiliki spesifikasi yang sama dengan Snapdragon 855+. Perbedaannya adalah Snapdragon 860 memiliki dukungan untuk pemakaian RAM sampai dengan 16 GB. Jadi, Snapdragon 860 merupakan Snapdragon 855+ yang ditingkatkan kemampuan dukungan RAM-nya. Spesifikasinya bisa dilihat pada tabel di bawah ini

Snapdragon 860
Pabrikasi 7 nm
CPU 1×2.96 GHz Kryo 485 Gold + 3×2.42 GHz Kryo 485 Gold + 4×1.8 GHz Kryo 485 Silver
GPU Adreno 640
RAM 4x16bit, LPDDR4x 2133MHz hingga 16 GB
Camera Spectra 380

Single camera: 192 MP

Dual camera: 22 MP 30fps

Video Codec H.265 (HEVC), HDR10+, HLG, HDR10, H.264 (AVC), VP8, VP9
Display 4K UHD HDR 10+
Modem Snapdragon X24 LTE Cat 20
Connectivity Bluetooth 5, WiFi 6, GPS, GLONASS
Charging Quick Charge 4+

Qualcomm sendiri mengklaim bahwa Snapdragon 860 bakal menjadi chipset 4G terkencang saat ini. Walaupun begitu, kinerjanya mungkin akan sama saja saat menggunakan RAM hingga 12 GB. Apalagi pada perangkat Poco X3 Pro, RAM yang digunakan paling besar adalah 8 GB.

Dengan menggunakan basis yang sama dengan Snapdragon 855+, tentu saja Snapdragon 860 tidak akan mendapatkan fitur-fitur baru yang diperkenalkan pada Snapdragon 865. Padahal, fitur seperti update driver yang bisa langsung di-download dari aplikasi Google Play membuat perangkat yang menggunakan chipset yang mendukung menjadi lebih baik. Dan Snapdragon 860 tidak akan mendapatkan “kemewahan” tersebut.

Snapdragon 855 sendiri merupakan yang pertama dari Qualcomm yang mendukung Computer Vision untuk AI. Hal inilah yang membedakan Snapdragon seri 855 ke atas (termasuk Snapdragon 860) dibandingkan dengan Image Signal Processor yang ada pada seri 700. Fitur ini membuat kemampuan pengambilan foto bisa lebih cepat, akurat, dan fokus yang lebih baik.

Lalu apakah mereka yang sudah memiliki perangkat dengan Snapdragon 855+ perlu melakukan upgrade ke Snapdragon 860? Ya dan tidak. Anda perlu melakukan upgrade ke Snapdragon 860 jika para perangkat tersebut terdapat teknologi pendukung yang lebih baik serta menggunakan RAM 16 GB. Jika penggunaan RAM masih di bawah 16 GB, Anda tidak perlu melakukan upgrade karena spesifikasinya yang sama.